Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT


(Natural History of Disease)

Disusun Oleh :
Resi Krispani (1734009)
Sarah Romian Simbolon (1734010)
Viola Srimuliana Simarmata (1734014)

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2020
A. Pengertian
Riwayat alamiah penyakit (Natural History of Disease) adalah
perkembangan suatu penyakit secara alamiah tanpa adanya bantuan dari
medis ataupun bentuk intervensi lain seperti pengobatan. Menurut CDC
(Centers for Disease Control), riwayat alamiah penyakit adalah gambaran
mengenai perjalanan waktu dan perkembangan penyakit sehingga
terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa
intervensi pencegahan maupun pengobatan [ CITATION Sin19 \p 91 \l 1033 ].
Perjalanan alamiah penyakit juga dapat diartikan sebagai
perjalanan alami penyakit dari awal sebelum masuknya bibit penyakit,
kemudian masuknya bibit penyakit sampai berkembang, melalui fase
presimtomatik dan tahap klinis sampai akhir penyakit apakah penderita
bisa sembuh, cacat kronis maupun mati tanpa adanya intervensi esternal
[ CITATION Hid20 \p 28 \l 1033 ] . Riwayat alamiah penyakit merupakan
salah satu elemen utaa epideiologi deskriptif. Riwayat alamiah penyakit
sangat penting dipelajari untuk upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit

B. Tahapan-Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit


Tahapan - tahapan riwayat alamiah penyakit dapat dibagi menjadi
3 kategori yaitu:
1. Prepatogenesis
Pada tahap ini individu masih dalam keadaan sehat. Belum ada
tanda-tanda sakit namun terjadi interaksi host/pejamu/manusia dengan
agent/penyebab penyakit di luar tubuh. Tahap prepatogenesis disebut juga
fase susceptible atau stage of susceptibility atau tahap awal proses
etiologis. Masa ini dimulai saat terjadinya stimulus penyakit sampai terjadi
responpada tubuh, sedangkan menurut CDC dalam masa prepatogenesis
terdiri dari stage of subclincal, stage of clinical disease, dan stage of
recovery, disability of death.
2. Patogenesis
Tahap pathogenesis terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap inkubasi,
penyakit dini dan penyakit lanjut. Tahap ini dimulai sejak terjadinya
perubahan patologis akibat paparan agen penyakit hingga penyakit
menjadi sembuh, cacat, atau mati. Referensi lain menyebutkan bahwa
tahap ini terdiri dari 3 tahapan yaitu masa inkubasi dini, penyakit lanjut,
dan akhir penyakit.

3. Pasca pathogenesis
Merupakan tahap akhir dari penyakit
 Sembuh sempurna, kuman penyebab penyakit telah mati atau tidak
ditemukan lagi didalam tubuh dan tubuh telah kembali kepada
kondisi sehat
 Sembuh dengan cacat, kuman penyebab penyakit telah mati atau
tidak ditemukan lagi didalam tubuh, namun meninggalkan cacat
 Karier, kuman penyakit masih ada didalam tubuh dan dapat
menyebabkan kekambuhan, tubuh sudah pulih
 Penyakit berlangsung kronis, penyakit tidak sembuh sembuh atau
berlangsung terus menerus
 Berakhir dengan kematian penyakit menyebabkan individu
kehilangaan nyawa.
[ CITATION Sin19 \p 91-96 \l 1033 ]

Menurut buku “Etika dan Perilaku Kesehatan” oleh Dr. Irwan


S.KM.,M.Kes, proses riwayat penyakit secara umum terdiri atas 5 tahap,
yaitu :
1. Tahap Pre-patogenesis (Stage of Susceptibility)
Terjadi interaksi antara host-bibit penyakit-lingkungan, interaksi di
luar tubuh manusia. Penyakit belum ditemukan, daya tahan tubuh host
masih kuat, sudah terancam dengan adanya interaksi tersebut. (tahap ini
kondisi masih sehat)
2. Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease)
Bibit penyakit sudah masuk ke dalam tubuh host, gejala penyakit
belum nampak. Tiap penyakit mempunyai masa inkubasi berbeda-beda.
Beberapa jam, hari, minggu, bulan sampai bertahun-tahun. Tahap inkubasi
dimulai dari masuknya bibit penyakit sampai sesaat sebelum timbulnya
gejala. Daya tahan tubuh tidak kuat, penyakit berjalan terus terjadi
gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh, sehingga penyakit makin
bertambah hebat dan timbul gejala. Horison Klinik ialah garis yang
membatasi antara tampak atau tidaknya gejala penyakit.

3. Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)


Dihitung dari munculnya gejala penyakit, pada tahap ini pejamu
sudah merasa sakit (masih ringan), penderita masih dapat melakukan
aktivitas. perawatan cukup dengan obat jalan menjadi masalah besar dunia
kesehatan (jika tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat rendah)
mendatangkan masalah lanjutan yang makin besar. Penyakit makin parah
berobat memerlukan perawatan relatif mahal. Akibat lain bahaya
masyarakat luas menularkan kepada orang lain dan dapat menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB) atau wabah.

4. Tahap Penyakit Lanjut


Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak
dapat melakukan pekerjaan seperti biasanya. Jika berobat, umumnya telah
memerlukan perawatan (bad rest).

5. Tahap Akhir Penyakit


Tahap akhir pada perjalanan penyakit akan berhenti, berakhirnya
perjalanan penyakit dengan beberapa keadaan, yaitu :
a) Sembuh sempurna baik bentuk dan fungsi tubuh kembali semula
seperti keadaan sebelum sakit
b) Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh kesembuhan tidak sempurna ditemukan cacat pada
pejamu. Kondisi cacat cacat fisik, fungsional dan sosial.
c) Karier
Perjalanan penyakit seolah-olah terhenti gejala penyakit tidak tampak
(dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit) suatu saat
penyakit dapat timbul kembali daya tahan tubuh menurun).
d) Kronis
Perjalanan penyakit tampak berhenti, gejala penyakit tidak berubah,
tidak bertambah berat ataupun ringan.
e) Meninggal dunia
Terhentinya perjalanan penyakit, pejamu meninggal dunia. (keadaan
yang tidak diharapkan)
[ CITATION DrI \p 52-54 \l 1033 ]

C. Rantai Infeksi
Rantai infeksi adalah proses terjadinya infeksi seperti rantai yang
saling terkait antar berbagai faktor yang mempengaruhi. Proses tersebut
melibatkan beberapa unsur diantaranya :
1. Reservoir
Merupakan habitat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme dapat berupa manusia, binatang, tumbuhan, maupun
tanah.
2. Jalan masuk
Merupakan jalan masuknya mikroorganisme ketempat
penampungan dari berbagai kuman, seperti saluran pencernaan,
pernapasan, kulit, dan lain-lain.
3. Inang (host)
Merupakan tempat berkembangnya suatu mikroorganisme yang
dapat didukung oleh ketahanan kuman.
4. Jalan keluar
Merupakan tempat keluarnya mikroorganisme dari reservoir,
seperti sistem pernapasan, sistem pencernaan, alat kelamin, dan lain-
lain.
5. Jalur penyebaran
Merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman
mikroorganisme ke berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dan
lain-lain.
[ CITATION Raj18 \p 47-48 \l 1033 ]

Individu yang tepapar agent belum tentu terinfeksi, proses


terjadinya infeksi peyakit klinis, maupun kematian dari suatu penyakit
tergantung dari berbagai determinan, baik intrinsic maupun ekstrinsik,
yang mempengaruhi penjamu maupun agen kausal. Tegantung tingkat
kerentanan (atau imunitas), individu sebagai penjamu yang terpapar oleh
agen kausal dapat tetap sehat, atau mengalami infeksi (jika penyakit
infeksi) dan mengalami perubahan patologi yang ireversibel.
Ukuran yang menunjukan kemampuan agen penyakit untuk
mempengaruhi riwayat alamiah penyakit yaitu:
1. Infektivitas yaitu kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan
terjadinya infeksi.
2. Pathogenesis kemampuan agen penyakit/mikroorganisme untuk
menyebabkan penyakit pada pejamu.
3. Virulensi yaitu kemampuan penyakit untuk menyebabkan kematian
indikator ini menunjukan kemampuan agen infeksi menyebabkan
keparahan (severety) penyakit.
[ CITATION Sin19 \p 96-97 \l 1033 ]

D. Reservoir
Habitat dimana agen penyakit menular hidup, tumbuh dan
berkembang biak secara normal. Habitat ini berupa manusia, hewan
ataupun lingkungan.
a. Resevoir/habitat manusia
Ada dua kategori reservoir manusia yaitu:
1. Kasus akut dengan gejala klinis kategori ini lebih jarang
menyebabkan penularan karena biasanya cepat terdeteksi dan
selanjutnya mendapat pengobatan dan juga orang orang disekitar
kasus tersebut biasanya lebih waspada akan bahaya
2. Carrier cases adalah orang orang yang menderita infeksi, tetapi
tidak menunjukkan tanda dan gejala gejala klinis.
b. Reservoir binatang
Yang menjadi perhatian reservoir ini adalah binatang peliharaan
atau yang berada disekitar manusia.
c. Reservoir lingkungan
Reservoir ini terdiri dari, tanaman,tanah, dan air. Kebanyakan dari
jamur mempunyai reservoir tanah.
[ CITATION Azi15 \p 46-47 \l 1033 ]

Reservoir adalah mikroorganisme patogen membutuhkan tempat bersarang


dan berkembang biak untuk dapat menularkan penyakit. Pada pejamu,
tempat tersebut dinamakan reservoir. Jadi, reservoir adalah tempat hidup
dan berkembang biaknya agen penyebab penyakit. Yang dapat bertindak
sebagai reservoir adalah :
1. Manusia
2. Hewan
3. Artropoda, dan lain-lain.

Mekanisme penularan penyakit memiliki suatu siklus yang dikenal


sebagai siklus penularan. Siklus penularan penyakit dengan manusia
sebagai reservoir dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.
1. Siklus penularan langsung
Ialah penularan dari seseorang sebagai reservoir pada orang lain yang
rentan. Misalnya, penyait yang ditimbulkan oleh bakteri streptococcus
dan staphylococcus, antara lain :
- Difteritis
- Penyakit kelamin
- Parotitis
- Tifus abdominalis
- Amoebiasis
2. Siklus penularan tidak langsung
Dikatakan tidak langsung apabila manusia yang bertindak sebagai
reservoir tida menularkan pada manusia lain secara langsung, tetapi
penularan dilakukan melalui artropoda seperti nyamuk kemudian
nyamuk yang menularkan pada manusia yang rentan. Misalnya:
- Malaria dan
- Demam berdarah
[ CITATION Bud03 \p 20-21 \l 1033 ]

E. Portal Eksit
Merupakan tempat keluarnya bibit penyakit dari pejamu lama yang
sakit [ CITATION Sin19 \p 241 \l 1033 ] . Portal dari agent untuk
meninggalkan host, melalui:
a) Saluran pernapasan misalnya Mycobacteri tuberculosis
b) Saluran makanan, misalnya Salmonella typhoma
c) Kulit :
1. Melalui lesi pada kulit, misalnya penyakit cacar air
2. Percutaneous melalui gigitan serangga
d) Transplasental hepatitis B, rubella, dan lain lain.
[ CITATION Azi15 \p 47-48 \l 1033 ]

Portal exit (jalur keluar) dapat diartikan sebagai pintu keluar bagi
agen dari tubuh host. Jika tubuh mampu mematikannya, agen infeksius
tidak dapat keluar dari tubuh host dan rantai penularan tidak dapat
berlanjut. Jalur keluar dari berbagai agen berbeda sesuai dengan lokasi
jaringan tubuh yang diserang. Sebagai contoh penyakit kolera yang
menyerang usus halus, Vibrio cholera dapat ditemukan pada tinja dan
muntahan penderita. Pada penyakit yang menyerang sistem pernapasan
seperti virus influenza dan Mycobacterium tuberculosis keluar dari saluran
pernapasan baik berupa cipratan maupun berupa droplet, Sarcoptes scabiei
pada luka kulit yang mengalami kudis, dan enterovirus penyebab
konjungtivitis haemoragic dalam sekresi konjungtiva.
Beberapa agen yang ditularkan melalui darah dapat keluar dengan
melintasi plasenta dari ibu ke janin (rubella, sifilis, toksoplasmosis),
sementara yang lain dapat keluar melalui luka atau tusukan jarum di kulit
(hepatitis B) atau artropoda penghisap darah seperti nyamuk malaria,
DBD, dan filariasis. Bagi agen, jalur keluar merupakan jalan untuk
memperoleh kesempatan menyerang host baru sehingga agen dapat
berkembang biak lebih cepat [ CITATION Pit19 \p 41-42 \l 1033 ].

F. Model Transmisi
Diartikan sebagai mekanisme yang membawa agen dari satu host
ke host yang lain, proses ini berlangsung secara berurutan [ CITATION
Pit19 \p 42 \l 1033 ] . Cara penularan (transmisi) dari agent ke host baru
yang dibedakan secara langsung dan tak langsung :
a. Secara langsung
Penularan secara langsung yaitu melalui kontak atau secara “droplet
spread” peran dari kontak pada penularan secara langsung terjadi pada
penyebaran penyakit kelamin dan penyakit enteric (person to person).
Pada penyakit saluran pernapasan, penyebaran secara langsung biasanya
melalui bersin, batuk, berbicara dengan penderita.
b. Secara tidak langsung
Terjadi melalui mekanisme yang melibatkan benda hidup atau benda mati
yaitu:
1. Vehicle bome
Meliputi air, makanan, air susu ibu, serum, plasma, dan lain lain
yang berfungsi sebagai perantaran transmisi dan masuknya agent
kedalam host
2. Vector bome
 Bersifat mekanik, yang tidak memerlukan
perkembangbiakan dan perkembangan dari agent dalam
mata rantai penularan
 Bersifat biologic yang memerlukan proses berkembangbiak
dan tumbuh dalam proses penularan
3. Air bome
Biasanya melalui partikel debu, terdapat pada kebanyakan
penularan penyakit saluran pernapasan.
[ CITATION Azi15 \p 48-49 \l 1033 ]

G. Portal Entry
Merupakan tempat masuknya bibit penyakit ke pejamu baru
[ CITATION Sin19 \p 241 \l 1033 ] . Penularan penyakit terjadi ketika patogen
atau agen meninggalkan reservoir melalui jalan keluar (portal of exit) dan
disebarkan dengan salah satu cara penularan. Patogen atau agen penyebab
penyakit memasuki tubuh melalui jalan masuk (portal of entry) dan
menginfeksi pejamu dalam kondisi rentan. (buku ajar kesehatan
masyarakat)
Portal entri atau jalan masuk dapat terjadi pada :
1. Mukosa atau kulit yang pecah
2. Selaput lendir
3. Saluran gastrointestinal,
4. Saluran pernafasan
5. Saluran kemih.
Cara penularan :
1. Ditularkan melalui darah yaitu melalui transmisi seksual, cedera atau inokulasi.
2. Ditularkan melalui air liur, penyebaran terjadi jika dekat atau kontak dengan
orang yang terinfeksi jika bersin, batuk, berbicara, atau menjalani prosedur
pernafasan seperti intubasi atau bronskoskopi.
3. Ditularkan melalui udara
4. Ditularkan melalui kontak yaitu langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung jika bersentuhan dengan orang yang terinfeksi atau terkontaminasi,
secara tidak langsung yaitu perpindahan dari benda mati yang terkontaminasi
disebut fomites seperti pegangan pintu, atau mainan.Penularan dari yang umum,
melalui makanan, air, dan obat-obatan.
5. Penularan vektor biasanya melalui astropoda seperti nyamuk, kecoak, kutu, dan
lalat yang dapat menularkan infeksi.
[ CITATION Org01 \p 4 \l 1033 ]
[ CITATION And15 \p 56 \l 1033 ]

H. Faktor Suseptibilitas Pejamu


Jalan masuk yang rentan, memiliki faktor yang mempengaruhi
kemampuan alamiah tubuh untuk melawan infeksi meliputi :
1. Adanya penyakit yang mendasari
2. Status imun yang tidak kuat atau tidak seimbang
3. Status gizi
4. Usia
[ CITATION Org01 \l 1033 ]
Sumber lain mengatakan yaitu faktor host (pejamu), berkaitan dengan
terjadinya penyakit menular berupa umur, jenis kelamin, ras, etnik,
anatomi tubuh,dan status gizi. Faktor manusia sangat kompleks dalam
proses terjadinya penyakit dan tergantung pada karakteristik yang dimiliki
oleh masing-masing individu. Karakteristik tersebut antara lain:
a. Umur,
Menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita, seperti
penyakit campak pada anak-anak, penyakit kanker pada usia
pertengahan dan penyakit aterosklerosis pada usia lanjut.
b. Jenis Kelamin
Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada
wanita dan penyakit tertentu seperti penyakit pada kehamilan serta
persalinan hanya terjadi pada wanita sebagaimana halnya penyakit
hipertrofi prostat hanya dijumpai pada laki-laki.
c. Ras
Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat
istiadat dan perkembangan kebudayaan. Terdapat penyakit tertentu
yang hanya dijumpai pada ras tertentu seperti fickle cell anemia pada
ras Negro.
d. Genetik
Ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter seperti
mongolisme, fenilketonuria, buta warna, hemofilia dan lain-lain.
e. Pekerjaan
Status pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan penyakit akibat
pekerjaan seperti keracunan, kecelakaan kerja, silikosis, asbestosis dan
lainnya.
f. Status Nutrisi
Gizi yang buruk mempermudah sesorang menderita penyakit
infeksi seperti TBC dan kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi
dan lainnya.
g. Status Kekebalan
Reaksi tubuh terhadap penyakit tergantung pada status kekebalan
yang dimiliki sebelumnya seperti kekebalan terhadap penyakit virus
yang tahan lama dan seumur hidup. contoh : campak
h. Adat-Istiadat
Ada beberapa adat-istiadat yang dapat menimbulkan penyakit
seperti kebiasaan makan ikan mentah dapat menyebabkan penyakit
cacing hati.
i. Gaya hidup
Kebiasaan minum alkohol, narkoba dan merokok dapat
menimbulkan gangguan pada kesehatan.
j. Psikis
Faktor kejiwaan seperti emosional, stres dapat menyebabkan
terjadinya penyakit hipertensi, ulkus peptikum, depresi, insomnia dan
lainnya.
[ CITATION Irw17 \p 27-28 \l 1033 ]

I. Tingkat Pencegahan Penyakit


Berdasarkan riwayat alamiah penyakit muncul usaha pencegahan
terjadinya penyakit sesuai tahapan. Ada 5 tingkat pencegahan penyakit
yaitu
a. Prapatogenesis : pencegahan primer
Pada tahapan ini dilakukan pencegahan primer yang dapat
dilaksanakan selama masa prepatogenesis suatu kejadian penyakit atau
masalah kesehatan.
- Peningkatan kesehatan
- Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit
b. Patogenesis :
- Pencegahan sekunder
Pada tahap ini dilakukan pencegahan terhadap masyarakat
yang masih sedang sakit, dengan cara diagnosis dini dan
pengobatan cepat dan tepat dan pembatasan kecacatan.
- Pencegahan tersier
Pada tahap ini melakukan usaha pencegahan terhadap
masyarakat yang telah sembuh dari sakit [ CITATION Ham13 \p 8-9 \l
1033 ].
DAFTAR PUSTAKA

A. & Jufri, D., 2015. Buku Praktis Implementasi Aparatur Sipil Negara Dalam
Bidang Kesehatan Untuk Pembinaan Karir Jabatan Fungsional
Epidemiologi Kesehatan. s.l.:GP Press.

Andareto, O., 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda. Jakarta: Pustaka Ilmu
Semesta.

Budiarto, E. & Anggraeni, D., 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC.

Hamilawati., 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan. Sulawesi Selatan: Pustaka As


Salam.

Hidayani, W. R., 2020. Epidemiologi. Yogyakarta: Deepublish

Irwan., 2017. Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta, CV Absolute Media.

Irwan., 2017. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media.

Pitriani. & Herawanto., 2019. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Makassar:


CV. Nas Media Pustaka.

Rajab, Wahyudin., Fratidhina, Yudhia. & Fauziah., 2018. Konsep Dasar


Keterampilan Kebidanan. Malang: Wineka Media.

Sinaga, Manotar. & Limbong, Dosmariana., 2019. Dasar Epidemiologi.


Yogyakarta: Deepublish.

WHO, 2001. Infection and Infectious Diseases a Manual for Nurse and Midwives
in the WHO European Region. s.l., International Federation of Red Cross and
Red Crescent Societties.

Anda mungkin juga menyukai