C. Fungsi Perbankan
Dalam arti luas fungsi perbankan adalah alat pemerintah untuk menjaga
kestabilan ekonomi moneter dan keuangan. Dalam arti sempit fungsi pokok perbankan
adalah alat penarik uang kartal dan uang giral dari masyarakat dan menyalurkannya ke
masyarakat. Bank sebagai lembaga keuangan tidak berdiri sendiri, tetapi dibina dan
diawasi oleh Bank Sentral: misalnya apabila bank kekurangan dana maka dapat
mengajukan kredit likuiditas ke Bank Sentral untuk memberikan pinjaman atau kredit
kepada nasabahnya.
3. Pegadaian
Merupakan lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit dengan
masyarakat dengan cara khusus yaitu hukum gadai. Pada prinsipnya lembaga
pegadaian memberikan bantuan keuangan dengan jaminan harta milik peminjam. Di
Indonesia lembaga pegadaian ini cukup diminati karena proses peminjamannya
sederhana, mudah dan cepat.
4. Koperasi Simpan Pinjam
Merupakan koperasi yang kegiatan usahanya menerima simpanan dan memberikan
pinjaman uang kepada para anngotanya dengan bunga yang serendah-rendahnya.
G. Penggabungan Perusahaan
Penggabungan perusahaan merupakan kerjasama antar perusahaan. Penggabungan
perusahaaan terjadi karena hal-hal berikut:
1. Perusahaan berskala kecil umumnya mempunyai pasar terbatas dan tidak mempunyai
kemampuan menguasai pasar yang luas.
2. Kuantitas bahan baku yang dibeli perusahaan kecil relatif sedikit sehingga harga
belinya menjadi mahal. Akibatnya harga jual produknya menjadi mahal.
3. Suplai bahan baku untuk perusahaan kecil tidak terus-menerus sedangkan jumlah
yang diinginkan pemasok tetap berkesinambungan.
4. Keinginan untuk bersaing dengan barang-barang impor yang seringkali mempunyai
harga jual relatif murah.
5. Untuk dapat mempergunakan teknologi baru yang efisien, efektif, serta dapat
menciptakan barang-barang baru, sehingga biaya penelitian yang sangat mahal dapat
ditanggung bersama.
6. Keinginan untuk menguasai mata rantai (mulai dari bahan baku, produksi, sampai
pemasaran) dari satu atau beberapa jenis produk, sehingga dapat menguasai pasar
produk tersebut.
7. Mengurangi pengaruh konjungtur.
H. Bentuk-Bentuk Penggabungan
Bentuk-bentuk penggabungan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Penggabungan Vertikal-Integral
Penggabungan vertikal-integral atau yang biasa disebut integrasi hulu-hilir,
merupakan penggabungan antara perusahaan yang dalam kegiatannya memiliki
tahapan produksi yang berbeda, biasanya menurut urutan-urutan produksi atau
sebaliknya. Contohnya, perusahaan penghasil bahan baku bergabung dengan
perusahaan pengolah bahan baku, kegiatan seperti ini bisa disebut penggabungan
vertikal atau integrasi hulu, kebalikannya disebut penggabungan integral atau
integrasi hilir. Tujuan dari penggabungan vertikal-integral adalah:
a. Untuk kesinambungan perolehan bahan baku dengan kualitas, dan kuantitas, serta
harga yang terjamin.
b. Untuk mengendalikan pasar barang jadi dalam hal pasokan, kualitas, dan harga.
2. Penggabungan Horizontal-Paralelisasi
Penggabungan horizontal-paralelisasi adalah penggabungan antara dua
perusahaan atau lebih yang bekerja pada jalur yang sama atau pada tingkat yang
sama. Penggabungan seperti ini dapat terjadi apabila perusahaan barang maupun jasa
menggunakan bahan yang sama atau sejenis. Tujuan dari penggabungan horizontal-
paralelisasi adalah:
a. Mengurangi kelebihan kapasitas.
b. Menekan biaya distribusi.
c. Memperluas pasar
I. Pengkonsentrasian Perusahaan
1. Trust
Trust adalah penggabungan atau peleburan badan usaha yang sejenis ataupun
tidak sejenis menjadi satu sehingga membentuk sebuah badan usaha besar. Bagi
badan usaha yang meleburkan diri ke dalam badan usaha baru tersebut, masing-
masing kehilangan kekuasaan untuk bertindak. Contohnya penggabungan Bank
Dagang Negara, Bank Ekspor Impor, Bank Bapindo, dan Bank Bumi Daya menjadi
Bank Mandiri. Penggabungan badan usaha dalam bentuk trust ini begitu besar
sehingga mampu menyusun kekuatan dan pemusatan ekonomi dalam bentuk
monopoli yang merugikan konsumen. Karena dampak yang diakibatkan oleh
penggabungan perusahaan dalam bentuk trust ini, pemerintah Amerika Serikat
mengeluarkan undang-undang antitrust. Pada pokoknya, isi undang-undang ini
mengharuskan agar trust-trust badan berbentuk monopoli lainnya dibubarkan.
2. Holding Company
Sering juga disebut perusahaan induk dimana perusahaan yang berbentuk
corporation menguasai sebagian besar saham dari beberapa perusahaan lain. Dalam
hal ini status perusahaan lain akan menjadi perusahaan anak dan kebijaksanaan
perusahaan anak akan ditentukan oleh Holding (induk). Contohnya, PT Sinar Mas
merupakan pemilik beberapa perusahaan, seperti PT Asuransi Sinar Mas dan PT
Bank Internasional Indonesia.
3. Kartel
Merupakan bentuk kerjasama perusahaan-perusahaan dengan produksi barang dan
jasa sejenis yang didasarkan perjanjian bersama untuk mengurangi persaingan.
4. Sindikat
Merupakan bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang untuk
melaksanakan suatu proyek. Sindikat juga dapat melakukan perjanjian sindikat untuk
memuaskan penjualan pada satu lokasi tertentu disebut sindikat penjualan.
5. Concern
Merupakan suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara horisontal
maupun vertikal dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern juga dapat muncul
sebagai akibat dari satu perusahaan yang melakukan perluasan usaha secara
horisontal ataupun vertikal melalui pendidikan perusahaan baru.
6. Joint Venture
Merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama antara beberapa
perusahaan yang berdiri sendiri.
7. Trade Association
Merupakan persekutuan beberapa perusahaan dari suatu cabang perusahaan yang
sama dengan tujuan memajukan para anggota dan bukan mencari laba.
8. Gentlement’s Agreement
Persetujuan beberapa produsen dalam daerah penjualan dengan maksud
mengurangi persaingan diantara mereka.
2. Konsolidasi
Konsolidasi adalah tindakan yang dilakukan oleh dua badan usaha atau lebih untuk
meleburkan diri dengan cara membantuk satu badan usaha baru. Setelah meleburkan diri
menjadi satu badan usaha baru, masing-masing badan usaha yang meleburkan diri tersebut
dibubarkan. Adapun contoh dari konsolidasi, yaitu:
Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan
financial perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan
usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang sayang untuk
dilakukan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan protect terhadap
kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan bank yang lain dengan
melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini
bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai motif yang sama dalam
meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang. Sehingga keempat Bank tersebut
melebur menjadi satu dengan nama menjadi Bank Mandiri. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari konsolidasi, yaitu:
Kelebihan Konsolidasi
a. Perusahaan-perusahaan yang melakukan konsolidasi akan memiliki kekuatan yang
lebih besar untuk bersaing dengan perusahaan yang lain karena biasanya proses
konsolidasi dilakukan oleh lebih dari dua perusahaan yang melebur menjadi satu.
b. Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang mengalami kesulitan modal tidak
harus dilikuidasi, akan tetapi masih tetap bisa bertahan meski dengan perusahaan yang
baru.
Kekurangan Konsolidasi
a. Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang lama akan hilang karena melebur
menjadi satu.
b. Dan untuk mengenalkan perusahaan yang baru (hasil konsolidasi) kepada masyarakat
butuh waktu yang relatif lama.
3. Akuisisi
Akuisisi adalah upaya untuk memperbesar badan usaha dengan cara memiliki badan
usaha lain atau memindahkan kepemilikan asal badan usaha lain, misalnya apabila terjadi
pembelian saham di atas 50% oleh pihak lain. Tindakan mengakuisisi dapat dilakukan oleh
suatu badan usaha atau perorangan untuk mengambil alih, baik seluruh atau sebagaian
besar saham badan usaha lain sehingga pengendalian terhadap perusahaan tersebut dapat
beralih. Proses akuisisi umumnya tidak membentuk badan usaha / perusahaan baru.
Kendali perusahaan lebih banyak dilakukan oleh perusahaan atau seseorang yang
mengambil alih suatu perusahaan. Perusahaan yang diakuisisi atau diambil alih biasanya
menjadi salah satu divisi dalam perusahaan yang dimiliki pengambil alih. Akuisisi
bertujuan untuk membentuk kekuatan bersama yang lebih tangguh dan mencapai
manajemen perusahaan yang lebih efisien dengan saling mengisi dan saling mengoreksi.
Selain itu, akuisisi juga bertujuan mengurangi risiko kerugian yang akan ditanggung
sendiri, mencoba memasuki segmen pasar yang baru dengan kekuatan bersama,
menyatukan operasi yang terintegrasi bagi perusahaan yang tidak homogen (bersifat hulu
dan hilir) dan melakukan usaha bersama untuk mengurangi persaingan pasar. Adapun
contoh dari akuisisi, yaitu: