Anda di halaman 1dari 27

TEKNOLOGI BAHAN

BATU ALAM, AGREGAT DAN AIR

OLEH:

HERLIN RAMOS SITOMPUL

NIM D1011171075

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan industri konstruksi di indonesia semakin


berkembang pesat, baik pada pembangunan perumahan, gedung-gedung,
jembatan, bendungan, jalan raya, pelabuhan, bandara dan sebagainya.
Perkembangan ini diikuti oleh penemuan-penemuan inovasi bahan
bangunan. Untuk mendukung pembangan teknologi konstruksi yang
semakin maju diperlukan material/ bahan bangunan yang bermutu dan
berkualitas tinggi. Oleh karena itu perlu pengetahuan tentang jenis dan
karakteristik dari material/bahan konstruksi.

Sebelum kita merencanakan sebuah proyek konstruksi seringkali


ditanyakan kepada unsur – unsur yang terlibat dalam proyek konstruksi
yaitu tentang bahan apa yang akan digunakan dalam konstruksi
rancangannya. Para engineer perlu memikirkan aspek-aspek yang akan
ditimbulkan dalam pemilihan bahan konstruksi tersebut. Dan kadang kala
dengan keterbatasannya bahan konstruksi yang digunakan perlu dibuat
perubahan rancangan sehingga didapat bahan konstruksi yang pas untuk
proyek tersebut mengingat keterbatasan tadi. Sehingga dalam prakteknya
para ahli teknik sipil perlu mengetahui secara pasti bahan apa yang
digunakan dalam rancangannya. Bahan-bahan bangunan utama yang
memikul beban dan biasa digunakan pada konstruksi adalah beton. Untuk
menghasilkan beton yang baik dan mempunyai kekuatan sesuai
persyaratan konstruksi diperlukan pengetahuan tentang bahan-bahan
penyusun beton. Bahan-bahan penyusun beton terdiri dari agregat, bahan
perekat dan air. Perkembangan akhir-akhir ini penggunaan
admixture/bahan tambah untuk memperbaiki sifat beton semakin umum
digunakan. Buku ini menguaraikan tentang batu alam sebagai dasar untuk
mempelajari agregat-agregat, bahan perekat, air dan admixture.

1
Selain bahan bangunan penyusun beton, pengetahuan tentang
bahan logam/baja juga sangat diperlukan, karena untuk mengetahui
karakteristik baja yang digunakan untuk tulangan beton maupun baja
konstruksi (baja profil). Bahan bangunan yang juga akan dibahas adalah
tentang keramik, kayu dan bambu. Bahan-bahan ini sangat umum
digunakan di bidang bangunan. Oleh karena itu perlu pengetahuan tentang
bahan-bahan tersebut.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

 Mahasiswa dapat memahami pengertian teknologi bahan


 Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis bahan bangunan
 Mahasiswa dapat memahami pengertian, jenis-jenis, sifat batu alam
serta batu alam yang sering digunakan sebagai bahan bangunan
 Mahasiswa dapat memahami definisi, fungsi, jenis-jenis, kualitas dari
agregat
 Mahasiswa dapat memahami fungsi air pada pencampuran beton,
syarat air, pengujian air

1.3 MANFAAT

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

 Dapat menginformasikan pengertian teknologi bahan


 Dapat menginformasikan jenis-jenis bahan bangunan
 Dapat menginformasikan pengertian, jenis-jenis, sifat batu alam serta
batu alam yang sering digunakan sebagai bahan bangunan
 Dapat menginformasikan definisi, fungsi, jenis-jenis, kualitas dari
agregat
 Dapat menginformasikan fungsi air pada pencampuran beton, syarat
air, pengujian air

2
BAB 2

PEMBAHASAN

Teknologi Bahan Bangunan disingkat dengan Teknologi Bahan adalah


ilmu yang mempelajadi jenis-jenis, sifat-sifat, fungsi, penggunaan, dan
pengembangan bahan-bahan yang di pakai untuk konstruksi sipil.

Bahan bangunan adalah bahan-bahan yang di bakai untuk membuat


konstruksi bangunan atau bahan-bahan yang member sifat-sifat tertentu di dalam
konstruksi bangunan dengan arti yang luas. Adapulah yang mengartikan bahan
bangunan adalah semua bahan pokok maupun bahan penolong yang di perlukan
untuk membangn suatu bangunan.

Berdasarkan pengertian ini, maka bahan-bahan bangunan dapat meliputi:


 Berbagai jenis kayu dan bamboo berikut barang yang terbuat dari
padanya,seperti: Papan jadi, Plywood dan lain-lain.
 Berbagai jenis bahan galian (batu alam) seperti : Batu kapur, Tras, Tanah
liat dll.
 Bahan-bahan yang di buat dari logam seperti : Paku, Besi, lembaran seng
dll.
 Barang-barang yang memberikan sifat-sifat tertentu misalnya : isolator
panas dan suara seperti lembaran asbes, lantai karet dll.
 Barang-barang pelindung dan pewarna seperti cat.

Bahan bangunan menurut bahannya di bagi 2 golongan :


 Bahan bangunan organis : Kayu, bambu dll,
 Bahan bangunan anorganis : Batu, tanah dll.

Bahan bangunan menurut penggunaannya dibagi sebagai berikut :


 Bahan bangunan untuk konstruksi gedung,
 Bahan bangunan untuk konstruksi jalan,
 Bahan bangunan untuk instalasi listrik dan air,

3
 Bahan bangunan untuk akustik dan isolasi panas, dan
 Bahan bangunan untuk dekorasi dan interior.

Adapun pada makalah ini kami akan fokus membahas mengenai Batu
alam, Agregat, keramik bangunan

2.1 BATU ALAM

2.1.1 pengertian

Secara umum, batu merupakan material bangunan yang tersedia


secara alami di alam yang telah digunakan sejak awal peradaban manusia.
Batu tersedia dalam bentuk yang tidak teratur, sehingga dalam
penggunaannya membutuhkan proses pemotongan untuk mendapatkan
ukuran dan bentuk yang diinginkan agar dapat digunakan sebagai material
bangunan. Batu telah digunakan untuk membangun mulai dari bangunan
kecil sampai bangunan megah di seluruh penjuru dunia.

Secara geologis, batu didefinisikan sebagai suatu substansi padat


yang tercipta akibat efek dari tiga proses geologis, yaitu : pembekuan
magma, proses sedimentasi melalui penguburan, pemampatan, dan
modifikasi secara kimiawi, serta proses metamorphosis. Batuan yang
tercipta akibat proses pembekuan magma disebut batuan beku, contohnya
basalt, andesit, dan rhiolit. Batuan yang tercipta akibat proses sedimentasi
adalah batuan sedimen, contohnya adalah batu kapur. Batuan yang tercipta
akibat suhu serta tekanan yang tinggi mempengaruhi batuan yang sudah
ada, disebut batuan metamorf, contohnya marmer.

Sebagian besar batu tersusun atas mineral-mineral (Pidwirny


2006). Mineral oleh ahli geologi didefinisikan sebagai suatu padatan
anorganik yang tercipta secara alami yang memiliki struktur kristal dan
komposisi kimiawi yang beragam. Tentu saja, susunan antara unsur-unsur
penyusun mineral pada batuan di bumi sangat beragam antara suatu
mineral dengan mineral yang lainnya. Berdasarkan warnanya, mineral

4
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mineral felsik (mineral yang lebih
terang), dan mineral mafik (mineral yang lebih gelap). Mineral felsik
antara lain kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit. Mineral mafik
antara lain biotit, piroksen, amphibol dan olivine. Berikut adalah tabel
daftar unsur-unsur kimia yang paling banyak menyusun mineral pada
batuan di bumi (Harvey 1997).

Batu alam adalah : semua bahan yang menyusun kerak bumi dan
merupakan suatu agregat mineral-mineral yang telah mengeras akibat
proses secara alami seperti, membeku, pelapukan, mengendap dan adanya
proses kimia.

Unsur-unsur yang membentuk batuan yang merupakan lapisan


(kerak) luar bumi :

 Oksigen (O2) : 49,4 %


 Silisium (Si) : 25,4 %
 Aluminium (Al) : 7,5 %
 Besi ( Fe ) : 4,7 %
 Kalsium (Ca) : 3,4 %
 Natrium (Na) : 2,6 %
 Kalium (K) : 2,4 %
 Magnesium (Mg) : 2,0 %

5
2.1.2 Siklus (terbentuknya) batu alam

Gambar 1.1 siklus batuan

2.1.3 Jenis-jenis batu alam

Menurut proses kejadiannya :

 Batuan Beku, yaitu batuan alam yang terjadi karena magma


yang berasal dari inti bumi mendapat tekanan dalam keadaan
panas sekali dan keluar dalam bentuk cair ke permukaan bumi.
Karena pengaruh udara dingin, cairan ini membeku menjadi
batu. Batuan ini biasanya berupa batu gunung yang massif dan
tebal lapisannya. Akibatnya pembekuan ini, terciptalah batuan
beku. Batuan beku terdiri dari dua jenis, yaitu batuan beku
dalam dan batuan beku luar. Batuan beku dalam adalah batuan
beku yang pendinginannya berada di dalam bumi. sedangkan
batuan beku luar adalah batuan yang pendinginannya berada di
permukaan bumi. batuan beku dalam disebut juga batuan
instrusi atau platonik. Sedangkan batuan beku luar disebut

6
sebagai batuan vulkanis. Tidak semua batuan beku dapat
dipakai sebagai bagian dari konstruksi bangunan. Batuan beku
yang biasa di pakai sebagai bagian dari konstruksi rumah
seperti. Batu Andesit batu ini biasa di pakai dalam candi. Batu
ini berwarna abu- abu dan bisa dipakai sebagai pengeras jalan.
Batu Lavastone batu ini adalah batu candi yang berwarna
merah hati. Batu ini banyak ditemukan di daerah Cirebon. Batu
ini sering dipakai sebagai penghias pagar.

 Batuan Sedimen (batuan lapisan/endapan), yaitu batuan karena


pengerasan, pengaruh cuaca, terbawa arus sungai kemudian
terendapkan pada dasar sungai, danau atau laut. Contoh batuan
sedimen adalah : kapur (batu gamping), batu bara, batu karang,
dll.
 Batuan metamorf ( batuan alihan/batuan ubahan), yaitu batuan
sedimen yang terkena pengaruh panas dan tekanan yang cukup
besar sehingga terjadi perubahan pada bentuk dan komposisi.
Contoh batuan metamorf adalah : batu bara menjadi intan, batu
marmer, batu sabak, antrasit, dll.
 Batuan Robohan, yaitu semacam batuan lapisan yang terdiri
dari bermacam mineral kontak. Contoh : pasir, kerikil, batu
kali, batu cadas, batu paras, dll.

Menurut tegangannya :

 Batu lunak ( 4 kg/cm2 – 8 kg/cm2), yaitu batu alam yang


mudah digali dan dipatahkan dengan tangan. Batu ini
mengalami proses pelapukan dan banyak mengandung retakan.
 Batu sedang ( 8 kg/cm2 – 18 kg/cm2), batuan alam ini sukar
digali dengan peralatan tangan. Bagian pecahan/patahan tidak
dapat dipatahkan dengan tangan tetapi mudah dihancurkan
dengan palu.

7
 Batu keras ( 16 kg/cm2 – 50 kg/cm2), yaitu batu alam yang
hanya dapat digali dengan memakai bagan peledak. Batu ini
tidak banyak mengandung retakan.

Batu alam sendiri terbagi menjadi 3 macam yaitu batu alam


untuk konstruksi, batu alam untuk media, dan batu alam mulia.

 Batu alam untuk konstruksi adalah batu alam yang biasa


dipakai sebagai fondasi sebuah bangunan. Selain batuan ini
memiliki ciri yang kuat sehingga mampu menopang bangunan.
 Batu alam untuk media adalah batu alam yang dipakai sebagai
bagian dari interior dan eksterior sebuah bangunan. Batu alam
ini memiliki corak dan nilai seni yang tinggi.
 Batu alam mulia adalah batu alam yang biasa dipakai sebagai
perhiasan. Batu alam ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi,
serta memiliki nilai seni yang tinggi pula.

Selain itu, batu alam yang digunakan sebagai bagian dari


sebuah bangunan dibedakan menjadi tiga, yaitu batu tempel, batu
tabur atau batu sikat, dan batu bentukan.

 Batu alam tempel adalah batu alam yang berbentuk pipih.


Dalam pemakaiannya, batu alam ini ditempel di tempat yang
dinginkan. Batu alam ini biasa dijadikan hiasan dinding, atau
lantai bangunan.
 Batu tabur atau batu sikat adalh batuan yang berukuran kecil.
Batuan ini berdiameter antara 0,5 hingga 3 centimeter. Batuan
ini dipasang dengan cara di taburkan, lalu direkatkan. Batuan
ini biasa dijadikan lantai pada halaman atau hiasan koran. Di
beberapa taman, batu ini dapat dipakai sebagai terapi untuk
kaki.
 Batu bentukan adalah batu yang dibentuk sesuai kebutuhan
manusia. Batu ini dapat dibentuk menajdi meja, kursi, patung,
atau interior rumah lainnya.

8
2.1.4 Sifat fisik batu alam untuk bangunan.

Pengetahuan tentang batuan memiliki peran yang sangat


penting bagi seorang insinyur sipil dan lingkungan. Pengetahuan
mengenai batuan dapat dijadikan pedoman oleh seorang insinyur
untuk menentukan bahan atau material yang akan digunakan dalam
pekerjaan teknik sipil, seperti pembangunan gedung, pemukiman,
dan jalan, pekerjaan bangunan di air, campuran bahan bangunan,
dan sebagainya. Fungsi dan keunggulan dari masing-masing jenis
batuan ditentukan oleh sifat fisik, sifat mekanik, dan harga dari
batuan tersebut. (Agung 2004).

Ada beberapa sifat fisik batu alam untuk bangunan, antara lain :
 Mempunyai kuat tekan dan kuat lentur yang tinggi
 Keras dan tidak mudah hancur
 Daya serap air relative kecil
 Tahan terhadap pengaruh cuaca
 Tahan terhadap keausan

Batuan mempunyai kegunaan sendiri tergantung sifatnya,


misalnya:
 Batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan tidak porus
sangat baik untuk keperluan pekerjaan di laut.
 Batuan yang tidak terpengaruh oleh asam, baik untuk
digunakan didaerah industri.
 Batuan yang berat, keras, dan mempunyai daya tahan yang
besar sesuai untuk digunakan sebagai pondasi bangunan
pengeras jalan juga bahan lantai.
 Batuan yang berwarna indah dan tidak porus dapat
digunakan untuk pelapis dinding atau lantai.
 Batuan yang umumnya mempunyai berat jenis ± 2,6, baik
untuk digunakan sebagai bahan pekerjaan teknik berat.

9
2.1.5 Macam-macam batu alam yang sering digunakan sebagai bahan
bangunan.
1. granit

Gambar 1.2 batu granit

Yaitu jenis batu alam yang tersusun dan mineral-mineral kwarsa


( S yang tersusun dari mineral-mineral kwarsa (SiO2) sebanyak 20-
40%, felper-ortoklas (K ALSiO3O8) 40-70%, muskovit, atau
disebut juga MIKA patas (H.K) SLS iO4 sebanyak 5-20% jumlah
S1O2 lebih dari 65%. Ciri-ciri batu granit :

 Warnanya dapat berupa abu-abu terang dan dapat berwarna


rupa-rupa tergantung warna dari kotorannya
 Kekuatan tekan antara 1000-2500 Kg/cm2
 Berat jenis : antara 2,6-2,7 ton/m3

Penggunaanya : Berbutir halus untuk pembuatan jalan-jalan dan


jembatan-jembatan yang akan dibebani beban berat. Konstruksi
bangunan air dan konstruksi bagian luar. Berbutir kasar tugas yang
tidak begitu berat seperti : tugu kuburan, konstruksi ringan,
dekorasi, dll.

Batu granit juga sering digunakan sebagai bahan pembuat dinding,


hal ini disebabkan memiliki warna yang terang, ketahanan terhadap
cuaca dan hujan asam, dan struktur yang besar, keras, dan

10
kuat. The Great Wall of China(bangunan terpanjang, 8851,8 km)
dan The Empire State Building di New York (tinggi 381 m,
bangunan tertinggi sampai tahun 1972) merupakan contoh
bangunan fenomenal yang menggunakan batu granit sebagai
material penyusun dindingnya.

2. Batu Andesit

Gambar 1.3. batu andesit

batu ini biasa di pakai dalam candi. Batu ini berwarna abu- abu dan
bisa dipakai sebagai pengeras jalan.
3. Batu Lavastone:

Gambar 1.4. batu lavastone dan proses pengolahannya

batu ini adalah batu candi yang berwarna merah hati. Batu ini
banyak ditemukan di daerah Cirebon. Batu ini sering dipakai
sebagai penghias pagar.

11
4. Limestone (batu kapur)

Gambar 1.5 batu kapur


batu ini adalah batu yang menjadi asal mula terbentuknya batu
marmer. Batu ini memiliki tekstur yang unik, dan biasa dipakai
sebagai lantai atau perabotan rumah tangga. Batu kapur, dari
golongan batuan sedimen, memiliki keunggulan sebagai material
yang dapat digunakan untuk membuat bahan bangunan semen.
Semen dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan, salah
satunya dalam pembuatan beton. Beton terbuat dari semen yang
dicampur dengan pasir, kerikil, dan air. Selain sebagai material
pembuat bahan bangunan, batu kapur dapat juga digunakan sebagai
bahan penyususn bangunan. Batu kapur sebagai penyusun
bangunan ditemukan pada bangunan yang berdiri 5000 tahun yang
lalu dan sampai sekarang masih berdiri, yaitu pyramid di Mesir.

.
Gambar 1.6 pyramid di Mesir

12
5. Sandstone

Gambar 1.7. sandstone


batu ini memiliki tekstur yang hampir mirip dengan limestone.
Yang membedakan adalah strukturnya yang lebih keras. Di
indonesia batu ini sering disebut sebagai batu palimanan.
6. Marmer:

Gambar 1.8. batu marmer


batu ini memiliki karakter serta corak yang unik. Batu ini biasa
dipakai sebagai lantai atau hiasan rumah, sifatnya yang indah,
memiliki variasi warna dan mudah dipotong serta dipoles.
7. Templek:

Gambar 1.9. templek


batu ini sangat mudah dibentuk menjadi lempengan yang tipis.
Batu ini biasa dijadikan hiasan dinding pada taman, atau lantai

13
untuk di pinggir kolam. Batu ini sangat tipis, sehingga bisa di
tempel dimana saja.

2.2 AGREGAT

2.2.1 Definisi agregat

Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil,


pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan).
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu
pecah yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat
untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan. Atau
dapat juga didefinisikan sebagai butiran mineral alami yang
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atau
mortar. Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70 % dari
volume beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat agregat sangat
mempengaruhi sifat-sifat beton yang dihasilkan.

Menurut Puwardi, (2009), Agregat merupakan campuran


dari pasir, gravel, batu pecah, slag atau material lain dari bahan
mineral alami atau buatan. Agregat merupakan bagian terbesar dari
campuran aspal. Material agregat yang digunakan untuk konstruksi
perkerasan jalan utamanya untuk menahan beban lalu lintas.
Agregat dari bahan batuan pada umumnya masih diolah lagi
dengan mesin pemecah batu (stone crusher) sehingga didapatkan
ukuran sebagaimana dikehendaki dalam campuran. Agar dapat
digunakan sebagai campuran aspal, agregat harus lolos dari
berbagai uji yang telah ditetapkan.

Agregat merupakan komponen utama dari struktur


perkerasan perkerasan jalan, yaitu 90% – 95% agregat berdasarkan
persentase berat, atau 75 –80% agregat berdasarkan persentase
volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan
juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material
lain.

14
2.2.2 Fungsi Agregat Secara Umum

1. Menghemat penggunaan Semen Portland

2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton

3. Mengurangi susut pengerasan beton

4. Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan gradasi yang


baik maka akan didapat beton yang padat

5. Mengontrol workability atau sifat dapat dikerjakan adukan beton.


Dengan gradasi yang baik, akan diperoleh sifat beton yang mudah
untuk dikerjakan.

2.2.3 Jenis-jenis Agregat

Agregat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung asalnya,


proses terjadinya, berat jenisnya dan ukuran butirannya, yaitu :

Berdasarkan Asalnya
a. Agregat alam
Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau
penghancurannya. Jenis batuan yang baik digunakan untuk agregat
harus keras, kompak, kekal dan tidak pipih. Agregat alam terdiri
dari : (1) kerikil dan pasir alam, agregat yang berasal dari
penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Biasanya
ditemukan di sekitar sungai atau di daratan. Agregat beton alami
berasal dari pelapukan atau disintegrasi dari batuan besar, baik dari
batuan beku, sedimen maupun metamorf. Bentukya bulat tetapi
biasanya banyak tercampur dengan kotoran dan tanah liat. Oleh
karena itu jika digunakan untuk beton harus dilakukan pencucian

15
terlebih dahulu. (2) Agregat batu pecah, yaitu agregat yang terbuat
dari batu alam yang dipecah dengan ukuran tertentu.
b. Agregat Buatan
Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus
(tertentu) karena kekurangan agregat alam. Biasanya agregat
buatan adalah agregat ringan.
Contoh agregat buatan adalah : Klinker dan breeze yang
berasal dari limbah pembangkit tenaga uap, agregat yang berasal
dari tanah liat yang dibakar (leca = Lightweight Expanded Clay
Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa pembakaran arang,
hydite berasal dari tanah liat (shale) yang dibakar pada tungku
putar, lelite terbuat dari batu metamorphore atau shale yang
mengandung karbon, kemudian dipecah dan dibakar pada tungku
vertical pada suhu tinggi.

Berdasarkan Proses Terjadinya

a. Agregat Beku (igneous rock)


Agregat beku adalah agregat yang mendingin dan
membeku. Agregat beku luar (extrusive igneous rock) dibentuk
dari magma yang keluar ke permukaan bumi di saat gunung berapi
meletus, dan akibat pengaruh cuaca mengalami pendinginan dan
membeku. Umumnya agregat beku luar berbutir halus seperti batu
apung, andesit, basalt, obsidian, pumice.
Agregat beku dalam (intrusive igneous rock) dibentuk dari
magma yang tak dapat keluar ke permukaan bumi, mengalami
pendinginan dan membeku secara perlahan-lahan di dalam bumi,
dapat ditemui di permukaan bumi karena proses erosi dan atau
gerakan bumi. Agregat beku dalam umumnya bertekstur kasar
seperti : gabbro, diorit,syenit.

b. Agregat Sedimen (sedimentary rock)

16
Agregat Sedimen dapat berasal dari campuran partikel
mineral, sisa-sisa hewan dan tanaman yang mengalami
pengendapan dan pembekuan. Pada umumnya merupakan lapisan-
lapisan pada kulit bumi, hasil endapan di danau, laut, dan
sebagainya.

Berdasarkan proses pembentukan agregat sedimen dapat dibedakan


atas :

 Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses mekanik, seperti


breksi, konglomerat, batu pasir, batu lempung. Agregat ini
banyak mengandung silika.
 Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses organis, seperti
batu gamping, batu bara, opal.
 Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses kimiawi, seperti
batu gamping, garam, gips, dan flins.

c. Agregat Metamorfik (metamorphic rocks)


Agregat metamorfik adalah agregat sedimen ataupun
agregat beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat
adanya perubahan tekanan dan temperatur kulit bumi. Berdasarkan
strukturnya dapat dibedakan atas agregat metamorf yang masif
seperti marmer, kuarsit, dan agregat metamorf yang berfoliasi,
berlapis seperti batu sabak, fillit, sekis.

Berdasarkan Berat Jenisnya

a. Agregat berat

Agregat yang mempunyai berat jenis lebih dari 2,8.


Biasanya digunakan untuk beton yang terkena sinar radiasi sinar X.
Contoh agregat berat : Magnetit, butiran besi.

17
b. Agregat Normal

Agregat yang mempunyai berat jenis 2,50 – 2,70.Beton


dengan agregat normal akan memiliki berat jenis sekitar 2,3
dengan kuat tekan 15 MPa – 40 MPa. Agregat normal terdiri dari :
kerikil, pasir, batu pecah (berasal dari alam), klingker, terak dapur
tinggi (agregat buatan).

c. Agregat ringan

Agregat yang mempunyai berat jenis kurang dari 2,0.


Biasanya digunakan untuk membuat beton ringan. Terdiri dari :
batu apung, asbes, berbagai serat alam (alam), terak dapur tinggi
dg gelembung udara, perlit yang dikembangkan dengan
pembakaran, lempung bekah, dll (buatan).

Berdasarkan Ukuran Butirannya

a. Batu → agregat yang mempunyai besar butiran > 40 mm

b. Kerikil → agregat yang mempunyai besar butiran 4,8 mm – 40 mm

c. Pasir → agregat yang mempunyai besar butiran 0,15 mm – 4,8 mm

d. Debu (silt) → agregat yang mempunyai besar butiran < 0,15 mm

2.2.4 Kualitas Agregat

Agregat adalah bahan keras yang apabila dipadatkan


sehingga bersatu kuat akan membentuk struktur pokok bangunan
jalan tanpa atau dengan penambahan bahan perekat.

Kualitas dan sifat agregat menentukan kemampuannya


dalam memikul beban lalu lintas. Agregat dalam kualitas dan sifat
yang baik dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung

18
memikul beban lalu lintas dan menyebarkanya ke lapisan bawah.
Oleh karena itu agregat yang digunakan harus mempunyai kualitas
yang tinggi . Hal ini tergantung pada :

Kekerasan Agregat

Agregat harus cukup kuat menahan tumbukan, pemecahan


dan peremukan akibat beban yang diterimanya. Untuk mengetahui
kekuatan agregat ini biasanya dilakukan pengujian dan
pemeriksaan di laboratorium. Ada 2 macam pengujian kekerasan
agregat :
a. Pengujian tumbukan (impact) untuk menentukan ketahanan
agregat terhadap tumbukan. Persyaratan Bina Marga untuk
nilai impact maksimum adalah 30 %.
b. Pengujian abrasi untuk mengetahui ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan mesin Los Angeles. Persyaratan
keausan maksimum adalah 40 %.

Bentuk Butir Agregat


Agar agregat tidak mudah pecah, maka butirannya sedapat
mungkin harus mendekati bentuk kubus, selain itu karena
bentuknya persegi maka butiran – butiran tersebut akan dapat
mengunci dan akan saling mengisi dengan baik sedangkan butir
yang berbentuk pipih akan mudah patah sewaktu pemadatan dan
tidak kuat menerima beban lalu lintas yang tinggi.

Permukaan Butir Agregat


Aspal harus dapat mengikat butir-butir agregat dengan baik,
maka dibutuhkan permukaan butir agregat yang cukup kasar dan
bersih dari bahan-bahan kotoran, mikroorganisme dan bahan-bahan
yang akan mengganggu kelekatan aspal terhadap agregat.

19
Permukaan yang licin kurang memiliki daya ikat antara
butiran satu dengan yang lainnya dibandingkan dengan permukaan
yang kasar dan juga permukaan yang licin kurang mempunyai daya
ikat terhadap aspal.

Kelekatan Agregat terhadap Aspal


Pemeriksaan agregat terhadap daya lekatnya terhadap
aspal dilakukan dengan percobaan Stripping PB 020576 atau
AASHTO T182-82. Kelekatan agregat terhadap aspal dinyatakan
dalam persentase luas permukaan batuan yang tertutup aspal
terhadap seluruh permukaan luas. Nilai kelekatan agregat terhadap
aspal untuk bahan campuran dengan aspal minimum 95 %.

2.2.5 Penelitian terhadap agregat

Penelitian agregat di dunia

Profesor Teknik Sipil dan Lingkungan Dr Walaa Mogawer dari


University of Massachusetts Dartmouth untuk penelitian tentang hot
mix campuran aspal yang mengandung herpes zoster aspal daur
ulang(agregat). Penelitian ini dirancang untuk mempelajari lebih lanjut
dan mengembangkan teknologi di bidang konstruksi bahan perkerasan
dan keberlanjutan.
Konsorsium mengatakan kenaikan biaya campuran aspal telah
menjadi tantangan bagi lembaga transportasi yang umumnya
beroperasi dengan anggaran terbatas. Selain itu, produsen campuran
aspal dihadapkan dengan tantangan untuk melestarikan sumber daya
alam dan menghasilkan campuran ramah lingkungan yang hemat
biaya. Salah satu industri cara dapat mengatasi tantangan konservasi
sumber daya alam adalah dengan menggunakan bahan daur ulang
tersedia seperti herpes zoster aspal daur ulang dan reklamasi
perkerasan aspal.

20
Tujuan dari penelitian Mogawer akan menjadi mengevaluasi
hot mix campuran aspal tanaman-diproduksi yang berisi daur ulang
aspal herpes zoster untuk mengidentifikasi kritis sifat material dan
operasi pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan daur ulang aspal
herpes zoster campuran dengan kelelahan dan suhu rendah retak sifat
setara atau lebih baik dari campuran khas yang diproduksi.

Penelitian agregat di indonesia

Penelitian ini dilakukan oleh Bagus Teguh Setiawan dari


Universitas Negeri Yogyakarta, pada tanggal 08 Juni 2012. Penelitian
ini berjudul “Kajian Keausan Dan Porositas Agregat Kasar Terhadap
Kuat Tekan Beton Dengan Agregat Kasar Dari Beton Daur Ulang
Menggunakan Kerikil Dari Sungai Opak”.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh keausan dan porositas agregat kasar daur
ulang terhadap penurunan kuat tekan beton yang dihasilkan sampai
tiga kali pengulangan, serta membandingkan kuat tekan beton daur
ulang antara agregat dari sungai Opak dengan agregat dari sungai
Krasak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Kuat tekan beton yang dihasilkan dari agregat daur ulang semakin
menurun dalam setiap pengulangannya.
2) Hubungan keausan dan porositas agregat daur ulang dengan kuat
tekan beton. Pada saat nilai keausan agregat turun sebesar 15.69%
(R1), 43.03% (R2), 44.4% (R3), dengan nilai porositas agregat
kasar turun sebanyak 58.28% (R1), 52.11% (R2), dan 47.28% (R3)
kuat tekan betonnya menurun sebesar 1.25% (R1), 25.61% (R2),
dan 82.56% (R3). 3) Kuat tekan beton daur ulang dengan agregat
dari sungai Opak tidak lebih baik dari kuat tekan beton daur ulang
dengan agregat dari sungai Krasak.

Penelitian agregat lokal kaltim

21
Penelitian ini dilakukan oleh Benny Mochtar E.A. Effendi
dan Akhmadi dari Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pemakaian Pasir
Lokal Kali Moro Kaubun Kutai Timur Terhadap Kuat Tekan
Beton”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan
kesimpulan :
1. Untuk campuran proporsi agregat halus, Ex. Kaubun 30 %
dengan proporsi agregat kasar Ex.Palu 70 % dengan mutu beton
untuk K-225 didapat nilai kuat tekan beton sebesar 253,78
kg/cm2.
2. Untuk campuran proporsi agregat halus Ex. Tenggarong 30 %
dengan proporsi agregat kasar Ex.Palu 70 % dengan mutu beton
untuk K-225 didapat nilai kuat tekan beton sebesar 376,22
kg/cm2.

2.2 AIR
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan di bumi,salah satunya adalah dalam hal pembuatan
beton. Air mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembuatan
beton, karena berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sifat-sifat yang
berpengaruh adalah kemudahan pengerjaan dan penyusutan, selain itu
tujuan utama pemakaian air adalah untuk proses hidrasi, yaitu reaksi antara
semen dan air yang menghasilkan campuran keras setelah beberapa waktu
tertentu. Setelah pengecoran, air juga berfungsi untuk perawatan guna
menjamin proses pengerasan yang sempurna.

Penggunaan volume air yang berlebihan dapat beresiko


menurunkan kuat tekan beton,bleeding, susut, atau terjadinya pemisahan
agregat antara agregat kasar dan halus, namun untuk memperoleh hasil
yang lebih maksimal, proses pengecoran, pemadatan dan perawatan beton
juga harus diperhatikan.

22
Fungsi Air pada Campuran Beton

- Untuk Menciptakan reaksi kimia (proses hidrasi)

- Menciptakan workability atau kemudahan pengerjaan

Persyaratan Air

a. Air tidak boleh mengandung banyak minyak, asam, alkali, garam-


garam, bahan organis dan lain yang dapat merusak mutu beton.
- Clorida dapat menimbulkan korosi pada logam
- Sulfur dapat menimbulkan korosi pada beton dan tulangan
- Zat-zat organik dapat mempengaruhi waktu pengikatan dan
kekuatan semen
- Garam akan mengurangi kekuatan beton
b. Air yang dapat diminum boleh digunakan untuk pembuatan beton
c. Apabila ada keraguan tentang air, dianjurkan untuk membawa
contoh air tersebut ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan untuk di
test.
d. Apabila pemeriksaan air dilembaga tersebut tidak dapat dilakukan,
maka air tersebut dapat digunakan asalkan campuran semen + air
harus mempunyai kekuatan tekan paling sedikit 90 % dari kekuatan
tekan semen + air suling pada 7 dan 28 hari

Pengujian Air

Pengujian tingkat keasaman dan kebasaan

ukuran pH air 4,5 – 8,5

Pengujian bahan padat total dan bahan anorganik :

- Air sebanyak 500 mL harus diuapkan sampai kering dalam cawan yang
sudah diketahui beratnya. Cawan platina yang digunakan mempunyai
kapasitas 100 mL-200 mL. Cawan harus diisi air hampir penuh dan
diletakkan di atas penangas air.

23
- Tambahkan sisa air secara bertahap sedikit demi sedikit hingga mencapai
500 mL, cawan dan seluruh isinya harus diuapkan sampai kering,
kemudian letakkan pada oven dengan temperatur 132°C selama 1jam.

- Cawan dan isinya kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang.


Berat residu dalam gram dibagi 5 adalah persentase jumlah bahan padat
total dalam air.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari tulisan di atas dapat kita simpulkan bahwa Teknologi Bahan


Bangunan disingkat dengan Teknologi Bahan adalah ilmu yang
mempelajadi jenis-jenis, sifat-sifat, fungsi, penggunaan, dan
pengembangan bahan-bahan yang di pakai untuk konstruksi sipil. Bahan-
bahan bangunan utama yang memikul beban dan biasa digunakan pada
konstruksi adalah beton. Untuk menghasilkan beton yang baik dan
mempunyai kekuatan sesuai persyaratan konstruksi diperlukan
pengetahuan tentang bahan-bahan penyusun beton. Bahan-bahan penyusun
beton terdiri dari agregat, bahan perekat dan air. Perkembangan akhir-
akhir ini penggunaan admixture/bahan tambah untuk memperbaiki sifat
beton semakin umum digunakan. Buku ini menguaraikan tentang batu
alam sebagai dasar untuk mempelajari agregat-agregat, bahan perekat, air
dan admixture.

3.2 SARAN

Dalam proses pembuatan makalah ruang lingkup judul sangat luas,


sehingga bisa di persempit agar dalam penulisan bisa lebih fokus dan
memperdalam satu materi saja

25
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi.,M dan Amalia,2005.Teknologi Bahan 1. Jurusan Teknik Sipil Politeknik


Negeri Jakarta

http://agebaturimba.blogspot.co.id/2011/10/batu-sebagai-bahan-teknik.html
(diakses 17 maret 2017)

http://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-batu-alam (diakses 17 maret 2017)

http://putramahkotaofscout.blogspot.co.id/2013/09/teknologi-bahan-konstruksi-
batuan-alam.html (diakses 17 maret 2017)

http://www.badatanci.com/2015/01/air-dan-admixture-bahan-konstruksi.html

http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2015/03/teknologi-bahan-konstruksi.html

26

Anda mungkin juga menyukai