Anda di halaman 1dari 32

TEKNOLOGI BAHAN

“BATU ALAM, AGREGAT,AIR”

KELOMPOK 4

Alif Surya A.R 217 201 001


Yeni Febriani 217 201
Ramdani saputri 217 201
Byl Hasiyanto 217 201
Muh. Alfiqram 217 201
Tomi Irawan 217 201
Muh. Ancu 217 201
Burhan

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAKIDENDE
KONAWE
2020

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan industri konstruksi di indonesia


semakin berkembang pesat, baik pada pembangunan
perumahan, gedung-gedung, jembatan, bendungan, jalan
raya, pelabuhan, bandara dan sebagainya.Perkembangan
ini diikuti olehpenemuan-penemuan inovasi bahan
bangunan. Untuk mendukung pembangan teknologi
konstruksi yang semakin maju diperlukan material/ bahan
bangunan yang bermutu dan berkualitas tinggi. Oleh
karena itu perlu pengetahuan tentang jenis dan
karakteristik dari material/bahan konstruksi.

Sebelum kita merencanakan sebuah proyek


konstruksi seringkali ditanyakankepada unsur – unsur yang
terlibat dalam proyek konstruksi yaitu tentang bahan apa
yang akan digunakan dalam konstruksi rancangannya.
Para engineer perlu memikirkan aspek-aspek yang akan
ditimbulkan dalam pemilihan bahan konstruksi tersebut.
Dan kadang kala dengan keterbatasannya bahan
konstruksi yang digunakan perlu dibuat perubahan
rancangan sehingga didapat bahan konstruksi yang pas
untuk proyek tersebut mengingat keterbatasan tadi.
Sehingga dalam prakteknya para ahli teknik sipil perlu
mengetahui secara pasti bahan apa yang digunakan dalam
rancangannya. Bahan-bahan bangunan utama yang
memikul beban dan biasa digunakan pada konstruksi
adalah beton. Untuk menghasilkan beton yang baik dan
mempunyai kekuatan sesuai persyaratan konstruksi

2
diperlukan pengetahuan tentang bahan-bahan penyusun
beton. Bahan-bahan penyusun beton terdiri dari agregat,
bahan perekat dan air. Perkembangan akhir-akhir ini
penggunaan admixture/bahan tambah untuk memperbaiki
sifat beton semakin umum digunakan. Buku ini
menguaraikan tentang batu alam sebagai dasar untuk
mempelajari agregat-agregat, bahan perekat, air dan
admixture.

Selain bahan bangunan penyusun beton,


pengetahuan tentang bahan logam/baja juga
sangatdiperlukan, karena untuk mengetahui karakteristik
baja yang digunakan untuk tulangan beton maupun baja
konstruksi (baja profil). Bahan bangunan yang juga akan
dibahas adalah tentang keramik, kayu dan bambu. Bahan-
bahan ini sangat umum digunakan di bidang bangunan.
Oleh karena itu perlu pengetahuan tentang bahan-bahan
tersebut.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

 Mahasiswa dapat memahami pengertian teknologi


bahan
 Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis bahan
bangunan
 Mahasiswa dapat memahami pengertian, jenis-jenis,
sifat batu alam serta batu alam yang sering digunakan
sebagai bahan bangunan
 Mahasiswa dapat memahami definisi, fungsi, jenis-jenis,
kualitas dari agregat
 Mahasiswa dapat memahami fungsi air pada
pencampuran beton, syarat air, pengujian air

3
1.3 MANFAAT

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

 Dapat menginformasikan pengertian teknologi bahan


 Dapat menginformasikan jenis-jenis bahan bangunan
 Dapat menginformasikan pengertian, jenis-jenis, sifat
batu alam serta batu alam yang sering digunakan
sebagai bahan bangunan
 Dapat menginformasikan definisi, fungsi, jenis-jenis,
kualitas dari agregat
 Dapat menginformasikan fungsi air pada pencampuran
beton, syarat air, pengujian air

BAB 2

PEMBAHASAN

Teknologi Bahan Bangunan disingkat dengan Teknologi


Bahan adalah ilmu yang mempelajadi jenis-jenis, sifat-sifat,

4
fungsi, penggunaan, dan pengembangan bahan-bahan yang di
pakai untuk konstruksi sipil.

Bahan bangunan adalah bahan-bahan yang di bakai untuk


membuat konstruksi bangunan atau bahan-bahan yang member
sifat-sifat tertentu di dalam konstruksi bangunan dengan arti
yang luas. Adapulah yang mengartikan bahan bangunan adalah
semua bahan pokok maupun bahan penolong yang di perlukan
untuk membangn suatu bangunan.

Berdasarkan pengertian ini, maka bahan-bahan bangunan


dapat meliputi:
 Berbagai jenis kayu dan bamboo berikut barang yang
terbuat dari padanya,seperti: Papan jadi, Plywood dan lain-
lain.
 Berbagai jenis bahan galian (batu alam) seperti : Batu
kapur, Tras, Tanah liat dll.
 Bahan-bahan yang di buat dari logam seperti : Paku, Besi,
lembaran seng dll.
 Barang-barang yang memberikan sifat-sifat tertentu
misalnya : isolator panas dan suara seperti lembaran
asbes, lantai karet dll.
 Barang-barang pelindung dan pewarna seperti cat.

Bahan bangunan menurut bahannya di bagi 2 golongan :


 Bahan bangunan organis : Kayu, bambu dll,
 Bahan bangunan anorganis : Batu, tanah dll.

Bahan bangunan menurut penggunaannya dibagi sebagai


berikut :
 Bahan bangunan untuk konstruksi gedung,
 Bahan bangunan untuk konstruksi jalan,

5
 Bahan bangunan untuk instalasi listrik dan air,
 Bahan bangunan untuk akustik dan isolasi panas, dan
 Bahan bangunan untuk dekorasi dan interior.

Adapun pada makalah ini kami akan fokus membahas


mengenai Batu alam, Agregat, keramik bangunan

2.1 BATU ALAM

2.1.1 pengertian

Secara umum, batu merupakan material bangunan


yang tersedia secara alami di alam yang telah digunakan
sejak awal peradaban manusia. Batu tersedia dalam
bentuk yang tidak teratur, sehingga dalam penggunaannya
membutuhkan proses pemotongan untuk mendapatkan
ukuran dan bentuk yang diinginkan agar dapat digunakan
sebagai material bangunan. Batu telah digunakan untuk
membangun mulai dari bangunan kecil sampai bangunan
megah di seluruh penjuru dunia.

Secara geologis, batu didefinisikan sebagai suatu


substansi padat yang tercipta akibat efek dari tiga proses
geologis, yaitu : pembekuan magma, proses sedimentasi
melalui penguburan, pemampatan, dan modifikasi secara
kimiawi, serta proses metamorphosis. Batuan yang tercipta
akibat proses pembekuan magma disebut batuan beku,
contohnya basalt, andesit, dan rhiolit. Batuan yang tercipta
akibat proses sedimentasi adalah batuan sedimen,
contohnya adalah batu kapur. Batuan yang tercipta akibat
suhu serta tekanan yang tinggi mempengaruhi batuan
yang sudah ada, disebut batuan metamorf, contohnya
marmer.

6
Sebagian besar batu tersusun atas mineral-mineral
(Pidwirny 2006). Mineral oleh ahli geologi didefinisikan
sebagai suatu padatan anorganik yang tercipta secara
alami yang memiliki struktur kristal dan komposisi kimiawi
yang beragam. Tentu saja, susunan antara unsur-unsur
penyusun mineral pada batuan di bumi sangat beragam
antara suatu mineral dengan mineral yang lainnya.
Berdasarkan warnanya, mineral diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu mineral felsik (mineral yang lebih terang), dan
mineral mafik (mineral yang lebih gelap). Mineral felsik
antara lain kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
Mineral mafik antara lain biotit, piroksen, amphibol dan
olivine. Berikut adalah tabel daftar unsur-unsur kimia yang
paling banyak menyusun mineral pada batuan di bumi
(Harvey 1997).

Batu alam adalah : semua bahan yang menyusun


kerak bumi dan merupakan suatu agregat mineral-mineral
yang telah mengeras akibat proses secara alami seperti,
membeku, pelapukan, mengendap dan adanya proses
kimia.

Unsur-unsur yang membentuk batuan yang


merupakan lapisan (kerak) luar bumi :

 Oksigen (O2) : 49,4 %


 Silisium (Si) : 25,4 %
 Aluminium (Al) : 7,5 %
 Besi ( Fe ) : 4,7 %
 Kalsium (Ca) : 3,4 %
 Natrium (Na) : 2,6 %
 Kalium (K) : 2,4 %
 Magnesium (Mg) : 2,0 %

7
2.1.2 Siklus (terbentuknya) batu alam

Gambar 1.1 siklus batuan

2.1.3 Jenis-jenis batu alam

Menurut proses kejadiannya :

 Batuan Beku, yaitu batuan alam yang terjadi


karena magma yang berasal dari inti bumi
mendapat tekanan dalam keadaan panas sekali
dan keluar dalam bentuk cair ke permukaan
bumi. Karena pengaruh udara dingin, cairan ini
membeku menjadi batu. Batuan ini biasanya
berupa batu gunung yang massif dan tebal
lapisannya. Akibatnya pembekuan ini, terciptalah
batuan beku. Batuan beku terdiri dari dua jenis,
yaitu batuan beku dalam dan batuan beku luar.

8
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang
pendinginannya berada di dalam bumi.
sedangkan batuan beku luar adalah batuan yang
pendinginannya berada di permukaan bumi.
batuan beku dalam disebut juga batuan instrusi
atau platonik. Sedangkan batuan beku luar
disebut sebagai batuan vulkanis. Tidak semua
batuan beku dapat dipakai sebagai bagian dari
konstruksi bangunan. Batuan beku yang biasa di
pakai sebagai bagian dari konstruksi rumah
seperti. Batu Andesit batu ini biasa di pakai dalam
candi. Batu ini berwarna abu- abu dan bisa
dipakai sebagai pengeras jalan. Batu Lavastone
batu ini adalah batu candi yang berwarna merah
hati. Batu ini banyak ditemukan di daerah
Cirebon. Batu ini sering dipakai sebagai penghias
pagar.

 Batuan Sedimen (batuan lapisan/endapan), yaitu


batuan karena pengerasan, pengaruh cuaca,
terbawa arus sungai kemudian terendapkan pada
dasar sungai, danau atau laut. Contoh batuan
sedimen adalah : kapur (batu gamping), batu
bara, batu karang, dll.
 Batuan metamorf ( batuan alihan/batuan ubahan),
yaitu batuan sedimen yang terkena pengaruh
panas dan tekanan yang cukup besar sehingga
terjadi perubahan pada bentuk dan komposisi.
Contoh batuan metamorf adalah : batu bara
menjadi intan, batu marmer, batu sabak, antrasit,
dll.

9
 Batuan Robohan, yaitu semacam batuan lapisan
yang terdiri dari bermacam mineral kontak.
Contoh : pasir, kerikil, batu kali, batu cadas, batu
paras, dll.

Menurut tegangannya :

 Batu lunak ( 4 kg/cm2 – 8 kg/cm2), yaitu batu


alam yang mudah digali dan dipatahkan dengan
tangan. Batu ini mengalami proses pelapukan dan
banyak mengandung retakan.
 Batu sedang ( 8 kg/cm2 – 18 kg/cm2), batuan
alam ini sukar digali dengan peralatan tangan.
Bagian pecahan/patahan tidak dapat dipatahkan
dengan tangan tetapi mudah dihancurkan dengan
palu.
 Batu keras ( 16 kg/cm2 – 50 kg/cm2), yaitu batu
alam yang hanya dapat digali dengan memakai
bagan peledak. Batu ini tidak banyak
mengandung retakan.

Batu alam sendiri terbagi menjadi 3 macam yaitu


batu alam untuk konstruksi, batu alam untuk media,
dan batu alam mulia.

 Batu alam untuk konstruksi adalah batu alam


yang biasa dipakai sebagai fondasi sebuah
bangunan. Selain batuan ini memiliki ciri yang
kuat sehingga mampu menopang bangunan.
 Batu alam untuk media adalah batu alam yang
dipakai sebagai bagian dari interior dan eksterior

10
sebuah bangunan. Batu alam ini memiliki corak
dan nilai seni yang tinggi.
 Batu alam mulia adalah batu alam yang biasa
dipakai sebagai perhiasan. Batu alam ini memiliki
nilai ekonomis yang tinggi, serta memiliki nilai
seni yang tinggi pula.

Selain itu, batu alam yang digunakan sebagai


bagian dari sebuah bangunan dibedakan menjadi
tiga, yaitu batu tempel, batu tabur atau batu sikat,
dan batu bentukan.

 Batu alam tempel adalah batu alam yang


berbentuk pipih. Dalam pemakaiannya, batu alam
ini ditempel di tempat yang dinginkan. Batu alam
ini biasa dijadikan hiasan dinding, atau lantai
bangunan.
 Batu tabur atau batu sikat adalh batuan yang
berukuran kecil. Batuan ini berdiameter antara
0,5 hingga 3 centimeter. Batuan ini dipasang
dengan cara di taburkan, lalu direkatkan. Batuan
ini biasa dijadikan lantai pada halaman atau
hiasan koran. Di beberapa taman, batu ini dapat
dipakai sebagai terapi untuk kaki.
 Batu bentukan adalah batu yang dibentuk sesuai
kebutuhan manusia. Batu ini dapat dibentuk
menajdi meja, kursi, patung, atau interior rumah
lainnya.
2.1.4 Sifat fisik batu alam untuk bangunan.

Pengetahuan tentang batuan memiliki peran


yang sangat penting bagi seorang insinyur sipil dan
lingkungan. Pengetahuan mengenai batuan dapat

11
dijadikan pedoman oleh seorang insinyur untuk
menentukan bahan atau material yang akan
digunakan dalam pekerjaan teknik sipil, seperti
pembangunan gedung, pemukiman, dan jalan,
pekerjaan bangunan di air, campuran bahan
bangunan, dan sebagainya. Fungsi dan keunggulan
dari masing-masing jenis batuan ditentukan oleh sifat
fisik, sifat mekanik, dan harga dari batuan tersebut.
(Agung 2004).

Ada beberapa sifat fisik batu alam untuk bangunan,


antara lain :
 Mempunyai kuat tekan dan kuat lentur yang
tinggi
 Keras dan tidak mudah hancur
 Daya serap air relative kecil
 Tahan terhadap pengaruh cuaca
 Tahan terhadap keausan

Batuan mempunyai kegunaan sendiri tergantung


sifatnya, misalnya:
 Batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan
tidak porus sangat baik untuk keperluan
pekerjaan di laut.
 Batuan yang tidak terpengaruh oleh asam, baik
untuk digunakan didaerah industri.
 Batuan yang berat, keras, dan mempunyai
daya tahan yang besar sesuai untuk digunakan
sebagai pondasi bangunan pengeras jalan juga
bahan lantai.
 Batuan yang berwarna indah dan tidak porus
dapat digunakan untuk pelapis dinding atau
lantai.

12
 Batuan yang umumnya mempunyai berat jenis
± 2,6, baik untuk digunakan sebagai bahan
pekerjaan teknik berat.

2.1.5 Macam-macam batu alam yang sering digunakan


sebagai bahan bangunan.
1. granit

Gambar 1.2 batu granit

Yaitu jenis batu alam yang tersusun dan mineral-


mineral kwarsa ( S yang tersusun dari mineral-
mineral kwarsa (SiO2) sebanyak 20-40%, felper-
ortoklas (K ALSiO3O8) 40-70%, muskovit, atau
disebut juga MIKA patas (H.K) SLS iO4 sebanyak 5-
20% jumlah S1O2 lebih dari 65%. Ciri-ciri batu
granit :

 Warnanya dapat berupa abu-abu terang dan


dapat berwarna rupa-rupa tergantung warna dari
kotorannya
 Kekuatan tekan antara 1000-2500 Kg/cm2
 Berat jenis : antara 2,6-2,7 ton/m3

13
Penggunaanya : Berbutir halus untuk pembuatan
jalan-jalan dan jembatan-jembatan yang akan
dibebani beban berat. Konstruksi bangunan air dan
konstruksi bagian luar. Berbutir kasar tugas yang
tidak begitu berat seperti : tugu kuburan, konstruksi
ringan, dekorasi, dll.

Batu granit juga sering digunakan sebagai bahan


pembuat dinding, hal ini disebabkan memiliki warna
yang terang, ketahanan terhadap cuaca dan hujan
asam, dan struktur yang besar, keras, dan kuat. The
Great Wall of China(bangunan terpanjang, 8851,8
km) dan The Empire State Building di New York
(tinggi 381 m, bangunan tertinggi sampai tahun
1972) merupakan contoh bangunan fenomenal yang
menggunakan batu granit sebagai material penyusun
dindingnya.

2. Batu Andesit

Gambar 1.3. batu andesit

batu ini biasa di pakai dalam candi. Batu ini berwarna


abu- abu dan bisa dipakai sebagai pengeras jalan.
3. Batu Lavastone:

14
Gambar 1.4. batu lavastone dan proses pengolahannya

batu ini adalah batu candi yang berwarna merah hati.


Batu ini banyak ditemukan di daerah Cirebon. Batu
ini sering dipakai sebagai penghias pagar.

4. Limestone (batu kapur)

Gambar 1.5 batu kapur


batu ini adalah batu yang menjadi asal mula
terbentuknya batu marmer. Batu ini memiliki tekstur
yang unik, dan biasa dipakai sebagai lantai atau

15
perabotan rumah tangga.Batu kapur, dari golongan
batuan sedimen, memiliki keunggulan sebagai
material yang dapat digunakan untuk membuat
bahan bangunan semen. Semen dapat digunakan
untuk bermacam-macam keperluan, salah satunya
dalam pembuatan beton. Beton terbuat dari semen
yang dicampur dengan pasir, kerikil, dan air. Selain
sebagai material pembuat bahan bangunan, batu
kapur dapat juga digunakan sebagai bahan
penyususn bangunan. Batu kapur sebagai penyusun
bangunan ditemukan pada bangunan yang berdiri
5000 tahun yang lalu dan sampai sekarang masih
berdiri, yaitu pyramid di Mesir.

.
Gambar 1.6 pyramid di Mesir

5. Sandstone

16
Gambar 1.7. sandstone
batu ini memiliki tekstur yang hampir mirip dengan
limestone. Yang membedakan adalah strukturnya
yang lebih keras. Di indonesia batu ini sering disebut
sebagai batu palimanan.
6. Marmer:

Gambar 1.8. batu marmer


batu ini memiliki karakter serta corak yang unik. Batu
ini biasa dipakai sebagai lantai atau hiasan rumah,
sifatnya yang indah, memiliki variasi warna dan
mudah dipotong serta dipoles. 
7. Templek:

Gambar 1.9. templek


batu ini sangat mudah dibentuk menjadi lempengan
yang tipis. Batu ini biasa dijadikan hiasan dinding

17
pada taman, atau lantai untuk di pinggir kolam. Batu
ini sangat tipis, sehingga bisa di tempel dimana saja.

2.2 AGREGAT

2.2.1 Definisi agregat

Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu


pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa
hasil alam maupun buatan). Agregat adalah material
granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang
dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat
untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau
adukan. Atau dapat juga didefinisikan sebagai
butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran beton atau mortar. Agregat
menempati sebanyak kurang lebih 70 % dari volume
beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat agregat
sangat mempengaruhi sifat-sifat beton yang
dihasilkan.

Menurut Puwardi, (2009), Agregat merupakan


campuran dari pasir, gravel, batu pecah, slag atau
material lain dari bahan mineral alami atau buatan.
Agregat merupakan bagian terbesar dari campuran
aspal. Material agregat yang digunakan untuk
konstruksi perkerasan jalan utamanya untuk
menahan beban lalu lintas. Agregat dari bahan
batuan pada umumnya masih diolah lagi dengan
mesin pemecah batu (stone crusher) sehingga
didapatkan ukuran sebagaimana dikehendaki dalam
campuran. Agar dapat digunakan sebagai campuran
aspal, agregat harus lolos dari berbagai uji yang
telah ditetapkan.

18
Agregat merupakan komponen utama dari
struktur perkerasan perkerasan jalan, yaitu 90% –
95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75
–80% agregat berdasarkan persentase volume.
Dengan demikian kualitas perkerasan jalan
ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran
agregat dengan material lain.

2.2.2 Fungsi Agregat Secara Umum

1. Menghemat penggunaan Semen Portland

2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton

3. Mengurangi susut pengerasan beton

4. Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan


gradasi yang baik maka akan didapat beton yang
padat

5. Mengontrol workability atau sifat dapat dikerjakan


adukan beton. Dengan gradasi yang baik, akan
diperoleh sifat beton yang mudah untuk dikerjakan.

2.2.3 Jenis-jenis Agregat

Agregat dibagi menjadi beberapa jenis


tergantung asalnya, proses terjadinya, berat jenisnya
dan ukuran butirannya, yaitu :

Berdasarkan Asalnya
a. Agregat alam

19
Agregat yang menggunakan bahan baku dari
batu alam atau penghancurannya. Jenis batuan yang
baik digunakan untuk agregat harus keras, kompak,
kekal dan tidak pipih. Agregat alam terdiri dari : (1)
kerikil dan pasir alam, agregat yang berasal dari
penghancuran oleh alam dari batuan induknya.
Biasanya ditemukan di sekitar sungai atau di
daratan. Agregat beton alami berasal dari pelapukan
atau disintegrasi dari batuan besar, baik dari batuan
beku, sedimen maupun metamorf. Bentukya bulat
tetapi biasanya banyak tercampur dengan kotoran
dan tanah liat. Oleh karena itu jika digunakan untuk
beton harus dilakukan pencucian terlebih dahulu. (2)
Agregat batu pecah, yaitu agregat yang terbuat dari
batu alam yang dipecah dengan ukuran tertentu.
b. Agregat Buatan
Agregat yang dibuat dengan tujuan
penggunaan khusus (tertentu) karena kekurangan
agregat alam. Biasanya agregat buatan adalah
agregat ringan.
Contoh agregat buatan adalah : Klinker dan
breeze yang berasal dari limbah pembangkit tenaga
uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang
dibakar (leca = Lightweight Expanded Clay
Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat
(shale) yang dibakar pada tungku putar, lelite terbuat
dari batu metamorphore atau shale yang
mengandung karbon, kemudian dipecah dan dibakar
pada tungku vertical pada suhu tinggi.

Berdasarkan Proses Terjadinya

20
a. Agregat Beku (igneous rock)
Agregat beku adalah agregat yang mendingin
dan membeku. Agregat beku luar (extrusive igneous
rock) dibentuk dari magma yang keluar ke
permukaan bumi di saat gunung berapi meletus, dan
akibat pengaruh cuaca mengalami pendinginan dan
membeku. Umumnya agregat beku luar berbutir
halus seperti batu apung, andesit, basalt, obsidian,
pumice.
Agregat beku dalam (intrusive igneous rock)
dibentuk dari magma yang tak dapat keluar ke
permukaan bumi, mengalami pendinginan dan
membeku secara perlahan-lahan di dalam bumi,
dapat ditemui di permukaan bumi karena proses
erosi dan atau gerakan bumi. Agregat beku dalam
umumnya bertekstur kasar seperti : gabbro,
diorit,syenit.

b. Agregat Sedimen (sedimentary rock)


Agregat Sedimen dapat berasal dari campuran
partikel mineral, sisa-sisa hewan dan tanaman yang
mengalami pengendapan dan pembekuan. Pada
umumnya merupakan lapisan-lapisan pada kulit
bumi, hasil endapan di danau, laut, dan sebagainya.

Berdasarkan proses pembentukan agregat sedimen


dapat dibedakan atas :

 Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses


mekanik, seperti breksi, konglomerat, batu pasir,
batu lempung. Agregat ini banyak mengandung
silika.

21
 Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses
organis, seperti batu gamping, batu bara, opal.
 Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses
kimiawi, seperti batu gamping, garam, gips, dan
flins.

c. Agregat Metamorfik(metamorphic rocks)


Agregat metamorfik adalah agregat sedimen
ataupun agregat beku yang mengalami proses
perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan
dan temperatur kulit bumi. Berdasarkan strukturnya
dapat dibedakan atas agregat metamorf yang masif
seperti marmer, kuarsit, dan agregat metamorf yang
berfoliasi, berlapis seperti batu sabak, fillit, sekis.

Berdasarkan Berat Jenisnya

a. Agregat berat

Agregat yang mempunyai berat jenis lebih dari


2,8. Biasanya digunakan untuk beton yang terkena
sinar radiasi sinar X. Contoh agregat berat : Magnetit,
butiran besi.

b. Agregat Normal

Agregat yang mempunyai berat jenis 2,50 –


2,70.Beton dengan agregat normal akan memiliki
berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan 15 MPa –
40 MPa. Agregat normal terdiri dari : kerikil, pasir,
batu pecah (berasal dari alam), klingker, terak dapur
tinggi (agregat buatan).

22
c. Agregat ringan

Agregat yang mempunyai berat jenis kurang


dari 2,0. Biasanya digunakan untuk membuat beton
ringan. Terdiri dari : batu apung, asbes, berbagai
serat alam (alam), terak dapur tinggi dg gelembung
udara, perlit yang dikembangkan dengan
pembakaran, lempung bekah, dll (buatan).

Berdasarkan Ukuran Butirannya,

a. Batu → agregat yang mempunyai besar butiran > 40


mm

b. Kerikil → agregat yang mempunyai besar butiran 4,8


mm – 40 mm

c. Pasir → agregat yang mempunyai besar butiran 0,15


mm – 4,8 mm

d. Debu (silt) → agregat yang mempunyai besar butiran


< 0,15 mm

2.2.4 Kualitas Agregat

Agregat adalah bahan keras yang apabila


dipadatkan sehingga bersatu kuat akan membentuk
struktur pokok bangunan jalan tanpa atau dengan
penambahan bahan perekat.

Kualitas dan sifat agregat menentukan


kemampuannya dalam memikul beban lalu lintas.
Agregat dalam kualitas dan sifat yang baik
dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung
memikul beban lalu lintas dan menyebarkanya ke
lapisan bawah. Oleh karena itu agregat yang
digunakan harus mempunyai kualitas yang tinggi .
Hal ini tergantung pada :

23
Kekerasan Agregat

Agregat harus cukup kuat menahan tumbukan,


pemecahan dan peremukan akibat beban yang
diterimanya. Untuk mengetahui kekuatan agregat ini
biasanya dilakukan pengujian dan pemeriksaan di
laboratorium.  Ada 2 macam pengujian kekerasan
agregat  :
a. Pengujian tumbukan (impact) untuk menentukan
ketahanan agregat terhadap tumbukan.
Persyaratan  Bina Marga untuk nilai impact
maksimum adalah 30 %.
b. Pengujian abrasi untuk mengetahui ketahanan
agregat kasar terhadap keausan dengan mesin
Los Angeles. Persyaratan keausan maksimum
adalah 40 %.   
        
Bentuk Butir Agregat
Agar agregat tidak mudah pecah, maka
butirannya sedapat mungkin harus mendekati bentuk
kubus, selain itu karena bentuknya persegi maka
butiran – butiran tersebut akan dapat mengunci dan
akan saling mengisi dengan baik sedangkan butir
yang berbentuk pipih akan mudah patah sewaktu
pemadatan dan tidak kuat menerima beban lalu
lintas yang tinggi.

Permukaan Butir Agregat


Aspal harus dapat mengikat butir-butir agregat
dengan baik, maka dibutuhkan permukaan butir

24
agregat yang cukup kasar dan bersih dari bahan-
bahan kotoran, mikroorganisme dan bahan-bahan
yang akan mengganggu kelekatan aspal terhadap
agregat.
Permukaan yang licin kurang memiliki daya
ikat antara butiran satu dengan yang lainnya
dibandingkan  dengan permukaan yang kasar dan
juga permukaan yang licin kurang mempunyai daya
ikat terhadap aspal.

Kelekatan Agregat terhadap Aspal


Pemeriksaan agregat terhadap daya lekatnya
terhadap aspal dilakukan dengan percobaan
Stripping PB 020576 atau AASHTO T182-82.
Kelekatan agregat terhadap aspal dinyatakan dalam
persentase luas permukaan batuan yang tertutup
aspal terhadap seluruh permukaan luas. Nilai
kelekatan agregat terhadap aspal untuk bahan
campuran dengan aspal minimum 95 %.

2.2.5 Penelitian terhadap agregat

Penelitian agregat di dunia

Profesor Teknik Sipil dan Lingkungan Dr Walaa


Mogawer dari University of Massachusetts Dartmouth
untuk penelitian tentang hot mix campuran aspal yang
mengandung herpes zoster aspal daur ulang(agregat).
Penelitian ini dirancang untuk mempelajari lebih lanjut
dan mengembangkan teknologi di bidang konstruksi
bahan perkerasan dan keberlanjutan.
Konsorsium mengatakan kenaikan biaya
campuran aspal telah menjadi tantangan bagi lembaga

25
transportasi yang umumnya beroperasi dengan
anggaran terbatas. Selain itu, produsen campuran aspal
dihadapkan dengan tantangan untuk melestarikan
sumber daya alam dan menghasilkan campuran ramah
lingkungan yang hemat biaya. Salah satu industri cara
dapat mengatasi tantangan konservasi sumber daya
alam adalah dengan menggunakan bahan daur ulang
tersedia seperti herpes zoster aspal daur ulang dan
reklamasi perkerasan aspal.
Tujuan dari penelitian Mogawer akan menjadi
mengevaluasi hot mix campuran aspal tanaman-
diproduksi yang berisi daur ulang aspal herpes zoster
untuk mengidentifikasi kritis sifat material dan operasi
pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan daur ulang
aspal herpes zoster campuran dengan kelelahan dan
suhu rendah retak sifat setara atau lebih baik dari
campuran khas yang diproduksi.

Penelitian agregat di indonesia

Penelitian ini dilakukan oleh Bagus Teguh


Setiawan dari Universitas Negeri Yogyakarta, pada
tanggal 08 Juni 2012. Penelitian ini berjudul “Kajian
Keausan Dan Porositas Agregat Kasar Terhadap Kuat
Tekan Beton Dengan Agregat Kasar Dari Beton Daur
Ulang Menggunakan Kerikil Dari Sungai Opak”.Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keausan dan
porositas agregat kasar daur ulang terhadap penurunan
kuat tekan beton yang dihasilkan sampai tiga kali
pengulangan, serta membandingkan kuat tekan beton
daur ulang antara agregat dari sungai Opak dengan
agregat dari sungai Krasak.

26
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Kuat tekan beton yang dihasilkan dari agregat daur
ulang semakin menurun dalam setiap
pengulangannya.
2) Hubungan keausan dan porositas agregat daur ulang
dengan kuat tekan beton. Pada saat nilai keausan
agregat turun sebesar 15.69% (R1), 43.03% (R2),
44.4% (R3), dengan nilai porositas agregat kasar
turun sebanyak 58.28% (R1), 52.11% (R2), dan
47.28% (R3) kuat tekan betonnya menurun sebesar
1.25% (R1), 25.61% (R2), dan 82.56% (R3). 3) Kuat
tekan beton daur ulang dengan agregat dari sungai
Opak tidak lebih baik dari kuat tekan beton daur
ulang dengan agregat dari sungai Krasak.

Penelitian agregat lokal kaltim

Penelitian ini dilakukan oleh Benny Mochtar E.A.


Effendi dan Akhmadi dari Fakultas Teknik Universitas
17 Agustus 1945 Samarinda. Penelitian ini berjudul
“Pengaruh Pemakaian Pasir Lokal Kali Moro Kaubun
Kutai Timur Terhadap Kuat Tekan Beton”.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
didapatkan kesimpulan :
1. Untuk campuran proporsi agregat halus, Ex.
Kaubun 30 % dengan proporsi agregat kasar
Ex.Palu 70 % dengan mutu beton untuk K-225
didapat nilai kuat tekan beton sebesar 253,78
kg/cm2.
2. Untuk campuran proporsi agregat halus Ex.
Tenggarong 30 % dengan proporsi agregat kasar
Ex.Palu 70 % dengan mutu beton untuk K-225

27
didapat nilai kuat tekan beton sebesar 376,22
kg/cm2.

2.2 AIR
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting
bagi semua bentuk kehidupan di bumi,salah satunya adalah
dalam hal pembuatan beton. Air mempunyai peranan yang
cukup penting dalam pembuatan beton, karena
berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sifat-sifat yang
berpengaruh adalah kemudahan pengerjaan dan
penyusutan, selain itu tujuan utama pemakaian air adalah
untuk proses hidrasi, yaitu reaksi antara semen dan air
yang menghasilkan campuran keras setelah beberapa
waktu tertentu. Setelah pengecoran, air juga berfungsi
untuk perawatan guna menjamin proses pengerasan yang
sempurna.

Penggunaan volume air yang berlebihan dapat


beresiko menurunkan kuat tekan beton,bleeding, susut,
atau terjadinya pemisahan agregat antara agregat kasar
dan halus, namun untuk memperoleh hasil yang lebih
maksimal, proses pengecoran, pemadatan dan perawatan
beton juga harus diperhatikan.

Fungsi Air pada Campuran Beton

- Untuk Menciptakan reaksi kimia (proses hidrasi)

- Menciptakan workability atau kemudahan pengerjaan

Persyaratan Air

28
a. Air tidak boleh mengandung banyak minyak, asam,
alkali, garam-garam, bahan organis dan lain yang
dapat merusak mutu beton.
- Clorida dapat menimbulkan korosi pada logam
- Sulfur dapat menimbulkan korosi pada beton dan
tulangan
- Zat-zat organik dapat mempengaruhi waktu
pengikatan dan kekuatan semen
- Garam akan mengurangi kekuatan beton 
b. Air yang dapat diminum boleh digunakan untuk
pembuatan beton
c. Apabila ada keraguan tentang air, dianjurkan untuk
membawa contoh air tersebut ke lembaga
pemeriksaan bahan-bahan untuk di test. 
d. Apabila pemeriksaan air dilembaga tersebut tidak
dapat dilakukan, maka air tersebut dapat digunakan
asalkan campuran semen + air harus mempunyai
kekuatan tekan paling sedikit 90 % dari kekuatan
tekan semen + air suling pada 7 dan 28 hari

Pengujian Air

Pengujian tingkat keasaman dan kebasaan 

ukuran pH air 4,5 – 8,5

Pengujian bahan padat total dan bahan anorganik :

- Air sebanyak 500 mL harus diuapkan sampai kering dalam


cawan yang sudah diketahui beratnya. Cawan platina yang
digunakan mempunyai kapasitas 100 mL-200 mL. Cawan
harus diisi air hampir penuh dan diletakkan di atas
penangas air.

29
- Tambahkan sisa air secara bertahap sedikit demi sedikit
hingga mencapai 500 mL, cawan dan seluruh isinya harus
diuapkan sampai kering, kemudian letakkan pada oven
dengan temperatur 132°C selama 1jam.

- Cawan dan isinya kemudian didinginkan dalam eksikator


dan ditimbang. Berat residu dalam gram dibagi 5 adalah
persentase jumlah bahan padat total dalam air.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari tulisan di atas dapat kita simpulkan bahwa


Teknologi Bahan Bangunan disingkat dengan Teknologi
Bahan adalah ilmu yang mempelajadi jenis-jenis, sifat-sifat,
fungsi, penggunaan, dan pengembangan bahan-bahan
yang di pakai untuk konstruksi sipil.Bahan-bahan bangunan
utama yang memikul beban dan biasa digunakan pada
konstruksi adalah beton. Untuk menghasilkan beton yang
baik dan mempunyai kekuatan sesuai persyaratan
konstruksi diperlukan pengetahuan tentang bahan-bahan
penyusun beton. Bahan-bahan penyusun beton terdiri dari
agregat, bahan perekat dan air. Perkembangan akhir-akhir

30
ini penggunaan admixture/bahan tambah untuk
memperbaiki sifat beton semakin umum digunakan. Buku
ini menguaraikan tentang batu alam sebagai dasar untuk
mempelajari agregat-agregat, bahan perekat, air dan
admixture.

3.2 SARAN

Dalam proses pembuatan makalah ruang lingkup


judul sangat luas, sehingga bisa di persempit agar dalam
penulisan bisa lebih fokus dan memperdalam satu materi
saja

31
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi.,M dan Amalia,2005.Teknologi Bahan 1. Jurusan Teknik


Sipil Politeknik Negeri Jakarta

http://agebaturimba.blogspot.co.id/2011/10/batu-sebagai-bahan-
teknik.html (diakses 17 maret 2017)

http://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-batu-alam (diakses
17 maret 2017)

http://putramahkotaofscout.blogspot.co.id/2013/09/teknologi-
bahan-konstruksi-batuan-alam.html (diakses 17 maret 2017)

http://www.badatanci.com/2015/01/air-dan-admixture-bahan-
konstruksi.html

http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2015/03/teknologi-bahan-
konstruksi.html

32

Anda mungkin juga menyukai