Anda di halaman 1dari 13

GOLONGAN IV PSIKOTROPIIKA

Disusun Oleh:

Yunita Aras (17340)

Dosen Pembimbing:

Ibu Rosnita Sebayang, SKM.,M.Kes

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang “Golongan IV Psikotropika”
ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang
kami ambil, selain itu modul ini saya susun dengan agar dapat membantu
menambah pegetahuan bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna dan
lengkap, dan terbuka terhadap kritik dan saran demi penyempurnaan.

Palembang, 27 septmbr 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Prikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan tingkah
laku.
Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati
gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997,
psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan berdasarkan tinggi dan
rendahnya potensi yang dapat mengakibatkan ketergantungan, yakni psikotropika
golongan I, II, III dan IV (semiun, 2006)

Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan


sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. (semiun, 2006)

Termasuk golongan ini antara lain adalah Diazepam (yang dikenal sebagai
Nipam, BK, Magadon), Klorasepam, Nitrazepam, Nordazepam, Estazolam,
Klobazam, dan lain-lain. (semiun, 2006)

Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan ke dalam 3


golongan: depresan, stimulan, dan halusinogen. (Subagyo partodiharjo. Kenali
narkoba dan musuhi penyalahgunaan. Esensi)
B. Rumusan masalah
1.1 Pengertian psikotropika
1.2 Pengertian golongan IV psikotropika
1.3 Jenis-jenis golongan IV psikotropika

C. Tujuan
1.1 Agar mahasiswa mengerti psikotropika
1.2 Agar mahasiswa mengerti golongan IV psikotropika
1.3 Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis IV psikotropika
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian psikotropika


Prikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan tingkah
laku.
Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati
gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997,
psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan.

1.2 Pengertian golongan IV psikotropika


Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Psikotropika golongan IV yaitu jenis psikotropika yang memiliki daya adiktif
ringan serta berguna untuk pengobatan seperti nitrazepam (mongadon, dumolid)
diazepam dan lain sebagainya.

1.3 Jenis-jenis psikotropika

Termasuk golongan ini antara lain adalah Diazepam (yang dikenal sebagai
Nipam, BK, Magadon), Klorasepam, Nitrazepam, Nordazepam, Estazolam,
Klobazam, dan lain-lain.

1. Diazepam

Obat-obat benzodiazepin yang digunakan secara luas adalah diazepam


(Valium) dan Klordiazepoksid (librium). Diazepam adalah obat yang bereaksi
secara cepat dan mencapai puncak konsentrasinya dalam waktu 1 jam.
Diazepam diangkut dengan cepat dari otak, tetapi metabolit-metabolitnya
(zat-zat baru yag dihasilkan oleh metabolisme atau pecahan-pecahan dari
diazepam) tetap dan karena metabolit-metabolit itu efektif untuk
mereduksikan kecemasan, maka akibat-akibat klinisnya adalah lama.
Diazepam adalah obat yang sangat. Diazepam yang berkadar tinggi tidak
mematikan karena ada batas tertinggi bagi kemampuannya untuk
mereduksikan kegiatan neurologis, dan batas tersebut berada dibawah titik di
mana kegiatan pernafasan dan fungsi-fungsi yang sangat penting lainnya
dihambat. (Tetapi, obat benzodiazepin dengan kadar tinggi jika digunkan
bersama dengan zat-zat atau obat-obat yang lain, seperti alkohol, dapat
mematikan.

2. Lorazepam

Lorazepam adalah golongan benzodiazepin yang lebih aman untuk mereka


yang mempunyai gangguan fungsi hati.

3. Nitrazepam

Penggunaan yang lama dapat mengakibatkan efek kumulasi dengan efek


sampingan sentral seperti gangguan-gangguan koordinasi, melantur dan
sebagainya. Yang sering terjadi pada orang-orang yang sudah lanjut usia
(diatas 65 tahun). Contoh obat-obat tidur yang mengandung nitrazepam:
Mogadon, buatan pabrik Roche, Sedatin, buatan pabrik Kimia Farma.

Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan ke dalam 3


golongan: depresan, stimulan, dan halusinogen.

1. Kelompok depresan
penekan saraf pusat/penenang/obat tidur Contohnya adalah valium, BK,
rohipnol, mogadon, dan lain-lain Jika diminum, obat ini memberikan rasa
tenang, mengantuk, tentram, damai. Obat ini juga menghilangkan rasa
takut dan gelisah.
2. Kelompok stimulan
perangsang saraf pusat/antitidur Contohnya adalah amfetamin, ekstasi, dan
shabu. Ekstasi berbentuk tablet beraneka bentuk dan warna. Amfetamin
berbentuk tablet berwarna putih. Bila diminum, obat ini mendatangkan
rasa gembira, hilangnya rasa permusuhan, hilangnya rasa marah, ingin
selalu aktif, badan terasa fit, dan tidak merasa lapar. Daya kerja otak
menjadi serba cepat, namun kurang terkendali. Shabu berbentuk tepung
kristal kasar berwarna putih bersih seperti garam.

3. Kelompok halusinogen
Halusinogen adalah obat, zat, tanaman, makanan, atau minuman yang
dapat menimbulkan khayalan. Contohnya adalah LSD (Lysergic Acid
Diethyltamide), getah tanaman kaktus, kecubung, jamur tertentu
(misceline), dan ganja. Bila diminum, psikotropika ini dapat
mendatangkan khayalan tentang peristiwa-peristiwa yang mengerikan,
khayalan tentang kenikmatan seks, dsb. Kenikmatan didapat oleh pemakai
setelah ia sadar bahwa peristiwa mengerikan itu bukan kenyataan, atau
karena kenikmatan-kenikmatan yang dialami, walaupun hanya khayalan.

(Sumber : Subagyo partodiharjo. Kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaan.


Esensi. Hal 15-17)

Zat adiktif lainnya adalah zat yang bukan obat dan yang masuk dalam
golongan ini adalah minuman beralkohol dan tembakau. Sesuai dengan Keputusan
Presiden RI No.3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman
Beralkohol, yang meminta minuman beralkohol adalah minuman yang
mengandung etanol yang diperlukan dari bahan hasil pertanian yang mengandung
gula dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik
dengan cara menyediakan sebelumnya atau tidak, menambahkan bahan lain atau
tidak, juga menggunakan cara mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan
cara pengeceran minuman yang menggunakan etanol.
Minuman beralkohol dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut:

1. Minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar


etanol (CH, OH) 1% sampai dengan 5%
Contoh minuman keras ini : Bir, green sand, dan lain-lain
2. Minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar
etanol (C, H, OH) lebih dari 5% hingga dengan 20%
Contohnya adalah : anggur, malaga dan lain-lain
3. Minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar
etanol (C, H, OH) lebih dari 20% hingga dengan 55%.
Contoh minuman keras ini : brandy, vodka, wine, drum, champagne, whiski,
dan lain-lain.

(sumber : Darman Flavianus,2006, mengenal jenis dan efek buruk narkoba,


penerbit : visi media. Hal 66)

Tembakau adalah zat adiktif yang dapat mengakibatkan suatu kondisi


ketergantungan. Berhubungan luas penggunaan tembakau (dalam bentuk rokok)
dewasa ini, maka tembakau dikategorikan pula sebagai zat yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Meskipun demikian, zat ini sedikit
sekali pengaruhnya di bidang perangsangan atau depresi dari sistem saraf sentral
atau gangguan dalam persepsi, perasaan alam, proses berpikir, tingkah laku atau
fungsi motorik. Karena terkait dengan zat lain, pengaruh buruknya relatif kurang
dan akibatnya mudahkan perhatian yang digunakan dalam jumlah besar dan dalam
jangka waktu yang lama, maka menyangkut zat ini dapat mempengaruhi pada
umumnya hanya sedikit saja perhatian yang diberikan pada tembakau.

Obat-obatan berbahaya adalah obat yang memerlukan kemampuan untuk


meningkatkan akreditasi pada kesehatan, baik mental maupun fisik-duanya. Yang
termasuk golongan ini antara lain:

1. Psilosibin dan Psilosin (diperoleh dari sejenis jamur yang tumbuh di Meksiko
dan efek yang dihasilkan sebagai meskalin. Di Indonesia pernah ditemukan
pada jamur tahi sapi);
2. LSD (berbicara tentang sejenis jamur ergot yang tumbuh di tanaman gandum
hitam atau gandum putih. Zat ini adalah halusinogen yang kuat yang
meningkatkan persepsi mengenai salah satu suara, warna, dan lain-lain. LSD
bergantung pada fisik, psikis, dan juga diterbitkan. Dapatkan di jalur hitam
dengan bentuk tablet atau stiker)
3. Meskalin (peyot) (diperoleh dari sejenis tanaman kaktus yang tumbuh di
Amerika Barat Daya. Meskalin diambil ilusi dan halusinasi sesuai fisik dan
psikis
4. kokain
5. Akhir-akhir ini yang banyak disalahgunakan sebagian besar di kelas anak-
anak berbagai macam "pelarut," seperti bensin, cat pencuri, lem (lem) yang
digunakan dengan cara menghirup uapnya melalui mulut dan mulut (inhalasi)
Dalam uraian ini,

obat-obat itu akan dikelompokkan berdasarkan efek-efeknya:

1. obat-obat depresan, yang mengandung efek sedasi umum


2. obat-obat narkotik, yang menyebabkan pengalaman-pengalaman pancaindra
menumpul
3. obat-obat stimulan, yang menyebabkan rangsangan umum
4. obat-obat halusinogen, yang mendistorsikan pengalaman-pengalaman
pancaindra

(Sumber : Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta. Kanisius)

- metode analisis

 Uji penapisan/Skrining Test

Test ini dapat dilakukan dengn reaksi warna, teknik immunoassay,


kromatografi lapis tipis, ion scanner test, kromatografi kinerja tinggi,
kromatografi gas.

 Uji pemastian/Konfirmasi Test


untuk memastikan jenis senyawa target. Umumnya menggunakan teknik
kromatografi.

 Penetapan kadar

Analisis kuantitatif bertujuan untuk menetapkan jumlah/kadar analit (senyawa


induk dan metabolitnya) dalam spesimen atau jumlah senyawa narkotika dan
psikotropika komponen dalam bahan baku atau sediaan narkotika dan
psikotropika tersebut.

(sumber : KEMENKES RI NOMOR 932/menkes/SK/X/2009, untuk melakukan


pemeriksaan pada narkoba dan psikotropika)

narkotika dalam senyawa metabolit akan terdeteksi dalam urine setelah 24


jam setelah pemakaian oleh pemakai, darah selama 3 x 24 jam, setelah pemakaian
dan rambut setelah 4 x 24 jam setelah pemakaian.

Sampel urine diambil dan dikumpulkan, kemudian sampel di uji di


laboratorium, bahan yang digunakan meliputi bahan kimia dengan kemurnian pro
analisis. Alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas yang biasa digunakna untuk
keperluan preparasi.

Sampel urine pengguna narkotika di ambil sebanyak 50 ml, dimasukkan


ke dalam wadah kaca dengan tutup baik, kemudian disimpan dalam termos es
(temperatur lebih kurang 15°c).

Preparasi sampel :

1. Sampel urine diekstraksi dengan kloroform


2. Disentrifuge selama 10 menit
3. Fase pelarut dibagian bawah dipindahkan ke dalam cawan penguap
kemudian dibiarkan selama 60 menit sampai pelarut menguap dan dibilas
dngan methanol untuk dianalisa.
4. Sampel diuji pendahuluan
5. Analisis dilanjutkan dengan KLT dan instrument
6. Uji pendahuluan dan lanjutan dilakukan terhadap sampel urine pengguna
dan pembanding (bukan pengguna)

Uji pendahuluan

Urine hasil preparasi diuji pendahuluan untuk mendeteksi ada atau tidaknya ganja
atua sabu-sabu dalam urine. uji pendahuluan ini menggunakan marquist test dan
fast blue test salt B.

Analisa GCMS

- Digunakan gas kromatografi (GC) aligent digabung dengan spektrokopi


massa (MS) model 5890
- Kolom yang digunakan adalah HP 5 MS dengan 0,25 mm ID dan 0,25
mikron ketebalan film
- Gas pembawa helium dengan laju konstan 1,5 ml/menit
- Model splitles dengan waktu 60 detik
- Temperatur injector 250°c dan temperature interface 265°c
- Temperatur oven 150°c selama 2 menit dan meningkat menjadi 280°c
dengan laju (rate) 10°c/menit.

(sumber : Jurnal stikna. Volume 1, nomor 1, mei 2017)


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Prikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan
perilaku.

Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan


sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

Yang termasuk golongan psikotropika antara lain adalah Diazepam (yang


dikenal sebagai Nipam, BK, Magadon), Klorasepam, Nitrazepam, Nordazepam,
Estazolam, Klobazam

Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan ke dalam 3


golongan: depresan, stimulan, dan halusinogen.

Zat adiktif lainnya adalah zat yang bukan obat dan yang masuk dalam
golongan ini adalah minuman beralkohol dan tembakau.
DAFTAR PUSTAKA

Partodharjo,subagyo. Kenali NARKOBA dan Musuhi Penyalahgunaannya.

Penerbit:ESENSI.

Staf Pengajar Departemen Fakmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya. 2009. KUMPULAN MAKALAH FARMAKOLOGI,Ed.2.


Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Semiun,Yustinus.2006.Kesehatan Mental 2.Yogyakarta:KANISIUS.

Widjajanti,Nuraini..BUKU OBAT-OBAT.

Subagyo partodiharjo.Kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaan.Esensi. Hal 15-


17)

Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta. Kanisius

Darman Flavianus,2006, mengenal jenis dan efek buruk narkoba, penerbit : visi
media. Hal 66

Jurnal stikna. Volume 1, nomor 1, mei 2017

Anda mungkin juga menyukai