Perundagian berasal dari asal kata undagi yang mempunyai arti tenaga ahli. Hal ini didasarkan
pada kemampuan manusia praaksara yang telah ahli dalam memproses bijih logam menjadi
alat-alat perkakas mereka.
Masa ini masuk kedalam zaman pra aksara dimana manusia masih belum menemukan huruf
dan tulisan-tulisan. Oleh karena itu, para peneliti mengetahui masa perundagian ini melalui
peninggalan-peninggalan manusia purba.
Namun, masa ini terjadi setelah zaman batu dimana manusia masih menggunakan perkakas
batu seperti kapak genggam dan juga kapak perimbas.
Pada masa ini pula terjadi pembaruan beberapa ras manusia prasejarah yang menjalani
kehidupan secara berkelompok, yaitu ras austromelanesia dan ras mongoloid.
Kemampuan kelompok ini dalam menciptakan peralatan logam menjadi mula munculnya
teknologi undagi. Peralatan logam ini pun meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka
dibandingkan dengan manusia purba lain yang masih menggunakan peralatan batu.
Peternakan pada zaman ini juga telah maju, hal ini dapat dibuktikan dengan banyak ditemukan
tulang hewan seperti kerbau, kudam babi, anjing dan unggas di dalam situs-situs pemukiman.
Di bidang teknologi, pada masa perundagian juga mengalami kemajuan. Hal ini ditandai dengan
mulai diciptakannya benda yang bernilai ekonomis seperti periuk, cawan, gerabah, tembikar
dan aneka perhiasan.
Perkembangan perdagangan didorong oleh telah ditemukannya alat transportasi air yaitu
perahu bercadik. Perdagangan pada masa perundagian adalah sistem tukar menukar barang
atau barter.
Sistem kepercayaan
Masyarakat pada masa perundagian, manusia masih menganut sistem kepercayaan animisme.
Kata animisme sendiri berasal dari bahasa Latin anima, yang berarti roh. Dalam kepercayaan
animisme, manusia masih menganggap bahwa sebuah benda memiliki kekuatan supranatural
yang diisi oleh roh leluhur.