Urtikaria adalah erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul imun, sel-sel lain dalam jaringan
dalam jaringan juga dapat berperan serta dengan memberi isyarat
(bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal. Urtikaria pada limfosit atau memberi respon terhadap sitokin yang dilepaskan oleh limfosit dan dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. makrofag (Bellanti, 1993). Urtikaria juga dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi, yaitu Terganggunya sistem imun, misalnya pada infeksi HIV yang menyerang imunologi, anafilaktoid dan penyebab fisik. Reaksi imunologi dapat diperantarai sel limfosit T-helper akan melemahkan, bahkan seolah-olah mematikan kompleksitas melalui reaksi hipersensitivitas tipe I, tipe II atau III. Sedangkan reaksi anafilaktoid kinerja sistem pertahanan tubuh dalam menghadang laju infeksi. Pada keadaan dapat disebabkan oleh angioedema herediter, aspirin, zat yang menyebabkan lepasnya demikian, agen infeksius memiliki kesempatan untuk memperbanyak diri dan histamin seperti zat kontras, opiat, pelemas otot, obat vasoaktif dan makanan (putih menginfeksi sel hospes lain tanpa adanya faktor penghambat. Pada akhirnya, pajanan telur, tomat, lobster). Secara fisik, urtikaria dapat berupa dermatografia, cold urticaria, agen infeksius hampir selalu menyebabkan manifestasi klinis yang mengganggu, heat urticaria, solar urticaria, pressure urticaria, vibratory angioedema, urtikaria bahkan berbahaya bagi individu yang menderita (Sherwood, 2001). akuagenik dan urtikaria kolinergik. Definisi sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh Urtikaria merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai. Urtikaria ialah reaksi di sel dan organ khusus pada suatu organisme. jika sistem kekebalan bekerja dengan kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata. patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam Epidemiologi tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalami terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa urtikaria dibandingkan dengan usia muda. Tidak ada perbedaan frekuensi jenis jenis kanker. kelamin, baik laki-laki maupun perempuan fungsi sistem imun : Penyebab 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya: virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh Obat. Contohnya adalah antibiotik golongan penisilin, aspirin, obat-obatab 2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan. hormonal, vaksinasi, pil kontrasepsi, dll. 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama: bakteri patogen Makanan. Contohnya adalah susu, keju, telur, gandum, ikan, ayam, dll. Zat & virus Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel pewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet juga dapat menimbulkan mast) urtikaria. Lingkungan. Terpapar dengan debu rumah, jamur, perubahan temperatur, Respons Imun serbuk sari bunga, dll. Tahap: Stress. Pada urtikaria yang berulang, faktor emosional perlu diperhatikan. 1. Deteksi & mengenali benda asing Stress emosional dapat secara langsung dan tidak langsung menyebabkan 2. Komunikasi dgn sel lain untuk berespons seseorang meningkat kemungkinan terjadi urtikaria. 3. Rekruitmen bantuan & koordinasi respons Penyakit sistemik. Beberapa penyakit dan keganasan dapat menimbulkan 4. Destruksi atau supresi penginvasi urtikaria. Beberapa penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma, hipertiroid, Lupus Eritematosus Sistemik, dll. Pertahanan tubuh ada 2 yaitu : 1. Non spesifik ,natural atau sudah ada dalam tubuh (pembawaan ) Gigitan serangga. Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat. merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam melawan mikroorganisme disebut Nyamuk, lebah dan serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papul nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu meliputi : di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh sendiri a. pertahanan fisik ; kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan Gejala b. pertahanan kimia ; bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus Keluhan utama biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Tampak eritema kulit, kel kulit, telinga, asam HCL dalam cairan lambung , lisosim yang dikeluarkan (kemerahan) dan edema (bengkak) setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian oleh makrofag menghancurkan kuman gram – dengan bantuan komplemen, keringat, tengah tampak lebih pucat. Urtika biasa terjadi dalam berkelompok. Satu urtika ludah , air mata dan air susu sendiri dapat bertahan dari empat sampai 36 jam. Bila satu urtika menghilang, urtika ( melawan kuman gram + ) lain dapat muncul kembali. c. pertahanan humoral Bila mengenai organ dalam, misalnya saluran cerna dan napas, disebut angioedema. - komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit ( Pada keadaan ini jaringan yang lebih sering terkena ialah muka, disertai sesak napas menghancurkan sel membran bakteri, faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag dan serak. Sekitar 40% penderita urtikaria kronis akan menderita angioedema. ke tempat bakteri, diikat pada permukaan bakteri yg memudahkan makrofag untuk Gejala mungkin tidak terjadi setiap saat. Untuk beberapa orang, kondisi tertentu mengenal dan memakannya seperti panas, dingin atau stress akan menyebabkan perburukan gejala. - interferon --- suatu glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus. Penyakit lupus merupakan penyakit kelebihan kekebalan tubuh. Penyakit lupus terjadi akibat produksi anti-bodi yang berlebihan, sehingga tidak berfungsi menyerang virus, 2. adaptasi atau yang muncul ( diperoleh) atau spesifik kuman atau bakteri yang ada di tubuh, melainkan justru menyerang sistem kekebalan mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing. sel dan jaringan tubuh sendiri (2). Jika jaringan kulit saja yang terlibat, disebut sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang diskoid lupus, jika organ-organ dalam turut terlibat, ia dikenali sebagai lupus berbahaya, tetapi umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi, komplemen eritematosus sistemik , fagosit dan antara sel T makrofag. sistem imun spesifik ada 2 yaitu; KOMPONEN SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA a. sistem imun spesifik humoral Tubuh manusia dilengkapi dengan sederetan mekanisme pertahanan yang b. sistem imun spesifik selular bekerja sebagai payung protektif untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksi. Mekanisme pertahanan dibagi menjadi dua kelompok fungsional, yaitu mekanisme pertahanan non-spesifik dan spesifik. Pertahanan non-spesifik meliputi kulit dan membran mukosa, sel-sel fagosit (neutrofil polimorfonuklear sebagai pertahanan utama terhadap infeksi bakteri dan monosit/makrofag yang aktif terhadap bakteri, virus, dan parasit intraseluler), komplemen, lisozim, interferon, dan berbagai faktor humoral lain. Semua mekanisme pertahanan tersebut merupakan bawaan (innate); artinya pertahanan tersebut ada secara alamiah dan berperan sebagai garis pertahanan pertama serta menghambat sebagian besar patogen potensial sebelum menjadi infeksi yang tampak (Wahab, 2002). Mekanisme pertahanan spesifik meliputi sistem produksi antibodi oleh sel B dan sistem imunitas seluler oleh sel T. Sistem pertahanan ini bersifat adaptif dan didapat., yaitu menghasilkan reaksi spesifik pada setiap agen infeksi yang dikenali karena telah terjadi pemajanan terhadap mikroba atau determinan antigenik sebelumnya. Sistem pertahanan ini sangat efektif dalam memberantas infeksi serta mengingat agen infeksi tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit di kemudian hari. Hal inilah yang menjadi dasar imunisasi/vaksinasi. Di dalam tubuh, pertahanan non-spesifik dan spesifik bekerja sama untuk melenyapkan infeksi (Darmono, 2006). Respon imun ditengahi oleh berbagai sel dan molekul larut yang disekresi oleh sel-sel tersebut. Sel-sel utama yang terlibat dalam reaksi imun adalah limfosit (sel B, sel T, dan sel natural killer), fagosit (neutrofil, eosinofil, monosit, dan makrofag), sel asesori (basofil, sel mast, dan trombosit), sel-sel jaringan, dan komponen lain. Bahan larut yang disekresi dapat berupa antibodi, komplemen, mediator radang, dan sitokin. Walaupun bukan merupakan bagian utama dari respon