Anda di halaman 1dari 9

RANCANGAN SISTEM INFORMASI YANG MENGKAITKAN

HASIL PENJUALAN KARYAWAN PEMASARAN DENGAN


SISTEM PEMBERIAN BONUS

DISUSUN OLEH :
DEWI SUSILOWATI
NIM : 530031932

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


BIDANG MINAT SUMBERDAYA MANUSIA (REGULER)
UNIVERSITAS TERBUKA
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sistem informasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan perusahaan dalam


mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan sistem informasi dapat
mendukung tersedianya informasi yang akurat, cepat, dan tepat waktu. Sistem
informasi dapat memudahkan pekerjaan suatu perusahaan melalui pengolahan data
yang dapat mendukung keberhasilan suatu perusahaan atau instansi dalam
mendapatkan informasi yang tepat dan akurat demi kemajuan perusahaannya.
Penjualan berkaitan erat dengan kelangsungan kegiatan operasional
perusahaan. Penjualan yang tinggi akan meningkatkan pendapatan dan penjualan yang
rendah akan mengakibatkan kerugian. Salah satu usaha untuk meningkatkan
penjualan adalah melalui strategi pemberian insentif/bonus bagi para karyawan,
khususnya karyawan di bagian pemasaran.
Pemberian bonus yang selama ini diberikan menurut total penjualan yang
dicapai akan memotivasi para karyawan dalam meningkatkan penjualan mereka. Hal
inilah yang melatarbelakangi perancangan sistem informasi yang dapat digunakan
oleh perusahaan dalam kaitan antara hasil penjualan masing-masing karyawan dengan
sistem pemberian insentif/bonus.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan


rumusan masalah, yaitu bagaimana merancang sistem informasi yang dapat
mengkaitkan antara hasil penjualan karyawan bagian pemasaran dengan sistem
pemberian insentif/bonus perusahaan?

3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui, menganalisis, dan membuat
rancangan sistem informasi yang dapat mengkaitkan antara hasil penjualan karyawan
bagian pemasaran dengan sistem pemberian insentif/bonus perusahaan.

2
BAB II
ANALISIS

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan yang


penting dan memungkinkan individu atau perusahaan mendapatkan pertukan dengan
pihak lain untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, 2000).
Menurut Stanton (1998), marketing adalah suatu sistem total dari kegiatan
bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik
kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Kotler (1997) memaparkan definisi pemasaran sebagai suatu proses sosial dan
manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.
Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pemasaran merupakan proses dalam bisnis yang melibatkan individu dan kelompok
yang di dalamnya terdapat penawaran dan pertukaran produk yang bernilai dengan
pihak yang lain.

2. Insentif/Bonus

Istilah sistem insentif mempunyai pengertian yang terbatas, karena tidak


mencakup banyak jenis perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk
melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh, sistem ini tidak meliputi pembayaran upah kerja lembur, upah untuk
waktu tidak bekerja, atau upah diferensial berdasarkan shift. Begitu juga, istilah itu
pada umumnya digunakan dengan tidak mencakup pembayaran premi untuk
pelaksanaan tugas-tugas yang berbahaya (Handoko, 2000).
Menurut Moekijat (1998), insentif adalah sesuatu yang mendorong atau yang
mempunyai kecenderungan terhadap seseoreng untuk melakukan tindakan. Hal ini
diperkuat oleh Siagian (2001) yang menerangkan kegunaan insentif adalah untuk
mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi. Siagian menambahkan bahwa

3
banyak organisasi yang menganut sistem insentif sebagai bagian dari sistem imbalan
yang berlaku bagi para karyawan organisasi.
Pemberian insentif ini merupakan hal yang sifatnya tidak terikat/fleksibel
yang dapat diberikan kapan dan dalam bentuk apa, sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai perusahaan. Insentif ini diberikan kepada karyawan dalam jumlah tertentu
apabila negosiasi yang sedang dilaksanakan terhadap paket atau proyek tertentu
berhasil dilaksanakan.
3. Metode Pemberian Insentif/Bonus
Pemberian insentif bagi karyawan merupakan upaya perusahaan untuk
meningkatkan semangat kerja para karyawan. Adapun metode yang dipakai oleh
setiap perusahaan berbeda-beda dalam pemberian insentif untuk para karyawannya.
Berikut ini merupakan contoh pemberian insentif dengan metode berjenjang:
1. penjualan individu yang memenuhi target penjualan (setelah Pajak Pertambahan
Nilai atau dari netto penjualan yang dibagi dengan 1,1 ),
2. penjualan kelompok atau penjualan sesuai dengan target toko atau target yang
diperoleh oleh kelompok atau seluruh karyawan. Insentif pada penjualan individu
dibagi dua, yaitu:
 Insentif yang didapatkan dari satu nota nilai penjualan netto yang telah dibagi 1,1.

Rincian pemberiannya, meliputi :

 Penjualan senilai 10 juta – 20 juta insentif yang didapat 5.000.000,-


 Penjualan senilai 20 juta – 30 juta insentif yang didapat 10.000.000,-
 Penjualan senilai 30 juta – 50 juta insentif yang didapat 20.000.000,-
 Penjualan senilai 50 juta – 100 juta insentif yang didapat 25.000.000,-
 Penjualan diatas 100 juta insentif yang didapat 30.000.000,- atau dilihat dari
margin nilai penjualan.
 Insentif yang didapatkan setelah target individu tercapai. Insentif sesuai target
dibagi menjadi dua, yaitu :
 Target terpenuhi 100%
Target terpenuhi 100% adalah target yang diperoleh jika total pemenuhan target dapat
tercapai dengan 100%. Dengan perhitungan:

X = (a : 1,1) x 0,25 %

4
Keterangan:
X = individu
a = total penjualan yang didapat perbulan
Target terpenuhi 90%
Target terpenuhi 90% adalah target yang diperoleh jika total pemenuhan target hanya
dapat tercapai 90% dari target yang telah ditentukan. Dengan perhitungan:
X = (a : 1,1) x 0,125 %
Keterangan :
X = individu
a = total penjualan yang didapat perbulan
4. Metode Penelitian
Dalam melakukan pengembangan sistem, metode yang digunakan adalah metode
pengembangan sistem waterfall atau siklus hidup. Pengembangan sistem merupakan
tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analisa sistem dan programmer dalam
membangun suatu sistem informasi. Model ini melakukan pendekatan secara
sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis,
desain, implementasi, pengujian dan maintenance.
1. Analisis Kebutuhan
Proses ini menentukan permasalahan dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah
dimulai dengan mengadakan penelitian terhadap elemen-elemen kebutuhan sistem
yang bersangkutan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dan
menjabarkanya ke dalam panduan bagi pengembangan sistem di tahap berikutnya.
Fase ini merupakan fase untuk mendapatkan gambaran utuh guna pengembangan
sistem ke dalam bentuk penerapan sistem yang berbasis komputerisasi.
2. Desain Sistem
Tujuan dari desain sistem ini adalah memenuhi kebutuhan pemakai sistem serta
memberikan gambaran yang jelas dan lengkap kepada pemrograman komputer dan
ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
3. Implementasi dan Pengujian Unit
Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya siap untuk
dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program dengan
mengunakan bahasa pemrograman komputer yang telah ditentukan dalam tahap
sebelumnya.
4. Pengujian Sistem

5
Setelah penulisan kode program lengkap berikutnya berupa pengujian atau test sistem.
Pengujian sistem ini adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen
dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Dilakukan untuk mencari
kesalahan-kesalahan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin masih terjadi.
5. Perawatan/Maintenance
Fase ini merupakan fase perawatan terhadap sistem yang telah dikembangkan dan
diimplementasikan. Cakupan fase ini berupa proses perawatan terhadap sistem yang
berkaitan dengan perawatan berkala dari sistem maupun proses terhadap perbaikan
sistem manakala sistem menghadapi kendala dalam operasionalnya akibat masalah
teknis dan non teknis yang tidak terindikasi dalam proses pengembangan sistem.
Proses ini juga meliputi upaya-upaya pengembangan terhadap sistem yang telah
dikembangkan sebelumnya dalam menghadapi mengantisipasi perkembangan maupun
perubahan sistem bersangkutan Setelah semua sistem terselesaikan, maka sistem
membutuhkan perawatan supaya sistem dapat berjalan dengan baik dan data dapat
tersimpan lebih aman.

6. Implementasi
a. Diagram Konteks

b. DFD Level 0

6
c. DFD Level 1

BAB III
KESIMPULAN

7
Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pemberian insentif/bonus, perusahaan perlu mengetahui terlebih dahulu kebutuhan
karyawan. Dengan mengetahui terlebih dahulu kebutuhan karyawan, fungsi dari
pemberian insentif/bonus akan lebih maksimal.
2. Sistem informasi diharapkan dapat membantu dalam melakukan transaksi
penjualan, pemberian insentif/bonus untuk karyawan dan dapat menyimpan data
konsumen, sehingga pengelola dapat memanfaatkan data yang telah ada menjadi
informasi yang berguna bagi kemajuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

8
Daniel, Debby Ratna dan Wiwik Supratiwi. 2005. Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta: Universitas Terbuka.

Handayani, Peni. -. Sistem Informasi Pemberian Insentif pada Toko Mer Furniture
Center Semarang dengan Menggunakan Metode Berjenjang. Semarang: Universitas
Dian Nuswantoro.

Hendarti, Henny. -. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan


Piutang Dagang. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Soedjianto, Felicia dan Gregorius Satia Budhi. -. Pembuatan Sistem Informasi


Multilevel Marketing (MLM) Berbasis Web Studi Kasus pada PT. Mediderma
Indonesia. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

donysuryo.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai