Anda di halaman 1dari 29

Makalah Kimia Material

JENIS MATERIAL
(LOGAM, SERAMIK, POLIMER, KOMPOSIT)

OLEH

MUHAMAD SYAHRUL RAMADHAN ABDULLAH


(F1C1 17 053)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019

Kimia Material | 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai jenis

material dan sifat-sifatnya. Makalah ini kami buat dalam rangka menyelesaikan salah

satu tugas akhir mata kuliah KIMIA MATERIAL.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Hal ini

disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 27 November 2019

Penyusun

Kimia Material | 2
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5

1.3 Tujuan .................................................................................................... 5

1.4 Manfaat .................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 6

2.1 Sejarah Material ..................................................................................... 6

2.2 Klasifikasi Material dan Sifatnya .......................................................... 11

2.2.1 Logam .......................................................................................... 11

2.2.2 Seramik ........................................................................................ 17

2.2.3 Polimer ........................................................................................ 22

2.2.4 Komposit ..................................................................................... 24

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 28

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 28

3.2 Saran ...................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

Kimia Material | 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak dahulu manusia telah berusaha untuk menciptakan berbagai produk

yang terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan

yang lebih kuat. Setiap bagian dari kehidupan manusia tidak terlepas dari peranan

material seperti transportasi, bangunan, pakaian, komunikasi, hiburan, dan produk

makanan. Berkat penyempurnaan-penyempurnaan material yang dilakukan oleh para

ilmuan dan ahli teknologi selama ini, orang dapat membuat produk yang lebih baik.

Menurut sejarah, kemajuan dan perkembangan dari kehidupan manusia berkaitan

dengan kemampuan untuk membuat dan merekayasa material untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

Manusia pertama yang berada di bumi hanya mengenal sedikit jenis material,

yaitu material yang secara alami berada di alam seperti batu, kayu, kulit dan

sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai melakukan beberapa

teknik untuk memproduksi suatu material yang memiliki sifat lebih unggul

dibandingkan dengan material yang berada di alam. Material baru ini meliputi

tembikar dan logam. Lebih dari itu, sifat dari suatu material dapat diubah dengan

memberikan perlakuan panas dan dengan memberikan subtansi lain. Pemanfaatan

suatu material disesuaikan dengan sifat-sifat yang ada pada material tersebut melalui

proses seleksi. Sampai saat sekarang ini sudah banyak sekali material rekayasa yang

Kimia Material | 4
telah dibuat dan semuanya itu dapat dikategorikan menjadi logam, plastik, gelas, dan

serat.

Kemampuan dalam memahami berbagai jenis material merupakan suatu awal

dari kemajuan dalam bidang teknologi. Sebagai contoh adalah pemanfaatan bahan

silikon, material ini mengembangkan industri bernilai triliunan dollar. Material ini

juga membantu komunikasi di semua bidang, dari alat bantu dengar hingga telemetri

ruang angkasa. Keseharian kita diubah akibat adanya hiburan di rumah kita seperti

kaset video, dan dengan munculnya komputer yang kini terjangkau oleh perorangan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu diketahui jenis-jenis material serta

sifat-sifat yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan jenis material logam, seramik, polimer dan komposit ?

2. Sifat-sifat apa saja yang dimiliki dari logam, seramik, polimer dan komposit ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis material logam, seramik, polimer dan komposit

2. Untuk mengetahui sifat-sifat apa saja yang dimiliki dari logam, seramik, polimer

dan komposit.

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui jenis material logam, seramik, polimer dan komposit.

2. Dapat mengetahui sifat-sifat apa saja yang dimiliki dari logam, seramik, polimer

dan komposit.

Kimia Material | 5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Material

Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu

sampai sekarang. Ilmu material (bahan) sebenarnya sangat berperan penting dalam

perkembangan peradaban manusia sampai saat ini. Transportasi, perumahan, pakaian,

komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan

sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta teknologinya.

Material-material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima

beban tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet,

mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya dalam aplikasi-

aplikasi yang spesifik di kehidupan kita saat ini. Material – material baru dengan

karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan dalam upaya untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin kompleks.

Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita

selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan

memanipulasi material. Kenyataannya, perkembangan peradaban kita memang

terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh

manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti

zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam

zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan

Kimia Material | 6
mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian

material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit

hewan, tulang dan lain sebagainya.

Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan

material menjadikan manusia mempunyai kemampuan untuk memproduksi

perlengkapan-perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan

bahwa terdapat material-material dalam perut bumi yang apabila diolah akan punya

sifat yang lebih baik dibandingkan material-material yang ada di permukaan. Melalui

pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan berbagai

peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan logam. Pada

era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan pada peradaban

awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin), timah hitam (lead),

dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini dikenal oleh peradaban

awal karena secara alami logam-logam tersebut terdapat dalam bentuk yang lebih

“bebas” di alam atau terkandung secara dominan pada mineralnya sehingga secara

sederhana mampu diolah.

Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali dikenal, banyak

dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal pada masa sekitar

4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan dan berbagai

peralatan sehari-hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani, Bolivia, dan Romawi,

serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar 4000 SM dan

digunakan secara luas, bersama-sama dengan emas sebagai alat tukar perdagangan

Kimia Material | 7
(uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun 3500 SM. Karena

kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan material logam ini

sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah putih ditemukan sekitar

tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali dipadukan dengan tembaga untuk

tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan kekerasan dan kekuatan tembaga.

Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk mengekstraksi

besi dari bijih besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran bijih besi terbentuk

endapan lelehan besi yang ditemukan pada dasar lubang pembakaran. Penemuan

material besi inlah yang kemudian mengawali dimulainya era pengunaan material

berbasis besi secara besar-besaran pada awal tahun Masehi. Dalam waktu singkat

kemudian manusia memanfaatkan mineral yang kaya kandungan besi sebagai bahan

pembuatan peralatan-peralatan berbasis besi. Manusia juga mengetahui cara

meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan dengan meningkatkan temperatur

pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan angin buatan. Dari sini muncullah ilmu

metallurgi ekstraksi konvensional, yang mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai

proses pemisahan unsur logam dari mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini

diyakini ditemukan oleh peradaban Cina sekitar tahun 2000 SM.

Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok logam –

logam yang dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah air raksa

(mercuri) yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh

manusia pada masa itu sebagai quicksilver. Hal tersebut dikarenakan air raksa

Kimia Material | 8
merupakan satu – satunya logam yang dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer),

selalu stabil dalam bentuk cair.

Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam-logam dalam

kuantitas yang besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam

kondisi bebas di alam. Bijih besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang

ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi. Karena

semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian muncul

pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan

bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan pengetahuan

terhadap sifat-sifat material, kemungkinan penggunaan material-material alternatif,

dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk mencapai

karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas

manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan

penggunaan bahan guna memproduksi produk-produk berbasis material dengan sifat-

sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi

proses maupun pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian

mengetahui bahwa kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang

diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan dengan

material lainnya.

Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan

konsumsi material dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan

material. Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini semakin meningkat

Kimia Material | 9
secara drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang adanya hubungan antara

struktur, komposisi dan sifat fisis material. Pengetahuan tersebut baru diperoleh

semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana kemudian memberikan kemampuan

kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang lebih tinggi dalam

memanipulasi sifat material. Beranjak dari sini kemudian tercipta berbagai jenis

teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada perkembangan

yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material-material alternatif pada aplikasi

teknik, yang termasuk di dalamnya logam, seramik, plastik, dan serat.

Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin praktis

dan nyaman akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses pemanfaatan

material tepat guna. Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe-tipe material

seringkali merupakan suatu awalan atau pioner dalam terciptanya teknologi-teknologi

baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan mengalami perkembangan seperti

sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja yang murah atau beberapa bahan

pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan mengalami kesulitan

berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material-material berbasis

alumunium yang lebih ringan. Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini,

peralatan komunikasi elektronik yang canggih tergantung pada komponen-komponen

yang terbuat dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang menjadikan penguasaan ilmu

dan teknologi material merupakan hal yang sangat penting dalam upaya terus

meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.

Kimia Material | 10
2.2 Klasifikasi Material dan Sifatnya

2.2.1 Logam

Gambar 1. Berbagai jenis logam

Logam adalah material yang mempunyai daya hantar listrik yang tinggi

dengan sifat konduktor yang baik dan tahan terhadap temperatur tinggi, mempunyai

titik didih tinggi, keras, mengkilap, tidak tembus cahaya, dan dapat dideformasi

sehingga banyak digunakan pada banyak konstruksi. Metal adalah salah satu dari tiga

kelompok unsur yang dibedakan oleh suatu sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan

sebuah metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal yang digambar

dari boron (B) ke polonium (Po) yang membedakan logam dari nonlogam. Unsur

dalam garis ini ialah metaloid, bisa juga disebut dengan semi-logam; unsur di kiri

bawah ialah logam; unsur ke kanan atas ialah nonlogam.

Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak

terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga,

emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink. Azeotrop logam cenderung

mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara nonlogam biasanya rapuh

Kimia Material | 11
(untuk nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator. Dalam bidang astronomi,

istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut semua unsur yang lebih berat

daripada helium. Terdapat beberapa sifat-sifat logam diantaranya :

1. Sifat Mekanis

➢ Kekerasan (hardness) adalah kemampuan bahan untuk tahan terhadap

goresan, penetrasi, pengikisan (abrasi). Sifat ini berkaitan dengan sifat

keausan (wear resistance) dan kekuatan.

➢ Kekuatan (strenght) adalah kemampuan bahan menerima tegangan tanpa

patah. Kekuatan ada beberapa macam, tergantung pada beban yang bekerja

antara lain dapat dilihat dari kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan,

kekuatan puntir, dan kekuatan bengkok.

➢ Kekenyalan (elasticity) adalah kemampuan bahan menerima tegangan tanpa

terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan.

Jika bahan mengalami tegangan maka terjadi perubahan bentuk. Jika tegangan

yang bekerja besarnya tidak melewati suatu batas tertentu maka perubahan

bentuk yang terjadi bersifat sementara, perubahan bentuk ini akan hilang

bersama dengan hilangnya tegangan, akan tetapi jika tegangan yang bekerja

telah melampaui batas tersebut, maka sebagian bentuk itu tetap ada walaupun

tegangan telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak

perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang

permanen mulai terjadi, dengan kata lain kekenyalan menyatakan kemampuan

Kimia Material | 12
bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima beban

yang menimbulkan deformasi.

➢ Kekakuan (stiffness) adalah kemampuan bahan menerima tegangan tanpa

terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.

➢ Ketangguhan (toughness) adalah kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah

energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga sebagai ukuran

banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja. Sifat

ini dipengaruhi banyak faktor sehingga sifat ini sulit untuk diukur.

➢ Plastisitas (plasticity) adalah kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah

deformasi plastis (yang permanen) tanpa terjadinya kerusakan. Sifat ini

diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai proses

pembentukan seperti, forging, rolling, extruding dan sebagainya. Sifat ini juga

disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan yang mampu mengalami

deformasi plastis yang cukup tinggi dikatakan sebagai bahan yang

mempunyai keuletan tinggi, dimana bahan tersebut dikatakan ulet (ductile).

Sedang bahan yang tidak menunjukan terjadinya deformasi plastis dikatakan

sebagai bahan yang mempunyai keuletan yang rendah atau dikatakan getas –

rapuh (brittle).

➢ Kelelahan (fatique) adalah kecenderungan dari logam untuk patah jika

menerima tegangan yang berulang-ulang (cyclic stress) yang besarnya masih

jauh di bawah batas kekuatan elastisitasnya. Sebagian besar kerusakan yang

terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan. Karenanya kelelahan

Kimia Material | 13
merupakan sifat yang sangat penting tetapi sifat ini juga sulit diukur karena

sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.

➢ Keretakan – merangkak (creep – crack) adalah sifat suatu logam untuk

mengalami deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi waktu, dimana

pada saat bahan tersebut menerima beban yang besarnya relatif tetap.

2. Sifat listrik

Berbagai sifat listrik dari material adalah konduktivitas, koefisien temperatur

dari tahanan, kekuatan dielektrik, resistivitas dan termoelektrik. Sifat ini diuraikan

dibawah ini:

• Konduktivitas

Konduktivitas didefinisikan sebagai kemampuan material untuk

menghantarkan arus listrik melaluinya dengan mudah yaitu material yang konduktif

akan memudahkan aliran listrik melaluinya.

• Koefisien temperatur tahanan

Pada umumnya diistilahkan untuk menentukan variasi resistivitas dengan

temperatur.

• Kekuatas dielektrik

Ini diartikan kapasitas dari material pada tegangan tinggi.Sebuah material

memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi dapat menahan selama waktu yang lebih

lama terhadap tegangan tinggi melaluinya sebelum mengkonduksi arus yang

melaluinya.

Kimia Material | 14
• Resistivitas (resistivity)

Ini adalah sifat material yang mana material menolak aliran listrik yang

hendak melaluinya.

• Thermoelectricity

Jika dua logam yang tak sama digabungkan dan kemudian gabungan ini

dipanasi, maka tegangan yang kecil (dalam mili volt) dihasilkan dan ini dikenal

sebagai efek termoelektrik. Hal ini merupakan dasar dari thermocouple.

Thermocouple disiapkan menggunakan sifat material.

3. Sifat Termal

Sifat termal merupakan respon terhadap penerapan panas. Sebagai benda

padat menyerap energi dalam bentuk panas, yang menyebabkan kenaikan temperatur

dan dimensi. Sifat-sifat termal yang penting :

- Heat capacity

- Thermal expansion

- Therma conductivity

4. Sifat Optis

Sifat optik utama dari material teknik adalah indeks bias, absorptivity,

koefisien penyerapan, pantulan, dan transmissivity. Indeks bias adalah sifat optic

penting dari logam yang didefinisikan sebagai rasio kecepatan cahaya dalam ruangan

hampa udara (vacuum) terhadap kecepatan material. Indeks bias dapat juga

diistilahkan sebagai rasio sin sudut datang terhadap sin sudut pantul.

Kimia Material | 15
5. Sifat Deterioratif

Sifat Deterioratif logam merupakan sifat penurunan kualitas dari suatu logam

6. Sifat Kimia Logam

Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu

kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung

pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur- unsur logam

cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan

unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki

keelektronegatifan yang besar). Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan

keelektronegatifan, maka sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:

1. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat

nonlogam bertambah.

2. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan

sifat nonlogam berkurang.

Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik

unsur, sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas

logam dan nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga

diagonal bergaris tebal, sehingga unsurunsur di sekitar daerah perbatasan antara

logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-

unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon. Selain itu, sifat

logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya mudah

bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke bawah semakin

Kimia Material | 16
reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah melepaskan elektron.

Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik makin ke bawah makin

kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin sukar menangkap elektron.

Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali) dan unsur

nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen) (Martin S. Silberberg,

2000).

2.2.2 Seramik

Gambar 2. Berbagai jenis seramik dan contohnya

Seramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang artinya

suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan

ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan seramik sebagai suatu hasil seni dan

teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah,

genteng, porselin, dan sebagainya

Secara sejarah, barangan seramik adalah keras, poros, dan mudah pecah.

Kajian mengenai seramik sebahagian besarnya bertujuan untuk mengurangkan

Kimia Material | 17
masalah tersebut, dan meningkatkan keratin seramik. Sifat-sifat seramik diantaranya

sebagai berikut :

1. Sifat Mekanik

Seramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu

Seramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi.

Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah

tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Di dalam Seramik, karena kombinasi

dari ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Faktor rapuh

terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan

kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang

cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan

mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak

memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus

kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk seramik yang digunakan

untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan seramik biasanya lebih besar dari

kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam

keadaan tertekan

2. Sifat listrik/magnet

Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Seramik dikenal sangat baik

sebagai solator. Beberapa isolator seramik (seperti BaTiO3) dapat dipolarisasi dan

digunakan ebagai kapasitor. Seramik lain menghantarkan elektron bila energi

ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, seramik

Kimia Material | 18
jenis baru, yakni super konduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini

di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, seramik yang disebut

sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik

atau sebaliknya.

Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga

sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas seramik dapat

ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akan

mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam seramik, konduktivitas

meningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu. Beberapa seramik memiliki

sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan

“canggih” yang sering digunakan sebagai sensor. Dalambahan piezoelektrik,

penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan akan

terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan mekanis menjadi

tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada

mikrofon, dan sebagainya. Dalam bahan seramik, muatan listrik dapat juga

dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan

merupakan dasar banyak aplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator

daya listrik skala besar. Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan

bakar.

3. Sifat Termal

Sifat termal bahan seramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal,

dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk

Kimia Material | 19
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan

antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.

Seramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi

getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat

maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak

padakisi kristalnya. Sebagian besar seramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya

walaupun pada temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan

dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar

dan tiba-tiba dapat melemahkan seramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan

temperatur tersebutlah yang dapat membuat seramik pecah.

4. Sifat Optis

Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi,

ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya,

danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material

yang transparan, seperti gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti

gelasterfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan

cahaya. Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan

adalah polarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi

adalah distorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat

polarisasi, sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan

selanjutnya panas.

Kimia Material | 20
5. Sifat Kimia

Salah satu sifat khas dari seramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia

dari permukaan seramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel,

zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb.

Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500˚C, permukaannya menjadi bersifat

asam atau bersifat basa. Alumina, zeolit, lempung asam atau S2O2 – TiO2 demikian

juga berbagai oksida biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik

dari titik bersifat asam dan basa pada permukaan.

6. Sifat Fisik

Sebagian besar seramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen

dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan

keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian seramik yang ringan

mungkin dapat sekeras logam yang berat. Seramik yang keras juga tahan terhadap

gesekan. Senyawa seramik yang paling keras adalah berlian, diikuti boron nitrida

pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum oksida dan silikon

karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan

menghaluskan material-material keras lain.

Kimia Material | 21
2.2.3 Polimer

Gambar 3. Contoh polimer dalam kehidupan sehari-hari

Polimer berasal dari dua kata yakni poly dan meros namun dalam

penyebutannya yaitu polimer yang merupakan sejumlah molekul besar yang terdiri

dari unit unit yang berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan salah satu

senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang tersusun dari gabungan

ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang. Plastik pembungkus, botol

plastik, styrofoam, nilon, dan pipa paralon termasuk material yang disebut polimer.

1. Sifat Mekanik

Jika kita berbicara material untuk aplikasi yang luas, maka kita tidak akan

terlepas dari sifat mekanik yang menentukan kekuatan dan ketahanan dari material

tersebut. Dengan sifat mekanik yang baik, umumnya suatu material memiliki

ketahanan tinggi dan memiliki nilai yang juga tinggi. Sifat mekanik yang paling

umum yaitu strength atau kekuatan dimana sifat ini menunjukkan kekuatan material

polimer dalam mengalami tekanan sampai terjadinya break atau pecah pada material

tersebut.

Kimia Material | 22
Sifat ini dapat terbagi lagi menjadi tensile strength yang merupakan kekuatan

tarik dari material, flexural strength yang merupakan kekuatan tekuk material, impact

strength yaitu ketahanan material terhadap pukulan, dan lain sebagainya. Pada

umumnya, jika sifat kekuatan polimer dihubungkan dengan jenis polimer maka

urutan kekuatan polimer yaitu polimer linier < polimer bercabang < polimer ikat-

silang < polimer network.

2. Sifat Kelenturan

Karena sifatnya lentur, polimer mudah diubah menjadi produk yang

diinginkan. Tapi, polimer alam lebih untuk diubah sesuai keinginan dikomparasikan

polimer sintetis.

3. Sifat Termal

Sifat termal merupakan ketahanan polimer terhadap suhu serta karakteristik

polimer pada suhu tertentu. Pada sebagian besar polimer, sifat termal yang

berhubungan dengan titik leleh dapat ditingkatkan melalui adanya modifikasi

tertentu.

Umumnya, polimer yang memiliki fungsi khusus didesain untuk memiliki

titik leleh dan ketahanan panas yang tinggi sehingga dalam aplikasinya material

tersebut tidak akan rusak. Pada sifat termal terutama untuk polimer amorf, terdapat

istilah suhu glass transition atau suhu transisi kaca yang merupakan titik dimana pada

suhu tersebut suatu material polimer akan berubah dari bentuk padat menjadi bentuk

lunak atau rubbery state.

Kimia Material | 23
4. Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganisme

Sifat keawetan terhadap mikroorganisme ini seringkali dipunyai oleh polimer

sintetis. Sedangkan polimer alam laksana sutra, wol, dan polimer alam lainnya tidak

tahan terhadap mikroorganisme.

5. Sifat Lainnya

Sifat beda yang dimiliki polimer di antaranya, yakni inilah ini :

• Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil;

• Tahan korosi dan kehancuran terhadap lingkungan yang agresif;

• Dimensinya stabil sebab mempunyai berat molekul besar; dan lainnya

2.2.4 Komposit

Gambar 4. Contoh komposit dalam kehidupan sehari-hari

Komposit adalah material yang tersusun atas campuran dua atau lebih

material dengan sifat kimia dan fisika berbeda, dan menghasilkan sebuah material

baru yang memiliki sifat-sifat berbeda dengan material-material pengusunnya. Salah

satu contoh paling mudah dari material komposit adalah beton cor yang tersusun atas

campuran dari pasir, batu koral, semen, besi, serta air. Nampak bahwa material-

Kimia Material | 24
material penyusun tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda, namun ketika

dicampurkan dengan perbandingan serta teknik tertentu akan menghasilkan beton

yang sangat kuat, keras, dan tahan terhadap berbagai cuaca.

Gambar 5. Struktur Komposit

Material komposit tersusun atas dua tipe material penyusun yakni matriks dan

fiber (reinforcement). Keduanya memiliki fungsi yang berbeda, fiber berfungsi

sebagai material rangka yang menyusun komposit, sedangkan matriks berfungsi

untuk merekatkan fiber dan menjaganya agar tidak berubah posisi. Campuran

keduanya akan menghasilkan material yang keras, kuat, namun ringan. Beberapa sifat

komposit adalah sebagai berikut :

1. Sifat Mekanik dan Fisika

Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan

penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks

dan serat dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan

Kimia Material | 25
yang lebih tinggi dari bahan konvensional. Berikut ini adalah kelebihan material

komposit dilihat dari sifat-sifat mekanikal dan fiskal nya :

1. Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding

dengan bahan konvensional.

2. Massa jenis rendah (ringan)

3. Lebih kuat dan lebih ringan

4. Perbandingan kekuatan dan berat yang menguntungkan

5. Lebih kuat (stiff), ulet (tough) dan tidak getas.

6. Koefisien pemuaian yang rendah

7. Tahan terhadap cuaca

8. Tahan terhadap korosi

9. Mudah diproses (dibentuk)

10. Lebih mudah disbanding metal

11. Biaya

Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu

perkembangan industri komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu

produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan

mentah, pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya

2. Sifat Umum

Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu pengkombinasian optimum

dari sifat-sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan sifat-sifat tunggal sangat

diharapkan. Beberapa material komposit polymer diperkuat serbuk yang memiliki

Kimia Material | 26
kombinasi sifat-sifat yang ringan, kaku, kuat dan mempunyai nilai kekerasan yang

cukup tinggi. Disamping itu juga sifat dari material komposit dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu material yang digunakan sebagai bentuk komponen dalam

komposit, bentuk geometri dari unsur-unsur pokok dan akibat struktur dari sistem

komposit, cara dimana bentuk satu mempengaruhi bentuk lainnya

Menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit

mmpunyai cirri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan

yang mempunyai sifat dan cirri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen

asalnya. Disamping itu konstituen asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu

antara muka.

Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri

dari fasa yang tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalu terdiri dari serat

atau bahan pengukuh, manakalah yang berterusannya terdiri dari matriks.

Kimia Material | 27
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Material seringkali adalah

bahan mentah - yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses

sebelum digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Beberapa jenis

material yang ada yaitu, logam, seramik, polimer dan komposit.

2. Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya, pada

bidang teknik umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat. Sifat –sifat itu

akan mendasari dalam pemilihan material, sifat tersebut adalah:

➢ Sifat mekanik

➢ Sifat listrik/magnet

➢ Sifat termal

➢ Sifat optis

➢ Sifat deteriorative

3.2 Saran

Menyadari bahwa penyusunan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas

dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggung

jawabkan. Demikian makalah ini di susun untuk menambah referensi yang terkait

dengan judul.

Kimia Material | 28
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/18274892/Sifat_sifat_material

https://artikel-teknologi.com/pengertian-material-komposit

https://docplayer.info/63162599-Makalah-material-teknik.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan

https://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/14/karakteristik-struktur-dan-sifat-keramik/

https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-tumbuhan/

https://www.jatikom.com/2018/11/pengertian-sifat-klasifikasi-dan-jenis.html

https://www.jatikom.com/2018/11/pengertian-sifat-klasifikasi-dan-jenis.html

http://kawatlas.jayamanunggal.com/sifat-mekanik-logam/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-logam/

https://materialengineeringranggaagung.wordpress.com/2018/01/01/material-

komposit/

http://priyobaliyono.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-material-komposit.html

Kimia Material | 29

Anda mungkin juga menyukai