Anda di halaman 1dari 16

Tugas : Teknologi Bahan

Disusun Oleh:

Ketua kelompok : Rizky Kurniawati Safira (07232011032)


Anggota : Diana Taklim (07232011048)
: Apriyanti Muhammad (07232011001)
: Sabaria Hanafi (07232011053)
: M. Syahrial Gamtohe (07232011036)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2021/2022
Sejarah Material Dalam Konstruksi Teknik Sipil

Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalah sebuah disiplin ilmu teknik yang
mempelajari sifat material dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini
mempelajari hubungan antara struktur material dan sifatnya. Ilmu material jugamempelajari teknik
proses atau fabrikasi (pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain).

 Pengertian Material Menurut Landasan Teori

Material adalah sesuatu yang disusun atau dibuat oleh bahan (Callister & William, 2004).
Pengertian material adalah bahan baku yang diolah perusahaan industri dapat diperoleh dari
pembelian lokal, impor atau pengolahan yang dilakukan sendiri (Mulyadi, 2000). Dari beberapa
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa material adalah sebagai beberapa bahan yang
dijadikan untuk membuat suatu produk atau barang jadi yang lebih bermanfaat.

Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita selama ini ditunjukkan
dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi material. Perkembangan peradaban
kita memang terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh
manusia dari zaman kezaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman batu dan
zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi kedalam zaman perunggu dan zaman besi.
Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan mengolah material yang lebih terbatas, dimana
hanya tergantung dari ketersedian material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya :
batu, lempung, kulit hewan, tulang dan lain sebagainya.

Zaman Perunggu adalah periode perkembangan sebuah peradaban yang ditandai dengan
penggunaan teknik melebur tembaga dari hasil bumi dan membuat perunggu. Secara urut, zaman ini
berada di antara Zaman Batu dan Zaman Besi. Zaman Perunggu adalah bagian dari sistem tiga
zaman untuk masyarakat prasejarah dan terjadi setelah Zaman Neolitikum di beberapa wilayah di
dunia.
Di bawah ini adalah bukti sejarah pada zaman perunggu :

Zaman Besi merupakan zaman prasejarah ketika besi menggantikan perunggu sebagai logam utama.
Dalam arkeologi, Zaman Besi adalah suatu tahap perkembangan budaya manusia di mana
penggunaan besi untuk pembuatan alat dan senjata sangat dominan.

Di bawah ini adalah bukti sejarah pada zaman besi :

Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah yang luas, ketika manusia menciptakan alat dari batu.
Zaman batu juga bisa disebut zaman sebelum manusia mengenal logam sehingga menggunakan
batu sebagai bahan utama untuk membuat peralatan
Di bawah ini adalah bukti sejarah pada zaman batu :

Sejarah Penggunaan Material Baja Sekitar tahun 1000 SM, besi (komponen utama penyusun baja)
digunakan untuk membuat peralatan – peralatan sederhana. Material ini dibuat dalam bentuk besi
tempa, yang diperoleh dengan memanaskan bijih – bijih besi dengan menggunakan arang. Pada
awal abad ke–19, besi tuang dan besi tempa sudah mulai banyak digunakan untuk pembuatan
struktur jembatan.

Di bawah ini adalah contoh Baja :

Kemudian bahan material yang paling banyak digunakan dalam konstruksi merupakan Batu bata,
Batu bata merah atau cukup disebut ‘batu bata’ atau ‘bata merah’ adalah bahan bangunan yang
paling umum dalam sejarah peradaban manusia. Menurut ahli sejarah, bata merah sudah digunakan
sejak 7000 SM.
Di bawah ini adalah contoh Batu Bata Merah :

Perkembangannya bangunan terus berkembang sesuai dengan tingkat peradaban manusia dan
kebudayaannya. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik-teknik
bangunan maupun sarana dan prasarananya yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam
perjalanan sejaranya

Karena bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam perjalanannya,
manusia memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang
dalam membuat suatu bangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut
seperti halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan dengan bangunan. Bahkan penggunaan
trigonometri dalam matematika juga berkaitan dengan bangunan yang diduga digunakan pada
masaMesir kuno dalam membangun Piramida. Bahkan pada masa sekarang, bangunan-bangunan
berupa gedung tinggi dianggap merupakan cirri kemajuan peradaban manusia.

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana
ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat
tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat
infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu.

Kemudian setelah ditemukan bahan-bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau
benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan-bahan
alam seperti mengolah batu ankapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat
bahan-bahan bangunan dari hasil industry atau buatan manusia yang bahan-bahan bakunya diambil
dari alam, contohnya:
a.Kapur

Kapur juga termasuk bahan bangunan yang penting. Bahan ini telah dipakai sejak zaman kuno.
Orang-orang Mesir kuno memakai kapur untuk memplester bangunan. Di Indonesia,
kapurdikenalsebagaibahan ikat, dalam pembuatan tembok, pilar dan sebagainya. Sifat-sifat kapur
sebagai bahan bangunan (bahan ikat) yaitu:

1. Mempunyai sifat plastis yang baik (tidak getas)

2. Sebagai mortel, memberi kekuatan pada tembok.

3. Dapat mengeras dengan cepat dan mudah.

4. Mudah dikerjakan.

5. Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu atau bata.

Kapur dapat dipakai untuk keperluan sebagai berikut:

1. Sebagai bahan ikat pada mortel

2. Sebagai bahan ikat pada beton. Bila dipakai bersama-sama Semen Portland, sifatnya menjadi
lebih baik dan dapat mengurangi kebutuhan semen Portland.

3. Sebagai batuan jika berbentuk batu kapur.

4. Sebagai bahan pemutih.


b.Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai
2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikondioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan
subtropics umumnya dibentuk dari batu kapur. Jenis-jenis pasir :

1. Pasirurug

Digunakan untuk menambah level lantai, sebagai landasan kerja, atau urug pondasi

2. Pasir pasang
Digunakan untuk memasang bata dan plester

3. Pasir putih Bangka

Digunakan untuk campuran beton kekuatan tinggi, juga untuk plester. Tingkat
kekasarannya membuat penggunaan semen yg lebih ekonomis dan setting yang lebih cepat.

4 . Pasir beton

Digunakan untuk merekatkan batu bata, batu, memplester dinding rumah, pengecoran
dinding dan fondasi bangunan.
5. Pasir batu/sirtu

Digunakan sebagai bahan bangunan, bahan beton cor, campuran dalam pekerjaan
pengaspalan jalan dan masih banyak lagi kegunaan lainnya.

c. Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami
lignifikasi (pengayuan). Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosadan lignin
pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Salah satu kegunaan kayu adalah untuk bahan
bangunan yang dibedakan sebagai kayu struktural (memikul beban) dan non struktural (tidak
memikul beban). Baik untuk tujuan structural maupun non struktural, diperlukan dukungan data
teknis diantaranya sifat mekanis. Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan
macam penggunaannya antara lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang diperlukan data
keteguhan tekan sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data keteguhan lentur static, keteguhan
tekan sejajar
Sejarah Perkembangan Material

• Paleolitikum (40.000 - 100.000 tahun lalu) – Penggunaan batu dan tanah liat sebagai peralatan

• Mesolitikum (10.000 – 40.000 tahun lalu) – Penggunaan batu lebih lanjut sebagai patung

• Tembaga (5.000 – 10.000 tahun lalu) – Ornamen tembaga, tembikar, proses peleburan logam

• Perunggu (3.000 – 5.000 tahun lalu) – Penggunaan perunggu (Cu/Sn), kaca, peleburan besi

• Besi (1.000 – 3.000 tahun lalu) – Proses Carburizing, forging dan porselen

• Baja (100-1.000 tahun lalu) – Pengecoran baja dan meterial stainless steel

Ilmu dan Teknologi Material

• Material adalah sumber alam yang tersedia secara langsung atau tidak langsung

• Ilmu material/bahan merupakan pengetahuan dasar yang mempelajari tentang struktur, sifat dan
pengolahan bahan

• Teknologi atau sering disebut teknik (berasal dari bahasa Yunani tέχνη, techne, "seni,
keterampilan, keahlian tangan") adalah pembuatan, modifikasi, penggunaan, dan pengetahuan
tentang alat, mesin, kerajinan, sistem, dan metode organisasi, dalam rangka memecahkan masalah,
meningkatkan solusi yang sudah ada untuk masalah, mencapai tujuan, menangani input / output
hubungan diterapkan atau melakukan fungsi tertentu.
Klasifikasi Material

• Logam, bahan dasar logam (besi, tembaga, dll), baja, alloy, intermetallic compounds

• Keramik, Keramik struktural (bearing), whiteware (porselen), kaca, keramik elektronik


(kapasitor, insulator, transistor), keramik perekat kimia (semen)

• Semiconductor, material metaloid • Komposit, komposit partikulat, laminate dan fiber reinforced

Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan


manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan – perlengkapan berbasis material yang lebih
baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material – material dalam perut bumi atau dari batu
meteor, yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik di bandingkan dengan material-
material yang ada di permukaan.

Sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang ada di sekitar kita dihasilkan oleh material. Revolusi
material di mulai dari abad Batu, tembaga, perunggu, besi dan komposit adalah bukti pentingnya
material. Kemajuan pengembangan material adalah kunci pertumbuhan teknologi dan kemakmuran
ekonomi. Pada dasarnya pengetahuan dan rekayasa material berkembang selama 25-45 tahun
terakhir ini.

Alam disekitar kita terdiri dari berbagai jenis bahan (material) dan merupakan sumber potensial
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Jauh sebelum revolusi
industry manusia telah merasakan manfaat material dan menyadari bahwa pemanfaatan material
mampu mengubah peradaban manusia. Oleh karena itu, material (bahan) menjadi sangat penting
artinya dan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban. Ilmu pengetahuan
serta teknologi manusia itu sendiri.

Untuk itulah maka berbagai sumber daya alam dieksplorasi dan diolah secara besar-besaran.
Teknologi informasi berpengaruh besar terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi secara global dan
menjadikan persaingan ekonomi yang sangat ketat, sementara ketersediaan sumber daya alam akan
bahan (material) menjadi sangat terbatas, tentu saja hal ini menuntut inovasi dan efesiensi
pemanfaatan bahan alam secara optimal.
Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam – logam dalam kuantitas yang besar
semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di alam. Bijih besi yang
berkadar besi tinggi semakin jarang ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material
semakin tinggi.

Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian muncul pemikiran
untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan
efisien ini menuntut adanya penguasaan pengetahuan terhadap sifat – sifat material, kemungkinan
penggunaan material – material alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang
dapat digunakan untuk mencapai karakteristik material yang dibutuhkan.

Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia
dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna memproduksi produk – produk berbasis material
dengan sifat – sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi
proses maupun pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa
kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses
perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya.

Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi material dimana
juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan material. Perkembangan pengetahuan dan
teknologi material ini semakin meningkat secara drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang
adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis material. Pengetahuan tersebut baru
diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana kemudian memberikan kemampuan kepada
manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material.
Dari sini kemudian tercipta berbagai jenis teknologi manipulasi material, yang memberikan
kesempatan pada perkembangan yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material – material
alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk di dalamnya logam, keramik, plastik, dan serat.

Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin praktis dan nyaman akan
selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses pemanfaatan material tepat guna. Sebuah
kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe – tipe material seringkali merupakan suatu awalan atau
pioner dalam terciptanya teknologi – teknologi baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan
mengalami perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja yang murah atau
beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan mengalami kesulitan
berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material – material berbasis alumunium yang
lebih ringan. Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini, peralatan komunikasi elektronik
yang canggih tergantung pada komponen – komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor. Hal
inilah yang menjadikan penguasaan ilmu dan teknologi material merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya terus meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.

Ilmu material itu sangat penting, karena alasan pertama adalah untuk mendapatkan karakteristik dan
kualitas yang dibutuhkan dalam produksi suatu benda. Salah dua permasalahan yang terjadi  dalam
dunia engineering saat ini berkaitan dengan desain dan pemilihan material yang akan menentukan
kualitas dari benda yang akan dipakai. Desain dan pemilihan material merupakan dua hal yang
saling berkaitan. Jika desain sudah bagus namun ternyata buruk dalam pemilihan materialnya maka
hasilnya buruk juga. Itulah mengapa ahli material sangat dibutuhkan disini untuk menemukan
paduan material yang tepat berhubungan dengan desain yang sudah ada. Dalam pemilihan material,
seorang materials Engineer dituntut untuk cermat dalam pemilihan material. Alasan kedua kenapa
ilmu material itu penting adalah karena pemilihan material juga bertujuan untuk menekan biaya
produksi dari pembuatan suatu benda.

 Keterkaitan Material Dengan Teknik Sipil

Material merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan karena sangat
mempengaruhi nilai produktivitas dan biaya proyek. Material dalam pekerjaan konstruksi
mempunyai kontribusi sebesar 40-60% dari biaya proyek, sehingga secara tidak langsung
memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan proyek khususnya dalam komponen
biaya. Pada proses konstruksi, penggunaan material oleh pekerja-pekerja di lapangan dapat
menimbulkan sisa material yang cukup tinggi. (Intan, S.,dkk, 2005). Pihak-pihak yang terlibat
dalam pekerjaan konstruksi mempunyai peran penting dalam terjadinya waste material. Kajian ini
dilakukan untuk mengetahui pihak yang paling berperan dalam waste material pada pekerjaan
konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai