Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Gambar Struktur Bangunan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang struktur bangunan
yang sering kita jumpai khususnya mengenai tentang dinding, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, serta pertolongan Allah SWT sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya
kita semua. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna.
Untuk itu, kepada semua pembaca kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang.
RISKY NOVANRIANDI
17.11.1001.7312.023
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….……………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………...………………………………….1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DINDING……………………………………………………………………….…………………………2
B. FUNGSI DINDING………………………………………………………………………………..………………………..2
C. MACAM-MACAM DINDING…….…………………………………………………………………….……………..3
D. BAHAN DINDING……………………………….……………………………………………………………………..….4
E. FINISHING DINDING….………………………………………………………………………………………………..11
F. PERMASALAHAN PADA DINDING DAN SOLUSINYA………………….………………………………….13
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..…………………………………………………………………………….15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dinding merupakan salah satu bagian yang penting di dalam sebuah konstruksi
bangunan. Pada era modern seperti saat ini semakin banyak macam-macam dinding yang
ditinjau dari bahan pembuatannya.
Atas dasar itu kami menyusun sebuah makalah tentang konstruksi dinding. Hal ini
menunjukan salah satu bukti kontribusi kami sebagai mahasiswa Teknik Sipil untuk memberi
pengetahuan tentang konstruksi dinding kepada mahasiswa lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DINDING
B. FUNGSI DINDING
1. Secara Umum
Sebagai pemikul beban diatasnya.
Sebagai pembatas ruang, mempunyai sifat : Privasi, Indah dan bagus dalam
skala, warna, tekstur, Dapat dibuat transparan, Sebagai peredam terhadap bunyi
baik dari dalam maupun dari luar.
Pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, Isolasi terhadap suhu, air
hujan dan kelembapan, hembusan angin, dan gangguan dari luar lainnya).
2
3. Menurut Konstruksi
Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itulah sebabnya konstruksinya harus kuat
dan kokoh agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta
beban horizontal.
Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku
sehingga perlu kolom penguat ( kolom praktis ).
C. MACAM-MACAM DINDING
1. Dinding Interior
Dinding interior adalah dinding yang dipakai didalam ruangan. Ada pemilik
rumah yang menginginkan rumahnya memiliki dinding permanen atau dinding massive,
ada juga pemilik yang menggunakan dinding bangunan yang mudah seperti
menggunakan partisi. Dinding partisi ini merupakan sekat pembatas yang dapat
diangkat atau dipindahkan.
2. Dinding Exterior
Dinding exterior adalah dinding yang letaknya diluar ruangan. Karena terletak
diluar ruangan maka dinding exterior harus kuat, indah, dan tahan cuaca, terutama
disesuaikan dengan cuaca daerah sekitar. Disebut harus kuat karena dinding exterior
tersebut mengalami kontak langsung dengan kondisi lingkungan seperti perubahan
cuaca. Di daerah yang sering terjadi gempa, hujan, dan tingkat cuaca panasnya tinggi,
pemilihan jenis materialnya untuk dinding sangat berpengaruh terhadap kekuatan
dinding tersebut. Sementara itu, disebut indah karena penampakan dari luar akan
menjadi nilai tambah pada sebuah rumah atau bangunan bila penampilannya indah.
Bila dinding mempunyai fungsi khusus, tentu jenisnya disesuaikan dengan fungsi
yang harus diembannya. Misalnya dinding kedap suara, tentu dinding tersebut harus
terbuat dari bahan akustik yang disesuaikan dengan tingkat ambang kebisingan yang
dapat ditoleran.
3
D. BAHAN DINDING
1. Dinding Bata Merah
Dinding batu bata merupakan dinding yang paling banyak digunakan dalam
pembangunan gedung baik gedung sederhana, perumahan, atau gedung berukuran
besar. oleh karena itu dinding batu bata mempunyai seni tersendiri dalam sistem
pemasangannya. Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar.
Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok.
Keretakan relatif jarang terjadi.
Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca
dingan dan udara lembab.
Penolak panas yang baik.
Batu bata mampu membuat di dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah
cuaca panas.
Warna yang unik.
Harganya Murah.
Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat
dan persediaannya cukup banyak.
4
Pasangan dinding bata merah:
5
Tembok pertemuan setengah batu
Pesilangan satu bata dengan
Ikatan tegak
2. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak
yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1). Ukuran dan model nya
beragam. Pada batako terdapat 3 lubang disisinya. Lubang tersebut digunakan sebagai
adukan pengikat. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako
pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi
berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding
batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
6
Kelebihan dinding batako:
Bata hebel/bata ringan dibuat dengan mesin di pabrik. Dinding bata hebel/bata
ringan adalah bahan bangunan pembentuk dinding yang mutu kualitasnya tinggi.
Penjualan bata jenis ini tidak ada pada agen atau toko material. Melainkan harus
memesan terlebih dahulu. Umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm.
7
Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
Mempunyai kekedapan suara yang baik.
Daya Kuat tekan yang tinggi.
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup
banyak.
Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan yang berbahan dasar pasir,
silika, filter dan semen.
Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang
lebih lama dari bata biasa.
Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.
4. Dinding Kayu/Papan
8
Kekurangan dinding kayu/papan:
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1
tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk
bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki
ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya
diperlukan.
9
Material cenderung berat, sehingga saat distribusi dan pemasangan cukup repot
Harganya lebih mahal dibandingkan harga keramik
6. Dinding Bambu
10
E. FINISHING DINDING
1. Pendahuluan
Dinding yang telah selesai dipasang perlu dilindungi (ditutup) dengan suatu
lapisan dari adukan spesi, agar tembok itu lebih rapi dan indah. Khusus bidang dinding
bagian bawah yang berhubungan langsung dengan tanah diplester kedap air setinggi ±
20 cm.
Pada sudut-sudut tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras,
adukan untuk plester bagian sudut harus dibuat lebih kuat dari bagian lainnya.
Sedangkan untuk bagian beton bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan beton
sebaiknya diberi cairan semen kental. Hal tersebut dimaksudkan agar antara plesteran
dan bagian permukaan beton dapat menyatu dengan kuat.
2. Pekerjaan Plesteran
11
Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang dibuat
plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai standar
tebal plester.
Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah ini
selesai, benang dapat dilepas.
Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian digores
dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas untuk
memperoleh bidang yang rata.
Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur +
semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya permukaan
standar yang rata, ini disebut mengaci.
Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan sudut
siku ( = 90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3 pasir supaya
tahan benturan-benturan ringan.
Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaannya disapu dengan
kapur tohor sebanyak 3 kali, dan agar terlihat indah kapur ini dicampur
dengan zat pewarna yang sesuai dengan selera pemilik bangunan.
4. Pekerjaan Acian
12
F. PERMASALAHAN PADA DINDING DAN SOLUSINYA
1. Rembesan air pada dinding biasa disebabkan oleh atap rumah yang bocor.
Solusinya :
Tutupi tembok yang retak-retak tersebut dengan adukan semen dan aqua proof.
Perbaiki genteng. Mulai dari nok atap hingga dudukan genteng secara
keseluruhan.
2. Retakan karena kualitas beton dinding basement jelek, tebal plesteran dan acian
tidak sempurna sehingga dinding mudah retak, karena beban terpusat (atap : dapat
dihindari dengan balok ring), penyusutan dan pemuaian kusen kayu dan factor alam.
Solusinya :
Injection (grouting); memasukkan bahan yang bersifat encer kedalam celah atau
retakan pada beton, kemudian diinjection dengan tekanan, sampai terlihat pada
lubang atau celah lain telah terisi atau mengalir keluar.
Epoxy injection. Menyiapkan cairan kimia khusus yang sifatnya mengikat dan
cepat kering (epoxy), selanjutnya suntikkan/grouting pada daerah retakan.
Mengganti plesteran yang lama dengan yang baru.
3. Efflorescence (Kotoran Putih Berbentuk Bunga-bunga); terjadi saat dinding
mengering pertama kali, dapat diminimalisasi dengan mengefektifkan pengaman
kelembaban, menghindari penggunaan batu bata yang mengandung garam,
membiarkan batu bata mongering terlebih dahulu sebelum dipasang dan menutup
dinding setiap hari sebelum pekerjaan benar-benar selesai. Untungnya efflorescence
normalnya akan hilang pada saat hujan dan tidak perlu perawatan khusus.
4. Noda; seperti efflorescence terapi tidak bisa hilang saat hujan, biasanya akibat
tumpukan kapur. Penanganannya adalah sebagai berikut :
Bersihkan dinding dengan air bersih.
Disikat dengan sikat dan ditambah cairan tertentu.
Setelah noda dibersihkan, bersihkan lagi dengan air bersih.
Dilakukan perawatan secara teratur untuk membersihkan noda.
5. Lumut, jamur dan tumbuhan lainnya Solusinya dengan membersihkan secara periodic atau
menggunakan cairan tertentu seperti sodium ortho pentachlorophenate.
13
BAB III
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin
14
DAFTAR PUSTAKA
15