Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGI PADA ZAMAN PURBA

Manusia pada zaman purba menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan bahan-bahan


yang disediakan oleh alam walaupun sifatnya masih terbatas. Penemuan benda-benda peralatan
dari batu yang dimulai dari batu tua atau paleolithikum sampai batu muda atau neolithikum
menunjukkan bahwa manusia pada zaman purba juga telah mengenal teknologi. Walaupun kata
teknologi baru muncul pada abad ke-18 namun bukan berarti pada abad itu manusia baru
mengenal teknologi. Kata teknologi sendiri berasal dari bahasa Yunani “techne” yang berarti
seni kerajinan dan mengandung dua pengertian pokok yaitu kegiatan dan produk.

Teknologi manusia yang pada tingkat permulaan mengutamakan segi praktis, sesuai
dengan tujuan penggunaan saja, makin lama makin meningkat ke arah penyempurnaan bentuk
perkakas keperluan hidup.(Poesponegoro,1990:84) Hal ini bisa kita lihat dari bentuk perkakas
hidup yang terbuat dari batu mulai dari batu kasar semakin meningkat menuju batu yang
diperhalus. Perkembangan bentuk perkakas kebutuhan tersebut semakin meningkat dengan
ditemukannya api. Penemuan api telah mendorong manusia menciptakan peralatan lain yang
tidak hanya berasal dari batu.

Pada sekitar tahun 7000 SM manusia telah menemukan logam tembaga yang dibuat
sebagai perkakas dengan cara sederhana yaitu dengan memukul-mukulkan dengan batu. Setelah
penemuan api, pengolahan logam meningkat dengan cara ditempa sehingga dengan demikian
teknologi pengolahan logam telah dimulai. Tidak hanya tembaga, besi juga merupakan salah satu
logam yang digunakan manusia untuk memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Penggunaan besi dengan pengolahan alat pemanas yang dikenal sebagai besi tuang
menciptakan peralatan untuk perang seperti senjata, baju perang maupun kereta kuda. Penemuan
kaca di Mesir sekitar 1557 SM memberikan bukti bahwa manusia pada masa itu telah memiliki
kemampuan untuk membuat kaca dan gelas baik dengan cara dicetak maupun ditiup.

Selain peralatan hidup, seiring dengan perkembangan kehidupan manusia yang


berkelompok maka manusia membutuhkan bangunan baik untuk tempat tinggal maupun tempat
pemujaan. Bangunan pada zaman purba seperti candi atau piramida pada umumnya dibuat dari
batu bata yang berasal dari tanah liat yang dijemur atau dipanaskan dengan api. Selain itu
manusia mulai menciptakan tulisan atau huruf untuk menyatakan suatu kejadian tertentu. Bangsa
Mesopotamia misalnya menciptakan huruf yang disebut dengan “cuneiform” dan bangsa Mesir
menciptakan huruf yang disebut “hieroglif”.

Teknologi yang diciptakan manusia pada intinya bertujuan untuk mempermudah


pekerjaan manusia. Pada masa purba, teknologi muncul dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan
manusia yang tidak hanya dapat diperoleh dengan mengandalkan apa yang tersedia di alam saja
tetapi juga membutuhkan hasil karya manusia. Pengalaman rutinitas yang menimpa manusia
merupakan salah satu pendorong terciptanya teknologi. Salah satu contoh ialah teknologi irigasi
dan pembuatan kanal-kanal yang tercipta oleh masyarakat Mesir Kuno untuk mengantisipasi dan
memanfaatkan banjir akibat meluapnya sungai Nil. Hasil teknologi tersebut tentunya sangat
berguna bagi masyarakat pada masa itu bahkan menjadi inspirasi bagi masyarakat di masa depan.

Teknologi pada zaman Islam


Ensiklopedi Tematis Dunia Islam menguraikan bahwa teknologi adalah alat peradaban
dan sebuah peradaban besar seperti peradaban Islam yang berkembang di wilayah Arab pada
abad ke-7 sampai abad ke-16 pasti didukung oleh penemuan-penemuan teknologi yang penting.
(2002: 251) Perkembangan teknologi di dunia Islam meliputi berbagai bidang diantaranya ialah
irigasi dan bendungan, penggunaan air dan angin sebagai sumber energi, pembuatan kapal,
teknologi tekstil, dan lain-lain.

Pemanfaatan air dan angin sebagai sumber energi dianggap sebagai teknologi yang
mengilhami perkembangan ilmu mekanika dalam dunia Islam. Salah satu inovasi mekanika
utama pada masa itu adalah jam-air (klepsidra) sebagai pembangkit tenaga yang kuat dari kincir
air. Tokoh seperti al-Jazari memberikan sumbangan besar bagi perancangan mesin dimana
sedikitnya ada lima jenis mesin pengangkut air untuk memenuhi kebutuhan air di daerah-daerah
kering di Arab terutama untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan pertanian. Penemuan
teknologi tersebut sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air, yang
merupakan kebutuhan pokok manusia, terutama di daerah-daerah yang minim air. Teknologi ini
merupakan jawaban bagi keterbatasan ketersediaan alam bagi manusia. Orang-orang Muslim
sejak abad ke-7 telah mengenal noria yang berfungsi untuk mengangkat dan mengalirkan air ke
lokasi yang membutuhkan bila permukaan air rendah atau surut.

Teknologi pembuatan jembatan dan system irigasi tidak kalah pentingnya dalam
perkembangan teknologi masa ini. Keadaan geografis suatu wilayah akan mempengaruhi jenis
teknologi yang dihasilkan termasuk di negara-negara Islam pada Abad Pertengahan yang
memiliki banyak sungai besar dan iklim kering di beberapa wilayahnya. Teknologi pembuatan
jembatan berkembang dari jembatan yang lazim digunakan yaitu jembatan ponton sampai
kepada tipe jembatan lengkungan bersegmen banyak. Sebagai contoh adalah jembatan
Syahristan yang dibangun pada abad ke-12 di Isfahan dengan lengkungan banyak seperti
jembatan pada masa kini yang mencerminkan kemajuan teknologi pada saat itu. Teknik irigasi
yang berkembang pada zaman Islam tidak lepas dari teknologi irigasi yang telah ada seperti pada
masyarakat Mesir Kuno. Pada masa Islam, teknik irigasi khusus memanfaatkan air bawah tanah
dengan pipa yang disebut qanat yaitu terowongan yang nyaris horizontal yang menghubungkan
sebuah sumber air bawah tanah ke lokasi yang membutuhkan air. Teknologi irigasi ini
memberikan sumbangan yang sangat penting bagi dunia pada umumnya untuk mengatasi
kelangkaan air di suatu wilayah.

Selain teknologi jembatan dan system irigasi, pembuatan kanal-kanal pun menjadi sebuah
teknologi yang sama pentingnya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air. Para ahli teknik
muslim telah membangun bendungan untuk menyediakan dan mengatur air dalam system irigasi.
Sekitar abad ke-9 telah dibangun bendungan di Tunisia dan Iran, kemudian abad ke-12 di bangun
bendungan di Cordoba. Teknik pemetaan pun berkembang pesat untuk menentukan lokasi secara
cermat untuk berbagai keperluan baik itu sipil dan astronomi maupun yang paling penting yaitu
menentukan kiblat.
Aktivitas perdagangan dan militer di negara-negara Islam mendorong berkembangnya teknologi
perkapalan seperti pembuatan kapal serta pendirian galangan kapal. Dunia Islam
memperkenalkan tipe kapal dagang dan kapal perang yang memberikan sumbangan besar baik
bagi aktivitas perdagangan dunia maupun militer. Galangan kapal pertama didirikan di Pulau
Rawdah, Mesir dan kemudian menyebar hampir di setiap pelabuhan penting di negara-negara
Islam seperti Iskandariyah, Tripoli, Tunisia, dan lain-lain. Seiring dengan berkembangnya
teknologi perkapalan maka keperluan navigasi pun sangat penting yaitu dengan penemuan
kompas sebagai petunjuk arah. Penggunaan magnet dalam kompas menjadi sebuah penemuan
teknologi penting pada masa itu.

Perkembangan teknologi dalam bidang militer ditandai dengan penggunaan senjata


seperti pedang, tombak dan panah serta penggunaan peralatan perang yang tergolong artileri
berat seperti ballista, alat pelantak untuk menembus dinding pertahanan musuh, meriam dan
pelontar misil. Berbagai senjata pembakar juga telah digunakan sejak awal sejarah Islam. Istilah
Arab yang digunakan untuk menyebut senjata pembakar sama dengan istilah untuk minyak bumi
yaitu naft. Bahan untuk membuat senjaata pembakar antara lain adalah salah satu friksi dari hasil
distilasi minyak bumi, campuran ter, resin dan belerang, campuran batu kapur dan belerang,
sendawa, dan lain-lain. Bahan pembakar ini dilontarkan dengan alat yang disebut pipa siphon
dan ini merupakan senjata utama kaum Islam dalam perang salib. Penggunaan mesiu dan granat
serta roket merupakan teknologi dalam bidang militer yang tidak kalah penting yang telah
dihasilkan pada masa Islam.

Tidak hanya bidang militer dan pengairan, teknologi pada masa Islam juga ditandai
dengan berkembangnya ilmu kimia yang memicu pertumbuhan industri di negara-negara Islam
meliputi industri parfum, minyak asiri, penyulingan minyak bumi, sabun, gelas, keramik, tinta
dan zat pewarna, pencelup, tekstil, kertas dan kulit. Distilasi atau penyulingan merupakan proses
yang paling penting dalam teknologi kimia Islam dan menjadi basis bagi berkembangnya industri
tersebut. Kitab yang ditulis oleh Ar-Razi dengan judul Sirr al-Asrar mengungkap bagaimana
teknologi penyulingan minyak bumi, pembuatan sabun, gliserin dan minyak zaitun. Sumbangsih
Islam terhadap perkembangan teknologi dunia sangat besar dengan penemuan-penemuan seperti
tinta, kertas, cat minyak, roda pemintal serta tekstil.

Teknologi pertanian dan pangan pun terjadi di dunia Islam. Orang-orang Islam sangat
rajin mempelajari tanaman-tanaman baru salah satunya ialah jenis tanaman tropis yang kemudian
diperkenalkan di wilayah islam yang relative kering sehingga akan merubah irama agrikultur
tahunan yaitu bercocok tanam tidak hanya pada musim dingin saja tetapi juga pada musim panas.
Akibatnya penggunaan lahan menjadi semakin produktif, system irigasi diperbaiki dan diperluas,
dan berkembang pula jenis pupuk serta cara pembajakan baru. Teknologi pengawetan makanan
berkembang dengan bervariasinya metode pengawetan mulai dari pengeringan, pengasinan
sampai pengasapan. Teknologi pengawetan makanan ini menunjang usaha pemasaran hasil
pertanian dan peternakan.

Dunia Islam mengembangkan teknologi pertambangan dan pengolahan hasil tambang


serta perhiasan. Pola pertambangan diperkenalkan oleh dunia Islam yaitu tambang bawah tanah
dan tambang terbuka dengan teknik pengeboran terowongan. Kedua pola ini sampai saat ini
masih terus dipergunakan. Pengolahan bijih hasil tambang mencakup proses penghancuran,
penggilingan, pemilahan dan pencucian. Setelah proses pengolahan tersebut maka dilakukan
tahap penyulingan dengan menggunakan tungku tiup. Teknologi perhiasan berkembang pesat
terutama pada zaman dinasti Abbasiyah dengan tokohnya ialah al Biruni yang menerangkan
tentang proses pengolahan biji emas dan pemisahannya dari perak.
Teknologi pada masa Islam terjadi dalam berbagai bidang dan memberikan sumbangan
yang sangat besar bagi perkembangan manusia sesudahnya. Teknologi pada masa Islam
dianggap sebagai pencetus bagi perkembangan teknologi selanjutnya. Sumbangan Islam bagi
dunia tidak hanya teknologi sebagai sebuah produk saja tetapi dilengkap dengan uraian rinci
mengenai pembuatan produk teknologi tersebut. Hal inilah yang kemudian memberikan
pengaruh bagi perkembangan sain dan teknologi sesudahnya.

Anda mungkin juga menyukai