Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER

ANTI HIPERTENSI

DISUSUN OLEH:

Ummy Riski Rahmadini (1734007)

Kharisma Rike Pravita (1734011)

Mentari Cahyani (1734019)

DOSEN PEMBIMBING:

Ferawati Suzalin Apt.M.Sc

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang anti hipertensi ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang kami ambil,Selain


itu modul ini saya susun dengan agar dapat membantu menambah pegetahuan
bagi pembaca.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca sehingga isi makalah ini kedepannya dapat lebih baik.

Palembang, 16 November 2018

Penyusun,

Kelompok 2 Kimia Farmasi


ANTI HIPERTENSI
A. Pengertian Anti hipertensi
Anti hipertensi adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati
hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki
resiko tinggi untuk terjadinya penyakit vascular dan mereka yang beresiko
terkena struk maupun miokardinfark.
B. Golongan penyakit
Hipertensi memiliki beberapa golongan yaitu :
 Pra hipertensi : sistolik (120-139) distolik (80-89)
 Hipertensi tingkat 1 : sistolik (140-159) distolik (90-99)
 Hipertensi tingkat 2 : sistolik (>160) distolik (>100)
C. Golongan obat
Ada beberapa penggolongan obat anti hipertensi yaitu :
 Diuretic : untuk menurunkan tekanan darah dengan
menghancurkan garam yang tersimpan di dalam tubuh.
Pengaruhnya ada 2 tahap yaitu :
1. Pengurangan dari volume darah total dan curah jantung
yang menyebabkan meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer.
2. Ketika curah jantung kembali ke ambang normal, resistensi
pembuluh darah perifer berkurang. Contoh anti hipertensi
dari golongan ini adalah bumetanide, furosemide,
hydrochlorodhyazide, triamterene, amiloride,
chlorothiazide, chlorthaldion.
 Penyekat reseptor beta adrenergic (β-blocker)
Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian β-
blocker dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor β1, antara lain :
1. Penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas
miokard sehingga menurunkan curah jantung.
2. Hambatan sekresi renin disel jukstaglomeruler ginjal akibat
penurunan angiotensin 2.
3. Efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis,
perubahan pada sensitivitas baroreseptor, perubahan neuron
adrenegik perifer dan peningkatan biosentesis prostasiklin.
Contoh anti hipertensi dari golongan ini adalah :
propranolol, metoprolol, atenolol, betakolol, bisoprolol,
pindolol, acebutolol, penbutolol, labetalol.
 Menghabat angiotensin converting enzyme (ACE-Inhibitor).
Kaptopril merupakan ACE-Inhibitor yang pertama banyak
digunakan di klinik untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung.
Mekanisme kerja : secara langsung menghambat pembentukan
angiotensin 2 dan pada saat bersamaan meningkatkan jumlah
bradikinin. Hasilnya berupa vasokontriksi yang berkurang,
berkurangnya natrium dan retensi air dan meningkatkan
vasodilatasi melalui bradikinin. Contoh anti hipertensi dari
golongan ini adalah : kaptopril, enalapril, benazepril, posinopril,
moekipril, quianapril, lisinopril.
 Penghambat reseptor angiotensin
Mekanisme kerja : antagonis kalsium menghambat impluks
kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di
pembuluh darah kalsium antagonis terutama menimbulkan
relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan
resistensi perifer ini sering di ikuti efek takikardia dan
vasokontriksi, terutama bila menggunakan golongan obat
dihidrokpirin. Sedangkan diltiazem dan vevaramil tidak
menimbulkan takikardia karena efek kronotropik negative
langsung pada jantung. Contoh anti hipertensi dari golongan ini
adalah amlodipine, diltiazem, verapamil, nivedifine.
D. Contoh kasus
1. Jesika pergi ke dokter karena ia merasa dalam beberapa hari ini
kepalanya terasa sakit, jantungnya berdebar, mudah lelah dan
pengellihatan kabur. Ketika berada di rumah sakit pada pemeriksaan
tensi darah ternyata jesika mengalami hipertensi, dokter mengatakan
bahwa hipertensi jesika disebabkan karena tubuh jesika banyak
mengkonsumsi asupan garam berlebihan sehingga menyebabkan
hipertensi.
(solusi : karena asupan garam yang berlebih dapat meningkatakan resiko
untuk penderita hipertensi, kandungan natrium di dalam garam itulah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah. Saat pembuluh darah mengalami
penyempitan karena asupan garam yang berlebih maka solusinya adalah jesika
disarankan dokter untuk tidak mengkonsumsi garam berlebihan jika memakan
sesuatu yang mengandung garam dan jesika juga di anjurkan untuk rutin olahraga
agar jantungnya dapat terkontrol dan kembali normal.)
(obat : dokter memberikan obat Diuretic yaitu untuk menurunkan tekanan
darah dengan menghancurkan garam yang tersimpan di dalam tubuh.)

Sumber :
 Repository.usu.ac.id.Chapter II.pdf (hal 6-9)
 Tim Redaksi VITAHEALTH.2006.HIPERTENSI.Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama. (Hal 12)
 http://m.detik.com
 Yulianti, Sufrida dan Maloedyn S.2006.30 Ramuan Penakluk
Hipertensi.Jakarta:PT AgroMedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai