Anda di halaman 1dari 2

Apa penyebab peserta memiliki data ganda?

Walaupun peserta menganggap tidak pernah mendaftar BPJS 2 kali, kepsertaan ganda
bisa terjadi oleh beberapa hal, diantaranya adalah seabgai berikut:

 Peserta sebelumnya sudah terdaftar menjadi peserta BPJS PBI pemegang kartu
KIS yang iuran bulanannya ditanggung oleh pemerintah tanpa
sepengetahuannya, namun peserta melakukan pendaftaran bpjs mandiri atau
perusahaan.
 Peserta sebelumnya terdaftar menjadi peserta BPJS Mandiri atau BPJS PBI,
kemudian peserta bekerja di sebuah perusahaan, sementara perusahaan
mendaftarkan kembali peserta menjadi peserta bpjs kesehatan perusahaan.
Kasus kepesertaan ganda sebenarnya tidak boleh terjadi, dan tidak mungkin terjadi jika
sistem bpjs sudah dapat mengatasinya dengan baik.

Kepesertaaan ganda seperti kasus di atas bisa terjadi kemungkinan sistem bpjs belum
bisa mengcover hal-hal semacam itu, sehingga kasus kepesertaan data ganda tidak
dapat terdeteksi pada saat peserta terdaftar bpjs untuk yang kedua kali, dan baru
diketahui di kemudian hari yang menyebabkan kepesertaan bpjs dinonaktifkan.

Solusi Kartu BPJS Dinonaktifkan karena data Ganda


Untuk anda yang kebetulan mengalami kepesertaan BPJS dinonaktifkan dengan alasan
Kepesertaan Ganda, maka sebaiknya segera atasi agar kepesertaaan BPJS/KIS anda
bisa Aktif kembali.

Langkah-langkah untuk mengatasi kepesertaan Ganda yang dapat anda lakukan


diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menghubungi Pihak BPJS secara online bisa melalui telepon di 1500400, atau melalui
Media sosial, seperti Twitter BPJS Kesehatan RI atau facebook BPJS Kesehatan RI,
atau bosa membuat laporan di situs lapor.go.id menyangkut kepesertaan bpjs nonaktif.

b. Langsung datang ke kantor BPJS untuk memperbaiki prihal penonaktifan


kepesertaan BPJS kesehatan karena double data.

Adapun persyaratan yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

1. Kartu BPJS / KIS


2. Kartu Keluarga
3. Copy KTP.
Data dari persyaratan di atas akan digunakan oleh petugas BPJS untuk melakukan
crosscek kepesertaan BPJS Anda.

Jika kepesertaan anda nonaktif dikarenakan ada double data atau data ganda, maka
pihak BPJS akan menonaktifkan salah satu kepesertaan anda, dan akan mengaktifkan
kepesertaan BPJS anda yang dianggap benar.

Sejumlah persoalan masih dihadapi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Beberapa persoalan yang akan penulis sampaikan pada kesempatan ini yaitu persoalan yang
berkaitan dengan kepesertaan, biaya operasional, dan pelayanan.

Pertama, dalam hal kepesertaan, penulis menemukan setidaknya sampai saat ini terdapat dua
wujud fisik kartu yang berbeda, yakni kartu yang didominasi logo dan tulisan BPJS Kesehatan
serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan kartu yang didominasi tulisan Kartu Indonesia
Sehat, disertai logo dan tulisan BPJS Kesehatan dengan ukuran yang lebih kecil. "Dualisme"
kartu kepesertaan BPJS Kesehatan bisa memunculkan diskriminasi pelayanan. Pemegang Kartu
Indonesia Sehat (KIS) pasti adalah warga miskin yang iuran kepesertaannya dibayar oleh
pemerintah (penerima bantuan iuran/PBI) yang dialokasikan dalam APBN.

Seperti diketahui KIS, merupakan salah satu dari tiga "kartu sakti" yang dijanjikan Joko Widodo
(Jokowi) diberikan kepada rakyat miskin saat kampanye Pilpres 2014. KIS diluncurkan saat
program pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat miskin dengan nama Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah
diintegrasikan ke BPJS Kesehatan dan diberi nama baru sebagai Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) masih berlaku. Tak heran bila saat ini masih dijumpai warga miskin yang berobat
menggunakan KIS, kartu BPJS Kesehatan, bahkan mungkin kartu Jamkesmas.

Kalau selama ini kita masih menjumpai perlakuan diskriminatif terhadap peserta BPJS
Kesehatan dengan pasien asuransi swasta, apalagi pasien yang membayar tunai, belakangan ini
muncul juga diskriminasi terhadap peserta BPJS Kesehatan yang membayar iuran secara mandiri
dan PBI. Oleh karena itu, kita mengusulkan agar BPJS Kesehatan hanya menerbitkan satu jenis
kartu untuk pesertanya, baik yang mandiri maupun PBI.

Anda mungkin juga menyukai