Anda di halaman 1dari 34

BAB.

I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten dari 21

Kabupaten/Kota pelaksana Program Pengembangan Usaha Garam Rakyat

(PUGaR) pada tahun anggaran 2019. Program PUGaR merupakan program

nasional yang bertujuan untuk mensejahterakan petambak garam rakyat dan

mendorong terwujudnya swasembada garam nasional. Program ini juga

merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan

petambak garam dan membuka lapangan usaha guna mendukung pertumbuhan

ekonomi berdasarkan potensi sumberdaya kelautan.

Upaya pengembangan usaha garam rakyat nasional untuk Tahun 2019

difokuskan untuk meningkatkan produktivitas lahan sehingga tercapainya

swasembada garam nasional baik untuk kebutuhan konsumsi maupun industry

dan terjaminnya stok garam melalui pembangunan Gudang Garam Nasional dan

resi gudang.

Kegiatan PUGaR di Kabupaten Lombok Barat pada Tahun Anggaran 2019

merupakan tahun kedua untuk dilaksanakannya kegiatan usaha garam pada

lahan terintegrasi, guna memberikan informasi mengenai mekanisme dan

tahapan pelaksanaan program maka penting untuk dilaksanakannya kegiatan

sosialisasi program kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan

program nantinya.

1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi Daerah Program

Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) di Tingkat Kabupaten diperlukan

untuk menyebarluaskan informasi kegiatan kepada sasaran yaitu masyarakat,

aparat daerah dan pemangku kepentingan lainnya serta sebagai media untuk

penyeragaman pemahaman antara aparatur pemerintah dan masyarakat

tentang kebijakan, konsep, mekanisme dan rencana pelaksanaan kegiatan

Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) Tahun Anggaran 2019 baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat pesisir.

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah :

a. Adanya suatu persamaan persepsi mengenai pelaksanaan kegiatan

Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) Tahun Anggaran 2019 di

Kabupaten Lombok Barat.

b. Terlaksananya kegiatan Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) di

Kabupaten Lombok Barat pada khususnya dan di Provinsi Nusa Tenggara

Barat pada umumnya sesuai dengan Pedoman Umum pelaksanaan Kegiatan

Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) dari Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia.

1.3 Waktu dan Tempat

Kegiatan Sosialisasi ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari yakni pada hari

Jum’at tanggal 29 Maret 2019 bertempat di Kantor Desa Buwun Mas Kecamatan

Sekotong Kabupaten Lombok Barat.

2
1.4 KEPANITIAN

Adapun susunan kepanitiaan dalam pelaksanaan kegiatan ini sebagai


berikut :
No. Nama Jabatan
1. Ir. Melvrianto Ketua
2. Ni Wayan Rintiani, S.Pi Sekretaris
3. Iwan Wirahadi Anggota
4. I Nengah Subrata Anggota
5. L. Nursam Anggota
6. Sufi Nurcahyani Anggota

1.5 MODERATOR

Moderator dalam kegiatan ini adalah :


No. Nama
1. H. L. Mertajaya, S.Pi., MM
2. Firman Taufik, S.Pi
3. Diana Fuji Lestari, S.St.Pi

1.6 NARASUMBER

Narasumber pada kegiatan sosialisasi ini sebanyak 5 (lima) orang, masing-


masing menyampaikan materi sebagai berikut :
No Kegiatan Penyaji

1. Kebijakan Pengembangan Usaha Garam Rakyat Nasional Kementerian Kelautan


dan Penjelasan Pelaksanaan Program PUGaR Tahun dan Perikanan R.I
Anggaran 2019
2. Kebijakan Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Kepala Dinas Kelautan
Garam Rakyat (PUGaR) Kabupaten Lombok Barat Tahun dan Perikanan Kab.
Anggaran 2019. Lombok Barat
3. Teknis Penataan Lahan Tambak Garam Terintegrasi dan Tenaga Kompeten
Peningkatan Produksi yang memenuhi standar baik Penataan Lahan Tambak
Kualitas maupun Kuantitas. Garam

3
4. Teknis Pelaksanaan PUGaR Tahun 2019 Pejabat Pembuat
Komitmen

5. Peran Koperasi dalam mendukung kegiatan usaha garam Koperasi Bina Laut
Masyarakat

1.7 SUSUNAN ACARA

Kegiatan sosialisasi ini dimulai pada pukul 09.00 s/d 16.00 wita dengan
susunan acara sebagai berikut :
1. Pembukaan :
a. Sambutan Kepala Desa Buwun Mas
b. Sambutan dan Pembukaan Acara Secara Resmi acara sosialisasi oleh
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
c. Doa
2. Penyampaian Materi oleh Narasumber yang dilaksanakan dalam 3 (tiga)
sesi pemaparan materi.
3. Diskusi
4. Penutup

1.8 PESERTA

Jumlah peserta pada kegiatan Sosialisasi Daerah Program Pengembangan

Usaha Garam Rakyat (PUGaR) Kabupaten Lombok Barat ini sebanyak 50 orang

peserta, dengan rincian sebagai berikut :

No. Instansi Jumlah Peserta

1. Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. NTB 1 orang

2. Tim Koordinasi & Konsolidasi 7 orang

3. Koperasi Bina Laut 2 orang

4. Camat Sekotong 1 orang

4
5. Kepala Dusun Bengkang 1 orang

6. Pemilik/Penggarap Lahan Tambak 25 orang

7. Tim Sekretariat (sufi, Eko) 3 orang

8. Pendamping lapangan 3 orang

9. Konsultan Perencana 2 orang

10. Penyuluh PNS Kec. Sekotong 1 orang

11. Babinsa,Babinpol,BPD, dll unsur desa 4 orang

Total Peserta 50 orang

1.9 SUMBER DAN JUMLAH ANGGARAN

Anggaran Kegiatan Sosialisasi ini bersumber dari Dana APBN Tugas

Pembantuan (TP) Program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR)

Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2019 dengan uraian sebagai berikut:

Nama Program : Program Pengelolaan Ruang Laut

Nama Kegiatan : Penataan dan Pemanfaatan Jasa Kelautan

Nama Pekerjaan : Sosialisasi Daerah

Kode Kegiatan : 2363.013.002.521211

Jumlah Anggaran : Rp 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah)

5
BAB II.
PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) sesi dimana setiap sesi

dipandu oleh satu orang moderator dan pemaparan materi oleh narasumber

yang kemudian dilanjutkan diskusi, berikut ringkasan materi yang disampaikan

oleh para narasumber.

1. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Barat

Judul Materi : Kebijakan Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha

Garam Rakyat (PUGaR) Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2019.

Kabupaten Lombok Barat pada Tahun Anggaran 2019 kembali

diberikan kepercayaan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai

lokasi Program PUGaR yang akan dilaksanakan di Dusun Bengkang Desa

Buwun Mas Kecamatan Sekotong melalui kegiatan ekstensifikasi lahan

tambak kurang produktif pada areal seluas 15,42 Hektar. Bantuan kepada

masyarakat untuk Program PUGaR Tahun anggaran 2019 melalui anggaran

Tugas Pembantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan dialokasikan

untuk penataan Lahan tambak secara terintegrasi sementara bantuan

gudang dan geoisolator akan dibiayai melalui anggaran APBD.

Integrasi lahan tambak adalah suatu upaya untuk menyatukan

tempat dan proses produksi usaha garam rakyat dalam satuan luasan lahan

minimal 15 Hektar. Lokasi kegiatan PUGaR terintegrasi kabupaten Lombok

Barat adalah sebagai berikut :

6
Program PUGaR Merupakan kegiatan strategis Kementerian

Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan petambak

garam melalui peningkatan produktivitas lahan dan kualitas garam rakyat

untuk mendukung tercapainya swasembada garam nasional, dalam

pelaksanaan kegiatan PUGaR dilaksanakan melalui 4 (empat) pendekatan,

yakni :

 Peningkatan produktivitas lahan

 Peningkatan kualitas garam rakyat

 Kontinuitas produksi garam

 Mendorong pembentukan kelembagaan usaha berbadan hukum

Tahun 2019 merupakan tahun dimana Kabupaten Lombok Barat

memasuki tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Tahap ketiga Tahun 2014 s/d 2019, yakni untuk memantapkan

pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan daya saing,

dengan memanfaatkan IPTEK, pengembangan industri rakyat berorientasi


7
ekspor, penguatan pasar regional dan nasional, iklim investasi yg baik,

pengendalian penduduk, Penataan Ruang, sumber energi baru,

infrastruktur sarana prasarana publik yg berorientasi pd pelayanan

investasi.

Program PUGaR sendiri merupakan program yang dilaksanakan di

Kabupaten Lombok Barat yang sejalan dengan visi dan misi Kabupaten

Lombok Barat dan sebagai upaya untuk menyelesaikan isu strategis di

Kabupaten Lombok Barat, yakni : (1) Penurunan Kemiskinan, (2)

Pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah, (3) Peningkatan kualitas

kesehatan (4) Peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi dan (4)

Pelestarian lingkungan hidup, Pengendalian tata ruang dan Alih fungsi

lahan. Guna mendukung pelaksanaan Program PUGaR di Kabupaten

Lombok Barat dilaksanakan melalui pengaturan regulasi pendistribusain

garam lingku Pemda Lombok Barat, yakni melalaui : (1) Peraturan Bupati

Lombok Barat No : 90 Tahun 2016 Tentang Peredaran, Pengawasan, dan

Pengendalian Garam Beryodium, (2) Surat Edaran Bupati Lombok Barat

Nomor : 511.1/78/Bappeda/2017 Tentang Peredaran, Pengawasan dan

Pengendalian Garam Beryodium di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Lombok Barat dan (3) Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor :

144/27/Bappeda/2017 Tentang Penunjukan Pengelola Pengadaan dan

Distributor Garam Beryodium di Kabupaten Lombok Barat.

Dalam pelaksanaan Program PUGaR Kabupaten Lombok Barat

memilki target produksi pada lahan garam terintegrasi sebesar 1500


8
Ton/musim, dengan Asumsi musim garam selama 6 - 7 bulan/tahun,

dimana 1 - 2 bulan untuk penyiapan lahan dan 5 bulan untuk proses

produksi garam (setara dengan 150 hari) maka 1 kali proses produksi garam

(penyiapan air muda, penuaan air sampai panen) selama 12 -15 hari.

Sehingga dalam satu musim tersedia 10 kali produksi garam.

2. Pejabat Pembuat Komitmen Program PUGaR

Judul Materi : Teknis Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Garam

Rakyat (PUGaR) Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2019.

Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten

pelaksana Program PUGaR pada Tahun 2019 memiliki luas daerah 2.436,32

Km² dengan luas daratan : ± 1.053,92 Km² dan luas lautan ± 1.382,4 Km².

secara administratif Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 10 (sepuluh)

kecamatan dengan 5 (lima) kecamatan pesisir dengan panjang garis pantai

192 Km.

Kegiatan integrasi lahan pada Tahun 20a8 dilaksanakan di Desa

Cendi Manik Kecamatan Sekotong yang dikelola oleh Koperasi Bina Laut,

dengan jumlah produksi pada Tahun 2018 sebanyak 304 Ton, melihat

keberhasilan pelaksnaan kegiatan integrasi lahan tersebut maka pada

Tahun 2019 Program PUGaR kembali dialokasikan untuk Kabupaten

Lombok Barat yang akan dilaksanakan di Desa Buwun Mas Kecamatan

Sekotong.

9
Adapun ruang lingkup dari pelaksanaan Program PUGaR di

Kabupaten Lombok Barat pada Tahun 2019, adalah sebagai berikut :

a. Koordinasi dengan seluruh stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan

Program PUGaR

Koordinasi dilaksnakan baik di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan

dengan seluruh stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan Program

PUGaR di Kabupaten Lombok Barat.

b. Sosialisasi Daerah

Sosialisasi daerah dilaksanaknan untuk menyampaikan informasi

mengenai pelaksanaan Program PUGaR kepada seluruh stakeholder

yang terlibat dalam pelaksanaan Program PUGaR.

c. Rembug Daerah

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan-pertemuan dengan

masyarakat sasaran program PUGaR.

d. Penetapan koperasi dan/atau BUM Desa

Penerima bantuan sarana dan prasarana adalah koperasi dan/atau Bum

Desa. Koperasi yang dimaksud merupakan koperasi aktif dan sehat yang

sekurang-kurangnya pernah melaksanakan RAT minimal dalam 1 tahun

terakhir. Keanggotaan koperasi dan/atau BUM Desa terdiri atas pemilik

dan/atau, pemilik-penggarap, dan/atau penyewa-penggarap dan/atau

penggarap-bagi hasil/manthong dan/atau kelompok usaha garam rakyat

(Kugar).

10
e. Peningkatan Kapasitas Koperasi

Kegiatan ini dilaksanankan dalam bentuk pelatihan sebagai upaya untuk

menambah wawasan bagi pengurus dan anggota koperasi dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.

f. Pendampingan

Pendampingan dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi,

pemerintah kabupaten, tim koordinasi dan konsultasi serta tenaga

pendamping.

g. Penyaluran bantuan sarana dan prasarana

Jenis bantuan sarana dan prasarana PUGaRuntuk Kabupaten Lombok

Barat terdiri atas :

 Integrasi pegaraman, yang terdiri atas : saluran irigasi, Geomembran,

pembuatan tendon, brine tank dan/atau sarana prasarana

pendukung seperti jalan produksi/jembatan, bak pencucian, alat

pemadat tanah, pompa air dan peralatan/mesin lainnya yang

relevan/sesuai dengan kebutuhan integrasi pegaraman. Adapun

pada saat perencanaan integrasi pegaraman, masing-masing satker

harus melibatkan PT. Garam dalam pembuatan design layout

integrasi lahan dalam bentuk review terhadap design layout integrasi

pegaraman.

 Peralatan dan mesin, antara lain : ekskavator mini dan alat uji mutu

garam portable.

11
h. Fasilitasi pengembangan kemitraan

Kegiatan fasilitasi ini akan dilaksanakan oleh Satker Pusat di setiap

kabupaten/kota penerima Program PUGaR dalam rangka memfasilitasi

kemitraan dengan dunia usaha.

i. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan dan pengendalian

perkembangan pelaksanaan PUGaR untuk mendapatkan data dan

informasi yang dilakukan secara periodic dan berjenjang untuk

meyakinkan tercapainya tujuan, sasaran dan indicator keberhasilan.

Hasil monitoring diharapkan dapat memberikan informasi menyangkut

masukan (input), pelaksanaan (proses), keluaran (output), tujuan dan

sasaran kegiatan serta kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap

rencana tahapan monitoring. Monitoring kegaitan PUGaR dilakukan

baik pada pra-kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan paska kegiatan.

j. Review Daerah

Review kegiatan dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan dan

capaian dari pelaksanaan program yang telah dilaksanakan selama 1

tahun anggaran.

Jadwal pelaksanaan kegiatan PUGaR Kabupaten Lombok Barat

selama tahun anggaran 2019, adalah sebagai berikut :

Bulan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Koordinasi

2 Sosialisasi Daerah
12
3 Rembug Daerh
Penetapan Koperasi dan/atau
4 BumDesa

5 Peningkatan kapasitas koperasi

6 Pendampingan
Penyaluran Bantuan Sarana dan
7 Prasarana
Fasilitasi Pengembangan
8 Kemitraan
Monitoring, Evaluasi dan
9 Pelaporan

10 Review Daerah

Jenis bantuan sarana dan prasarana PUGaR terdiri atas penataan

lahan secara terintegrasi pada lahan minimal seluas 15 Hektar, yang terdiri

atas : saluran irigasi, geomembran, pembautan tendon, brine tank

dan/atau sarana prasarana pendukung seperti jalan produksi/jembatan,

bak pencucian, alat pemadat tanah, pompa air dan peralatan/mesin

lainnyayang relevan/sesuai dengan kebutuhan integrasi pegaraman.

Adapun pada saat perncanaan desain layout integrasi pergaraman agar

hasil yang perencanaan sesuai dengan kebutuhan produksi garam dengan

kualitas dan kuantitas yang memadai maka dinas dapat melibatkan PT.

Garam atau tenaga yang kompeten dibidang penataan lahan garam

(dibuktikan dengan sertifikat kompetensi).

Penerima bantuan Program PUGaR adalah Koperasi dan/atau

BUMDesa yang bersedia dan berkomitmen untuk melakukan proses

produksi dan/atau pemasaran garam, yang nantinya akan tetapkan oleh

13
Kuasa Pengguna Anggaran PUGaR Kabupaten Lombok Barat setelah

mendapatkan rekomendasi dari Tim Koordinasi dan Konsolidasi.

3. Kementerian Kelautan dan Perikanan

Judul materi : Kebijakan Pengembangan Usaha Garam Rakyat Nasional


dan Pelaksanaan Program PUGaR Tahun Anggaran 2019.

Pelaksanaan Program PUGaR Tahun 2019 masih mengedepankan

koorporatiasi garam untuk mendorong produktivitas, kualitas, kontinuitas

dan ekstensifikasi lahan guna mencapai target produksi garam rakyat

mencapai 3,32 juta ton sampai 2019. Pada Tahun 2018 kementerian

Kelautan dan Perikanan telah berhasil menambah luasan lahan terintegrasi

sebesar 1.173 Ha dari total luas lahan garam rakyat yang produktif dari 21

Kabupaten sebesar 18.974,24 Ha dengan jumlah produksi garam rakyat

sebesar 2.350.768 ton.

Guna menjamin stok garam rakyat Program Pugar telah membangun

Gudang Garam Nasional (GGN) yang Implementasinya hingga tahun 2018

KKP telah membangun GGN sejumlah 18 unit. Gudang itu nantinya akan

digunakan sebagai tempat penyimpanan garam dari hasil produksi

petambak garam. Kapasitas tiap gudang mencapai dua ribu ton dan

dikelola oleh koperasi garam di masing-masing sentra garam rakyat.

Kementerian Kelautan dan Perikanan ke depannya akan

mengembangkan Kawasan Ekonomi Garam (KE-Garam). Tujuannya, untuk

meningkatkan kualitas garam dan melakukan penetrasi pasar dan

akan melakukan integrasi sistem stok berbasis pasar dan keunggulan

14
wilayah. Dengan begitu, industri garam rakyat dari hulu sampai hilir akan

terintegrasi. Garam ini merupakan komoditas strategis yang diperlukan

untuk berbagai hal, baik yang digunakan untuk produksi pangan maupun

produksi industri non-pangan. Oleh karenanya, penerapan manajemen stok

melalui gudang penyimpanan yang besar dan berskala nasional semacam

ini tentunya sangat dibutuhkan guna menjamin stok nasional.

Hingga 2018, KKP telah membangun Gudang Garam Nasional

sebanyak 18 unit. Gudang itu tersebar di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten

Karawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Brebes,

Kabulaten Demak, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Rembang.

Kemudian pada Tahun 2019 Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan,

Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep,

Kabupatem Bima, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Kupang, Kabupaten

Jeneponto dan Kabupaten Pangkep.

Sementara itu, Gudang Garam Nasional yang sudah menerbitkan

Resi Gudang (SRG) dengan total nilai Rp782 juta ialah Koperasi Garam

Ronggolawe Makmur di Kabupaten Tuban) senilai Rp120 juta,Koperasi

Produsen Garam Rejeki Agung di Kabupaten Indramayu senilai Rp90 juta,

Koperasi Produsen Mutiara Laut Mandiri di Kabulaten Pati senilai Rp456

juta, dan Koperasi Mappatuwo di Kabupaten Pangkep senilai Rp16 juta.

Program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) merupakan

program nasional yang bertujuan untuk mensejahterakan petambak garam

15
rakyat dan mendorong terwujudnya swasembada garam nasional. Program

ini diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2011

dan terus dilaksanakan sampai sekarang. Program Nasional ini merupakan

bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan

petambak garam rakyat dan membuka lapangan usaha guna mendukung

pertumbuhan ekonomi berdasarkan potensi sumberdaya kelautan.

Rencana aksi swasembada garam nasional dilakukakan melalui

beberapa rangkaian kegiatan, yakni :

 Manajemen Lahan, melalui kegiatan integrasi lahan, intensifikasi lahan

dan ekstensifikasi lahan.

Integrasi Lahan :

Integrasi lahan dilakukan dengan menggabungkan lahan petambak garam

menjadi minimal 15 Hektar dalam satu hamparan. Integrasi lahan pada

umumnya disebut dengan konsolidasi lahan atau corporate farming.

Dimana Integrasi lahan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan

produktivitas serta efisiensi biaya produksi garam. Sehingga melalui

integrasi lahan mampu meningkatkan produksi dan kualitas produksi

serta menekan biaya produksi. Alur kegiatan integrasi lahan secara umum

dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

16
Intensifikasi Lahan :

Intensifikasi lahan disini dilakukan dengan penerapan inovasi teknologi,

ada beberapa teknologi yang diterapkan, antara lain adalah pengelolaan

air laut, geomembran dan menerapkan sistem ulir filter pada petak

peminihan (evaporasi). Selain itu penerapan inovasi teknologi juga dapat

diaplilkasikan untuk kegiatan lainnya seperti : Pemanfaatan air limbah

pendingin turbin (water cooling) pada mesin pembangkit listrik disertai

dengan chemical treatment tertentu, antara lain dengan mencampurkan

poly aluminium chloride, sodium carbonate dan soda abu. Teknologi ini

bisa diterapkan secara sinergi dengan PLTU, PLN, PLTGU dan pabrik besar

lainnya yang menggunakan air laut sebagai pendingin turbin mesinnya

Ekstensifikasi Lahan :

Ekstensifikasi lahan dilakukan pada lahan potensial yang memiliki iklim

yang mendukung untuk usaha pergaraman untuk lokasi yang potensial

pengembangan usaha garam rakyat yaitu di wilayah provinsi NTT dan NTB.

17
Upaya pembukaan lahan baru perlu dukungan oleh

Kementerian/Lembaga terkait dan mendorong investasi BUMN maupun

swasta.

 Jaminan stock garam, melalui : pembangunan gudang yang menerapkan

system resi gudang

Guna menjamin stok garam skala nasional, maka pemerintah akan

memfasilitasi pembangunan gudang penyimpanan yang besar dan

berskala nasional, dimana gudang ini akan digunakan sebagai tempat

penyimpanan garam hasil produksi petambak garam dengan kapasitas

2.000 ton dan telah menerapkan Sistem Resi Gudang (SRG).

Kementerian Kelautan dan Perikanan Pada tahun 2016 telah

memfasilitasi pembangunan 6 (enam) Unit Gudang Garam Nasional (GGN)

di Cirebon, Indramayu, Pati, Pamekasan, Bima dan Pangkep, dan pada

tahun 2017 juga telah dilaksanakan pembangunan GGN di Brebes, Demak,

Rembang, Tuban, Sampang, dan Kupang.

 Pembangunan pabrik pengolahan, melalui kegiatan : Re-kristalisasi dan

Refinery

 Pengaturan impor garam melalui penerbitan peraturan menteri kelautan

dan perikanan yang didalamnya mengatur tentang :tempat pemasukan,

jenis garam yang boleh diimpor, waktu pemasukan, standar mutu dan

penyerapan garam.

18
4. Tenaga Kompeten Penataan Lahan Tambak Garam

Judul Materi : Teknis Penataan Lahan Tambak Garam Terintegrasi dan

Peningkatan Produksi yang Memenuhi Standar baik Kualitas maupun

Kuantitas.

Pegaraman adalah suatu area atau lahan yang diperuntukkan untuk

memproduksi garam yang bahan bakunya dari air laut dengan sistem

penguapan menggunakan matahari sebagai sumber energy. Teknologi

pembuatan garam ada empat yaitu : (1) Penguapan air laut dengan tenaga

surya, (2) Penguapan air laut/ brine / air garam dengan bahan bakar, (3)

Electrodialisa (ion echange membrane) dan (4) Penambangan garam dari

rock salt. Beberapa hal yang dapat menyebabkan rendahnya mutu garam

yang dihasilkan adalah :

 Penurunan Kualitas karena Kopresipitasi

Kristalisasi yang dimulai sebelum titik endap 25 Be akan banyak

mengandung garam CaSO4, sedangkan kristalisasi yang diakhiri jauh

sesudah 30º Be akan banyak mengandung garam-garam MgSO4 dan

MgCl2. Untuk proses Pengendapan yang baik harus dilaksanakan

pengkristalan garam pada derajat baume 25 – 28,5 Be.

 Penurunan kualitas karena lindi induk (sisa air bittern yang banyak

mengandung Magnesium).

Dalam pelaksanaan tidaklah dapat dihindari adanya lindi induk yang

menempel pada kristal garam sewaktu dipungut :

19
- Ukuran kristal garam; makin kecil ukuran Kristal makin besar

kontaminasinya.

- Makin banyak larutan lindi induk/bittern; makin tinggi makin banyak

garam-garam magnesiumnya.

- Makin tebal lapisan lindi induk yang menempel; makin banyak

Magnesiumnya.

 Penurunan kualitas dimeja kristalisasi

Dasar tanah meja yang tidak dikeraskan, memungkinkan terikutnya

tanah-tanah, pasir sebagai insoluble matter berupa butir-butir tanah yang

halus akan menyebabkan derajat putih garam akan berkurang. Dasar

meja yang dilapisi oleh kristal garam atau geoisolator / geomembrane

akan sangat mengurangi kemungkinan terikutnya tanah dan menjamin

kebersihan/warna garam garam yang diperoleh, cara ini dikenal dengan

metode pungutan Portugis atau pungutan geoisolator atau geomembran.

Untuk mendapatkan hasil dengan kualitas garam yang sesuai dengan

standar industry pada saat ini pemerintah pusat menerapkan

pengembangan pengintegrasian lahan di 21 Kabupaten/Kota pelaksana

Program PUGaR sebagaimana yang telah diterapkan di PT. Garam. Adapun

beberapa keunggulan kegiatan usaha garam secara terintegrasi adalah :

 Produktivitas lebih tinggi dibandingkan dikelola masing-masing petak

 Konsentrasi air terpenuhi, kualitas dan kuantitas air bahan baku lebih

baik

 Biaya pemeliharaan dan tenaga lebih murah

20
 Pola kerja lebih ringan

 Tata kelola dan supplay air tercukupi, kualitas garam baik

Penataan lahan yang efektif yakni dengan perbandingan 1 : 4 samapai

dengan 1 : 8 artinya luasan lahan kristalisasi 1 bagian maka luasan meja

peminihan 4 s/d 8 bagian. Melalui penataan lahan bertujuan untuk

menghasilkan garam dengan produktifitas dan kualitas yang baik, ada

beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi penurunan kualitas

garam pada saat proses produksi, yaitu :

- Melakukan kristalisasi atau pengendapan garam pada batas-batas 25 –

28,50 Be.

- Memelihara kristal garam di meja kristal dengan mencukupkan airnya

(tebal min. 5 cm)

21
- Melaksanakan cara pungutan garam yang baik dengan pemakaian alas

garam (sistim Portugis) atau memberikan dasar geomembran/geoisolator

atau beton dan lain-lain (dengan umur min. 15 hari)

- Mempertipis bittern garam yang menempel pada kristal-kristal-kristal

garam dengan menjemur garam sebelum dikarungi (Penirisan min. 3 hari)

 BOUZEM :

- Areal/lahan yang berfungsi menampung dan menyimpan air laut dialirkan

melalui gravitasi atau pompa untuk mensupplay ke peminihan

 PEMINIHAN :

- Areal/lahan yang berfungsi menerima air dari Bouzem dapat secara

gravitasi maupun pompa, diolah dengan cara diuapkan sebelum masuk ke

meja kristalisasi

22
 LOOG WADUK / PENYIMPANAN AIR TUA :

- Areal/lahan yang berfungsi menerima air tua dari Peminihan ke meja

kristal pada saat musim produksi untuk disimpan pada saat musim hujan

sebagai persiapan bahan baku untuk musim selanjutnya.

 MEJA KRISTALISASI :

- Areal/lahan yang berfungsi menerima air dari Peminihan untuk diolah

dan diendapkan menjadi Garam

 SALURAN AIR MUDA:

- Berfungsi memasukkan air dari Bouzem ke Peminihan

 SALURAN AIR TUA:

- Berfungsi untuk memasukkan air tua dari Peminihan ke Meja kristalisasi

 SALURAN PEMBUANGAN:

Berfungsi untuk membuang air sisa proses produksi (konsentrasi ≥ 28,5˚ Be)

dari Meja Kristalisasi dan sebagai pembuang air hujan pada saat musim

hujan

 PENJEMURAN:

- Tempat sementara penimbunan atau penirisan garam sebelum di angkut

atau disimpan

 GALENGAN KRISTAL:

- Pembatas antara meja-meja kristal yang lain dan diusahakan lebih tinggi

dari permukaan meja kristal


23
 PINTU AIR:

- Pengaturan volume air dari petak-petak di lahan garam

 GALENGAN SEKITAR:

- Pembatas atau pengaman antara area lahan dengan area luar (laut, lahan

orang lain, dll).

5. Koperasi Syariah Bina Laut

Judul Materi : Peran Koperasi dalam Mendukung Kegiatan Usaha Garam

Rakyat

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan minimal 20 orang

dengan azas kekeluargaan yang berbadan hukum. Kekuatan koperasi di RAT

untuk menghasilkan kebijakan atau arahan dari pelaksanaan kegaitan

koperasi selama satu tahun kedepan.

Kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM secara umum

diarahkan terutama untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan

nasional melalui: (1) peningkatan ekonomi lokal dengan mengembangkan

usaha skala mikro dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan

kelompok masyarakat berpendapatan rendah; dan (2) peningkatan

produktivitas dan akses UKM pada sumber daya produktif untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi daerah, sekaligus

menciptakan lapangan kerja. Dalam rangka mendukung peningkatan

pendapatan masyarakat berpendapatan rendah melalui peningkatan

ekonomi lokal, kota, dan perdesaan, pemberdayaan usaha mikro

24
difokuskan untuk mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat

miskin. Langkah kebijakannya yaitu: (1) meningkatkan kapasitas dan

memperluas jangkauan lembaga keuangan mikro (LKM) baik dengan pola

bagi hasil, konvensional, maupun melalui dana bergulir; (2) meningkatkan

kemampuan pengusaha mikro dalam aspek manajemen usaha dan teknis

produksi; (3) meningkatkan fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana

usaha mikro; (4) meningkatkan fasilitasi pembinaan sentra-sentra produksi

tradisional dan usaha ekonomi produktif terisolir dan daerah

tertinggal/perbatasan. Dalam kaitannya dengan peningkatan akses UMKM

kepada sumber daya produktif, langkah kebijakannya meliputi: (1)

meningkatkan akses modal UMKM kepada lembaga keuangan dengan

mendorong pemanfaatan skim penjaminan kredit dan kredit usaha rakyat

(KUR), khususnya untuk investasi produktif di sektor agribisnis dan industri;

(2) meningkatkan kemampuan UMKM dalam pengajuan investasi usaha

dengan skim penjaminan kredit melalui pembinaan oleh lembaga layanan

usaha (Business Development Service Provider - BDS-P); (3) meningkatkan

fasilitas pemasaran dan promosi ekspor produk-produk UKM dan koperasi;

dan (4) meningkatkan akses teknologi dan inovasi dengan menyediakan

fasilitas layanan teknologi dan pusat inovasi. Seiring dengan peningkatan

akses tersebut, langkah kebijakan pemberdayaan 20 - 4 UMKM lainnya

adalah meningkatkan wirausaha yang tangguh dan kompetitif, serta

berwawasan iptek dan inovatif. Kebijakan penting lainnya yang mendukung

terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi UMKM adalah (1)

25
menyelesaikan penyusunan turunan peraturan pelaksanaan RUU tentang

UMKM dan koperasi; (2) meningkatkan formalisasi badan usaha UMKM; (3)

memberikan rekomendasi perbaikan kebijakan dan regulasi yang

menghambat usaha dan investasi, baik di pusat maupun di daerah.

Sementara itu, langkah kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas

kelembagaan koperasi meliputi: (1) meningkatkan pelaksanaan pembinaan,

pengawasan, dan penilaian perkoperasian; dan (2) pelatihan dan

pemasyarakatan praktik-praktik koperasi terbaik, sekaligus bimbingan

teknis penerapan akuntabilitas koperasi.

Peran koperasi Bina Laut untuk mendukung kegaitan PUGaR adalah

sebagai lembaga yang menyalurkan bantuan pemerintah kepada

anggotanya, dimana anggota koperasi yang dapat menerima batuan

tersebut adalah anggota koperasi yang mematuhi aturan yang telah

ditetapkan oleh koperasi dan yang terdiri atas pemilik dan/atau , pemilik-

penggarap dan/atau, penyewa-penggarap dan/atau penggarap-bagi

hasil/manthong dan/atau kelompok usaha garam rakyat. Adapun jenis

bantuan sarana dan prasarana PUGaR yang dikelola oleh Koperasi Bina Laut

untuk dimanfaatkan dalam kegiatan usaha garam adalah sbb :

1. Integrasi Pegaraman, yang terdiri atas: saluran irigasi,

geomembran,pembuatan tandon, brine tank dan/atau sarana

prasarana pendukung seperti jalan produksi/jembatan, bak pencucian,

alat pemadat tanah, pompa air dan peralatan/mesin lainnya yang

relevan/sesuai dengan kebutuhan Integrasi Pegaraman. Adapun pada

26
saat perencanaan Integrasi Pegaraman, masing-masing satker harus

melibatkan PT. Garam dalam pembuatan desain layout integrasi lahan

dalam bentuk review terhadap desain layout IntegrasiPegaraman;

2. Peralatan dan mesin, antara lain: ekskavator mini, alat uji mutu garam

portable serta peralatan dan mesin pendukung kegiatan

rekonsiliasi/integrasi lahan tambak garam.

Dalam rangka mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan

serta meningkatkan daya saing koperasi, beberapa kegiatan yang telah

dilaksanakan antara lain adalah: (a) pengembangan pengadaan Toserba; (b)

pengembangan usaha koperasi di bidang pengadaan dan penyaluran

sarana produksi usaha perikanan; (c) pengembangan usaha (koperasi) di

bidang simpan pinjam; dan (d) pengembangan usaha di bidang pemasaran

garam.

Untuk pemasaran garam koperasi syariah bina laut saat ini sudah

menjalin kerjasama dengan Pemda Lombok Barat sebagai distributor garam

kemasan beryodium kepada seluruh ASN Lingkup Pemda Lombok Barat

setiap bulannya dengan jumlah distribusi 8 Ton/bulan serta telah menjalin

kerjasama dengan PDAM Lombok Barat sebagai pemasok garam untuk

keperluan pemurnian air sebanyak 10 Ton/bulan untuk 1 titik tempat

pemurnian. Melihat prospek pemasaran garam yang bagus besar di

Kabupaten Lombok Barat maka sangat diperlukan adanya unit usaha garam

baru yang dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat.

27
BAB III.
NOTULENSI

Setelah pemaparan materi oleh narasumber dilanjutkan dengan sesi

diskusi, berikut notulensi dari sesi diskusi peserta dengan para narasumber :

1. Sesi Diskusi Petama :

a. Tafaul (Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. NTB)

1. Bagaimana strategi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok

Barat dalampelaksanaan Program PUGaR Tahun 2019 agar dapat

mendukung kegaiatn industrialisasi garam pada Tahun 2020,

mengingat kegiatan PUGaR yang akan dilaksanakan oleh Provinsi NTB

untuk Tahun 2020 s/d 2024 pembangunan infrastruktur dan

pendampingan untuk memperluas jaringan pemasraan garam yang

berskala industri.

2. Jika kita lihat calon lokasi PUGaR Tahun 2019 di Desa Buwun Mas

sebagian arealnya sudah ditumbuhi tanaman perdu maupun bakau,

bagaiman upaya pemerintah daerah agar keberadaan ekosistem

tersebut tetap terjaga.

Jawaban :

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lombok Barat

1. Startegi dalam pelaksanaan Program PUGaR di Kabupaten Lombok

Barat, agar dapat masuk ke tahap Industrialisasi garam adalah dengan

menerapkan teknologi tepat guna untuk dapat meningkatkan

produktivitas, kualitas dan kontinuitas produksi dimana untuk

28
meningkatkan produktivitas dan kualitas dilakukan melalui penataan

lahan tambak secara teritegrasi yakni melalui intensifikasi lahan

seperti yang dilakukan di Desa Cendi Manik dan ekstensifikasi lahan

yang saat ini akan dilaksanakan di Desa Bwun Mas. Sementara unutk

kontinuitas produksi dilakukan melalui penyediaan gudang

penyimpanan garam sehingga petani dapat menyimpan terlebih

dahulu garam yang di produksi sebelum dipasarkan.

2. Kegiatan konstruksi pembangunan lahan terintegrasi nantinya akan

dilaksanakan oleh kontraktor dengan melibatkan masyarakat

setempat sebagtai tenaga kerja hal ini sesuai dengan prinssip padat

karya dimana nantinya masyarakat terlibat langsung dalam pekerjaan

penataan lahan dan untuk menjaga kelestraian ekosistem mangrove

yang ada masyarakat diarahkan untuk melakukan kegiatan

penanaman mangrove secara swadaya pada areal yang telah

disiapkan pada kawasan tambak terintegrasi.

b. L. Anugerah (Dinas Perindag Kab. Lombok Barat)

Apakah tugas dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam

pelaksanaan Program PUGaR.

Jabawan Kepala Dinas :

Program PUGaR merupakan Program Pemerintah untuk meningkatkan

kesejahteraan pelaku usaha garam rakyat melalui pemberian bantuan

sarana dan prasaran yang mendukung kegiatan produksi sehinggar

tercapainya peningkatn produktivitas, kualitas dan kontinuitas dari

29
produksi garam rakyat. Peran Dinas Kelautan dan Perikanan disini adalah

untuk menjamij tercapainya peningkatan produksi dimana untuk

peningkatan kualitas dan jaminan pendistribusian garam sudah

merupakan ranah dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, maka untuk

menjamin keberlanjutan dari program tersebut peran Disperindag sangat

diperlukan.

2. Sesi Diskusi Kedua :

a. Tafaul (Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. NTB)

Bagaimana penerapan tata kelola air yang baik pada lahan tambak untuk

menghasilkan kualitas garam yang baik mengingat lokasi yang akan

dikembangkan saat ini merupakan kawasan ekstensifikasi lahan.

Jawaban Tenaga Kompeten Penataan Lahan :

Guna meningkatkan kualitas dari garam yang dihasilkan maka penerapan

teknologi dan manajemen lahan yang baik sangat diperlukan, dimana

keberadaan bozem atau tendon penampung air disini diperuntukan untuk

menjamin ketersediaan air laut pada saat musim kemarau. Selain itu

untuk tata kelola air yang baik maka setelah tendon disiapkan petak

peminihan. Petak pemihinan bisa diaplikasikan metode ulir filter untuk

mengendapkan unsure-unsur yang tidak penting dalam air laut. Integrasi

lahan merupakan suatu model manajemen lahan yang dapat

dilaksanakan dalam rangka meningkaykan produktivitas dan kualutas

garam, integrasi lahan harus dilaksanakan pada lahan minimal 15 hektar

30
karena jikan lahan terintegrai tersebut kurang dari 15 hektar dapat

mengakibatkan fungsin manajemen lahan yang kurang maksimal.

b. Irwan (Masyarakat Desa Buwun Mas)

Beberapa pertanyaan yang disampaika adalah :

Bagaiman peningkatan kualitas air dapat terjadi pada petak peminihan

dan bagaimana cara pembuatan kolam peminihan tersebut.

Jawaban Tenaga Kopmpeten Penataan Lahan :

Kolam peminihan adalah kolam yang berfungsi untuk mengendapkan

lumpur dan zat-zat yang terlarut dalam air laut karena kandungan yang

baik untuk pembuatan garam adalan Nacl selain itu kolam pemenihan

juga berfungsi untuk menaikan kadar Be pada air. Untuk pembuatan

kolam peminihan harus memperhatikan elevasi lahan dan menggunakan

ulir filter didalamnya. Dimana pada lahan terintegrasi ketebalan dan

ketinggian kolam akan diatur sesuai dengan SOP yang nantinya akan

dibuat. Fungsi ulir filter pada meja peminihan adalah untuk

mengendapkan zat-zat terlarut dalam air laut dan untuk meningkatkan

Bome air laut, dimana jika proses pembuatan kolam filter benar dengan

memperhatikan elevasi disetiap aliran maka kehilangan debit air yang

besar tidak akan terjadi. Untuk menghasilkan kualitas garam yang baik

panen dilakukan pada meja kristalisasi 10 – 15 hari dengan proses

penirisan 3 – 5 hari.

31
c. Isrok (Masyarakat Desa Buwun Mas)

1. Bagaimana system pembagian hasil antara pemilik dan penggarap

tambak.

2. Apakah batas lahan antar pemilik nantinya masih tetap, mengingat

kegiatan integrasi adalah penyatuan lahan menjadi satu hamparan

produksi.

Jawaban PPK :

1. Integrasi adalah penyatuan lahan tambak dengan luasan minimal 15

hektar menjadi satu kesatuan lahan produksi, dimana dalam

penataannya nanti pihak pelaksana atau rekanan tetap akan

memberikan patok-patok pembatas dari lahan tersebut, hanya saja

fungsi atau peruntukan lahan tidak dapat dipisah-pisahkan mengikuti

batas kepemilikan lahan, sebagai contoh untuk meja garam nantinya

bisa saja berada pada lahan milik A dan lahan milik B tergantung dari

desain yang dibuat oleh konsultan perencana.

2. Untuk pembagian hasil nantinya akan ditentukan bersama antara

koperasi, penggarap dan pemilik serat nantinya akan dituangkan

dalam perjanjian kerjasama. Dimana pembagian hasil tersebut

nantinya akan dibagi menjadi 4 bagian yakni : bagian untuk pemilik

lahan, penggarap, koperasi dan simpanan untuk biaya produksi

selanjutnya.

32
1. Sesi Diskusi Ketiga :

a. Mulyadi (Staf Desa Buwun Mas)

Dalam pelaksanaan Program PUGaR apa peran masyarakat atau

kelompok, apakah hanya sebagai pekerja pada pembuatan lahan tambak

atau sebagai kelompok produksi?

Jawaban dari KKP. RI :

Masyarakat sebagai penerima program, Program PUGaR adalah Program

Pengembangan Usaha Garam Rakyat yang didalamnya terdapat bantuan

yang diserahkan kepada masyarakat. Adapun masyarakat disini bisa

pemilik lahan, penewa lahan maupun penggarap yang seluruhnya harus

masuk menjadi anggota koperasi atau BUMDesa. Mengapa harus menjadi

anggota koperasi atau BUMDesa hal ini ditujukan untuk menjamin

keberlanjutan dari fasilitsi Program yang telah diberikan dimana penataan

lahan hanya diberikan 1 kali untuk dimanfaatkan selama 5 tahun kedepan,

sehingga diharapkan koperasi mampu membantu masyarakat dalam

manajemen proses produksi dan pemasraan. Sementara pada tahap

pekerjaan oleh rekanan masyarakat setempat harus dilibatkan sebagai

tenaga kerja padat karya.

33
BAB. IV
PENUTUP

Demikian laporan Sosialisasi Daerah Program Pengembangan Usaha

Garam Rakyat (PUGaR) Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2019 ini

disusun untuk dapat dijadikan masukan bagi pelaksanaan Program PUGaR di

Kabupaten Lombok Barat.

34

Anda mungkin juga menyukai