Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAKTERIOLOGI

“MACAM-MACAM PEWARNAAN BAKTERI”

Disusun oleh:

Yunita aras (1734022)

Dosen Pembimbing:

Ibu Harida Wati Bsc.,spd

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


BAB 1
PENDAHULUAN

1. Pengertian bakteri

Bakteri merupakan salah satu golongan organisme prokariotik (tidak mempunyai


selubung inti) namun bakteri memiliki informasi genetik berupan DNA yang berbentuk
sirkuler panjang dan bisa disebut nucleoid.

Bakteri adalah satu dari mikroorganisme yang memiliki ukuran yang relatif kecil dan
merupakan organisme uniseluler (sel tunggal). Bakteri juga termasuk kelompok organisme
prokariotik, karena materi genetiknya tidak diselubungi oleh membran inti. Bakteri memiliki
berbagai macam bentuk, umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu bentuk basil (seperti batang),
bentuk kokus (seperti bola atua oval) dan bentuk spiral.

Bakteri adalah mikroorganisme yang sangat sederhana yang tidak bernukleus dan
sifatnya berbeda dengan organisme yang mempunyai inti sel. Selain itu bakteri merupakan
organisme yang sangat kecil (yang berukuran mikroscopis) akibatnya pada mikroskop tidak
tampak jelas dan sukar untuk melihat morfologinya maka dari itu dilakukan pewarnaan
bakteri yang biasa disebut pengenceran baketri. Pada umumnya larutan-larutan zat warna
yang digunakan adalah larutan encer yang lebih dari satu persen.

2. Pewarnaan Bakteri

Pewarnaan bakteri pada umumnya bertujuan untuk mempermudah dalam pengamatan


morfologi bakteri dengan bantuan mikroskop. Bakteri umumnya tidak berwarna dan hampir
tidak terlihat karena kurang kontras dengan air dimana mereka mungkin berada. Pewarnaan
sangat dibutuhkan untuk melihat bakteri dengan sangat jelas baik untuk pengamatan
intraseluler maupun morfologi keseluruhan. Pewarnaan.

3. Macam-macam pewarnaan bakteri

Tiga jenis pewarnaan mikrobiologis yang menggunakan pewarnaan asam dan atau
basa, yaitu teknik pewarnaan sederhana, diferensial dan pewarnaan khusus.
1. Pewarnaan sederhana
Pewarnaa yang digunakan satu pewarna tunggal dalam berbentuk cairan atau terlarut
dalam alkohol. Pada pewarnaan ini hanya dapat untuk melihat bentuk selular dan
bentuk dasar bakteri.
2. Pewarnaan diferensial
Pewarnaan diferensial pewarnaan bereaksi sacara berbeda degan berbagai macam
bakteri yang berbeda, tergantung komponen utama yang terwarnai dari bakteri,
sehingga dapat untuk membedakannya.
3. Pewarnaan khusus
Teknik ini berfungsi untuk mewarnai dan dapat juga sebagai sarana untuk mengisolasi
bagian tertentu mikroorganisme, seperti endospora, flagella, dan kapsul.

1. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan pewarnaan tunggal.
Pewarnaan tunggal yang biasanya digunakan dalam pewarnaan sederhana adalah metilen
blue, karbon fuchsin, dan kristal violet.
Pewarnaan sederhana sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataa pada
mikroorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentuk yang bulat (coccus), basil (batang) dan
spiral.

 Alat dan bahan


Alat:
- botol sputum
- ose/sengkelit
- kaca objek (slide)
- spidol permanen
- rak sediaan
- sarung tangan dan masker
- lampu spritus
- alkohol
Bahan:
- Sputum
- larutan carbol fuchsin
- larutan methylen blue

 Cara pembuatan sediaan


- Ambil pot dahak dan kaca sediaan yg beridentitas sama dengan pot dahak.
- Kemudian buat lingkaran di bawah kaca objek
- Panaskan ose diatas nyala api spritus sampai merah dan biarkan dingin
- kemudian ambil dahak oleskan merata pada permukaan kaca sediaan dan dekatkan
ose pada api spiritus sampai kering dan sediaan dibiarkan diudara yang terbuka.
- Setelah setengah kering, lewatkan sediaan diatas lampu spiritus sebanyak 3x untuk
difiksasi dan letakkan sediaan pada rak pengecatan untuk diwarnai dengan pewarnaan
sederhana

 Prosedur kerja pewarnaan sederhana


- Sediaan yang sudah di fiksasi diletakkan diatas rak pewarnaan,
- Kemudian sediaan di genangi dengan salah satu warna (metilen blue, karbon fuchsin)
- Biarkan terwarnai, lalu bilas dengan air mengalir. kemudian keringkan sediaan diatas
rak pengering diudara yang terbuka.

2. pewarnaan diferensial
a. Pewarnaan gram
Pewarnaan ini paling banyak digunakan karena bakteri diklasifikasikan ke dalam
dua kelompok besar, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

 Alat dan bahan


Alat:
- botol sputum
- ose/sengkelit
- kaca objek (slide)
- spidol permanen
- rak sediaan
- sarung tangan dan masker
- lampu spritus
- alkohol
Bahan:
- Sputum
- Gentian violet
- Larutan Iodin lugol
- Alkohol 96%
- Safranin

 Cara pembuatan sediaan


- Ambil pot dahak dan kaca sediaan yg beridentitas sama dengan pot dahak.
- Kemudian buat lingkaran di bawah kaca objek
- Panaskan ose diatas nyala api spritus sampai merah dan biarkan dingin
- kemudian ambil dahak oleskan merata pada permukaan kaca sediaan dan dekatkan
ose pada api spiritus sampai kering dan sediaan dibiarkan diudara yang terbuka.
- Setelah setengah kering, lewatkan sediaan diatas lampu spiritus sebanyak 3x untuk
difiksasi dan letakkan sediaan pada rak pengecatan untuk diwarnai dengan pewarnaan
sederhana

 Prosedur kerja pewarnaan gram


- Sediaan yang sudah di fiksasi diletakkan diatas rak pewarnaan
- Genangi sediaan dengan larutan gentian violet/kristal violet, diamkan selama 1 menit
- Kemudian bilas sediaan dengan air mengalir/aquades
- Genangi sediaan dengan iodin lugol selama 1 menit, kemudian bilas menggunakan
air mengalir
- Lalu dekolorisasi dengan alkohol 96% sampai warna hilang, bilas dengan air mengalir
- Selanjutnya sediaan di genangi dengan larutan safranin selama 20-30 detik, kemudian
cuci dengan air mengalir dan keringkan

b. Pewarnaan bakteri tahan asam (metode Ziehl-Neelsen)


Metode Ziehl-Neelsen digunakan karena cukup sederhana dan mempunyai sensitivitas
juga spesifitas yang cukup tinggi. Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen, yaitu menggunakan zat
warna karbon fuchsin 0,3%, asam alkohol 3% dan metilen biru 0,3%.

c. Alat dan bahan


- Alat:
- botol sputum
- ose/sengkelit
- kaca objek (slide)
- spidol permanen
- rak sediaan
- sarung tangan dan masker
- stop watch
- lampu spritus dan alkohol.
- Bahan:
- Sputum
- larutan carbol fuchsin 0,3%
- larutan asam alkohol (HCL alkohol 3%)
- larutan methylen blue 0,3%.

d. Cara pembuatan sediaan


- Ambil pot dahak dan kaca sediaan yg beridentitas sama dengan pot dahak.
- Kemudian buat lingkaran di bawah kaca objek
- Panaskan ose diatas nyala api spritus sampai merah dan biarkan dingin
- kemudian ambil dahak oleskan merata pada permukaan kaca sediaan dan dekatkan
ose pada api spiritus sampai kering dan sediaan dibiarkan diudara yang terbuka.
- Setelah setengah kering, lewatkan sediaan diatas lampu spiritus sebanyak 3x untuk
difiksasi dan letakkan sediaan pada rak pengecatan untuk diwarnai dengan pewarnaan
ziehl neelsen.

e. Pewarnaan dengan metode Ziehl Neelsen.


- Sediaan yang sudah difiksasi diletakan pada rak pewarnaan dengan hapusan sputum
menghadap keatas
- kemudian teteskan larutan carbol fuchsin 0,3% pada hapusan dahak sampai menutupi
seluruh permukaan sediaan
- selanjunya dipanaskan dengan api spritus sampai keluar uap slma 3-5 menit.
- Kemudian bilas dengan air yang mengalir pelan sampai zat wrna terbuang lalu
teteskan dengan asam alkohol (HCL alkohol 3%) sampai warna merah fuchin
menghilang.
- Selanjunya bilas dengan air yang mengalir pelan lalu teteskan larutan methylen blue
0,3% pada sediaan sampai menutupi seluruh permukaan dan diamkan 10-20 detik
- lalu bilas dengan air mengalir pelan kemudian keringkan sediaan diatas rak pengering
diudara yang terbuka.

3. Pewarnaan khusus
a. Pewarnaan negatif untuk kapsul
Pewarnaan kapusla lebih sulit dibandingkan prosedur pewarnaan lainnya,
dikarenakan material kapsula terlarut dalam air atau mengelupas saat pencucian.
Unutk mewarnai kapsula diperlukan campuran larutan yang mengandung suspensi
koloidal yang bagus, biasanya digunakan tinta india atau negrosin sebagai
pewarnaan latar belakang. Dilanjutkan pewarnaan sederhana bakteri, biasanya
menggunakan safranin. Kapsul tidak bisa diwarnai menggunakan pewarna
biologis, sehingga bakteri dibawah mikroskop nampak berwarna merah yang
dikelilingi halo transparan, dengan latar belakang hitam.
Pewarnaan menggunakan satu pewarna safranin. Diperoleh hasil bakteri
berwarna merah dengan latar kemerahan apabila digunakan pewarnaan tinta
china/india maka bakteri berwarna hitam, dengan latar belakang kehitaman.

b. Pewarnaan spora (endospora)


Endospora merupakan struktur tambahan dan bentuk kondisi inaktif (dormant)
dari bakteri, yang terbentuk di dalam sel dan memberikan perlindungan terhadap
bakteri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Tidak semua bakteri dapat
membentuk spora.spora tidak dapat diwarnai menggunakan pewarnaan pada
umumnya (seperti pewarnaan sederhana atau pewarnaan gram) karena pewarna
tidak dapat masuk kedalam dinding spora.
Metode pewarnaan yang sering digunakan untuk mewarnai spora adalah
schaeffer fulton.
1. Alat dan bahan
 Alat
a) Objek glass
b) Pipet tetes
c) Lampu Bunsen
d) Mikroskop
e) Tissue
f) Kertas lensa
g) Rak tabung
h) Ose bervolume

 Bahan
- Malasit hijau
- Safranin

2. prosedur kerja
- Setelah preparat apusan difiksasi
- Kemudian ditetesi dengan malasit hijau sebagai pewarna pertama,
- preparat dipanaskan selama 5 menit untuk membantu pewarna masuk kedalam
dinding spora.
- Preparat dicuci kemudian ditetesi dengan safranin selama 30 detik,
- kemudian bilas dengan air mengalir kemudian keringkan

c. Pewarnaan flagella
Flagella bakteri merupakan struktur yang berfungsi unutk lokomosi dan sangat
kecil untuk dapat dilihat menggunakan mikroskop.
1. Alat dan bahan
 Alat
i) Objek glass
j) Pipet tetes
k) Lampu Bunsen
l) Mikroskop
m) Tissue
n) Kertas lensa
o) Rak tabung
p) Ose bervolume
 Bahan
I. Metode Gray
 Larutan mordant/ pemantek
 Larutan jenuh potassium alum/ KAI (SO4)2 (5 ml)
 Asam Tonat 20% dalam air (2 ml)
 Mercury Clorida jenuh dalam air (2 ml) campurkan hingga
homogeny
 Laturan jenuh fuchsin dalam alcohol (0,4 ml)
 Carbol fuchsin (ZNA)
 Oil imersi
 Kultur bakteri
II. Metode leifson
 Larutan leifson A
 Fuchsin 0,5 gram
 Alcohol 95% 50 ml
 Larutan leifson B
 Tannic acid 1,5 gram
 Sodium chloride 0,75 gram
 Aquadest 100 ml
 Oil imersi
 Kultur bakteri
3. Cara kerja
 Metode Gray
1) Siapkan objek glass yang bersih dan bebas lemak.
2) Di teteskan satu tetes kultur bakteri/suspensi bakteri pada salah satu ujung
objek glass, tegakkan pada rak sehingga terjadi aliran ke bawah, biarkan
kering di udara.
3) Di genangi dengan larutan mordant. Diamkan selama 5-10-15 menit.
4) Cat di buang di bilas dengan air mengalir.
5) Di genangi dengan carbol fuchsin (ZNA). Diamkan 5-10 menit.
6) Cat di buang, di bilas air mengalir. Biarka kering..
7) Di periksa di bawah mikroskop menggunakan obyektif 100X dan oil imersi.
 Metode Leifson
1) Di siapkan objek glass yang bersih dan bebas lemak.
2) Di teteskan satu tetes kultur bakteri/suspensi bakteri pada salah satu ujung
objek glass, tegakkan pada rak sehingga terjadi aliran ke bawah. Biarkan
kering di udara.
3) Di genangi dengan campuran cat A dan B, diamkan selama 5 menit, sampai
terlihat warna kehijauan pada tetepi tetesan.
4) Cat di buang, di bilas dengan air mengalir. Keringkan.
5) Di lihat di bawah mikroskop menggunakan perbesaran 100X dan oil imersi.

DAFTAR PUSTAKA

- Sri Murwani. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner. Penertbit Universitas


Brawijaya Press (UB Press) Hal 65-69
- Yulianto Ade Prasetya. 2018. Bakteriologi I Penuntun Praktikum Teknologi
Laboratorium Medik.
- Diana Susanti, Constantien Kountul dkk. Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) Pada
Sputum Penderita Batuk > 2 Minggu Di Poliknik Penyakit Dalam BLU RSUP. PROF.
Dr. R.D KANDOU MANADO. Jurnal e-CliniC (eCl), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai