BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Deskripsi :Mata kuliah ini membahas pengenalan jenis jenis bahan bangunan yang digunakan
untuk konstruksi bangunan sipil (gedung dan air), termasuk pengenalan sifat sifat mekanik,
fisik dan kimia dari setiap jenis bahan bangunan tersebut.
Manfaat Mata kuliah : Mahasiswa memiliki dasar pengetahuan bahan bangunan untuk aplikasi
selanjutnya di bidang konstruksi. Pengenalan sifat sifat mekanik, fisik dan kimia akan
membantu mahasiswa untuk dapat melakukan perancangan atau perencanaan campuran
beton, material perkerasan jalan, perencanaan struktur rangka baja, kayu dan bamboo,
disamping memahami proses pembuatan dan penggunaan bahan semen, mortar maupun
keramik.
Tujuan Instruksional Umum :Pada akhir mata kuliah bahan bangunan ini mahasiswa
diharapkan dapat mengenal dan memahami sifat sifat mekanik, fisik dan kimia bahan
bangunan agregat, semen, mortar, keramik, kayu, bamboo, baja dan beton, dengan demikian
mahasiswa memiliki dasar dalam melakukan perancangan campuran dan proses pembuatan
beberapa jenis bahan bangunan.
1
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
BAB 1
AGREGAT
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengenal
jenis jenis agregat, penggolongan agregat dan kegunaan agregat sebagai komponen utama
dalam beberapa bahan bangunan seperti beton, lapisan perkerasan aspal dan mortar.
Gambaran Umum Materi :Agregat merupakan bahan pengisi yang berperan utama sebagai
penentu kekuatan dan sifat beberapa jenis bahan bangunan seperti mortar, beton dan
perkerasan aspal. Materi kuliah dimulai dengan pengenalan jenis jenis agregat berdasarkan
ukuran butiran, asal pembuatannya dan bobot butiran.Dilanjutkan dengan perhitungan
volumetrik agregat dan sifat sifat fisik agregat.
Relevansi Mata Kuliah :Pada bab ini mahasiswa diharapkan menguasai pengertian dan
penggolongan agregat berdasarkan ukuran butiran, asal agregat dan bobot agregat. Dasar
dasar pengetahuan tersebut merupakan prasyarat yang harus dikuasai oleh mahasiswa agar
dapat melakukan perancangan campuran (beton, lapisan perkerasan jalan, mortar dll). Ketika
pengetahuan ini diterapkan di lapangan maka mahasiswa mampu merencanakan sekaligus
mengawasi proses pengerjaan konstruksi yang melibatkan agregat sebagai salah satu bahan
penyusunnya agar sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
1.1. Umum
A gregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton atau mortar. Agregat ini kira kira menempati sebanyak 70 % volume
mortar atau beton. Walaupun namanya hanya sebagai bahan pengisi, akan tetapi
agregat sangat berpengaruh terhadap sifat sifat beton/mortarnya, sehingga pemilihan
agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar/beton.
Cara membedakan jenis agregat yang paling banyak dilakukan ialah dengan didasarkan
pada ukuran butir butirnya.Agregat yang berbutir kecil disebut agregat halus. Sebagai batas
antara ukuran butir yang kasar dan yang halus tampaknya belum ada nilai yang pasti masih
berbeda antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain dan mungkin juga dari satu
daerah dengan daerah lainnya.Dalam bidang teknologi beton nilai batas tersebut umumnya
ialah 4.75 mm atau 4.80 mm. agregat yang butir butirnya lebih besar dari 4.80 mm disebut
agregat kasar dan agregat yang butirannya lebih kecil 4.80 mm disebut agregat halus. Secara
umum agregat kasar sering disebut sebagai kerikil, kericak, batu pecah atau split adapun
agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari sungai atau
2
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
tanah galian atau dari hasil pemecahan batu. Agregat yang butirannya lebih kecil dari 1.20 mm
kadang kadang disebut pasir halus, sedangkan butir butir yang lebih kecil dari 0.075 mm
disebut silt dan yang lebih kecil dari 0.002 mm disebut clay.
Dalam praktek agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Batu, untuk besar butiran lebih dari 40 mm.
b. Kerikil, untuk butiran antara 5 mm dan 40 mm.
c. Pasir untuk butiran antara 0.15 mm dan 5 mm.
Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat atau mendekati kubus), bersih, kerasa,
kuat dan gradasinya baik.Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal hal
tertentu harus tahun aus dan tahan cuaca.
3
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
mengandung garam maka sebaiknya dicuci dulu dengan air tawar sebelum dipakai.
Baja tulangan di dalam beton yang dibuat dengan pasir yang mengandung garam akan
lebih cepat terkorosi. Menurut CP 110:1972 (A.M. Neville, hal 135), kandungan garam
CaCl (Calcium Chloride) dalam pasir laut tidak boleh melampaui 1 % dari berat semen
yang dipakai, bahkan untuk beton prategang hanya diperbolehkan 0.1 % saja.
Bila agregat alami jauh dari lokasi pekerjaan, maka dapat dipakai agregat buatan (agregat
tiruan, artificial aggregate). Agregat buatan dapat berupa batu pecah, pecahan bata/genteng
yang bersih, tanah liat bakar, expanded shale, fly-ash dan sebagainya.
Agregat pecahan batu (kerikil maupun pasir) diperoleh dengan memecah batu menjadi
butiran sebesar yang diinginkan dengan cara meledakkan, memecah, mengayak dan
seterusnya.
Dari kronologinya, agregat alami maupun yang hasil pemecahan, dapat dibagi menjadi
beberapa jenis agregat yang memiliki sifat sifat berbeda.
Batu pecah. Batu pecah (split) merupakan butir butir hasil pemecahan batu. Permukaan
butirannya biasanya lebih kasar dan bersudut tajam.
Pecahan bata/genteng.Agregat ini merupakan hasil pemecahan bata/genteng.Bahan ini
harus bebas dari kotoran dan tidak mengandung kotoran yang mengurangi mutu beton. Mutu
tanah liat dapat berbeda dan cara pembakaran (suhu) juga berbeda, sehingga mutu bahan ini
juga berbeda beda.
Pecahan bata/genteng dari bata/genteng yang baik akan menghasilkan agregat yang baik
pula, sehingga memenuhi syarat untuk beton, akan tetapi jika untuk beton bertulang sebaiknya
kuat tekan batanya tidak kurang dari 30 MPa. Beton dari agregat pecahan bata/genteng ini
biasanya lebih ringan.Sifat kekedapan airnya kurang baik.Ketahanan ausnya juga rendah
sehingga tidak baik untuk beton yang memerlukan ketahanan aus tinggi.
Tanah liat bakar. Tanah liat dengan kadar air tertentu dibuat berbutir sekitar 5 sampai 20
mm, kemudian dibakar. Hasil pembakaran berbentuk bola yang keras dan ringan serta
berpori.Serapan airnya berkisar antara 8 sampai 20 %. Beton dengan agregat ini beratnya lebih
rendah daripada beton dari agregat normal, yaitu sekitar 1900 kg/m (beton dengan agregat
normal beratnya sekitar 2300 kg/m.
Herculite atau haydite.Agregat ini adalah hasil pembuatan dari tanah shale yang
dimasukkan dalam tungku putar pada suhu 1200c selama 10 15 menit. Gas yang ada dalam
shale mengembang membentuk jutaan sel kecil (pori udara) dalam massa yang keras. Sel sel
kecil tersebut dikelilingi oleh selaput tipis kedap air yang kuat. Agregat ini mempunyai berat
jenis 1.15 dan daya serap air sekitar 16% (Loka Perintisan Bahan Bangunan, Balitbang PU, 1991,
4
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Cilacap). Agregat ini dapat dipakai untuk menggantikan dalam pembuatan beton. Berat jenis
betonnya sekitar 2/3 beton biasa, tetapi kuat tekannya hampir sama (pada jumlah semen yang
sama). Beton ini mempunyai ketahanan tinggi terhadap panas sehingga biasanya digunakan
untuk dinding penahan panas, lapisan tahan api pada baja struktur dan untuk struktur beton
yang permukaannya terkena panas tinggi. Beton ini juga mempunyai sifat meredam suara yang
baik.
Abu terbang (sintered fly-ash aggregate). Agregat ini ialah hasil dari pemanasan abu
terbang (pada pembakaran batu bara) sampai meleleh dan mengeras lagi yang membentuk
butir butir seperti kerikil.
Terak dingin.Ialah hasil sampingan dari pembakaran bijih besi pada tanur tinggi, yang
didinginkan pelan pelan di udara terbuka.Pemilihan terak dingin secara cermat dapat
menghasilkan beton yang baik dan mungkin malahan lebih baik daripada beton dengan agregat
alami biasa.
Benda padat buangan/limbah.Kemungkinan pemakaian benda padat limbah untuk dipakai
sebagai pengganti agregat dalam pembuatan beton yang pada masa masa terakhir ini sering
dibicarakan dan tampak meningkat kebutuhannya, sebenarnya bukanlah suatu konsep yang
baru. Misalnya pemakaian abu terbang (fly ash), blast furnace slag dan robekan robekan
kaleng bekas yang dipakai sebagai serat dalam beton, juga barang barang bekas bongkaran
bangunan, maupun barang barang sampah dari kantor dan rumah, misalnya kertas, gelas,
plastic, dsb.
Sebelum barang barang bekas/buangan tersebut dipakai, maka perlu dipertimbangkan
(diteliti) dulu terhadap hal hal sebagai berikut :
a. Tinjauan ekonomi, apakah tidak lebih mahal daripada agregat biasa,
b. Tinjauan sifat teknis, apakah secara teknis dapat dipakai.
Barang buangan/limbah, kadang kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit jika harus
dipilih/dipisahkan dari bahan yang lain atau dari kotoran yang melekat. Pada pecahan kaca,
butir butirnya cenderung pipih dan permukaannya licin, sehingga kurang merekat dengan
pastanya.
5
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
6
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
7
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Agregat normal ialah agregat yang berat jenisnya antara 2.5 sampai 2.7. Agregat ini
biasanya berasal dari agregat granit, basalt, kuarsa dan sebagainya. Beton yang
dihasilkan mempunyai berat jenis sekitar 2.3.Betonnya disebut beton normal.
Agregat berat mempunyai berat jenis lebih dari 2.8, misalnya magnetic (Fe3O4), barytes
(BaSO4) atau serbuk besi. Beton yang dihasilkan juga memiliki berat jenis yang tinggi
(sampai 5), yang efektif sebagai dinding pelindung / perisai radiasi sinar X.
Agregat ringan mempunyai berat jenis kurang dari 2.0 yang biasanya dibuat untuk
beton ringan.Berat beton ringan kurang dari 1800 kg/m3. Beton ringan biasanya dipakai
untuk elemen non-struktural, akan tetapi mungkin pula untuk elemen struktur ringan.
Kebaikannya ialah berat sendiri yang rendah sehingga struktur pendukungnya dan
pondasinya lebih kecil. Agregat ringan dapat diperoleh secara alami maupun buatan,
misalnya :
a. Agregat ringan alami misalnya : diatomite, pumice, volcanic cinder.
b. Agregat ringan buatan misalnya : tanah bakar (bloated clay), abu terbang (sintered
fly ash), busa terak tanur tinggi (foamed blast furnace slag).
8
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Dari rumus rumus tersebut maka didapat hubungan antara nilai kepadatan dan porositas,
yaitu :
K = 100 P
Dalam praktek umumnya nilai nilai tersebut untuk agregat normal adalah :
a. Porositas = 35 40 %
b. Kepampatan = 60 65 %
c. Berat jenis = 2.5 2.7
d. Berat satuan = 1.5 1.8
9
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Agregat ukuran 10 20 mm : ialah fraksi butir butir agregat yang lolos pada ayakan lubang 20
mm dan tertahan pada lubang 10 mm.
Dengan cara ini ternyata amat baik dan juga rasional, terutama jika dipakai untuk
menyebut suatu fraksi butiran agregat dengan bermacam macam ukuran yang berbeda.
Misalnya, agregat ukuran 20 40 mm, agregat ukuran 10 20 mm, agregat ukuran 5 10 mm
dan sebagainya.
Pemeriksaan ukuran butir agregat biasanya dilakukan dengan alat yang namanya ayakan
dimaksudkan untuk mengetahui distribusi ukuran butir agregat.Sebagaian agregat diambil
contohnya, kemudian dipisahkan menjadi beberapa fraksi dengan memakai ayakan.Pemisahan
dilakukan dengan ayakan yang disusun mulai dari ukuran lubang maksimum sampai minimum
sambil digetarkan.Agregat umumnya dalam keadaan kering.Agregat dari masing masing fraksi
kemudian ditimbang dan dinyatakan dalam persentase berat (lihat Tabel 1.1).
Besar persentase suatu fraksi agregat tertentu menyatakan besar volume butir fraksi
tersebut. Oleh karena itu nilai persentase sebaiknya dalam volume dan tidak hanya dalam teori
akan tetapi dalam praktek, terutama jika berat jenis butir butir agregatnya tidak sama
(misalnya agregat halus berupa pasir normal dan agregat kasar dari agregat ringan). Bila berat
jenis butir butirnya tidak berbeda jauh maka nilai persentase volume fraksi tersebut dapat
dinyatakan dalam berat.Oleh karena umumnya berat jenis agregat tidak berbeda maka sudah
menjadi kebiasaan untuk menyebut persentase fraksi dengan berat, karena lebih mudah
dilaksanakan. Namun harus selalu diingatkan bahwa jika berat jenis butir butirnya berbeda
jauh, misalnya berat jenis agregat kasar 1.8 dan berat jenis agregat halus 2.6, maka penyebutan
persentase berat halus dilakukan dengan konversi, yaitu dikalikan dengan berat jenis masing
masing fraksi.
Tabel 1.1. Persentase berat fraksi
Lubang Berat butir
Berat butir Berat butir lewat
ayakan tertinggal
tertinggal (%) ayakan (%)
(mm) (gram)
1 2 3 4
80 0 0 100
40 450 22.5 77.5
20 400 20 57.5
10 300 15 42.5
4.8 250 12.5 30
2.4 250 12.5 17.5
1.2 150 7.5 10
0.6 100 5 5
10
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Keterangan Tabel :
a. Kolom (1) : ukuran lubang ayakan
b. Kolom (2) : hasil pengayakan agregat, berat agregat yang tertinggal pada ayakan
c. Kolom (3) : hasil hitungan dari kolom (2)
d. Kolom (4) : hasil hitungan dari kolom (3)
11
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
12
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
dibuat relative besar (betonnya disebut beton massa) dan tidak dipakai baja tulangan, misalnya
beton untuk pondasi sumuran, pilar jembatan, tembok penahan tanah, bendungan, ukuran
maksimum agregat dapat diambil sebesar 75 mm atau 150 mm.
13
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Kesimpulan : agregat campuran mempunyai prosentase volume rongga yang lebih kecil.
Volume total pasir + volume total kerikil volume total campuran
Berat pasir + berat kerikil = berat campuran
Volume butir pasir + volume kerikil = volume butir campuran
14
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
15
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Jumlah air total adalah sepuluh kali air yang ada, baik yang di dalam pori maupun yang di
luar butir. Kadar air total adalah persentase jumlah air tersebut terhadap berat agregat kering.
Kadar air bebas adalah persentase jumlah air yang di luar butir saja. Kadar air bebas dipakai
sebagai dasar untuk perencanaan campuran karena agregat dianggap dalam keadaan SSD.
16
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Adanya garam akan menyebabkan korosi pada tulangan, terutama apabila kualitas
betonnya jelek. Karena itu secara praktis pasir laut dilarang untuk digunakan sebagai campuran
17
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
beton.Ketahanan terhadap pembekuan dan pencairan adalah penting untuk beton ekspos bila
menghadapi 4 musim.
Soal Tugas:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan agregat !
2. Sebutkan batasan ukuran untuk jenis agregat pasir, kerikil dan batu !
3. Sebutkan spesifikasi agregat yang memenuhi syarat sebagai elemen struktur yang memikul
beban !
4. Tuliskan satuan/unit untuk mendefinisikan arti dari istilah : berat satuan, berat jenis dan
kadar air !
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah agregat normal, agregat berat dan agregat
ringan, dan berikan contoh materialnya masing - masing !
6. Jelaskan cara untuk mengetahui ukuran agregat !
7. Jelaskan pengaruh tekstur permukaan butiran agregat kasar maupun agregat halus
terhadap kekuatan beton dan mortar !
8. Sebutkan contoh contoh agregat alami dan buatan (minimal 3 contoh agregat) !
9. Sebutkan cara cara pengujian di laboratorium untuk mengetahui kekuatan dan kekerasan
agregat; ketahanan terhadap cuaca/lingkungan; reaksi alkali-silika dan sifat termal agregat !
10. Jelaskan jenis jenis substansi perusak pada agregat !
Daftar Pustaka
Tjokrodimuljo, K, 2004, Teknologi Beton- Buku Ajar Magister Teknologi Bahan Bangunan,
Fakultas Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta
18
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
BAB 2
SEMEN
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
asal mula ditemukannya bahan semen, perkembangan bahan semen, proses pembuatan
semen, mengenal tipe tipe semen sesuai penggunaannya di berbagai jenis konstruksi.
Gambaran umum materi :Semenmerupakan bahan pengikat, yang diaplikasikan dalam
campuran pasta, mortar dan beton, maupun untuk bahan stabilisasi tanah. Materi kuliah
dimulai dengan definisi semen, bahan dasar semen, proses produksi semen, sifat sifat fisik
dan kimiawi semen, dilanjutkan dengan jenis jenis semen sesuai tujuan penggunaannya.
Relevansi Mata Kuliah :Pada bab ini mahasiswa diharapkan menguasai definisi, sifat sifat fisik
dan kimiawi semen dan penggunaan semen dalam berbagai konstruksi. Dasar dasar
pengetahuan tersebut merupakan prasyarat yang harus dikuasai oleh mahasiswa agar dapat
melakukan perancangan campuran (beton, lapisan perkerasan jalan, mortar dll). Ketika
pengetahuan ini diterapkan di lapangan maka mahasiswa mampu merencanakan sekaligus
mengawasi proses pengerjaan konstruksi yang melibatkan semen sebagai bahan pengikat agar
sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
2.1. Definisi
Arti kata semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive maupun kohesif, yaitu bahan
pengikat. Menurut Standar Industri Indonesia, SII 0013-1981, definisi semen Portland adalah
semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari
silikat silikat kalsium yang bersifat hidraulis bersama bahan bahan yang biasa digunakan,
yaitu gypsum.
Tukang batu Joseph Aspdin dari Inggris adalah pembuat semen Portland yang pertama pada
awal abad ke 19, dengan membakar batu kapur yang dihaluskan dan tanah liat di dalam tungku
dapur rumahnya. Bahan bahan batuan diambil dari Pulau Portland, Inggris, sehingga diusulkan
oleh beliau untuk memberi nama material perekat tersebut dengan PortlandCement.Dari
metode kasar ini berkembanglah industri pembuatan semen yang sedemikian halus sehingga
satu kilogram semen mengandung 300 milyar butiran. Semen komersial diproduksi pertama kali
di tahun 1875 oleh David Saylor di kota Coplay, Pennsylvania USA.
19
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
20
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Batu kapur meliputi semua jenis batuan karbonat yang terutama mengandung kalsium, kadang
sedikit magnesium.Marls (campuran dari tanah liat, pasir dan batu kapur dengan proporsi yang
bervariasi, sering terdapat pecahan kulit kerang) dan batuan yang berasal dari tanaman dan
binatang.Tanah liat dan shale harus ditambahkan bila alumina dan silica yang ada dalam batu
kapur masih belum memadai jumlahnya.
Fungsi semen secara umum adalah untuk merekatkan butiran-butiran agregat agar terjadi
suatu massa yang padat, juga untuk mengisi rongga antar butiran agregat. Semen hanya
mengisi 10% dari volume beton, dan karena merupakan bahan yang aktif maka perlu
dipelajari dan dikontrol secara ilmiah (Tjokrodimuljo, 2004).
21
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Walapun komplek, namun pada dasarnya dapat disebutkankan 4 senyawa yang paling penting
keempat senyawa tersebut ialah :
Trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2
Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
Trikalsium aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
Tetrakalsium aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3
(huruf huruf dalam tanda kurung yang pertama hanyalah simbol dari komponen tersebut)
Dua unsur yang pertama (C3S dan C2S) biasanya merupakan 70 80 % dari semen sehingga
merupakan bagian yang paling dominan dalam memberikan sifat semen. Bila semen terkena
air, C3S segera mulai berhidrasi dan menghasilkan panas. Selain itu juga berpengaruh besar
terhadap pengerasan semen, terutama sebelum mencapai umur 14.sebaliknya C2S bereaksi
dengan air lebih lambat sehingga hanya berpengaruh terhadap pengerasan semen setelah
berumur lebih dari 7 hari dan memberikan kekuatan akhir. Unsur C2S ini juga membuat semen
tahan terhadap serangan kimia dan juga mengurangi besar susutan pengeringan. Kedua unsur
pertama ini membutuhkan air berturut turut sekitar 24 21 % dari masing masing beratnya
untuk terjadinya reaksi kimia, namun saat hidrasi C3S membebaskan kalsium hidroksida hampir
3 kali lebih banyak daripada yang dibebaskan oleh C2S. maka dari itu, jika C3S mempunyai
persentase yang lebih tinggi akan menghasilkan proses pengerasan yang cepat pada
pembentukan kekuatan awalnya disertai suatu panas hidrasi yang tinggi. Sebaliknya persentase
C2S yang lebih tinggi menghasilkan proses pengerasan yang lambat, panas hidrasi yang sedikit
dan ketahanan terhadap serangan kimia yang lebih baik.
Unsur C3A berhidrasi secara exothermic dan bereaksi sangat cepat memberikan kekuatan
sesudah 24 jam.C3A bereaksi dengan air sebanyak kira kira 40% beratnya, namun karena
jumlah unsur ini hanya sedikit maka pengaruhnya pada jumlah air hanya sedikit.Unsur C 3A ini
sangat berpengaruh pada panas hidrasi tertinggi, baik selama pengerasan awal maupun
pengerasan berikutnya yang panjang. Beton yang berhubungan dengan air tanah yang
mengandung larutan asam sulfat (SO4) akan mudah rusak jika semennya mengandung banyak
22
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
C3A, karena hasil hidrasi C3A mudah bereaksi dengan larutan sulfat. Di dalam beton hasil reaksi
ini menghasilkan bentuk zat kimia baru yang dinamakan etringite, volumenya lebih besar
(mengembang), sehingga membuat beton retak retak.Oleh karena itu semen tahan sulfat
tidak boleh mengandung unsur C3A lebih dari 5 %.
Unsur C4AF kurang begitu besar pengaruhnya terhadap kekerasan semen atau beton.
23
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
setengah sampai dua jam.Selama itu terjadi pemecahan dan pembentukan kembali
lapisan coating gel yang semakin tebal.
Tahap 3 : percepatan terjadi dengan pecahnya coating karena bertambahnya tekanan osmosis.
Inilah waktu initial set.Kecepatan reaksi bertambah sampai final set.
Tahap 4 : perlambatan. Proses menjadi kaku berlanjut sampai tercapai pengerasan.
Tahap 5 : kondisi stabil dimana difusi lambat mengendalikan proses hidrasi yang lama.
24
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Tipe III adalah semen Portland dengan kekuatan awal tinggi.Kekuatan 28 hari umumnya dapat
dicapai dalam 1 minggu.Semen jenis ini umum dipakai ketika acuan harus
dibongkar secepat mungkin atau ketika struktur harus dapat cepat dipakai.
Tipe IV adalah semen Portland dengan panas hidrasi rendah, yang dipakai untuk kondisi di
mana kecepatan dan jumlah panas yang timbul harus minimum.Misalnya pada
bangunan massif seperti bendungan gravitasi yang besar.pertumbuhan
kekuatannya lebih lambat dari pada semen tipe I.
Tipe V adalah semen Portland tahan sulfat, yang dipakai untuk menghadapi aksi sulfat yang
ganas.Umumnya dipakai di daerah di mana tanah atau airnya memiliki
kandungan sulfat yang tinggi.
Selain jenis jenis semen tersebut juga telah dikembangkan jenis semen Portland pozzolan
yang telah banyak ditemui di pasaran. Semen portland pozzolan adalah suatu semen hidrolis
yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan pozzolan halus yang
diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozzolan bersama-sama, atau
mencampur secara merata bubuk semen Portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan
antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzolan 15% sampai 40% massa semen
portland pozzolan.
Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina yang tidak
mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan
adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu
kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.
25
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Semen Portland pozzolan digolongkan menjadi 4 jenis, seperti yang dijelaskan berikut ini :
1) Jenis IP-U yaitu semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan
pembuatan adukan beton.
2) Jenis IP-K yaitu semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan
pembuatan adukan beton, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.
3) Jenis P-U yaitu semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton
dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi.
4) Jenis P-K yaitu semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton
dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas
hidrasi rendah.
Selain semen portlan pozzolan juga dikenal adanya jenis semen putih. Semen Putih termasuk
pada semen portland, karena memiliki sifat yang sama kecuali dalam hal warna (Purwaningsih,
2006). Warna dari semen putih tergantung dari bahan baku dan proses pembuatannya. Bahan
baku yang digunakan adalah bahan baku yang bebas senyawa besi (Fe2O3), atau < 0.2 % (dari
basis Clinker) dan bebas senyawa minor lain seperti Mangan (Mn 2O3), Chrome (Cr2O3) dan
Vanadium (V2O5), suatu syarat agar produk semen yang dihasilkan benar-benar putih warnanya.
Di Indonesia semen putih diproduksi berdasarkan standar SNI 15-0129-2004.
2.5.7. Kehalusan
Dengan mengubah kehalusan (fineness) dari semen maka kecepatan hidrasi semen dapat
diubah. Dengan butiran partikel yang semakin halus maka reaksi hidrasi akan semakin cepat,
karena hidrasi dimulai dari permukaan butir. Pada umumnya butir semen Portland berukuran
lebih kecil dari 45 mikron (325 mesh), atau sebesar 320 m/kg, menurut uji kehalusan Blaine.
26
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
2.5.8. Kekuatan
Kekuatan (strength) semen diuji dengan menggunakan pasir standar, yaitu pasir kuarsa dari
Bangka (dengan kadar SiO2 minimal 95% dan diameter 1.2 0.6 mm 8 bagian berat dan 0.6
0.42 mm 1 bagian berat). Dibentuk benda uji dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm dan diuji kuat
tekannya.
27
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Soal Latihan :
1. Jelaskan pengertian bahan perekat hidrolis dan non hidrolis serta berikan contohnya
masing-masing !
2. Jelaskan sejarah perkembangan teknologi semen secara singkat !
3. Jelaskan secara singkat proses produksi semen di pabrik !
4. Sebutkan komponen senyawa utama dari semen dan jelaskan peranannya masing masing
!
5. Jelaskan perbedaan antara semen tipe 1, 2, 3, 4 dan 5 !
6. Sebutkan komponen apa dari semen yang berperan dalam menentukan kekuatan awal
semen !
7. Sebutkan komponen apa dari semen yang berperan dalam menentukan kekuatan awal
semen !
8. Apabila akan dibangun konstruksi di lingkungan air laut atau limbah, jenis semen apa yang
harus digunakan ?
9. Apa pengaruhnya terhadap berat jenis, kuat tekan dan kuat tarik mortar jika nilai faktor air
semen semakin besar ?
10. Dampak apa yang dapat ditimbulkan, apabila semen disimpan di tempat yang lembab ?
Daftar Pustaka
Tjokrodimuljo, K, 2004, Teknologi Beton- Buku Ajar Magister Teknologi Bahan Bangunan,
Fakultas Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta
28
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
BAB 3
MORTAR
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
asal mula pemanfaatan bahan mortar, perkembangan bahan mortar, jenis aplikasi mortar,
mengenal tipe tipe mortar sesuai penggunaannya di berbagai jenis konstruksi.
Gambaran umum materi :mortar merupakan bahan bangunan yang telah lama digunakan oleh
manusia, pemanfaatannya sangatlah luas dari pasangan batu sampai dengan batako. Materi
kuliah dimulai dengan definisi mortar, bahan dasar mortar, jenis jenis mortar dan
penggunaannya sampai dengan sifat sifat fisik dan mekanik mortar.
Relevansi Mata Kuliah :Pada bab ini mahasiswa diharapkan menguasai definisi, sifat sifat fisik
dan mekanik mortar dan jenis jenis serta penggunaan mortar dalam berbagai konstruksi.
Dasar dasar pengetahuan tersebut merupakan prasyarat yang harus dikuasai oleh mahasiswa
agar dapat melakukan perancangan pasangan batu, spesi, plesteran dan batako. Ketika
pengetahuan ini diterapkan di lapangan maka mahasiswa mampu merencanakan sekaligus
mengawasi proses pengerjaan konstruksi yang menggunakan mortar sebagai bahan pengikat
agar sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
3.1. Pendahuluan
Pasangan tembok dibuat dari batu bata / batako dan mortar dengan atau tanpa grout. Mortar
adalah adukan yang bersifat plastis terbuat dari material semen, pasir dan air, digunakan untuk
mengikat / merekatkan batako menjadi satu kesatuan yang solid. Bangsa mesir kuno
menggunakan material perekat untuk pasangan batu dari bahan gypsum yang dibakar
sedangkan kapur ternyata telah digunakan lebih awal oleh masyarakat yunani sebagai bahan
mortar.
Fungsi utama dari mortar adalah untuk mengikat komponen batu/batu bata/batako pada
pasangan batu menjadi satu kesatuan yang solid.Selain itu mortar juga dapat digunakan untuk
membuat permukaan lantai dan plesteran.Sebagai suatu bahan pengikat/perekat, mortar juga
berperan untuk menentukan karakteristik kekuatan pasangan batu.Aplikasi mortar sebagai
komponen perekat dapat juga diberi sentuhan seni, misalnya dengan memberi variasi warna
dan tekstur.
Mortar adalah campuran dari bahan bahan seperti semen, kapur, pasir dan air.Jika mortar
dibuat dengan bahan kapur, pasir dan air disebut mortar kapur (lime mortar), jika adonan
29
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
tersebut ditambahkan semen maka menjadi mortar semen kapur atau mortar semen
sederhana. Pada umumnya, istilah mortar digunakan untuk material yang bersifat/berfungsi
sebagai pengikat, penyambung, pasangan dinding batako, pasangan batu dan pasangan blok
dari beton.
Semen, atau yang lebih dikenal dengan istilah semen Portland adalah suatu material yang
terbuat dari pembakaran campuran bahan kapur, silica, alumina dan oksida besi.Pada
umumnya, semen tipe 1 dan 2 digunakan dalam pembuatan mortar.
Istilah semen masonry merupakan semen hidrolik yang digunakan sebagai campuran dalam
pembuatan mortar untuk konstruksi pasangan batu, yang termasuk dalam istilah semen
masonry adalah semen Portland, semen Portland pozzolan, semen alami, semen slag maupun
kapur hidrolis disamping itu juga mengandung satu atau lebih bahan seperti kapur padam, batu
kapur, kapur tulis, cangkang calcerous, talc, slag atau lempung. Bahan bahan tersebut
digunakan sebagai bahan mortar dengan atau tanpa penggunaan jenis semen lainnya ataupun
kapur padam.Mutu dan kinerja mortar yang terbuat dari semen Portland adalah lebih baik jika
dibandingkan dengan material semen masonry lainnya.Semen masonry dicampur dengan pasir
dan air untuk membuat mortar agar memenuhi spesifikasi standar.
Bagian terlemah dari konstruksi pasangan batu adalah mortar, sehingga terdapat ungkapan
lebih sedikit mortar akan lebih baik. Fungsi mortar telah dijelaskan di bagian awal.Fungsi
tersebut mencakup dua manfaat utama yaitu sebagai pengikat berbagai bahan dan membentuk
sambungan untuk mendistribusikan beban merata di seluruh permukaan. Lapisan tipis mortar
akan menjadi lebih kuat dibandingkan jika lapisannya lebih tebal disaat menerima gaya tekan.
Bata dan blok batu harus diberi sedikit tekanan ketika akan dirakit menjadi konstruksi dinding
maksudnya agar mortar dapat sempurna mengisi celah dan pori pori sehingga tercapai daya
pengikatan maksimum.
Sebelum mortar mulai mengeras, mortar semen, belum bersifat kohesif atau belum memiliki
sifat mengikat. Mortar tidak akan melekat di permukaan komponen pasangan batu (batako
atau blok). Penambahan sedikit kapur akan membuat mortar semakin mengembang atau
lebih mudah dikerjakan (semakin bersifat plastis).
Catatan : penambahan kapur dalam jumlah terbatas tidak akan mengurangi kekuatan mortar
atau waktu pengerasannya (time of set).
30
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
bahwa kalsium karbonat alami secara alami terbentuk menjadi marbel, kapur dan batu kapur.
Jika kapurtohor disiram dengan sedikit air, produknya disebut hydrated lime (kapur padam).
Mortar kapur merupakan campuran dari kapur padam, pasir dan air.
Apabila unsur air dalam kapur padam keluar akibat proses penguapan dan disertai dengan
pengaruh karbon dioksida di lingkungan maka kapur padam tersebut akan terbentuk kembali
menjadi kalsium karbonat atau batu kapur (lime stone).
Ca(OH)2 + CO2 = CaCO3 + H2O
Ketika kapur tohor (BJ 2.3) diberi air, maka material ini akan cepat menyerap air hampir
seperempat dari beratnya. Selama material tersebut masih menyerap air maka akan disertai
dengan peningkatan suhu dan evolusi suhu. Reaksi ini diikuti dengan hancurnya bongkahan
kapur menjadi bagian yang lebih kecil hingga berupa bubuk. Dibutuhkan takaran air sekitar 2,5
3 kali dari volume kapur agar proses pemadaman/slaking menjadi sempurna. Volume bubuk
yang terbentuk menjadi sekitar 250 350 % dari volume semula. Material ini dikenal dengan
nama kapur padam.
Kapur padam adalah bubuk ringan hasil dari proses hidrasi kapur tohor di dalam tangki besar
pada unit produksi. Dimana prosesnya adalah dengan menambahkan air pada takaran
minimum yang disertai dengan aksi penggilingan dan penyaringan.ASTM mendefinisikan kapur
padam sebagai bubuk kering yang diperoleh dari memberi perlakukan pada kapur tohor untuk
memenuhi daya rekat kimiawi jika dicampur dengan air pada kondisi hidrasi.Secara mendasar
kapur padam terdiri atas kalsium hidroksida atau suatu campuran kalsium hidroksida dan
magnesium oksida atau campuran dari kedua-duanya.Berat jenisnya 2.08 pada keadaan murni.
Kapur padam untuk finishing cocok digunakan untuk aplikasi plesteran dan acian.Dua tipe kapur
padam untuk finishing yang diproduksi adalah Tipe N dan Tipe S.
Tipe N dikenal dengan kapur padam normal dan tipe S adalah kapur padam special, kapur
padam tipe N jumlah oksida tak terhidrasinya tidak terbatas sedangkan tipe S batas
maksimumnya adalah 8 %.
31
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Kapur padam pasangan batu dapat digunakan untuk pekerjaan pasangan, dibagi dalam 4 tipe
yaitu Tipe N, S, NA dan SA.
Tipe N adalah kapur padam normal, tipe S kapur padam special, tipe NA kapur padam air
entraining dan tipe SA kapur padam air entraining special. Tipe N dan NA tidak memiliki batasan
pada oksida tak terhidrasi.Sedangkan tipe S dan SA dibatasi 8%.Disamping itu, tipe S dan SA
dikenal dari kemampuannya dalam menaikkan daya plastis awal dan bersifat menyerap air yang
tinggi.
32
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Tabel 3.1. Spesifikasi kebutuhan proporsi bahan penyusun mortar untuk pasangan batu
(ASTM C270)
Proporsi volume (material cementitious)
Semen masonry Kapur padam Kadar agregat
Mortar Tipe PC atau atau kapur (diukur pada kondisi
Semen (tipe) damp loose)
dempul
blended
M S N
Kapur M 1 - - - Tidak kurang dari 2
semen dan tidak lebih dari
S 1 - - - -
3 kali volume
N 1 - - - - 1 terpisah dari
O 1 - - - 1 - 2 material
cementitious
Semen M 1 - - 1 -
masonry
M - 1 - - -
S - - 1 -
S - - 1 - -
N - - - 1 -
O - - - 1 -
33
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
34
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
mengurangi permeability dan memudahkan mortar untuk diratakan dan dihaluskan pada
permukaan batu/batu bata. Perataan permukaan mortar yang dicampur kapur padam akan
lebih mudah karena kapur dapat memperlambat waktu setting. Pasir berperan sebagai bahan
pengisi (filler) dan mengurangi deformasi susut dan air dibutuhkan untuk menjaga plastisitas
air.
Pasir yang dipakai untuk campuran mortar dapat berasal dari pasir alam dan buatan (hasil
pemecahan dari batu, kerikil ataupun slag).Pasir buatan memiliki karakter yakni dari bentuk
partikelnya yang angular dan tekstur kasar sehingga berpengaruh terhadap workability
mortar.Baik pasir alam maupun pasir buatan harus memenuhi syarat gradasi seperti pada Tabel
3.3.Pasir yang digunakan untuk beton tidak dapat dipakai dalam pembuatan mortar karena
memiliki ukuran partikel maksimum lebih besar jika dibandingkan dengan yang diijinkan untuk
campuran mortar dan ukuran partikel yang lebih kecil terdapat dalam adukan.Secara umum
mortar harus cukup basah tetapi tetap memiliki kekakuan agar cukup kuat mendukung batu
bata/batu.
Tabel 3.3.spesifikasi standar gradasi pasir untuk mortar pasangan batu
Persen lolos
Ukuran ayakan [No.(mm)]
Pasir alam Pasir buatan
4 (4.75) 100 100
8 (3.36) 95-100 95-100
16 (1.18) 70-100 70-100
30 (600 m) 40-75 40-75
50 (300 m) 10-35 20-40
100 (150 m) 2-15 10-25
200 (75 m) - 0-10
35
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Penting untuk diingat bahwa meskipun beton dan mortar dibuat dengan menggunakan bahan
bahan yang sama (masing masing dengan atau tanpa agregat kasar untuk beton dan mortar),
keduanya tidak sama dalam pengertian dan fungsi penggunaannya. Apa yang baik untuk beton
belum tentu baik untuk mortar. Peningkatan kekuatan tekan merupakan tujuan utama dalam
beton, dan tidak dibarengi dengan peningkatan kuat tarik rekat, yang mana hal tersebut
menjadi karakteristik utama dari mortar. Sifat penting lain dari mortar adalah workability,
penyerapan air, kuat tekan, kuat tarik dan ketahanan terhadap suhu pembekuan.
Kuat tekan dari mortar ditentukan oleh jumlah semen dalam campuran.Kuat geser dan kuat
lentur pasangan batu bergantung pada kuat rekat mortar dan secara tidak langsung ditentukan
oleh kuat tekan.Seperti yang telah dijelaskan, penggunaan kapur padam meningkatkan kuat
rekat pasangan batu dan juga mempengaruhi kuat geser dan lenturnya. Penambahan kadar
kapur sampai 100 % dapat meningkatkan kuat geser dan lentur sampai 100 %. Perlu dicatat
bahwa tidak ada peraturan yang memuat kuat rekat tarik minimum, meskipun ada klasifikasi
mortar berdasarkan kuat tekannya yang tercakup dalam spesifikasi sifat sifat mortar.
Mortar tipe M dan S memiliki kuat tekan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tipe N atau
O. Pasangan batu yang biasanya menerima pembebanan tekan yang tinggi, gaya lateral dari
beban angin, gaya gempa atau tanah, harus menggunakan mortar tipe M. Struktur bawah atau
yang berhubungan dengan tanah dengan aksi pembekuan juga menggunakan mortar tipe M.
Pada umumnya, mortar tipe M atau S dapat digunakan untuk bidang dinding eksterior, baik itu
letaknya di atas atau di dalam tanah, seperti dinding pondasi, tembok penahan, manhole,
saluran air, perkerasan jalan, jalan setapak dan emperan. Untuk tembok eksterior yang letaknya
di atas tanah, seperti dinding pemikul beban maupun yang tidak memikul beban dan dinding
parapet, mortar tipe N, S atau M dapat digunakan.Untuk konstruksi interior misalnya dinding
partisi sebagai pemikul beban dan yang tidak memikul beban, semua jenis mortar dapat
digunakan.Bagi kawasan rawan gempa mortar tipe N atau O tidak direkomendasikan.
Suatu material mortar dianggap dapat dikerjakan (workable) jika mudah untuk diaplikasikan
dan mempengaruhi kemampuan untuk merekatkan komponen pasangan batu dengan segera
setelah diaplikasikan.Workability dipengaruhi oleh serapan air, adukan, aliran dan karakteristik
agregat.Serapan air diukur dari kecepatan air menyerap masuk ke dalam komponen pasangan
batu (batu.batako). Hal tersebut dipengaruhi juga dari gradasi agregat, sifat sifat semen dan
kapur serta kadar air.
36
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Soal Latihan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mortar !
2. Apa perbedaan mendasar penggunaan bahan pasir pada mortar dan beton ?
3. Sebutkan macam-macam mortar berdasarkan penggunaannya pada konstruksi yang anda
ketahui !
4. Jelaskan kelebihan penggunaan kapur padam pada mortar !
5. Jelaskan sifat sifat mortar !
6. Jelaskan jenis pengujian laboratorium untuk mengetahui kuat tekan, kuat tarik, serapan air
dan workability mortar !
7. Jelaskan perilaku / sifat mortar pada kondisi sebelum dan sesudah mengeras !
Daftar Pustaka
Tjokrodimuljo, K, 2004, Teknologi Beton- Buku Ajar Magister Teknologi Bahan Bangunan,
Fakultas Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta
37
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
BAB 4
KERAMIK
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
asal mula ditemukannya teknologi pengolahan tanah liat menjadi bahan keramik,
perkembangan teknologi pengolahan keramik, proses pembuatan keramik, mengenal tipe
tipe keramik sesuai penggunaannya di berbagai bidang.
Gambaran umum materi :keramik merupakan bahan yang berasal dari tanah liat yang dibakar
pada suhu tertentu, penggunaan keramik sangatlah luas dari peralatan listrik, medis sampai
dengan elemen bangunan.Materi kuliah dimulai dengan definisi keramik dan sejarahnya. Proses
pembuatan keramik, kelebihan bahan keramik, serta jenis jenis keramik berdasarkan proses
pembuatan dan aplikasinya di berbagai bidang.
Relevansi Mata Kuliah :Pada bab ini mahasiswa diharapkan memahami definisi, sejarah serta
sifat sifat fisik dan mekanik keramik dan penggunaannya dalam berbagai bidang. Dasar dasar
pengetahuan tersebut merupakan prasyarat yang harus dikuasai oleh mahasiswa agar dapat
mengenal jenis jenis bahan keramik serta permasalahannya dalam aplikasi sebagai elemen
bangunan. Ketika pengetahuan ini diterapkan di lapangan maka mahasiswa mampu
merencanakan sekaligus mengawasi proses pengerjaan konstruksi yang melibatkan keramik
sebagai bahan bangunan.
38
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Sebagian besar teknik keramik yang dikenal di Eropa dari Persia.Teknik mozaik pertama
kali ditemukan saat beberapa keramik dari tanah liat yang berukuran kecil dilekatkan ke dalam
cetakan semen yang dipasang untuk menutupi bagian dinding.
Bangsa Belanda mempunyai kisah yang berbeda, walaupun tidak menyumbangkan
teknik baru bagi perkembangan dunia keramik dengan motif motif keramiknya yang
khas.Perbedaan yang signifikan masalah keramik Eropa dengan Belanda adalah, di Eropa
keramik hanya diperuntukan bagi golongan tertentu kaum bangsawan dan aristocrat yang
berkedudukan tinggi.Sedangkan di Belanda keramik justru sangat popular di kalangan
masyarakat menengah yang bekerja di pabrik.Sementara itu, bangsa Viktoria memperbaharui
pembuatan keramik dengan mengadaptasi beberapa bentuk teknik modern untuk keramik.
39
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
40
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
1. Tahan terhadap variasi suhu sampai dengan suhu yang cukup tinggi karena porositasnya
yang terkendali,
2. Tahan terhadap bahan kimia (chloride, sulfat),
3. Tahan keausan mekanis,
4. Mempunyai daya kompresi dan tensil yang baik.
Pemakaian keramik pada dunia konstruksi masih dituntut suatu perkembangan lebih
lanjut berkaitan dengan bahan keramik untuk konstruksi, pemrosesan (pada suhu rendah),
perbaikan sifat mekanis dan dampak terhadap lingkungan.
4.4. Proses Pembuatan Keramik dan Pengolahan
Keramik terbuat dari tanah liat atau lempung yang mudah didapat dengan unsur atau
senyawa yang terkandung di dalamnya.Dengan bahan alami juga mudah dibentuk jika
kondisinya dalam keadaan lembab. Dalam proses pembakaran tersebut, tanah liat diberi glasir
sehingga akan menghasilkan keramik dengan permukaan yang cukup kuat. Alat yang dipakai
untuk pembakaran keramik adalah oven atau tungku dengan bahan bakar kayu kering, gas,
listrik atau bahkan dengan biji zaitun. Perbedaan tinggi rendah suhu api pembakaran akan
mempengaruhi hasil akhir atau efek kekerasan keramik.
Untuk saat ini, pembakaran keramik sudah dilakukan dengan mesin, walaupun di
beberapa daerah masih membuat keramik dengan cara tradisional dicetak dan dibakar secara
manual. Ditinjau dari segi hasil, keramik yang dibuat secara manual tidak dapat dijaga
konsistensi kualitasnya.Sementara keramik yang dihasilkan pabrik lebih terjaga secara kualitas.
Proses pembuatan keramik secara manual serupa dengan pembuatan genteng dari tanah liat.
41
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
4.5.4. Porcelain
Jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan
api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih
bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin
dipijar sampai suhu 1350C atau 1400C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai
1500C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena
struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas.Oleh karena keramik ini dibakar pada
42
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi.Secara teknis keramik
jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri
karena keindahan dan kelembutan khas porselin.Juga bahannya sangat peka dan cemerlang
terhadap warna-warna glasir.
Contoh bahan mentah keramik alam seperti kaolin, lempung, felspar, kuarsa, pyrophillit dan
sebagainya.Sedangkan bahan keramik buatan seperti mullit, SiC, Borida, Nitrida, H3BO3 dan
sebagainya.
43
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Cara Pembuatan
Ada beberapan cara atau teknik pembuatan keramik, yaitu :
1. Teknik coil (lilit pilin)
2. Teknik tatap batu/pijat jari
3. Teknik slab (lempengan)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari
merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat
bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris.Teknik ini sering dipakai
oleh seniman atau para penggemar keramik.
4. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang
simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini
sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik
tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki
(kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk
yang sama seperti gentong, guci dll
5. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang
banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan
cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan
padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada
pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring,
cangkir, mangkok gelas dll
Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat
membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin
genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang
atau tumbuh-tumbuhan
44
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Pada umumnya keramik mempunyai sifat yang baik yaitu : keras, kuat dan stabil pada
temperatur tinggi. Tetapi keramik bersifat getas dan mudah patah seperti halnya pada
porselen, ataupun keramik cina.
Kekuatan dan patahan, untuk keperluan perencanaan penting sekali mengetahui kekuatan
patah bahan yang mempunyai retakan retakan kecil. Karena retakan akan menjurus pada
patahan.
Kekuatan dan struktur, faktor yang mempengaruhi struktur keramik dan juga kekuatannya
adalah kehalusan permukaan, volume dan bentuk dari pori, ukuran dan bentuk butir, jenis
dan bentuk fasa batas butir dan cacat yang disebabkan oleh tegangan dalam seperti
tegangan termal.
Kekerasan, adalah ukuran tahanan bahan terhadap deformasi plastis pada permukaan
bahan.
Kekuatan pada temperatur tinggi, keramik mempunyai ketahanan termal dan kestabilan
kimia serta mempunyai kemungkinan pemakaian pada temperatur tinggi sebagai bahan
teknik yang baru, yang tidak dapat dilakukan logam.
45
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
46
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
47
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
48
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Keramik untuk lantai. Adalah jenis keramik yang menahan beban manusia, beban
bergerak dan beban tidak bergerak. Keramik lantai harus kuat dan kokoh dengan
permukaan yang agak kasar. Disain keramik lantai cukup beragam, mulai dari polos
sampai dengan bermotif dengan ukuran dan bentuk yang standar serta sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Keramik lantai untuk eksterior, umumnya dipasang pada area
yang menerima beban lebih berat dari ruang dengan beberapa kelebihan yang tidak
dimiliki oleh keramik biasa atau keramik interior. Salah satunya adalah dari segi
ketahanan, keramik eksterior bersifat heavy duty, lebih tebal dan berat.
Keramik untuk dinding. Jenis keramik ini lebih ringan dan lebih tipis jika dibanding
dengan keramik untuk lantai. Dibuat ringan karena keramik dinding tidak menerima
beban dan tekanan seperti lantai. Keramik untuk dinding eksterior biasanya
permukaannya tidak terlalu mengkilat seperti keramik untuk dinding interior.
Keramik untuk area khusus. Dipasang pada ujung tangga, ujung undakan, pertemuan
dinding dengan lantai serta kolom. Pada area tangga atau undakan dapat menimbulkan
resiko yang sangat fatal jika bagian ujungnya tidak diberi stopper. Fungsi stopper ini
adalah untuk menghindarkan kita dari resiko tergelincir, untuk area ini jenis keramik
yang dipakai adalah tipe step nosing dan tipe tile. Selain itu ada keramik yang bentuknya
khusus dipakai untuk pertemuan dinding dan lantai, yaitu skirting yang berfungsi untuk
melindungi bagian bawah dinding dari kotoran dan air.
49
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Border atau list. Biasanya berbentuk persegi panjang, dengan ukuran yang beragam yaitu :
1,5 x 33,3 cm ; 3 x 33,3 cm ; 6 x 33,3 cm ; 10 x 33,3 cm ; 3,5 x 25 cm ; 5 x 20 cm ; 6 x 20 cm ;
15 x 40 cm ; 16,5 x 50 cm.
Kallan :
- tinggi 10 10 10
- panjang 30 30 30
- lebar 10 10 10
Pipa Keramik. Harus dapat menahan muatan uji seperti ditentukan dalam table di bawah ini
(SNI 2002), ukuran pipa uji yang bersangkutan selama 5 menit tanpa memperlihatkan
adanya tanda tanda retak atau cacat lainnya.
Diameter (cm) Muatan uji (kgf)
10 1.200
12,5 1.300
15 1.400
20 1.600
25 1.800
30 2.000
50
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Ubin Keramik.
Harus memenuhi persyaratan berikut ini,
1. Permukaan ubin keramik tidak boleh menampakan cacat cacat sebagai berikut :
- Ubin keramik berglasir : badan membengkok, gelembung gelembung, retak retak,
glasir lepas lepas, noda berasal dari unsur glasir, permukaan ubin cembung/cekung.
- Ubin keramik tidak berglasir : bahan membengkok, gelembung gelembung, retak
retak, pecah pecah, goresan pada bahan bekas lekatan dengan bahan lain, bahan
melengkung dan noda noda pada permukaan badan.
2. Penyimpangan ukuran ukuran dan toleransi ubin harus memenuhi ketentuan berikut ini
:
ukuran nominal dan toleransi (mm)
Ukuran nominal (mm) Toleransi
160 500
Panjang +8
50 160
Sisi +5
< 50
Tebal 7 - 20 +3
3. Penyerapan air maksimum dari ubin keramik untuk lantai adalah sebagai berikut :
Jenis ubin Tidak berglasir Berglasir
Porselin 1 2
Stoneware 5 5
Gerabah keras 0 15
4. Sisi sisi ubin harus lurus, dikatakan lurus jika penyimpangan sisi sisi dari garis lurus
terbentuk oleh perhubungan dua buah titik sudut yang berturut turut tidak melebihi
ketentuan berikut ini :
51
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
5. Kuat lentur ubin lantai keramik tidak boleh kurang dari batas yang tercantum seperti berikut
ini :
kuat lentur (kgf/cm2)
Jenis ubin Rata - rata Minimal diizinkan
Porselin 250 200
Stoneware 250 200
Gerabah keras 125 150
Mozaik Keramik
Penyimpangan ukuran ukuran mozaik keramik harus memenuhi ketentuan berikut ini :
Perbedaan ukuran sisi mozaik
Ukuran sisi (mm) Toleransi terbesar dan terkecil dalam
1 m2 (mm)
> 50 3 2
25 50 2 2
< 25 1 1
Tebal 0.2
52
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
53
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
54
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
55
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
56
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
57
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
58
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Soal Latihan :
Daftar Pustaka
59
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
BAB 5
BETON
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
asal mula ditemukannya bahan beton, pengertian dan perkembangan bahan beton, proses
pembuatan beton, sampai dengan mengenal tipe tipe beton sesuai penggunaannya di
berbagai jenis konstruksi.
Gambaran umum materi :Beton merupakan bahan bangunan yang telah lama digunakan oleh
manusia. Sebagai salah satu bahan yang mudah pembuatannya dan baik kekuatannya,sehingga
penggunaan beton sangatlah luas. Pengetahuan terhadap proses pembuatan, perawatan.
Relevansi Mata Kuliah :Pada bab ini mahasiswa diharapkan menguasai definisi, sifat sifat fisik
dan kimiawi semen dan penggunaan semen dalam berbagai konstruksi. Dasar dasar
pengetahuan tersebut merupakan prasyarat yang harus dikuasai oleh mahasiswa agar dapat
melakukan pemilihan material dasar penyusun sekaligus merancang campuran beton.Ketika
pengetahuan ini diterapkan di lapangan maka mahasiswa akan memiliki kompetensi dalam
mengawasi proses pengerjaan konstruksi yang melibatkan beton sebagai elemen struktur agar
sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
60
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan
oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang teknologi beton, tetapi
pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering menghasilkan persoalan pada produk,
antara lain reputasi jelek dari beton sebagai material bangunan.
Sebagai material komposit, sifat beton sangat tergantung pada sifat unsur masing masing
serta interaksi mereka.Ada 3 sistem umum yang melibatkan semen, yaitu pasta semen, mortar
dan beton.
Semen + Air Pasta Semen
Semen + Air + Agregat halus, misalnya pasir Mortar
Semen + Air + Agregat halus + Agregat kasar, misalnya kerikil Beton
Ketiga system tersebut dapat pula dipandang sebagai model komposit dengan 2 fase, yaitu
fase matriks dan fase terurai. Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia
pembantu (admixture) untuk mengubah sifat sifatnya ketika masih berupa beton segar (fresh
concrete) atau beton keras.
Beton mempunyai kuat tekan yang besar sementara kuat tariknya kecil.Oleh karena itu
untuk struktur bangunan, beton selalu dikombinasikan dengan tulangan baja untuk
memperoleh kinerja yang tinggi. Beton ditambah dengan tulangan baja menjadi beton
bertulang (reinforced concrete) dan jika ditambah lagi dengan baja prategang akan menjadi
beton pra tekan (prestressed concrete).
Reinforced concrete = concrete + reinforced steel
Prestressed concrete = reinforced concrete + prestressed steel
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
62
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Beton dapat dicetak dengan bentuk dan ukuran berapapun, misalnya pada struktur
cangkang (shell) maupun bentuk bentuk khusus 3 dimensi.
Beton dapat diproduksi dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan situasi sekitar.
Dari cara sederhana yang tidak memerlukan ahli khusus (kecuali beberapa pengawas
yang sudah mempelajari teknologi beton), sampai alat modern di pabrik yang serba
otomatis dan terkomputerisasi. Metode produksi modern memungkinkan industry
beton yang professional.
Konsumsi energy minimal per kapasitas jauh lebih rendah dari baja, bahkan lebih rendah
dari proses pembuatan batu bata.
d. Kebutuhan pemeliharaan yang minimal
Secara umum ketahanan (durability) beton cukup tinggi, lebih tahan karat, sehingga tidak
perlu dicat seperti struktur baja dan lebih tahan terhadap bahaya kebakaran.
63
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
d. Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan dan control kualitas yang baik.
Bila perlu bisa memakai beton jadi (ready mix) atau beton pracetak.
e. Beberapa elemen struktur dibuat pracetak (precast) sehingga dapat dilepas per elemen
seperti baja. Kemungkinan untuk melakukan beton recycle sedang dioptimalkan.
64
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
65
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Karena umumnya pasta semen lebih porous daripada agregat maka pemakaian pasta
diusahakan sesedikit mungkin. Namun demikian jika terlalu sedikit maka banyak pori antar
agregat yang tidak terisi pasta. Untuk mengurangi pemakaian pasta maka diusahakan gradasi
agregat yang rapat.
66
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Jika digunakan ukuran maksimum agregat kasar 75 mm maka berat pasir antara 24
sampai 36 % dari keseluruhan berat agregat halus dan agregat kasarnya. Jika
digunakan ukuran maksimum agregat kasar 150 mm maka berat agregat agregat
halusnya antara 25 30 % dari keseluruhan berat agregat halus dan agregat
kasarnya.
Gunakan air sesedikitnya (sebatas yang memungkinkan, hanya untuk keenceran
adukan saja dalam proses pemadatan), karena untuk memperoleh mutu beton yang
sama diperlukan factor air semen sama, berarti akan dipakai semen sedikit jika
airnya sedikit. Pemakaian air sedikit mempunyai konsekuensi adukan beton lebih
kental, sehingga sering hanya mempunyai slump 25 mm saja sehingga
pemadatannya dilakukan dengan compacted roller yang biasanya untuk
memadatkan tanah. Perbandingan antara berat air dan berat semen (factor air
semen) antara 0,5 0,7. Jika digunakan ukuran maksimum agregat kasar 75 mm,
maka perbandingan berat antara agregat campuran dan semen berkisar antara 6 - 9.
Jika digunakan ukuran maksimum agregat kasar 150 mm, maka perbandingan berat
antara agregat campuran dan semen berkisar antara 8 15.
Digunakan semen khusus yang mempunyai panas hidrasi rendah, misalnya semen
Portland tipe IV, semen Portland tipe II dan semen Portland yang dicampur dengan
pozzolan, misalnya trass, abu terbang (fly ash). Meskipun dipakai semen jenis panas
hidrasi rendah dan campurannya juga dengan jumlah air dan semen yang sedikit,
beton yang dibiarkan saja berhubungan dengan udara terbuk serta selalu disemprot
dengan air selama 3 hari pertama, suhu beton tetap masih naik sekitar 25C selama
6 12 bulan. Kenaikan suhu tersebut akan lebih besar jika digunakan semen
Portland tipe I.
Tuang beton dalam blok blok dengan ukuran terbatas :
- Tebal tiap lapis antara 40 60 cm
- Tiap lapis harus masih lunak ketika lapisan berikutnya disebarkan
Ukuran arah horizontal ditetapkan sedemikian rupa sehingga retak susutan dengan
blok lain di sebelahnya akan cukup lebar untuk dimasuki dengan bahan grouting, agar
antar blok menjadi satu kesatuan yang utuh. Antara 6 20 meter tampaknya cukup
membuat celah susutan tersebut.
Lapisan berikutnya baru boleh dituang setelah lapisan tersebut berumur 72 jam.
Tebal seluruh lapisan beton tidak boleh dituang lebih dari 10,5 meter dalam 30 hari.
67
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Berikan aliran air dingin melalui pipa pipa yang terpendam. Agar panas hidrasi
terdistribusi secara merata di dalam betonnya. Perbedaan temperature terbesar
dapat dijaga dengan cara menentukan jarak pipa, lama pengaliran air, temperature
air yang dimasukkan dan debit air yang dialirkan.
Biasanya digunakan pipa dengan 25 mm, yang dipasang berkelok kelok seperti
huruf S dengan jarak as ke as sekitar 1,50 m arah horizontal. Pipa pipa tersebut
diletakkan horizontal di atas hamparan adukan setelah adukan mencapai tebal 1,50
m. air dingin (pada temperature air sungai) dialirkan ke dalam pipa tersebut segera
setelah selesai penuangan beton. Panas beton akan berradiasi sampai lapisan
berikutnya dituang.
5.7.4. Ferosemen
Ferosemen adalah mortar semen yang diberi tulangan berupa anyaman kawat baja.
Mortar semen berfungsi sebagai massa dan kawat baja sebagai penambah kekuatan tarik dan
daktilitas. Secara lebih teliti, ferosemen dapat diartikan sebagai beton bertulang dengan bentuk
khusus, yaitu dengan tulangan lebih rapat daripada beton bertulang.Walaupun demikian
ferosemen mempunyai sifat berbeda dengan beton bertulang, terutama pada tingkat tegangan
yang sedang.Karena distribusi dari tulangan yang kecil kecil tapi lebih merata, maka
memperkecil kemungkinan mortar untuk retak retak. Selain itu beberapa sifat lain misalnya
ketahanan terhadap pecah, ketahanan terhadap patah lelah, sifat kedap air lebih baik.
Ferosemen merupakan mortar semen yang banyak menggunakan semen, dengan tebal
di antara 10 mm 60 mm dengan volume tulangan sekitar 6 8 %, dengan bentuk tulangan
satu lapis atau lebih.Tulangan itu dapat berupa kawat silang yang dilas atau batang batang
baja tulangan dengan diameter kecil.
68
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
terjadinya segregasi.Serat dalam beton itu berguna untuk mencegah adanya retak retak,
sehingga menjadikan beton serat lebih daktail daripada beton biasa.
Jika serat yang dipakai mempunyai modulus elastisitas lebih tinggi daripada beton,
misalnya kawat baja, maka beton serat akan mempunyai kuat tekan, kuat tarik maupun
modulus elastic yang sedikit lebih tinggi daripada beton biasa. Beton serat bersifat lebih tahan
terhadap benturan dan lenturan, maka cocok dipakai pada landasan pesawat udara, jalan raya
dan lantai jembatan.
Soal latihan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan beton dan sebutkan perbedaannya dengan pasta
semen dan mortar ?
2. Sebutkan bahan utama pembuatan beton normal !
3. Jelaskan pengaruh jenis agregat, semen dan takaran air pada bahan beton !
4. Jelaskan sifat sifat utama beton, apa perbedaannya dengan bahan baja !
5. Sebutkan berbagai jenis teknologi beton yang anda ketahui (minimal 5) !
6. Sebutkan beberapa kelemahan dari beton !
69
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
70
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
DAFTAR PUSTAKA
71
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
BAB 6
BAJA
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
asal mula ditemukannya bahan baja, pengertian dan perkembangan bahan baja, proses
pembuatan baja, sampai dengan mengenal berbagai jenis baja sesuai penggunaannya sebagai
elemen konstruksi.
Gambaran umum materi :Bajamerupakan salah satu bahan logam yang telah sejak lama
digunakan untuk membuat berbagai keperluan. Baja memiliki kekuatan dan ketahanan yang
dibutuhkan sebagai elemen structural. Perkembangan teknologi pengolahan baja telah
menghasilkan berbagai jenis baja dengan spesifikasi khusus untuk aplikasi yang berbeda beda.
Relevansi Mata Kuliah :Pada bab ini mahasiswa diharapkan menguasai definisibaja, kelebihan-
kekurangan bahan baja, jenis jenis baja berdasarkan bahan penyusunnya dan sifat sifat
tertentu yang dimilikinya. Dasar dasar pengetahuan tersebut merupakan prasyarat yang harus
dikuasai oleh mahasiswa agar dapat melakukan pemilihan material baja dalam perancangan
struktur suatu konstruksi. Ketika pengetahuan ini diterapkan di lapangan maka mahasiswa akan
memiliki kompetensi dalam merencanakan struktur baja dan mengawasi proses pekerjaan
konstruksi di lapangan.
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Kekuatan Tinggi
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yangbisa dinyatakan dengan
kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau olehtegangan tarik batas (Fu). Bahan baja
walaupun dari jenis yang palingrendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan
per-volumelebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yangumum
dipakai.Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi bajabisa mempunyai beban mati
yang lebih kecil untuk bentang yang lebihpanjang, sehingga.memberikan kelebihan ruang dan
volume yang dapatdimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.
73
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Kemudahan Pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan dibengkel, sehingga satu-
satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialahkegiatan pemasangan bagian-bagian
konstruksi yang telah dipersiapkan.Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi
mempunyai bentukstandar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi,
sehinggawaktu yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yangtelah ada,
juga bisa dilakukan dengan mudah karena komponen-komponenbaja biasanya mempunyai
bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, sertamudah diperoleh di mana-mana.
Keseragaman
Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentukstruktur dapat
terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapatmengharapkan elemen-elemen dari
konstruksi baja ini akan berperilakusesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan.
Dengan demikianbisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya terjadi
dalamperencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.
Daktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar dibawah pengaruh tegangan
tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebutsifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat
struktur baja mampu mencegahterjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini
sangatmenguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan bilaterjadi suatu
goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwagempa bumi.
74
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Tegangan leleh Tegangan leleh untuk perencanaan (f y) tidak bolehdiambil melebihi nilai
yang diberikan Tabel 6.1.
Tegangan putus Tegangan putus untuk perencanaan (fu) tidakboleh diambil melebihi nilai
yang diberikan Tabel 6.1.
75
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Tegangan leleh
Tegangan putus Peregangan
Jenis Baja minimum, fy,
minimum, fu, MPa Minimum (%)
MPa
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
76
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Hbiasanya digunakan untuk elemen elemenbesar yang membentuk balokdan kolom pada
rangka struktur.
Bentuk kanal dan siku cocok untukelemen-elemen kecil seperti lapisantumpuan sekunder
dan sub-elemenpada rangka segitiga.Bentukpenampang persegi, bulat, danpersegi empat yang
berlubangdihasilkan dalam batasan ukuranyang luas dan digunakan sepertihalnya pelat datar
dan batang soliddengan berbagai ketebalan.Perincian ukuran dan geometri yangdimiliki seluruh
penampang standardidaftarkan dalam tabel penampangyang dibuat oleh pabrik baja.
77
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan,yang dalam kasus
yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentukpenampang yang sesuai dengan
78
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
kebutuhan. Akan tetapi, teknik inibermasalah ketika digunakan untuk komponen struktur, yang
disebabkanoleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan yang baik dan sama dikeseluruhan
bagian.
Balok Standar Amerika [Gambar 6.4(b)] yang biasanya disebutbalok I memiliki sayap
(flange) yang pendek dan meruncing, serta badanyang tebal dibanding dengan profil sayap
lebar.Balok I jarang dipakaidewasa ini karena bahan yang berlebihan pada badannya dan
kekakuanlateralnya relatif kecil (akibat sayap yang pendek).
Kanal [Gambar 6.4(c)] dan siku [Gambar 6.4(d)] sering dipakai baiksecara tersendiri atau
digabungkan dengan penampang lain. Kanal misalnyaditunjukkan dengan C12 X 20,7, yang
79
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
berarti tingginya 1.2 in dan beratnya20,7 pon per kaki. Siku diidentifikasi oleh panjang kaki
(yang panjang ditulislebih dahulu) dan tebalnya, seperti, L6 X 4 X 3
Profil T struktural [Gambar 6.4(e)] dibuat dengan membelah duaprofil sayap lebar atau
balok I dan biasanya digunakan sebagai batang padarangka batang (truss). Profil T misaInya
diidentifikasi sebagai WT5 X 44,dengan 5 adalah tinggi nominal dan 44 adalah berat per kaki;
profil T inididapat dari W10 X 88,
Penampang pipa [Gambar 6.4(f)] dibedakan atas "standar", "sangatkuat", dan "dua kali
sangat kuat" sesuai dengan tebalnya dan jugadibedakan atas diameternya; misalnya, diameter
10 in-dua kali sangat kuatmenunjukkan. ukuran pipa tertentu.
Gambar 6.4.Standar Tipe Penampang Profil Baja Canai Panas (Macdonald, 2002)
80
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed)dari bahan plat
dengan tebal tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkanpada Gambar 6.5 dan Gambar 6.6.
Beberapa keuntungan baja profil dinginantara lain:
Lebih ringan
Kekuatan dan kakuan yang tinggi
Kemudahan pabrikasi dan produksi masal
Kecepatan dan kemudahan pendirian
Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan
Baja profil keadaan dingin dapat diklasifikasikan menjadi:
81
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Gambar 6.6. Beberapa Profil Lembaran Lembaran Panel dan Dek (Schodek, 1999)
Soal Latihan :
1. Apakah kelebihan penggunaan bahan baja sebagai material struktur bangunan?
2. Sebutkan sifat-sifat mekanis baja?
3. Sebutkan jenis-jenis profil baja di pasaran berdasarkan klasifikasiproses pembentukannya?
DAFTAR PUSTAKA
Ariestadi, Dian, 2008, Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 untuk SMK, Jakarta, Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
82
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
BAB 7
BAMBU
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
seluk beluk tanaman bambu, kelebihan sifat sifat teknis batang bambu, proses pengawetan
bamboo sebelum diolah, sampai dengan mengenal berbagai jenis aplikasi bamboo sebagai
bahan konstruksi.
Gambaran umum materi :Bamboo merupakan salah satu hasil hutan yang memiliki kelebihan
sifat sifat fisik dan mekanik dibanding baja, kayu dan beton. Umur tanaman bamboo yang
pantas untuk dipanen adalah sekitar 5-6 tahun, jika dibandingkan dengan kayu yang
membutuhkan 10 tahun untuk mencapai kekuatan dan keawetan alaminya. Bamboo yang
diberi perlakuan pengawetan yang memadai akan mampu bertahan sampai 20 tahun.
Tanaman bamboo memiliki kemampuan konservasi lingkungan yang terbaik dibanding tanaman
hutan lainnya.Berbagai jenis teknik penyambungan dan pengolahan batang bamboo yang
berkembang memungkinkan bamboo digunakan sebagai elemen struktur yang memikul beban
berat, misalnya jembatan, struktur rangka atap dome sampai dengan konstruksi bangunan
gedung.
Relevansi Mata Kuliah :Pada bab ini mahasiswa diharapkan menguasai seluk beluk tanaman
bambu, jenis jenis tanaman bamboo dan sifat sifat tertentu yang dimilikinya. Dasar dasar
pengetahuan tersebut merupakan prasyarat yang harus dikuasai oleh mahasiswa agar dapat
melakukan pemilihan material bamboo dalam aplikasi perancangan struktur. Ketika
pengetahuan ini diterapkan di lapangan maka mahasiswa akan memiliki kompetensi dalam
merencanakan suatu struktur dengan menggunakan bahan bahan alternative.
Bambu adalah rumput berkayu berbentuk pohon atau perdu.Bambu adalah tanaman
yang termasuk ordo Gramineae, familia Bambuseae. Bambu merupakan tumbuhan berumpun,
berakar serabut yang batangnya berbentuk silinder dengan diameter bervariasi mengecil mulai
dari ujung bawah sampai ujung atas, berongga, keras dan mempunyai pertumbuhan primer
yang sangat cepat tanpa diikuti pertumbuhan sekunder, sehingga tingginya dapat mencapai 40
83
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
m. Silinder batang bambu tersebut dipisahkan oleh nodia/ruas, yaitu diafragma-diafragma yang
arahnya transversal
Berdasarkan pertumbuhannya, bambu dapat dibedakan dalam dua kelompok besar,
yaitu bambu simpodial dan bambu monopodial. Bambu simpodial (Gambar 7.1.a) tumbuh
dalam bentuk rumpun, setiap rhizome hanya akan menghasilkan satu batang bambu, bambu
muda tumbuh mengelilingi bambu yang tua. Bambu simpodial tumbuh di daerah tropis dan
subtropis, sehingga hanya jenis ini saja yang dapat dijumpai di Indonesia.Bambu monopodial
(Gambar 7.1.b.) berkembang dengan rhizome yang menerobos ke berbagai arah di bawah
tanah dan muncul ke permukaan tanah sebagai tegakan bambu yang individual.
Barisan rumpun bambu seringkali dijadikan sebagai pembatas dari suatu wilayah
desa.Barisan rumpun bambu ini bertindak sebagai benteng bagi desa berasngkutan, karena
rumpun bambu yang rapat sangat sulit ditembus orang, sehingga bambu berpengaruh pada
keamanan lingkungan. Sisi positif lain dari adanya rumpun bambu, adalah mencegah terjadinya
84
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
erosi pada daerah tepian sungai. Hal ini dikarenakan akar dan batang bambu yang kuat dan
rapat mampu meningktakan kestabilan tanah agar tidak longsor ke sungai.
Bambu dapat digunakan untuk hal yang berbeda-beda sesuai dengan umurnya:
c) Antara dua sampai tiga tahun dapat digunakan untuk laminasi atau papan bambu
e) Enam tahun kekuatan bambu berangsur-angsur berkurang sampai dengan umur 12 tahun
Bambu adalah material yang berbentuk tidak prismatis dengan bagian melintang
mengecil pada bagian atas, dan mempunyai jarak nodia yang tidak sama sepanjang batang. Hal
inilah yang menjadikan bentuk bambu unik dan artisrik, namun bentuk demikian membuat
aplikasi bambu sebagi struktur sulit dalam perangkainya.
a. Kulit luar
Kulit luar adalah bagian yang paling luar atau paling atas, biasanya berwarna hijau atau
hitam .Tebal kulit bambu relative seragam pada sepanjang batang yaitu kurang lebih 1mm,
sifatnya keras dan kaku.Maka dari itu bambu yang tipis akan mempunyai porsi kulit besar,
sehingga kekuatan rata-ratanya tinggi, sedangkana pada bambu tebal berlaku sebaliknya
(Morisco, 1999).
85
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Seperti halnya tebu, bambu mempunyai ruas dan buku.Pada ruas-ruas ini pula tumbuh
akar-akar sehingga pada bambu dimungkinkan untuk memperbanyak tanaman dari potongan-
potongan setiap ruasnya, disamping tunas-tunas rimpangnya.
86
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
87
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Dari ketiga belas jenis bambu, tersebut yang mudah ditemui dan aplikasinya di
Indonesia sebagai bahan konstruksi paling banyak adalah:
a. Gigantochloa Apus (Bambu apus, bambu tali)
Menurut Morisco 1999, bambu apus dapat tumbuh di dataran rendah maupun
pegunungan, dengan tinggi batang 8 13 m, jarak ruas 45 65 cm, diameter 5 -8 cm dan
tebal 3 15 mm. Warna kulit batang bambu apus hijau tua sampai hitam. Jenis bambu ini
kuat, liat , lurus sehingga baik untuk bahan bangunan. Disamping itu seratnya yang panjang
88
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
dan kuat akan menghasilkan anyaman yang stabil. Menurut Sulthoni (1988), karena pahit
bambu apus paling tahan terhadap serangga sekalipun tidak diwetkan.
b. Dendrocalamus Asper (Bambu petung)
Bambu ini mempunyai diameter relative besar bila dibandingkan bambu jenis lain. Bila
dibandingkan dengan diameternya , maka ruas bambu petung lebih pendek yaitu antara 40
-60 cm, dengan diameter menacapai 20 cm, tebal 10 -15 cm, dan panjang batang 10 -20 m.
Karena itu bambu petung biasa dipakai sebagai elemen tekan (kolom) karena kemampuan
menahan tekuk tinggi.
c. Bambusa Spinosa Bluemeana (Bambu ori)
Sifat bambu ori hampir sama dengan bambu petung, yaitu kuat, keras dan berdiameter
besar, dengan jarak ruas pendek-pendek. Bagian luar bambu ori lebih halus dan licin bila
dibanding bambu lainnya (Frick, 2004). Dari hasil penelitian memperlihatakan bambu ori
mempunyai kuat tarik yang tertinggi.
d. Gigantochloa Verticillite (Bambu wulung/hitam)
Bambu wulung mempunyai rumpun yang tidak rapat, dengan warna kulit batang hitam,
hijau kehitaman, dan ungu tua, bergaris kuning muda, panjang ruas 40-50 cm, diameter 6-8
cm (Morisco, 1999). Karena sifatnya yang tidak liat (getas), bambu wulung banyak dipakai
sebagai bahan kerajinan.
7.4. Sifat Dasar Bambu
Pengetahuan tentang sifat dasar material merupakan informasi penting guna memberi
petunjuk tentang cara pengerjaan maupun sifat barang yang dihasilkan. Hasil pengujian sifat
fisis dan mekanis bambu telah diberikan oleh Ginoga (1977) dalam taraf pendahuluan.
Pengujian dilakukan pada bambu apus (Gigantochloa apus Kurz.) dan bambu hitam
(Gigantochloa nigrocillata Kurz.)
89
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
7.4.1. Anatomi
Struktur anatomi bambu berkaitan erat dengan sifat-sifat fisik dan mekaniknya. Menurut
Liesse (1980), bambu memiliki cici-ciri pertumbuhan primer yang sangat cepat tanpa diikuti
pertumbuhan sekunder, batangnya beruas-ruas, semua sel yang terdapat pada inter nodia
mengarah pada sumbu aksial, sedang pada nodia mengarah pada sumbu transversal. Batang
bambu terdiri atas sekitar 50% parenkim, 40% serat dan 10% sel penghubung (pembuluh dan
sieve tubes) Dransfield dan Widjaja (1995). Parenkim dan sel penghubung lebih banyak
ditemukan pada bagian dalam dari batang, sedangkan serat lebih banyak ditemukan pada
bagian luar. Sedangkan susunan serat pada ruas penghubung antar buku memiliki
kecenderungan bertambah besar dari bawah ke atas sementara parenkimnya berkurang. Serat-
serat bambu merupakan unsur-unsur penyusun jaringan sklerenkim. Serat berfungsi sebagai
faktor kekuatan bambu. Serat merupakan sel yang berdinding tebal, berbentuk memanjang dan
bagian ujungnya meruncing. Panjang serat semakin bertambah dari dinding dalam ke dinding
luar.
Perubahan dimensi bambu tidak sama dari ketiga arah struktur radial, tangensial dan
longitudinal, sehingga bambu bersifat anisotropis. Kedua jenis perubahan dimensi mempunyai
arti yang sama penting, tetapi berdasarkan pengalaman praktis yang lebih sering menggunakan
bambu dalam keadaan basah, maka pengerutan bambu menjadi perhatian yang lebih besar
dibanding pengembangannya. Angka pengerutan total untuk bambu normal berkisar antara
4,5% sampai 14% dalam arah radial, 2,1% sampai 8,5% dalam arah tangensial dan 0,1% sampai
0,2% dalam arah longitudinal (Prawirohatmojo, 1988).
90
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Menurut Haygreen dan Bawyer (1980), sifat fisika dan mekanika kayu dipengaruhi oleh
tiga hal yaitu :
a. Volume rongga
b. Struktur sel
c. Kadar air
Liesse menyatakan bahwa secara anatomi dan kimiawi bambu dan kayu hampir sama,
oleh karena itu faktor-faktor kadar air dan berat jenis yang sangat berpengaruh pada kayu juga
berpengaruh pada sifat-sifat bambu seperti yang tercantum pada Tabel 7.2. dan Tabel 7.3.
Tabel 7.2. Sifat fisis dan mekanis bambu hitam dan bambu apus
No. Sifat Bambu hitam Bambu apus
1. Keteguhan lentur statik
a. Tegangan pada batas proporsi (kg/cm2) 447 327
b. Tegangan pada batas patah (kg/cm2) 663 546
c. Modulus elastisitas (kg/cm2) 99000 101000
d. Usaha pada batas proporsi (kg/dcm3) 1,2 0,8
e. Usaha pada batas patah (kg/dm3) 3,6 3,3
2. Keteguhan tekan sejajar serat (tegangan maximum, kg/cm2) 489 504
3. Keteguhan geser (kg/cm2) 61,4 39,5
4. Keteguhan tarik tegak lurus serat (kg/cm2) 28,7 28,3
5. Keteguhan belah (kg/cm2) 41,4 58,2
6. Berat Jenis
a. KA pada saat pengujian 0,83 0,69
KA : 28% KA : 19,11%
b. KA kering tanur 0,65 0,58
KA : 17% KA : 16,42%
7. Keteguhan pukul
a. Pada bagian dalam (kg/dm3) 32,53 45,1
b. Arah tangensial (kg/dm3) 31,76 31,9
c. Pada bagian luar (kg/dm3) 17,23 31,5
Sumber : Ginoga (1977)
91
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Sifat mekanik adalah sifat yang berhubungan dengan kekuatan bahan dan merupakan
ukuran kemampuan suatu bahan untuk menahan gaya luar yang bekerja padanya. Sifat
mekanika bambu diketahui dari berbagai penelitian yang bertujuan untuk memanfaatkan
bambu secara maksimal sebagai struktur dan bahan bangunan. Salah satu penelitian tentang
bambu dilakukan oleh Morisco, penelitian ini didorong oleh kenyataan bahwa kuat tarik bambu
sangat tinggi, sedang dalam praktek kekuatan ini belum dimanfaatkan karena belum adanya
metoda penyambungan bambu yang dapat menghasilkan sambungan dengan kekuatan yang
memadai. Sifat mekanik bambu dipengaruhi oleh:
a. Jenis spesies
b. Umur saat ditebang
c. Kandungan air
d. Posisi batang (pangkal, tengah, ujung)
e. Posisi nodia dan internodia.
Sifat-sifat mekanik daripada bambu yang meliputi tegangan tarik, tekan, lentur dan
modulus elastisitas seperti yang terdapat pada Tabel 2.4. dan Tabel 7.5. berikut ini:
92
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Tabel 7. 5. Hasil pengujian 3 spesies bambu, Gigantochloa Apuz Kruz, Gigantochloa Verticillata
Munro, dan Dendracalamus Asper Backer
Sifat Kisaran Jumlah specimen
Kuat tarik 1180 - 2750 kg/cm 234
Kuat lentur 785 1960 kg/cm 234
Kuat tekan 499 588 kg/cm 234
E tarik 87280 313810 kg/cm 54
E tekan 55900 211820 kg/cm 234
Batas regangan tarik 0.0037 0.0244 kg/cm 54
Berat jenis 0.67 0.72 kg/cm 132
Kadar lengas 10.04 10.81 % 117
Sumber: Siopongco dan Munandarr,1987
Tabel 7.4. dan Tabel 7.5. merekomendasikan tegangan ijin yang dapat dipakai untuk
berbagai macam bambu. Tentunya tegangan ijin yang direkomendasikan ini cenderung pada
sistem yang aman untuk pemakaian berbagai macam bambu. Dengan demikian angka-angka
tersebut jika dipakai sebagai dasar dalam perancangan, tentunya akan menghasilkan struktur
yang aman (Morisco, 1999)
Bambu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang baik. Kuat tarik yang sama terdapat di
sepanjang batang, sedangkan kuat tekannya semakin meningkat sesuai dengan umur bambu
tersebut. Terdapat perbedaan dalalm menentukan pengujian sifat bambu yang sesuai, dimana
setidaknya bambu diuji pada umur tiga tahun, dan pengujian dilakukan pada potongan bambu
93
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
pada ruasnya dan pada nodialnya. Beberapa penelitian pengujian belum menggunakan
parameter ini, sehingga hasil pengujian yang dilakukan tidak dapat dimanfaatkan.
Bambu sangat lemah diarah radial, sehingga pembebanan tegak lurus atas sumbu batang
sedapat mungkin dihindarkan atau ditempatkan pada ruas batang. Morisco (1996),
mengadakan pengujian kekuatan bermacam-macam bambu seperti yang ada pada tabel berikut
ini, dimana terlihat bahwa kekuatan bambu dengan nodia lebih rendah daripada bambu tanpa
nodia seperti yang tercantum pada Tabel 7.6.
Sumber:Morisco,1999
Pengujian sifat mekanik yang ditujukan untuk membedakan kekuatan tarik sejajar sumbu
batang dilakukan pada bambu tanpa maupun dengan buku menunjukkan bahwa bambu tanpa
buku lebih kuat daripada bambu dengan buku. Hal ini disebakan karena pada buku ada
sebagian serat bambu yang berbelok, dan sebagian lagi tetap lurus. Karena itu buku bambu
adalah bagian terlemah terhadap gaya tarik sejajar sumbu batang. Dengan demikian
perancangan struktur bambu sebagai batang tarik harus didasarkan pada bagian buku.
94
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Selain itu kekuatan pada bambu juga dipengaruhi oleh posisinya, bagian terkuat dari
bambu adalah kulit. Kekuatan kulit ini sangat jauh lebih tinggi daripada kekuatan bambu bagian
dalam. Sedangkan kuat tekan bambu semakin meningkat sesuai dengan umur bambu tersebut.
Tabel 7. 7. Kuat tarik dan kuat tekan rata-rata bambu pada berbagai posisi
Jenis bambu Bagian Kuat tarik Kuat tekan
(kg/cm) (kg/cm)
Petung Pangkal 2.278 2.769
Tengah 1.770 4.089
Ujung 2.080 5.479
Tutul Pangkal 2.394 5.319
Tengah 2.917 5.428
Ujung 4.488 4.639
Galah Pangkal 1.920 3.266
Tengah 3.350 3.992
Ujung 2.324 4.048
Tali Pangkal 1.442 2.158
Tengah 1.368 2.880
Ujung 1.735 3.354
Dendeng Pangkal 2.214 4.641
Tengah 2.513 3.609
Ujung 3.411 3.238
Sumber:Morisco,1999
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Tular dan Sutijan (1961), modulus
elastis E bambu berkisar antara 98070 294200 kg/cm, tetapi untuk perancangan dipakai E
sebesar 294200 kg/cm.
3. Kuat Geser
Kuat geser bambu sangat rendah, maka dari itu perancangan bambu sebagai struktur
sebagai batang tunggal lebih efektif bila dibandingkan batang ganda. Namun perkembangan
teknologi penyambungan bambu seperti yang dilakukan Mardjono dan Morisco telah
menjawab masalah ini yaitu dengan membuat sambungan bambu sebagai bahan komposit.
95
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
1. Berat Jenis
Berat jenis bambu adalah perbandingan berat bambu terhadap berat suatu volume air
yang sama dengan volume bambu tersebut. Berat jenis dan kerapatan bambu menentukan sifat
fisika dan mekanikanya. Hal ini disebabkan nilai berat jenis dan kerapatan bambu ditentukan
oleh banyaknya zat kayu. Menurut Liese (1980) berat jenis bambu berkisar antara 0,5 0,9
gr/cm.
Bambu mempunyai perbandingan kekuatan dan berat yang sangat tinggi sehingga efisien
dan efektif untuk digunakan sebagai bangunan.
2. Kandungan air
Bambu seperti halnya kayu merupakan zat higroskopis artinya mempunyai afinitas
terhadap air, baik dalam bentuk uap atau cairan. Kandungan air pada bambu akan berpengaruh
pada kekuatan bambu. Menurut Janssen (1998) kekuatan suatu bahan menurun dengan
naiknya kadar air pada bahan tersebut.
Penyerapan dan pengeluaran air yang berulang-ulang biasanya diikuti dengan retak dan
pecah pada bambu. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka beberapa cara yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah menyimpan bambu pada ruang yang tidak lembab, lantai
kering dan sirkulasi udara lancar.
Morisco dan Triwiyono (2000) melakukan penelitian kadar air serta berat jenis bambu
petung. Pengukuran kadar air dilakukan seharis setelah penebangan. Hasil penelitiannya
tercantum pada Tabel 7.8. berikut:
96
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
3. Kembang susut
Kembang susut bambu perlu diperhatikan agar struktur bangunan bambu tidak
mengalami perubahan bentuk dan penurunan kualitas akibat adanya penyusutan. Adanya
perubahan bentuk ini tentunya akan mengurangi nilai fungsi dari sebuah struktur bangunan,
misalnya penyusutan pada pintu dan jendela sehingga tidak bisa dibuka, retaknya kaca, dll.
97
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Tabel 7. 9. Data derajat putih dan keteguhan tarik bambu tali (Gigantochloa apus) yang telah diputihkan
Derajat putih (%) Keteguhan tarik (kg/cm2)
Umur dan bagian bambu
Diputihkan Tak diputihkan Diputihkan Tak diputihkan
6 bulan
- ujung 67,29 43,54 90,87 102
- tengah 68,42 44,71 98,33 133
- pangkal 60,51 39,42 164 248
1 tahun
- ujung 62,94 38,77 160,27 192
- tengah 56,66 36,86 186,40 239
- pangkal 62,69 37,36 178,53 210
Sumber : Zulnely dan Dahlian (1999)
Selain pencerahan warna bambu, pada beberapa tujuan produksi kadang ditemukan
keinginan untuk menampilkan bambu dalam warna kulit alaminya. Hal ini disebabkan karena
kecenderungan kulit bambu untuk berubah warna menjadi kuning setelah melalui proses
pengeringan alami. Pengawetan mengenai warna hijau kulit bambu telah dilaksanakan pada
bambu andong (Gigantochloa verticillata Munro.) oleh Barly dan Ismanto (1998). Hasil dari
penelitian ini adalah kulit bambu cenderung untuk tetap berwarna hijau sesuai dengan warna
alaminya. Pengawetan warna hijau kulit bambu andong dengan menggunakan campuran
larutan terusi dan nikel sulfat dengan pengeringan selama 14 - 28 hari.
98
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Salah satu kendala pemakain bambu untuk struktur bangunan adalah tingkat keawetan
bambu yang rendah sehingga masa layan bangunan pun menjadi lebih pendek dibanding
material lain seperti kayu, beton, baja, dll.
Menurut Liese (1980), bambu tanpa pengawetan hanya dapat tahan satu sampai-tiga
tahun jika langsung berhubungan dengan tanah dan tidak terlindung terhadap cuaca. Bambu
yang terlindung terhadap cuaca dapat tahan empat sampai tujuh tahun. Tetapi untuk
lingkungan yang ideal, sebagai rangka, bambu dapat tahan sepuluh sampai 15 tahun. Adapun
upaya yang bisa dilakukan untuk memperpanjang masa layan bambu untuk bangunan adalah
dengan berbagai macam cara.
Perencanaan yang dimaksud adalah pengaturan letak, posisi dari struktur bamb itu
sendiri, yang intinya agar bambu tidak berhubungan langsung dengan cuaca luar dan tanah,
yaitu dengan:
a. Membuat struktur bambu tidak berhubungan langsung dengan tanah, agar tidak
terpengaruh kelembaban (rumah panggung, membungkus bambu dengan beton)
b. Melindungi struktur bambu dari pengaruh langsung cuaca, misalnya dengan: membuat
tritisan lebar, memakai penutup atap yang rapat air, dll
c. Mengatur posisi batang bambu, bambu yang disusun secara vertical ternyata lebih awet
dibanding susunan bambu horizontal, karena pada susunan vertical air lebih
mudah/cepat mengalir
99
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
7.8.2. Pengawetan
Menurut Liese (1980), bambu tanpa pengawetan hanya dapat tahan satu sampai-tiga
tahun jika langsung berhubungan dengan tanah dan tidak terlindung terhadap cuaca. Bambu
yang terlindung terhadap cuaca dapat tahan empat sampai tujuh tahun. Tetapi untuk
lingkungan yang idea, sebagai rangka, bambu dapat tahan sepuluh sampai 15 tahun.
Pengawetan bambu sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, agar zat pengawet dapat cepat
meresap dalam batang bambu.
a. Tradisional
1. Perendaman
Perendamanbambu di dalam air mengalir, tergenang, atau lumpur selama kurun waktu
3-12 bulan. Sulthoni (1988) menjelaskan bahwa perendaman bambu di dalam air (Gambar
7.3.) akan mengakibatkan proses biologis yang rnengakibatkan terjadinya fermentasi pada
pati yang terkandung di dalam bambu, sehingga hasil fermentasi ini dapat larut di dalam
air. Dengan demikian perendaman bambu di dalam air dapat menurunkan kadar pati
bambu, sehingga bambu tidak diserang kumbang bubuk.
100
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
4. Pelaburan dengan kapur, untuk mencegah air dan lembab masuk ke dalam batang
bambu.
b. Modern
1. Pengawetan Boucherie
Merupakan pengawetan dengan cara pengaliran (Gambar 7.5.). Bambu yang baru
dipotong masih lengkap dengan kulit, tangkai, serta daun disambung dengan selang yang
dihubungkan padawadah/drum besi yang didalamnya berisi larutan pengawet seperti:
CCA (Copper Chrome Arsenic), Borid Acid dan Borak.
101
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Agar larutan pengawet mengalir, maka drum sebaiknya diletakkan 10 m dari tanah.
Larutan pengawet akan mengalir dalam batang bambumelalui pembuluh aliran sap (air
bambu). Penguapan kandungan air melewati daun-daun akan mengakibatkan cairan
pengawet terserap naik sampai ke ujung. Sisa bahan pengawet yang mengalir keluar pada
ujung dapat digunakan kembali. Cara pengawetan ini tidak mudah pelaksanaannya dan
keberhasilnya sulit untuk dikontrol.
Keterangan gambar :
a. Drum larutan pengawet
b. Pipa tahan tekanan
c. Katup
d. Pipa baja
e. Nosel dengan kelem
f. Penampung tetesan
102
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Pada tahun 1997 Morisco telah melakukan penelitian untuk memodifikasi pengawetan
Boucherie, dengan cara menggantikan pompa listrik dengan tabungbertekanan yang dapat
dipompa secara manual seperti pada Gambar 7.6. berikut. Sistem pengawetan seperti ini
dinilai sangat efektif dalam mencegah serangan serangga pada bambu, karena zat
pengawet lebih meresap ke dalam kulit dan daging bambu akibat adanya tekanan yang
sangat tinggi.
Menurut Morisco (1999), sistem pengawetan ini terdiri atas beberapa bagian utama, yaitu:
tabung udara bertekanan tinggi, manometer, pipa penyalur tekanan udara, tabung cairan
pengawet, pipa penyalur cairan pengawet, nosel dan pipa karet seperti terlihat pada
gambar dibawah. Semua sambungan yang dibuat harus dilengkapi dengan seal secukupnya
agar tidak bocor (Gambar 7.7.)
103
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
b. Larutan pengawet yang masuk akan meracuni sisa glukosa yang tertinggal di dalam
bambu, sehingga bila ada serangga yang masuk akan teracuni.
Pelaksanaan pengawetan terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan, pemasukan bahan
pengawet yang bersamaan dengan pendorongan keluar sap bambu, dan pengeringan.
Setelah larutan pengawet dimasukkan ke dalam bambu, maka akan terjadi difusi larutan
pengawet didalam batang bambu. Selanjutnya residu larutan pengawet akan keluar lewat
ujung bambu, dan ditampung dalam gelas transparan. Setelah sap bambu habis, larutan
pengawet akan mulai menetes ditandai dengan munculnya warna merah. Proses
pemasukan larutan pengawetan dihentikan apabila konsentrasi larutan yang ditampung
dalam gelas sama dengan konsentrasi larutan pengawet.
Menurut Morisco (2005), pengawet yang digunakan adalah zat yang ramah lingkungan,
sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan. Bahan pengawet yang telah diizinkan oleh Komisi Pestisida Departemen
104
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Pertanian untuk diedarkan di Indonesia adalah sebagaimana yang tercantum pada Tabel
7.10. berikut:
7.9. Pengeringan
Proses pengeringan bambu dibutuhkan guna menjaga stabilisasi dimensi bambu,
perbaikan warna permukaan, juga untuk pelindung terhadap serangan jamur, bubuk basah dan
memudahkan dalam pengerjaan lebih lanjut. Kekuatan bambu juga akan bertambah dengan
105
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
bertambah keringnya bambu. Pengeringan bambu harus dilaksanakan secara hati-hati, karena
apabila dilaksanakan terlalu cepat (suhu tinggi dengan kelembaban rendah) atau suhu dan
kelembaban yang terlalu berfluktuasi akan mengakibatkan bambu menjadi pecah, kulit
mengelupas, dan kerusakan lainnya. Sebaliknya bila kondisi pengeringan yang terlalu lambat
akan menyebabkan bambu menjadi lama mengering, bulukan dan warnanya tidak cerah atau
menjadi gelap.
Pengeringan bambu dapat dilakukan secara alami (air drying), pengasapan, pengeringan
dengan energi tenaga surya (solar collector drying) atau kombinasi dengan energi tungku, dan
pengeringan dalam dapur pengering. Penelitian mengenai metode pengeringan bambu telah
dilakukan oleh Basri (1997). Basri menginformasikan bahwa dengan sistem pengasapan dan
energi tenaga surya sebaiknya dilakukan setelah kadar air bambu di bawah 50% agar kualitas
bambu tetap terjaga. Bambu yang masih sangat basah setelah dipotong sesuai ukuran yang
akan dipergunakan, dibersihkan dan ditumpuk berdiri dengan posisi saling menyilang atau
ditumpuk secara horisontal selama kurang lebih satu minggu.
Soal Latihan :
1. Sebutkan perbedaan antara bamboo yang tumbuh dengan karakteristik simpodial dan
monopodial !
2. Jelaskan kelebihan dan kelemahan bamboo sebagai bahan bangunan
3. Sebutkan jenis jenis bamboo yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan
4. Apa yang dimaksud dengan bamboo laminasi
5. Mengapa sebelum diolah bamboo harus melewati proses pengawetan
6. Jelaskan proses pengawetan bamboo metode morisco-boucherri
DAFTAR PUSTAKA
Morisco, 2006, Materi Kuliah Bambu, MTBB-UGM, Jurusan Teknik Sipil & Struktur, UGM,
Jogjakarta.
106
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
BAB 8
KAYU
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat mengenal
jenis jenis kayu, sifat sifat teknis kayu, proses pengolahan kayu sebelummenjadi bahan
konstruksi, sampai dengan mengenal berbagai jenis aplikasi kayu sebagai bahan konstruksi.
Gambaran umum materi : Kayu merupakan bahan bangunan yang mempunyai sifat sifat
spesifik dan tidak bisa ditiru oleh bahan bangunan lain buatan manusia. Misalnya kayu
mempunyai sifat elastis, ulet, tahan terhadap pembebanan tegak lurus dengan serat yang
sejajar. Sifat sifat tersebut tidak dimiliki oleh bahan bangunan lain seperti baja, beton ataupun
bahan bangunan lain yang dibuat manusia. Oleh sebab itu penggunaan kayu sangatlah luas,
misalnya pencil sampai dengan konstruksi jembatan.
Relevansi Mata Kuliah : Pada bab ini mahasiswa diharapkan mengenal jenis jenis kayu serta
sifat sifat teknis yang dimilikinya. Dasar dasar pengetahuan tersebut merupakan prasyarat
yang harus dikuasai oleh mahasiswa agar dapat melakukan pemilihan material kayu dalam
aplikasi perancangan struktur. Ketika pengetahuan ini diterapkan di lapangan maka mahasiswa
akan memiliki kompetensi dalam merencanakan suatu struktur dengan menggunakan bahan
bahan kayu sekaligus dapat melakukan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan konstruksi
kayu.
8.1. P E N D A H U L U A N
Kayu sampai sekarang masih banyak diperlukan orang. Dari segi manfaat bagi kehidupan
manusia , kayu dinilai mempunyai sifat sifat utama yang menyebabkan kayu selalu diperlukan
manusia.
Semakin berkembangnya pembangunan secara ekologis maka akan muncul suatu
pembaharuan dibidang perancangan dimana manusia menjadi pusatnya. Kayu merupakan
sumber kekayaan alam yang tidak akan habis habisnya, jika dikelola dengan baik. Kayu
merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain. Dengan kemajuan
teknologi kayu sebagai bahan mentah mudah diproses menjadi barang barang seperti kertas,
tekstil ataupun dijadikan playwood sebagai bahan bangunan.
107
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Kayu merupakan bahan bangunan yang mempunyai sifat sifat spesifik dan tidak bisa
ditiru oleh bahan bangunan lain buatan manusia. Misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet,
tahan terhadap pembebanan tegak lurus dengan serat yang sejajar. Sifat sifat tersebut tidak
dimiliki oleh bahan bangunan lain seperti baja, beton ataupun bahan bangunan lain yang dibuat
manusia.
Beberapa contoh potongan permukaan kayu
108
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang mempunyai sifat yang berbeda beda.
Bahkan dalam satu pohonpun kayu dapat mempunyai sifat yang berbeda juga. Dari sifat kayu
yang berbeda beda satu dengan lainnya, ada beberapa sifat yang umum yang terdapat pada
semua jenis kayu :
1. Tersusun dari sel sel yang terdiri dari bermacam macam tipe dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbonat) serta
lignin (non karbonat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat sifat yang berlainan jika
diuji dari tiga arah (longitudinal, radial dan tangensial).
3. Merupakan bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan
kadar air (kelembaban) akibat dari perubahan kelembaban dan suhu udara disekitarnya.
4. Dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan
kering.
8.2.3 Syarat Teknis Bahan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemekaian tertentu tergantung dari sifat sifat
kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis jenis kayu yang
mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu seperti :
1. Untuk bangunan (konstruksi). Syarat teknisnya adalah kuat, keras, ukuran besar dan
mempunyai keawetan alam yang tinggi.
2. Untuk veneer (vinir) biasa. Syarat teknisnya adalah kayu bulat berdiameter besar, bulat,
bebas cacat dan beratnya sedang.
3. Untuk veneer mewah. Syarat teknisnya adalah selain syarat dari veneer biasa kayu
tersebut harus nampak dekoratifnya.
4. Untuk keperluan meubeler. Syarat teknisnya adalah berat sedang, dimensi tetap,
dekoratif, mudah dalam pengerjaan.
109
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
5. Sebagai bahan lantai (parkit). Syarat teknisnya adalah keras, daya abrasi tinggi, tahan
terhadap asam, kuat dan mudah dikerjakan.
6. Sebagai bantalan kereta api. Syarat teknisnya adalah kuat, keras, kaku dan awet.
7. Untuk peralatan olah raga. Syarat teknisnya adalah kuat, tidak mudah patah, ringan,
tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku dan cukup awet.
8. Untuk keperluan alat alat musik. Syarat teknisnya adalah tekstur halus, berserat
lurus, tidak mudah belah dan daya resonansi baik.
9. Sebagai barang kerajinan. Syarat teknisnya adalah serat lurus, keras, tekstur halus, liat,
tidak mudah patah dan berwarna gelap.
10. Untuk bahan moulding. Syarat teknisnya adalah ringan, serat lurus, tekstur halus,
mudah dalam pengerjaan, warna terang, tanpa cacat dan dekoratif.
8.2.4 Pemakaian Sebagai Bahan Bangunan
Kayu untuk bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :
1. Kayu bangunan structural yaitu kayu bangunan yang digunakan dalam structural
bangunan dan penggunaannya memerlukan berhitungan beban,
2. Kayu bangunan non structural yaitu kayu bangunan yang digunakan dalam bagian
bangunan, yang penggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban.
3. Kayu bangunan untuk keperluan lain yaitu kayu bangunan yang tidak termasuk
klasifikasi butir 1 dan butir 2 di atas, tetapi dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan
penolong ataupun bangunan sementara.
8.2.5 Kekuatan Kayu
Pengelompokan kekuatan kayu berdasarkan kekuatan secara alami kayu yang mempunyai
kekuatan yang berbeda menurut jenis kayu, berdasarkan tegangan lentur mutlak, kekuatan
kayu dibagi menjadi 5 kelas yaitu :
110
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Penggunaan lainnya kayu sebagai bahan bangunan seperti pada tabel di bawah ini :
Serbuk, serat
Kayu masif Vinir Partikel, serat kasar Kayu komposit
halus
1. kayu lapis 1. tripleks 1. papan partikel 1. papan serat 1. papan blok
masif 2. multipleks (chipboard, kayu (blockboard)
2. balok particle board) (softboard, 2. papan lamin
papan 2. papan serat kayu hardboard, (laminboard)
berlapis semen (wood medium
majemuk wool cement density
dengan board) fibreboard)
perekat 2. papan serbuk
berbentuk kayu ragi SLP
atau I (light starch
bound wood
board)
111
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
112
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
113
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Ukuran (panjang x lebar) kayu lapis adalah :(91.5 x 213.5) cm dan (122 x 244) cm
Ukuran tebal kayu lapis adalah :
114
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
115
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Papan partikel biasanya digunakan untuk pekerjaan meubel yang agak murah, sedangkan papan
partikel yang tahan air (dengan semen sebagai perekat digunakan sebagai pelat dinding
pemisah ruang ataupun pelat lantai dasar pada gedung bertingkat).
116
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
117
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
8.3.5 Papan Serbuk Kayu Ragi SLP (light starch bound wood board)
Penemuan papan serbuk kayu ragi SLP ini sangat menguntungkan manusia karena tidak
mengandung bahan perekat yang mencemari lingkungan. Pembuatan papan ini mirip dengan
pembuatan tempe atau roti. Serbuk kayu yang halus dicampur dengan ragi dan air sehingga
mengembang. Kemudian adonan tersebut dikeringkan dalam oven. Papan ini dapat digergaji,
dibor, diketam atau dilem seperti halnya pada kayu/papan, tetapi jauh lebih ringan karena
berat volumenya antara 250 300 kg/cm3. Jenis papan ini pada pemakaiannya sesuai untuk
dinding partisi di dalam gedung atau untuk perabot rumah tangga.
8.3.6 Papan Serat Kayu Semen Yumen (wood wool cement board)
Papan serat kayu semen dibuat dari serat serat kayu pilihan yang diawetkan dengan
menggunakan semen Portland sebagai perekat diikat menjadi papan serat kayu semen yang
tahan terhadap api, air, jamur dan rayap. Dapat menanggulangi bising dan panas, serta dapat
dilapisi dengan plesteran biasa.
118
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Dengan sifat sifat fisik yang sangat menguntungkan (ringan, kuat, tahan terhadap api,
air jamur dan rayap serta mampu menanggulangi bising dan panas) papan serat kayu semen
cocok digunakan sebagai :
a. Lapis dinding luar pada konstruksi kayu ataupun baja yang tahan api, air dan rayap.
b. Dinding pemisah ruang yang agak tipis yang mampu menanggulangi bising.
c. Langit langit yang dapat menanggulangi bising dan panas.
d. Bekisting untuk pelat lantai dan bagian bawahnya dapat digunakan langsung sebagai
langit langit yang tahan terhadap api dan dapat menanggulangi bising.
Ketahanan terhadap api dalam keadaan terbakar rata rata 4 menit per 10 mm tebal papan
serat kayu semen.
119
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
8.4.2 Kegunaan
Maksudnya pemanfaat kayu sebagai bahan bangunan ataupun lainnya mulai dari kayu
bulat (log/gelondongan) ataupun kayu yang sudah diolah industri secara mekanis sebagai
bahan bangunan, seperti moulding ataupun plywood.
Penggunaan kayu tersebut adalah untuk :
1. bangunan (rangka bangunan, atap) 11. perkapalan
2. kayu lapis 12. seni kerajinan tangan (ukiran,patung)
3. meubeler 13. vinir mewah
4. lantai (jembatan, rumah) 14. korek api
5. papan dinding 15. pulp
6. bantalan 16. alat gambar
7. kusen (pintu, jendela) 17. bahan pensil
8. bahan pembungkus 18. bahan baker (arang)
9. alat olah raga dan musik 19. obat obatan
10. tiang listrik dan telepon 20. moulding
Sifat dan kegunaan beberapa jenis kayu seperti pada tabel di bawah ini :
BJ
Kelas
No Jenis Kayu rata - Kelas Kuat Kegunaan
Awet
rata
1 Agathis 0.40 IV III 1,2,3,7,8,9,14,15,17
2 Bakau 0.94 III I,II 1,15
3 Bengkirai 0.91 I, II, III I, II 1,2,3,4,6,11
4 Bedaru 0.84 I I 1,3,6,9,11,12
5 Belangiran 0.86 I, II, III I, II 1,3,4,6,7,11
6 Bentangor 0.78 III II, III 1,2,3,4,5,6
7 Cemara - II, III I, II 1,4,5,6,10,11,18
8 Cendana 0.84 II I, II 12,19
9 Durian 0.64 IV, V II, III 1,2,8
10 Jelutung 0.40 V III, V 2,8,12,16,17,18
11 Kempas 0.95 III, IV I, II 1,2,4,6
120
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Beberapa contoh pemakaian kayu hasil olahan industri kayu yang sudah disesuaikan dengan
keperluan pemakaian.
121
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
122
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
123
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
124
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
125
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
126
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
127
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
Soal Latihan :
1. Sebutkan jenis jenis kayu yang digunakan sebagai bahan konstruksi
2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan kayu sebagai bahan konstruksi
3. Apa yang dimaksud dengan penampang radial dan tangensial kayu
4. Mengapa kayu kelas satu tidak baik digunakan sebagai bahan kusen dan daun pintu-jendela
5. Apa yang dimaksud dengan kayu lapis ? Jelaskan jenis jenis aplikasinya
128
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Metode, Spesifikasi dan Tata Cara, Bagian : 13, Kayu, Bahan Lain, Lain Lain Edisi
Pertama, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pemukiman dan Prasarana
Wilayah, Desember 2002.
Frick H, Koesmartadi Ch, Ilmu Konstruksi Kayu, Penerbit Kanisius Yogyakarta, 1999
Anonim, Idea, Majalah Ide Rumah Kita, Mei 2006
Anonim, Majalah Pergola. 2006
Internet, Dinding Kayu, 2006
Internet, Autralian Wood Structure
129
FM 1-7.1.0-1-41 ed.A rev.2
BAHAN AJAR
Jurusan : Teknik Sipil (D3 & D4) Kurikulum
Program Studi : Bangunan Gedung 2010
PNK dan Bangunan Air
Matakuliah : Bahan Bangunan
LEMBAR PENGESAHAN
Dibuat :
Dosen
.....................................
130