Anda di halaman 1dari 13

A.

STRATEGI PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI PENGGANTI IMPOR


a) Timbulnya Pengertian Substitusi Impor

Pemerintah di Negara berkembang telah bertekad untuk mendorong dan memajukan


industrilisasi di negaranya, karena Negara berkembang ini yakin bahwa dengan industrilisasi ini,
dapat menaikkan taraf hidup rakyatnya. Sehingga pembangunan ekonomi di Negara berkembang
dengan industrilisasi ini, sudah merupakan strategi dalam pembangunan ekonominya.

Industrilisasi tersebut meliputi berbagai cara diantaranya yakni:

1. Subsitusi impor yang dimasudkan supaya banyak barang-barang baru yang di hasilkan didalam
negeri yang semula di impor.
2. Diversifikasi ekspor yang dimaksudkan akan memperbanyak macam barang yang diekspor.
Negara-negara berkembang dalam menyelenggarakan pembangunan ekonomi terutama
industrilisasi ini, Negara berkembang membutuhkan valuta asing atau devisa yang banyak
untuk mengimpor barng-barang capital dari ngara yang telah maju industrinya. Sumber-
sumber devisa antara lain: Sektor ekspor, Pinjaman dari luar negeri, dan Bantuan luar negeri.

Perekonomian Negara berkembang di dasarkan pada produksi primer yang di ekspor ke


negara –negara maju. Sehingga devisa hasil ekspor ini, kemudian di gunakan untuk mengimpor
barang-barang capital guna menyelenggarakan industrialisasi atau pembangunan di negaranya.
Dengan memusatkan perhatian pada produksi primer untuk ekspor, Negara berkembang selalu
menghadapi masalah yang sulit dalam pembangunan ekonomi, karena ketidak setabilan
pendapatan dari sector ekspor tersebut.

Sebab-sebab ketidakstabilan pendapatan dari sektor ekspor antara lain:

a. Kenaikan volume ekspor selalu menghadapi berbagai macam kekuatan persaingan yang
makin besar baik yang datang dari Negara eksportir maupun importir yang telah mampu
menciptkan barang sintesis.
b. Nilai tukar (Term of trade) barang ekspor Negara sedang berkembang yang umumnya
berwujud barang produksi primer, selalu mengalami penurunan dalam menghadapi barang-
barang produksi yang terutama dihasilkan oleh Negara maju.
c. Seringnya terjadi fluktuasi harga produksi primer dipasar dunia baik yang di sebabkan oleh
naik atau turunya permintaan maupun penawaran produksi primer.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dibidang pendapatan devisa dan penggunaanya, dapat
menggunakan subsitusi impor dan diversifikasi ekspor. Untuk dapat mengimpor beberapa macam
barang harus tersedia jumlah devisa yang cukup, dan sumber devisa terbesar adalah berasal dari
ekspor. Dengan diversifikasi ekspor suatu Negara tidak hanya tergantung pada beberapa macam
barng ekpor saja, sehingga apabila terjadi kerugian pada salah satu macam barang dapat diimbangi
oleh keuntungan dari barang lain.

Sebab-sebab rendahnya elastisitas pendapatan terhadap impor produksi impor dinegara maju
antara lain:

1. Adanya kenaikkan barang produksi barang-barang primer di Negara maju.


2. Ada perubahan pola konsumsi yang membuat hasrat berkonsumsi terhadap produksi
primer tersrbut rendah.
3. Adanya kenajuan teknoligi mengurangi bahan dasar dalam berbagai macam industri.
4. Adanya perkembangan barang sintesis.
5. Ada berbagai macam peraturan yang membatasi impor terhadap beberapa produksi primer.

Sebab-sebab tingginya elastisitas pendapatan terhadap impor barang industri di negra


berkembang antara lain:

1. Semakin besarnya jumlah penduduk dan dan berlakunya efek pamer di Negara-negara
tersebut.
2. Kebutuhan akan barang industri untuk pelaksanaan pembangunan ekonomi seamakin besar
jumlahnya.
3. Usaha dalam meningkatkan hasil produksi primer itu sendiri guna meningkatkan
pendapatan devisa, maka Negara tersebut juga memerlukan barang-barang industri yang
lebih banyak.
4. Adanya dorongan untuk mendirikan industri subsitusi impor dan ekspor justru akan
meningkatkan kebutuhan akan barang-barang industri.
b) Motif-Motif Substitusi Impor

Untuk mengadakan subtitusi impor, antara negara yang satu dengan yang lainnya berbeda-
beda, dan saatnya pun berbeda pula.
1. Bagi negara sedang berkembang, dimana negara-negara tersebut biasanya mengalami
kesulitan dalam neraca pembayarannya, maka subtitusi impor dimaksudkan untuk
mengurangi atau menghemat penggunaan devisa. Devisa merupakan faktor yang langka
dan sangat dibutuhkan di negara-negara yang sedang melaksanakan pembangunan
ekonomi. Dalam hal impor negara tersebut belum dapat menghasilkan sendiri secara cukup
barang-barang kapital atau barang-barang konsumsi pokok yang perlu dalam jangka
pendek, selalu bertambh besar. Bila devisa yang tersedia terbatas, maka rencana-rencana
pembangunan tidak dapat berjalan dengan baik. Subtitusi impor tidak dimaksudkan untuk
mengurangi total impor melainkan hanya untuk menghemat devisa, guna mengimpor
barang-barang kapital yang belum dapat dihasilkan sendiri.
2. Subtitusi impor sering timbul bila pemerintah suatu negara berusaha memperbaiki Neraca
Pembangunannya, baik dengan cara pembatasan impor (kuota) maupun tarif. Yang
mengakibatkan berkurangnya barang-barang impor , sedangkan permintaan akan barang
tersebut masih besar. Sehingga mendorong pemerintah sendiri maupun wiraswasta untuk
menghasilkan barang –barang yang dibatasi impornya. Jadi timbulnya subtitusi impor
dalam bidang industri sebagai akibat kebijaksanaan pemerintah didalam usahanya
memperbaiki Neraca Pembayaran yang defisit.
3. Ada juga suatu negara yang mengadakan industrialisasi dengan tujuan dapat memenuhi
kebutuhan sendiri akan berbagai barang industri dank arena semangat kemerdekaan yang
timbul di negara yang sedang berkembang. Keadaan ini mendorong timbulnya industry
subtitusi impor baik yang menghasilkan barang-barang konsumsi pokok maupun barang-
barang kapital yang perlu bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi.
4. Alasan lain dengan adanya industri subtitusi impor ialah karena pemerintah bertujuanuntuk
memajukan memperkembangkan kegiatan ekonomi didalam negeri. Untuk memajukan
perekonomian dan mendorong timbulnya industri-industri yang pokok didalam negeri,
negara tersebut terpaksa menjalankan suatu politik proteksi dan memberikan berbagai
fasilitas pada pengusaha-pengusaha swasta. Maka keuntungan yang diperoleh para
pengusaha swasta dapat meningkat dan dapat mendorong kegiatan ekonomi lebih lanjut.

Setelah disinggung mengenai beberapa motif subtitusi impor, yang bagi negara berkembang
umumnya lebih condong pada motif penghematan devisa. Dengan adanya industry subtitusi impor
itu dapat memperoleh keuntungan. Akan tetapi walaupun dalam teori mendapatkan keuntungan,
namun kenyataannya hasil yang dicapai sangat sedikit, tidak seperti yang diharapkan. Keadaan
seperti ini disebabkan oleh adanya masalah-masalah yang cukup rumit yang dihadapi negara yang
sedang berkembang didalam menghasilkan barang-barang subtitusi impor guna menghadapi
persaingan barang-barang itu sendiri.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh negar-negara tersebut diantaranya ialah:

1. Kualitas Barang-barang yang Dihasilkan


Kualitas barang-barang yang dihasilkan didalam negeri sebagai barang subtitusi impor
sering jauh rendah daripada hasil produksi luar negeri yang diimpor, yaitu pada saat
permulaan industry subtitusi impor itu didirikan. Jika kualitas barang yang rendah ini
diekspor karena pasar dalam neegeri sudah jenuh, akan mengurangi kepercayaan par
konsumen luar negeri. Jika demikian industry subtitusi impor itu bukannya menghemat
penggunaan devisa melainkan justru mengakibatkan penerimaan ekspor akan berkurang.
2. Biaya Produksi
Dalam tahap awal industrialisasi biasanya dibutuhkan biaya yang sangat besar, baik untuk
mendidik tenaga kerja, membeli mesin-mesin, maupun membayar bahan-bahan dasar yang
dibutuhkan. Oleh karenanya ongkos produksi pada permulaan industrialisasi sangat tinggi,
lebih-lebih jika kapital yang dipinjam oleh luar negeri disertai dengan tingkat bunga yang
tinggi. Maka dari itu untuk menghadapi persaingan dari barang-barang impor yang
kualitasnya lebih baik dan biaya produksinya (harganya) lebih murah, pemerintah dapat
memberikan suatu proteksi tarif ataupun pengendalian impor. Pemerintah juga dapat
memberikan subsidi pada industry tersebut, sehingga biaya produksinya dapat lebih murah
untuk menendingi harga barang-barang impor dan diharapkan industry subtitusi impor
dapat berhasil.
3. Efisiensi Alokasi Faktor Produksi
Untuk adanya suatu perkembangan ekonomi diperlukan berbagai macam faktor,
diantaranya faktor kapital, faktor tenaga kerja, faktor sumber alam serta faktor wiraswasta
dan teknologi. Faktor kapital merupakan faktor yang langka dinegara yang sedang
berkembang. Penggunaan kapital pada tingkat permulaan industrialisasi sering kurang
efisien, padahal tujuan negara tersebut adalah mengadakan atau mengusahakan berdirinya
industry subtitusi impor. Dengan alasan tersebut proteksi dapat dilaksanakan, sehingga
dapat menaikkan penghasilan dari kapital tersebut.
4. Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja yang tersedia di negara berkembang cukup banyak dan ini dapat
digunakan untuk melaksanakan industrialisasi. Kebanyakan dari tenaga kerja yang ada itu
adalah tenaga kerja kurang terdidik. Dalam mengadakan industrialisasi, disamping
dibutuhkan tenaga kerja kurang terdidik dan semiterdidik juga dibutuhkan tenaga kerja
yang cukup terdidik dibidangnya masing-masing. Untuk mendatangkan atau mendidik
tenaga ahli diperlukan sejumlah besar kapital. Oleh karenanya didalam melaksanakan
industrialisasi, sumber tenaga kerja ini harus dialokasikan sabaik mungkin sehingga
efisiensi kerjanya dapat meningkat dan dapat mendorong perkembangan industry-industri
subtitusi impor lebih jauh lagi.
5. Sumber Daya Alam
Untuk dapat mengolah sumber-sumber alam yang potensial menjadi sumber alam yang riil
dibutuhkan berbagai faktor produksi lain yang berwujud kapital, tingkat teknologi dan
wiraswasta yang cukup. Dalam usahanya mengolah sumber-sumber alam yang potensial
menjadi sumber alam riil. Negara-negara berkembang kerapkali mendatangkan bantuan
dari bantuan dari negara-negara yang sudah maju dalam bentuk kapital maupun tanaga-
tanaga ahli. Jelaslah bahwa pemanfaatan sumber-sumber alam yang tersedia dinegara
sedang berkembang kurang efektif. Oleh karenanya didalam melaksanakan industrialisasi
dengan jalan subtitusi impor hendaknya sungguh-sungguh dipilih sumber-sumber alam
yang dapat segera dimanfaatkan guna mendorong perkembangan industry subtitusi impor
itu sendiri.
6. Wiraswasta dan Teknologi
Faktor perkembangan ekonomi yang lain, yaitu wiraswasta dan teknologi, juga masih
sedikit jumlahnya di negara-negara sedang berkembang dan relatif masih dalam tingkatan
yang rendah. Tugas wiraswasta di negara sedang berkembang lebih ringan daripada di
negara-negara maju. Mereka tidak perlu mengadakan penemuan-penemuan baru,
melainkan dengan hanya meniru penemuan-penemuan baru yang telah ditemukan dahulu
di negara-negra maju. Hal inilah yang menghalangi timbulnya para wiraswasta dan
perkembangan teknologi di negara yang sedang berkembang. Hal lain yang merintangi
tumbuhnya wiraswasta di negara sedang berkembang adalah keadaan sosial dan
kebudayaan yang terdapat di negara tersebut, system politik maupun adat istiadatnya. Jelas
bahwa wiraswasta yang terdapat di negara yang sedang berkembang masih sedikit sekali.
Maka dari itu penggunaan wiraswasta harus seefisien mungkin. Jangan sampai wiraswasta
yang sedikit jumlahnya itu dialokasikan di sektor-sektor yang kurang efisien dan kurang
produktif.
c) Substitusi Impor Dan Pinjaman Luar Negeri

Kebijakan yang diambil pemerintah negara sedang berkembang diarahkan kepada


pembangunan ekonomi negara. Sehingga masalah yang yang dirumuskan adalah menentukan alat
yang paling efektif guna mencapai tujuan atau target yang telah di tentukan dalam rencana
pembangunan ekonomi, untuk itu diperlukan sekali banyak kapital. Kenyataannya negara sedang
bekembang minim akan kapital daripada kebutuhan pembangunannya. Karena negara tersebut
tidak mempunyai dan belum dapat membuat sendiri alat kapital yang diperlukan untuk
melaksanakan pembangunan itu, maka terpaksa mendatangkan dari negara yang telah maju
industrinya. Oleh karena itu diperlukanlah alat pembayaran luar negeri atau devisa. Devisa dapat
diperoleh diantaranya:

 Dengan mengekspor barang ke luar negeri.


 Dengan menarik pinjaman atau kredit dari luar negeri.
 Dengan bantuan atau hadiah yang diterima negara tersebut dari negara lain.
 Dengan menarik kapital asing untuk diinvestasikan langsung di dalam negeri.

Sumber devisa yang utama dari sektor ekspor barang dan jasa serta dari pinjaman luar negeri.
Bagi negara berkembang kemampuan untuk mendapatkan devisa sangat kecil. Karena, barang
yang diekspor terutama berwujud produksi primer, sehingga nilai tukar yang dipunyainya relatif
rendah bahkan selalu menurun. Menurunnya nilai tukar karena menurunnya permintaan akan
prdouksi primer tersebut, sedangkan penawaran meningkat karena bertambahnya produksi primer
dibeberapa negara penghasil, dan juga bertambah banyaknya barang-barang sintetis. Untuk itu
karena ekspor produksi primernya tidak mencukupi sedangkan pembangunan tetap harus
dilaksanakan maka negara tersebut terpaksa mencari jalan lain yaitu berupa pinjaman luar negeri
yang dapat digunakan untuk melaksanakan industrialisasi terutama dibidang industri substitusi
impor. Kemudian, pembayaran kembali pinjaman luar negeri itu dapat dibiayai dengan behasilnya
pendirian industri substitusi impor. Dapat pula pembayaran kembali pinjaman luar negeri melalui
pinjaman dari negeri lain, tetapi ini tidak efektif, tidak mempunyai efek yang positif bagi
kestabilan dan pembangunan ekonomi negara. Pinjaman luar negeri dapat pula dibiayai dengan
penarikan pajak oleh pemerintah yang dalam prosesnya akan mengurangi penguranagn tingkat
konsumsi atau tingkat investasi.

Ekspor dan pinjaman luar negeri saling mengisi, dan pembangunan ekonomi negara
berkembang selalu membutuhkan kapital dari luar negeri. Bila pertambahan impor tidak dapat
ditutup dengan hadiah dan pinjaman luar negeri maka negara tersebut harus meaikkan volume
ekspornya. Bagi negara sedang berkembang disamping mengekspor produks primer yang semakin
besar jumlahnya, juga harus mengembangkn ekspor dalam bentuk barang yang telah diproses.
Tetapi kesulitannya, selalu ada proteksi tarif dari negara yang lebih maju dalam mengimpor barang
dari negara yang sedang berkembang.

d) Segi Positif Dan Negatif Pinjaman Luar Negeri


 Segi positif
Merupakan sumber yang tidak sedikit peranannya dalam pembangunan ekonomi negara
termasuk pembangunan industri substitusi impor.
 Segi negatif
Negara menjadi terikat akan suatu kewajiban, yaitu kewajiban membayar kembali pinjaman
yang berupa pinjaman pokok dan bunganya. Kemampuan untuk mengimpor barang-barang
yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri menjadi berkuang. Jadi, devisa yang
diperoleh dari hasil ekspor tidak dapat digunakan untuk mengimpor barang yang penting
melainkan harus digunakan untuk membayar kembali pinjaman luar negeri. Dengan demikian
akan terjadi purchasing power atau penurunan daya beli barang di dalam negeri.
e) Substitusi Impor Dalam Inflasi
Inflasi mempunyai pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif adalah pengaruh yang
membawa perbaikan baik dibidang ekonomi maupun non ekonomi. Bagi negara berkembang
inflasi dapat membawa dampak positif. Namun bagi negara berkembang belum tentu
membawa dampak positif karena:
1. Kekurangan wiraswasta,
2. Sedikit sekali mempunyai kapasitas lebih dan pabrik-pabriknya dan juga tidak
tersediabahan baku serta suku sadang,
3. Biasanya iflasi tidak dibarengi oleh investasi yang spekulatif dan komersial,
4. Pendapatan negara berkembang umumna rendah.

Negatifnya inflasi sangat mempengaruhi terhadap:

1. Struktrur harga: Imbangan harga yang satu dengan yang lain


2. Investasi dan Konsumsi: Investasi akan bersifat non produktif materiil dan
terhadapkonsumsi semakin memperlebar celah perbedaan tingkatkonsumsi antara
golongan masyarakat yang katya dengan yang miskin
3. Perniagaan Internasioal: Inflasi menimbulkan dispritas harga yang akan menghambat
pelaksanaan induntrialisasi karena barang-barang hargnya selalu menurun
4. Distribusi Penghasilan dan Kekayaaan: Karena inflasi mengakibatkan kenaikan harga, hal
ini akan menyebaakna adanya pergeseran dalam pembagian penghasilan dalam
masyarakat.Dalam keadaan inflasi,negara sedang berkembang tidak mngkin melaksanakan
industrialisasiatau menciptakan barang-barang subsutisi impor.
f) Substitusi Impor Di Berbagai Sektor
Subsitusi impor dianggap ada apabila bagi suatu barang tertentu produksinya meningkat lebih
cepat daripada impornya, sehingga impor barang-barang tersebut merupakan bagian yang
makin sedikit dari jumlah total penawaranya.
1. Industri Barang Konsumsi Pokok
Alasan negara memulai industrialisasinya dengan industri-industri yang menghasilkan
barang-barang konsumsi : a. Pada umumnya negara tresebut pendapatanya masih rendah,
b. Adanya efek pamer yang berlaku di negara yang sedang berkembang, c. Pasar konsumsi
lebih luas dari pada pasar barang-barang kapital, d. Tingkat teknologi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan barang-barang kapital lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk
menghasilkan barang-baranga konsumsi.
2. Industri Pangan (Pertanian)
Di negara yang sedang berkembang,target produksi pertanian termasuk termasuk pula
penghasilan devisa dengan jalan menaikan ekspor dan juga penghematan devisadengan
jalan mengurangi impor.Tetapi pada kenyataanya negara edang berkembang yang behasil
mengurangi impor hasil pertanian hanya beberapa saja..Pembangunan pertanian dapat
diharpkan berhasil asal diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : a. Pemasaran hasil
pertanian harus terjamin, b. Harus ada perubahan terhologi terus-menerus, c. Tersedianya
alat-alat bagi petani di tempat tinggal atau tempat mereka bekerja, d. Harus ada dorongan
bagi petani untuk lebih produktif, e. Harus ada transportasi yang murah dan efisian.
3. Industri Jasa
Negara berkembang sebaiknya disamping mengusahakan subsitusi impor di bidang
industri dan pertanian juga dibidang jas, karena : a. Negara berkembang banyak mendidik
warga negaranya dengan menirim mereka ke negara-negara yang telah maju, b. Dalam jasa
pengangkutan masih menggantunmgkan pada pihak luar.

B. STRATEGI INDUSTRI PENDORONG EKSPOR

Strategi industri pendorong ekspor, yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan
industri nasional lebih berorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri.
Ekspor komoditi primer secara langsung berangsur-angsur diganti dengan ekpor komoditi yang
sudah diolah di dalam negeri. Strategi pendorong ekspor dilandasi oleh pemikiran bahwa laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika produk – produk yang dibuat
didalam negeri dijual dipasar X .

Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil :

a. Nilai tukar harus realistis


b. Adanya insentif untuk peningkatkan ekspor
c. Tingkat proteksi impornya harus rendah

Faktor-faktor yang dapat mendorong produsen atau pelaku usaha melakukan kegiatan ekspor
antara lain:

1. Komoditas Tradisional
Biasanya sebuah perusahaan memproduksi suatu komoditas sebagai lanjutan atau sisa-
sisa peninggalan ekonomi jaman kolonial seperti karet, kopi, teh, lada, tengkawang,
timah, tembaga dan hasil tambang sejenis lainnya. Hal ini kemungkinan berlanjut
menjadi kegiatan ekspor sekarang ini
2. Optimalisasi Laba
Selain menjual suatu produk dalam negeri, dengan ekspor, sebuah perusahaan mampu
memperluas daerah penjualan sampai ke luar negeri, selain itu jenis barang yang
ditawarkan menjadi tidak terbatas untuk konsumen dalam negeri saja
3. Penelusuran Pasar
Bagi perusahaan yang mempunyai pasar domestik yang kuat, ekspor merupakan peluang
untuk melakukan diversifikasi pasar yang dapat memperkuat kedudukan komoditas yang
diperdagangkan
4. Pemanfaatan kelebihan kapasitas (Excess Capacity)
Jika kapasitas produksi suatu industri masih belum melebih kapasitas mesin maka sisa
kapasitasnya (idle capacity) dapat digunakan untuk memenuhi pasar ekspor
5. Export Oriented Products
Terdapat industri-industri padat karya yang sengaja dipindahkan dari Negara-negara
industri seperti Jepang, Korea, Taiwan atau Singapura ke Indonesia dengan tujuan
relokasi industri pabrik sepatu, garment, dan sejenisnya
6. Wisma Dagang atau Trading House
Saat ini Pemerintah mengembangkan konsep trading house, seperti yang dikembangkan
Jepang, sehingga akan memudahkan eksportir dalam melakukan penetrasi pasar
Internasional. Trading House ini akan membantu eksportir menganalisis pasar atau
mengidentifikasi Pembeli dan memberikan informasi lainnya yang bermanfaat terkait
dengan kondisi pasar di Negara di mana wisma tersebut berada
7. Komoditas Berdaya Saing Tinggi
Produk-produk yang berbahan asli Indonesia dan mempunyai keunggulan tersendiri
(absolute advantage) atau produk lain yang memiliki keunggulan komparatif
(comparative advantage) memiliki peluang untuk pasar ekspor. Misalnya bahan-bahan
seperti karet alam, kayu hutan tropis, agrobisnis, kerajinan dan lainnya, semua memiliki
daya saing yang cukup tinggi di pasar ekspor.

C. PERAN TEKNOLOGI DAN DAMPAK INDUSTRI TERHADAP PENGANGGURAN

Pada dasarnya teknolgi juga mempunyai dampak negatif bagi manusia, karena makin
berkembangnya IPTEK menyebabkan manusia berfikir praktis, sealalu mengerjakan tugas dengan
cara meng – copy tugas orang lain sehingga manusia tidak mempunyai skill yang dibutuhkan
perusahaan atau tempat berkerja lainnya. Hal itu menyebabkanterjadinya pengangguran.
Perkembangan IPTEK membuahkan revolusi industri yang menindas kelas pekerja dan
melahirkan komunisme, selain itu juga menyebabkan kerusakan ekosistem alam akibat dari
kemajuan IPTEK. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemapuan produktivitas dunia industri
baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvastasi
yang berlangsung secara besar – besaran yang akan semakin meninngkatkan produktivitas dunia
ekomoni, di masa depak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda
– tanda telah menunjukkan bahwa akan segara muncul teknologi bisnis yang memungkinkan
konsumen secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi dan yang lebih penting konsumen
tidak perlu pergi ke toko.

Kecenderugan perkembangan teknologi dan ekonomi akan bedampak pada penyerapan tenaga
kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga
kerja yang di butuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang
diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentrasformasikan
pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah.
Pembanguanan dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi perubahan – perubahan di
berbagai aspek sosial masyarakat, perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencarian,
perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan dan perubahan jumlah sasaran dan
prasarana. Dampak dari pembangunan industri yang memberikan keuntungan meningkat baik
langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya.

Berikut dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan teknologi

 Dampak positif
1. Penciptakan peluang usahan dan pekerjaan
2. Ketersediaan saranan dan prasarana
 Dampak Negatif
1. Pencemaran lingkungan
2. Potensi Komflik
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, Ketut. 2016. Perekonomian Indonesia. Denpasar : Udayana University Press


Muhammad Arsyad Rustam. Analisis Industri Pengganti Impor. Diakses pada tanggal 26
Oktober 2019 pada halaman : https://www.scribd.com/document/345678793/Analisis-
Industri-Pengganti-Impor-Pendukung-Ekspor

Dania Purbawati. 2015. Perekonomian Indonesia. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2019
pada halaman : http://daniapurbawati.blogspot.com/2015/03/perekonomian-indonesia-
bab-2.htm
PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI

Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia (EKU 307 B2)

Dosen : Drs. I Ketut Sutrisna, M.Si.

SAP 8

Oleh:

Kelompok 11 :

I Made Surya Kusuma Arta (1707531122)

Ni Putu Yuni Kusuma Dewi (1707531126)

Felisia Metanoia (1707531147)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

Anda mungkin juga menyukai