Daerah
11 Aceh ID-AC Banda Aceh 4.494.410 56.500,51 Sumatra
khusus
Sumatra
16 ID-SS Palembang 7.450.394 60.302,54 Sumatra
Selatan
Bandar
18 Lampung ID-LA 7.608.405 37.735,15 Sumatra
Lampung
Kepulauan
Pangkal
19 Bangka ID-BB 1.223.296 16.424,14 Sumatra
Pinang
Belitung
Kepulauan Tanjung
21 ID-KR 1.679.163 8.084,01 Sumatra
Riau Pinang
Daerah
Daerah Khusus
31 ID-JK Jakarta Pusat 9.607.787 740,29 khusus ibu Jawa
Ibukota Jakarta
kota
1
Kode Kode Luas Status
Lambang Nama Ibu kota Populasi[4] Pulau
BPS ISO[3] (km²)[5] khusus
Daerah
Daerah
34 Istimewa ID-YO Yogyakarta 3.457.491 3.133,15 Jawa
istimewa
Yogyakarta
Nusa
51 Bali ID-BA Denpasar 3.890.757 5.449,37
Tenggara
Kalimantan
61 ID-KB Pontianak 4.395.983 120.114,32 Kalimantan
Barat
Kalimantan
62 ID-KT Palangkaraya 2.212.089 153.564,50 Kalimantan
Tengah
Kalimantan
63 ID-KS Banjarmasin 3.626.616 37.530,52 Kalimantan
Selatan
Kalimantan
64 ID-KI Samarinda 3.553.143 194.849,08 Kalimantan
Timur
Kalimantan
65 ID-KI Tanjung Selor 738.163 72.567,49 Kalimantan
Utara
Sulawesi
72 ID-ST Palu 2.635.009 68.089,83 Sulawesi
Tengah
Sulawesi
73 ID-SN Makassar 8.034.776 46.116,45 Sulawesi
Selatan
Sulawesi
74 ID-SG Kendari 2.232.586 36.757,45 Sulawesi
Tenggara
[6] Daerah
91 Papua Barat Manokwari 760.422 114.566,40 Papua
khusus
Daerah
94 Papua ID-PA Jayapura 2.833.381 309.934,40 Papua
khusus
2
kelahiran mencapai 5 juta jiwa sementara angka kematian 1,52 juta jiwa. Sehingga jumlah
penduduk Indonesia pada 2011 bertambah sekitar 3,4 juta jiwa menjadi 242 juta jiwa. Masih
menurut proyeksi tersebut, angka kelahiran terus menunjukkan penurunan hingga menjadi 4,29
juta jiwa pada 2035, seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini. Sebaliknya, angka kematian
mengalami tren kenaikan hingga mencapai 2,68 jiwa pada 2035. Dengan demikian dependency
ratio (rasio ketergantungan) penduduk juga turun menjadi 47,7% pada 2035 dari 50,5% pada
2010.
Kesadaran masyarakat terhadap program Keluarga Berencana (KB), yakni dengan
menunda usia pernikahan, mengatur jarak kelahiran anak, serta membatasi jumlah anak
membuat angka kelahiran bayi cenderung menurun dari tahun ke tahun. Sementara angka
kematian justru terlihat meningkat seiring makin banyaknya penduduk lanjut usia yang tutup
usia. Jumlah populasi Indonesia pada 17 tahun yang akan datang diproyeksikan berjumlah
305,7 juta jiwa.
4
Sebaliknya jika disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas di atas
10 % dari total penduduk. Dalam hal ini, jumlah penduduk berusia tua hanya 6 % dari jumlah
penduduk. Artinya Indonesia juga tidak dapat dikatakan mempunyai struktur penduduk tua.
5) Momentum Pertumbuhan Penduduk yang Tersembunyi
5
Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih
tinggi.
C. ANALISIS MASALAH PENGANGGURAN, TERBUKA DAN TERSEMBUNYI
1) Pengangguran Terbuka
Badan Pusat Statistik baru-baru ini meluncurkan Berita Resmi Statistik dengan
judul Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2019. Dalam laporan resmi tersebut,
BPS melaporkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2019 adalah
sebesar 5,01 persen. Angka tersebut telah mengalami penurunan sebesar 0,12 persen.
Sebelumnya, TPT pada Februari 2018 mencapai 5,13 persen dan turun menjadi 5,01
persen pada Februari 2019.
Dilansir dari laporan resmi BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang
tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Berikut rincian keadaan
ketenagakerjaan di Indonesia yang dirangkum dari :
6
Jumlah angkatan kerja pada Februari 2019 mencapai angka 136,18 juta orang, naik
sekitar 2,25 juta orang dibanding Februari 2018.
Pengangguran berkurang 50 ribu orang dalam setahun terakhir.
Jenjang pendidikan yang memiliki Tingkat Pengangguran Terbuka paling tinggi adalah
Sekolah Menengah Kejuruan yang mencapai 8,63 persen.
Penduduk yang bekerja mencapai 129,36 juta orang, bertambah 2,29 juta orang dari
Februari 2018.
Sebanyak 74,08 juta orang (57,27 persen) bekerja pada kegiatan informal.
Persentase pekerja beserta jam kerjanya meliputi :
- Pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu sebesar 69,96 persen
- Pekerja dengan jam kerja 1-7 jam sebesar 2,69 persen
- Pekerja tidak penuh, pekerja paruh waktu sebesar 22,67 persen dan pekerja
setengah penganggur sebesar 7,37 persen
2) Penggangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi atau terselubung, berdasarkan definisi Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), adalah keadaan menganggur suatu
angkatan kerja yang tidak dilaporkan karena mereka tidak giat mencari kerja. Sedangkan
berdasarkan istilah yang berlaku umum, pengangguran terselubung yaitu tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat
dan kemampuannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angkatan kerja per
Agustus 2012 mencapai 118,04 juta orang. Sedangkan penduduk yang bekerja berjumlah
110,80 juta orang,penganggur 7,24 juta orang, pekerja tidak penuh 34,29 juta orang, dan
pekerja paruh waktu 21,52 juta orang. Adapun tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai
67,88% dan tingkat pengangguran terbuka 6,14%. Dibanding tahun lalu, angka-angka
tersebut relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Ekonom senior Indef Didik J Rachbini memperkirakan jumlah penganggur
terselubung di Indonesia saat mencapai sekitar 20 juta orang. Mereka tersebar di berbagai
wilayah dan lapisan masyarakat, dari kota hingga perdesaan."Dengan income yang rendah,
jam kerja yang sedikit, dan produktivitas yang rendah pula, itu akan menciptakan dua hal
sekaligus, yakni rapuhnya tingkat kesejahteraan dan semakin tingginya tingkat
kesenjangan. Ini sangat berbahaya dan bisa men-jadi ganjalan besar di balik pertumbuhan
7
ekonomi kita yang sudah baik,"kata dia. Menurut Didik, membengkaknya jumlah
penganggur terselubung terjadi karena sektor industri bertumbuh rendah, sehingga tenaga
kerja "terlempar" ke sektor-sektor informal. "Hantaman produk-produk Tiongkok yang
membanjiri pasar Indonesia telah membuat industri merana dan mati. Tenaga kerjanya pun
terlempar keluar.
Perpindahan penduduk (migrasi) dari satu tempat ke tempat lainnya tidak bisa dihindarkan, baik
yang bersifat antar negara maupun internal dalam satu negara. Pada dasarnya migrasi penduduk
merupakan refleksi perbedaan kesejahteraan ekonomi dan kurang meratanya fasilitas
pembangunan antara satu negara/daerah dengan negara/daerah lain. Penduduk dari negara/daerah
yang tingkat kemakmuran ekonominya kurang akan bergerak menuju ke negara/daerah yang
mempunyai tingkat kemakmuran ekonomi yang lebih tinggi.
Faktor pendorong dan penarik migrasi, Migrasi dipenuhi oleh daya dorong (push factors)
satu wilayah dan daya tarik (pull factors) wilayah lainnya. Adapun faktor-faktor pendorong (push
factors), antara lain, adalah:
8
1) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup atau
kesejahteraannya.
3) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya iklim, perumahan,
sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
Secara luas, migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari satu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi international). Dengan kata lain, migrasi berarti sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari satu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Migrasi dalam dimensi spasial dan dimensi waktu, Migrasi dikelompokkan berdasarkan
dua dimensi penting, yaitu :
Dimensi ini dikenal sebagai migrasi internasional dan migrasi internal. Migrasi
Internasional merupakan perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain atau dari
satu benua ke benua lain. Migrasi internal di Indonesia yang penting meliputi perpindahan
penduduk:
1. antar provinsi/kabupaten antar pulau yang dikenal dengan istilah transmigrasi atau
antar provinsi/kabupaten dalam satu pulau, dan
2. dari wilayah pedesaan ke wilayah perkotaan yang disebut urbanisasi, atau sebaliknya
dari kota ke pinggir kota dan pedesaan (deurbanisasi).
Transmigrasi, Istilah transmigrasi baru dipergunakan pada awal 1946 oleh pemerintah
Republik Indonesia sebagai satu kesadaran bersama untuk memanfaatkan, mengolah, dan
mengembangkan seluruh potensi sumber daya bangsa sebagai pengamalan Pancasila. Dalam
perspektif pembangunan nasional, dapat dikatakan sebagai derivatif dari cita-cita
kemerdekaan dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya bangsa yang berorientasi
9
pada pengembangan wilayah yang diintegrasikan dengan penataan penyebaran penduduk.
Jadi sejak awal kemerdekaan gagasan besar transmigrasi diarahkan pada upaya pemanfaatan,
pengolahan, dan pengembangan potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia.
Demikian programnya disusun dan terus dijalankan sampai sekitar masa krisis di tahun 1997.
Kontribusi transmigrasi terhadap pertumbuhan dan pembangunan wilayah tujuan perpindahan
penduduk (terutama di luar pulau Jawa). Di daerah tujuan, transmigrasi telah berhasil
membuka area produksi baru di bidang petanian tanaman pangan, perkebunan, serta
perikanan. Di daerah asal, program transmigrasi telah menampung jutaan orang yang
menghadapi persoalan akibat keterbatasan peluang kerja dan berusaha, di samping membantu
suksesnya penataan lingkungan seperti pembangunan waduk raksasa Gajah Mungkur di
Wonogiri, dan waduk Mrica di Jawa Tengah, waduk Saguling di Jawa Barat dan bandara
udara internasional Sukarno-Hatta.
b. Dimensi waktu
Dimensi waktu berarti perpindahan penduduk ke tempat lain dengan tujuan menetap dalam
waktu enam bulan atau lebih. Jenis migrasi dalam dimensi waktu yang paling umum adalah
migrasi sirkuler atau musim dan migrasi ulang-alik (commuter migration). Migrasi sirkuler
adalah penduduk yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan,
10
biasanya orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asalnya.
Misalnya seperti tukang becak, kuli bangunan, dan pengusaha warung Tegal yang sehari-
harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya setiap bulan atau beberapa
bulan sekali. Sedangkan migrasi ulang-alik adalah orang yang pergi meninggalkan tempat
tinggalnya secara teratur, pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau
kegiatan-kegiatan laiinnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur pula. Migrasi
ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada
waktu tertentu, misalnya jumlah penduduk Jakarta pada siang harinya diperkirakan
mencapai 11-12 juta orang, sedangkan jumlah penduduk di malam hari hanya sekitar 7-8
juta orang.
Kriteria migrasi. Terdapat beberapa kriteria seseorang agar dia bisa disebut
sebagai migran, ada yang dikenal dengan migrasi seumur hidup, migrasi risen, dan migrasi
total.
Migrasi seumur hidup (Life Time Migration), apabila seseorang bertempat tinggal
pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya pada waktu mereka lahir.
Migrasi risen (recent migration), apabila tempat tinggalnya pada saat pengumpulan data
berbeda dengan tempat tinggalnya pada waktu lima tahun sebelumnya. Sedangkan migrasi
total (total migration), apabila seseorang pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda
dengan tempat tinggal pada waktu pengumpulan data.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/03/20/2010-2035-angka-kelahiran-turun-
sedangkan-angka-kematian-naik
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-penduduk-indonesia-2019-
mencapai-267-juta-jiwa
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/05/06/1564/februari-2019--tingkat-pengangguran-
terbuka--tpt--sebesar-5-01-persen.html
https://kemenperin.go.id/artikel/5212/Pengangguran-Terselubung-Menyimpan-'Bom-Waktu'
12