Anda di halaman 1dari 3

GASTROENTERITIS

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/01


S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas Asri Ibrahim Ode Madi
Rawat Inap Patani NIP. 1967604031993031021
1. Pengertian Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan
usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek
atau cair, dapat bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3
kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah,
demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu makan.
GE akibat Entamoeba histolytica disebut disentri, bila
disebabkanoleh Giardia lamblia disebut giardiasis, sedangkan bila
disebabkan oleh Vibrio cholera disebut kolera.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan Pasien Gastroenteritis
3. Kebijakan 1.
2.
4. Referensi Panduan Praktik Klinis dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
primer,Permenkes nomer 5 thn 2014.dan kapita selekta kedokteran.
5. Prosedur
/Langkah- ANAMNESIS
langkah Pasien datang ke dokter karena buang air besar (BAB) lembek atau
cair, dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali
atau lebih dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di
perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus.
Setiap kali diare, BAB dapat menghasilkan volume yang besar (asal
dari usus kecil) atau volume yang kecil (asal dari usus besar). Bila
diare disertai demam maka diduga erat terjadi infeksi.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan terpenting adalah menentukan tingkat/derajat
dehidrasi akibat diare. Tandatanda dehidrasi yang perlu
diperhatikan adalah turgor kulit perut menurun, akral dingin,
penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan
keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran (syok
hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising usus
hiperperistaltik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah rutin (lekosit) untuk memastikan adanya infeksi.
2. Feses lengkap (termasuk analisa mikrobiologi) untuk
menentukan penyebab.

DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3
kali sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda
hipovolemik dan pemeriksaan konsistensi BAB).
KOMPLIKASI
Syok hipovolemik

PENATALAKSANAAN

1. Memberikan cairan dan diet adekuat

Metode Pierce
 Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x Berat badan (kg)
 Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x Berat badan (kg)
 Dehidrasi berat, Kebutuhan cairan = 10% x Berat badan (kg)

2. Obat antidiare, antara lain:


- Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur
opium. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan
disentri yang disertai demam, dan penggunaannya harus
dihentikan apabila diare semakin berat walaupun diberikan
terapi.
- Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien
immunocompromised, seperti HIV, karena dapat
meningkatkan risiko terjadinya bismuth encephalopathy.
- Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau
smectite 3x 1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare
stop.
- Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/
hari
3. Antimikroba, antara lain:
 Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari
selama 5-7 hari, atau
 Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.
 Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia,
metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500 mg/
hari selama 7 hari.
 Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan
dengan etiologi.
 Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare
akut.

KRITERIA RUJUKAN
1. Tanda dehidrasi berat
2. Terjadi penurunan kesadaran

PROGNOSIS
Prognosis pada umumnya bonam.

6. Unit Terkait 1. Unit Pendaftaran


2. Ruang Pelayanan Umum
3. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai