330
331
dan berdiri di atas kaki-kakinya hingga cukup tinggi di atas air serta di atas
jangkauan ombak. Kedalaman laut terbatas, sesuai dengan panjang kaki.
Hingga tahun 1974 kedalaman laut maksimum dapat dicapai adalah 350 ft.
Jack-up cukup stabil, tidak terpengaruh oleh cuaca, arus dan ombak. Semua
peralatan dan material berada di atas kapal atau platform.Operasi pemboran
seperti diatas darat. Pada pemboran pengembangan biasanya sebelum pemboran
dimulai, terlebuh dahulu dipasang jacket, kemudian dipasang konduktor dan
ditumbuk hingga beberapa meter masuk ke dasar laut. Pada pemboran eksplorasi,
biasanya digunakan mudline suspension, dan dari mudline suspension casing
disambungkan ke atas sampai ke platform. Casing head dan BOP dipasang pada
platform. Penyelesaian sumur dapat dengan chrismas tree didasar laut atau di atas
platform.
9.1.2.2. Floating Platform
Tidak mempunyai “kaki”, sehingga perlu alat khusus untuk menjaga
posisinya agar tetap stabil.
9.1.2.2.1. Semi-Submersible
Semi-submersible berbentuk seperti kapal dan pada umumnya tidak
mempunyai propeller sendiri sehingga untuk menuju lokasi harus ditarik kapal
tunda. Karena sifatnya mengapung (floating), sehingga sangat dipengaruhi oleh
alur ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar.
Sistem penjangkaran ada dua macam, yaitu :
1. Convention Mooring System
2. Dynamic Positioning
BOP dipasang di dasar laut (subsea BOP stack)
Untuk penyelesaian sumur dapat dilakukan :
1. Dengan christmast tree pada platform, tetapi terlebih dahulu harus dipasang
jacket. Casing disambung sampai permukaan, kemudian dipasang
convention well head.
2. Dengan christmast tree di dasar laut (subsea BOP stack).
333
Susunan kill line dan choke manifold tidak sama dengan didarat. Kill linedan
choke manifold yang panjang, serta laut yang dalam berpengaruh pada operasi dan
prosedur well control.
9.1.3.2. Control System dan Accumulator
BOP dan semua valve dibuka dan ditutup secara hidraulis dan harus dapat
bekerja dalam waktu singkat. Ada dua cara untuk mengoperasikan BOP, yaitu
secara hydraulic dan electrohydraulic system.
1. Hydraulic System
Fluida untuk mengoperasikan BOP stack dicampur, ditekan dan
dipompa dari hydraulic unit. Cairan mengalir lewat hose bundle ke bawah,
ke subsea pod. Biasanya dipasang dua pod, satu sebagai cadangan. Masing-
masing pod mempunyai banyak pilot valve, yang dioperasikan secara
hidraulis.Pilot valve inilah yang akan melaksanakan fungsi untuk membuka
atau menutup aliran fluida hidrolik tekanan tinggi (power fluid) ke masing-
masing BOP atau yang lain dengan perintah dari permukaan. Untuk
hydraulic control system perintah ini berupa tekanan hidrolis melewati hose
kecil-kecil yang diikat menjadi menjadi satu (hose bundle).
2. Electrohydraulic System
Untuk electrohydraulic system perintah dari atas berupa signal listrik
ke solenoidvalve. Selanjutnya solenoid valve ini akan mengatur aliran fluida
hydraulic ke pilot valve dan selanjutnya pilot valve ini akan mengatur aliran
fluida hydraulic dengan tekanan tinggi ke BOP.
9.1.3.3. Riser System
Riser system ini meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill dan choke
manifold, dan hydraulic conector.
1. Riser Pipe
Riser pipe digunakan untuk mengalirkan lumpur ke permukaan
didalam proses pemboran, serta memudahkan dalam memasukkan peralatan
pemboran seperti pahat dan sebagainya ke dalam lubang bor. Riser
merupakan bagian yang tetap dan merupakan bagian terlemah di atas subsea
BOP.
335
Pada bagian terbawah dari riser dipasang pada ball joint, sedangkan
bagian teratas dipasang slip joint. Kill dan choke manifold dipasang pada
riser. Pada riser juga sering dipasang tabung pengapung (buoyancy can)
untuk mengurangi berat riser didalam air.
2. Slip joint
Slip joint dipasang pada bagian teratas dari riser pipe, terdiri dari inner
barrel, dimana di atasnya sering dipasang deverter dan digantung pada kapal
dengan bantuan riser tensiduer. Diatas riser di bawah slip joint juga sering
dipasang ball joint.
3. Ball Joint
Ball joint dipasang dibawah riser, di atas BOP stack, berfungsi untuk
menghilangkan stress pada pipe riser. Ball joint kedua juga sering dipasang
dibawah slip joint.
4. Hydraulic Connector
Hydraulic connector berfungsi untuk menyambungkan casing head
atau well head dengan BOP stack dan BOP stack dengan riser
system.Hydraulic connector dioperasikan dari permukaan secara hidraulis.
9.1.3.4. Well head
Sebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing untuk masing-
masing casing. Masing-masing casing head mempunyai “HUG” yaitu tempat
untuk memasang hydraulic connector dan mempunyai ulir kiri untuk
menyambung dengan running tool pada saat menurunkan casingdan juga
penyemenan.
9.1.3.5. Motion compensator
Kapal bergerak vertikal secara terus menerus, karena ombak maupun pasang
surut. Pada bagian bawah atau pahat, gerakan ini harus dinetralisir agar berat
badan pada pahat (WOB) konstan.
Untuk maksud tersebut maka dipakai motion compensator atau heave
compensator. Jadi travelling block dengan seluruh beban tetap tinggal ditempat,
meskipun kapal bergerak naik turun.
Ada tiga jenis heave compensator, yaitu :
336
1. Bumper Sub
Dipakai long stroke bumper sub, yang dipasang pada drill collar. Tempat
pemasangan diusahakan pada titik netral dari drill collar. Berat drill collar
dibawah bumper sub inilah yang merupakan beban pada pahat.
2. Crown Block Compensator
Crown block compensator merupakan suatu perangkat tegangan yang
digunakan untuk menahan crown block dan drill string. Karena yang
digunakan untuk menahan crown blockdengan dikontrol tension pada
kompensator, maka gerakan naik turun dari crown block dapat dihilangkan.
Metode ini telah banyak digunakan dalam operasi pemboran lepas pantai
dan sangat efektif penggunaannya.
3. Travelling Block Compensator
Travelling block compensator merupakan perangkat tensioner untuk
menahan drill string, dipasang diantara travelling block dan hook.
Compensator ini dipasang dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh
gerakan pada travelling block. Dengan pemasangan compensator pada
traveling block ini, maka masalah pembebanan pada titik tertinggi dapat
dihilangkan, sehingga posisinya lebih stabil.
Ada dua type travelling block compensator, yaitu :
a. Tension type cylinder
b. Compression type cylinder.
337
Spesifikasi :
Tabel IX.1.
Spesifikasi Tension Leg Platform
Parameter Value
GeneralizedMass 7.0E7kg
GeneralizedMomentofInertiainPitch 2.6E9kg m2
GeneralizedMomentofInertiainYaw 2.6E9kgm2
StructuralDampingRatio 0.05
AreaUnder Water 1340m2
AreaUnder Wind 3376m2
AirMassDensity 1.0kg/m3
WaterMassDensity 1000kg/m3
ExponentoftheVelocityField 0.12
CurrentVelocity 1.0m/s
WaveParticleVelocity 2.0m/s
AxialTendonStiffness 5000N/m
339
Spesifikasi :
Tabel IX.2.
Spesifikasi Tension Leg Platform
Max. wind
Survival Drilling
Spesifikasi :
Tabel IX.3.
Spesifikasi Guyed Wire Platform
Max. wind
Survival Drilling
100 knot (115 mph) 70 knot (80 mph)
343
Spesifikasi :
Tabel IX.4.
Spesifikasi Platform Tiang Pancang
Spesifikasi :
Tabel IX.5.
Spesifikasi Riser Pipe
2 123 -20
2.5 123 -25
3.5 123 -35
4 123 -40
4.5 123 -45
5 123 -50
347
Spesifikasi :
Tabel IX.6.
Spesifikasi Slip Joint
Swl – tonnes 170 – 200 – 230 – 250
Lift – tonnes 5 – 10
Railspan – metres 5–8
Lift speed 1 m/min
Travel speed 5 m/min
349
Spesifikasi :
Tabel IX.7.
Spesifikasi Ball Joint
Boot Hypalon, Black 80 Durometer
Primary:
Secondary:
Copper Coated Per ASTM B-33 or B-189 Stranded per ASTM B-8
351
Spesifikasi :
Tabel IX.8.
Spesifikasi Kill Line & Choke Manifold
Applicable for 15,000 psi, 350 G F, sour service well in
any water depth, for both 5-string and 6-string
configurations.
Each casing hanger and seal assembly is running in a
single trip.
Specification Design The 18 ¾” housing is run with the bore protector in
place.
BOP testing is not dependent on wear bushing
installation.
The STM-15 wellhead can be supplied with either
cameron hub or an ABB Vetco mandrel profile.
353
Spesifikasi :
Tabel IX.9.
Spesifikasi Hydraulic Connector
Connectors lowered directly onto hubs.
Compact receiver structure and hub support
(CVC = 33,5” diameter).
Design Specification No horizontal motion required to make up hubs
(no length change).
Eliminates flexibility and removed pressure caps
and enclosures.
355
Spesifikasi :
Tabel IX.10.
Spesifikasi Subsea BOP Stack
Swl – tonnes 170 – 200 – 230 – 250
Lift – tonnes 5 – 10
Railspan – metres 5–8
Lift speed 1 m/min
Spesifikasi :
Tabel IX.11.
Spesifikasi Dynamic Positioning System
Clear height Width dt base Static hook capacity
Feet meters Feet meters Lbs M.T
143 43.6 40 12.2 1.000.000 454
152 46.3 40 12.2 1.000.000 454
162 49.4 40 12.2 1.000.000 454
359
Spesifikasi :
Tabel IX.12.
Spesifikasi Drilling Barge
Mandrel Mandrel Est.
Mandrel Body Con. Con.
Series Top Lower Weight (
ID , inch OD Upper Lower
Section Section lbs)
1050 4 ¾” 4 ¾” 2 10 ½” 960 3 ½ IF 3 ½ IF
1100 6 ¼” 6 ¼” 2¼ 11” 1070 4 ½ IF 4 ½ IF
6 5/8 6 5/8
1400 9 7/4” 7 ¾” 2¾ 14” 1420
APIREG APIREG
361
Spesifikasi :
Tabel IX.13.
Spesifikasi Mooring Line
Model Number Line Size
T-MLT-10 1 5/8” to 2”
T-MLT-05 1” to 1 ½”
T-MLT-20 2” to 2 ½”
T-MLT-30 2 5/8” to 3”
T-MLT-40 3” to 3 ½”
363
Spesifikasi :
Tabel IX.14.
Spesifikasi Jack Up
517 feet leg extanding the water depth
capacity to 375 ft. Hull size and
strength to carry up to 545 ft of leg.
11,130 total egineHosepower
Dual pipe handling capability.
Hook Load up to 1,5000,000 pounds.
Design Specification Zero discharge capacity.
3,500 barrel Liquid Mud Capacity.
1,200 barrel completion fluid storage
and handling.
1,377 barrel base Oil Storage.
Fast BOP ang Diverter Handling.
Drive Pipe Tensioning Capability.
Top Drive Drilling System.
365
Spesifikasi :
Tabel IX.15.
Spesifikasi Drill Ship
517 feet leg extanding the water depth
capacity to 375 ft. Hull size and strength to
carry up to 545 ft of leg.
11,130 total egineHosepower
Dual pipe handling capability.
Hook Load up to 1,5000,000 pounds.
Design Specification Zero discharge capacity.
3,500 barrel Liquid Mud Capacity.
1,200 barrel completion fluid storage and
handling.
1,377 barrel base Oil Storage.
Fast BOP ang Diverter Handling.
Drive Pipe Tensioning Capability.
Top Drive Drilling System.
367
9.3. PEMBAHASAN
Praktikum Peragaan Peralatan Pemboran acara kedelapan berjudul Sistem
Peralatan Pemboran Lepas Pantai. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana sistem peralatan pemboran lepas pantai bekerja beserta
komponen-komponennya.
Peralatan mutlak yang harus ada dalam operasi pemboran lepas pantai
adalah sebuah struktur anjungan (platform) sebagai tempat untuk meletakkan
peralatan pemboran. Peralatan-peralatan lain sama dengan pada pemboran di darat
hanya saja karena lebih sempitnya area maka peralatan dibuat seefektif mungkin.
Jenis platform diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu fixed platform (platform
tiang pancang, gravity platform, guyed wire platform atau spars, dan tension leg
platform) dan mobile platform (bottom supported platform yang terdiri dari
drilling barge, submersible platform, dan jack up, dan floating platform yang
terdiri dari semisubmersible dan drillship). Fixed platform (anjungan permanen)
merupakan “dataran” buatan. Rig berada di platform sampai operasi pemboran
selesai. Semua keperluan peralatan dan material berada di platform. Fixed
platform ini cukup stabil dan tidak terpengaruh cuaca. Mobile platform digunakan
untuk mengebor sumur di lepas pantai dan setelah selesai maka platform ini akan
dipindahkan untuk mengebor ke titik bor yang lain. Bottom supported platform
yang merupakan mobile platform mempunyai kaki hingga menyentuh dasar laut,
sedangkan floating platform tidak mempunyai kaki, sehingga perlu alat khusus
untuk menjaga posisinya agar tetap stabil.
Peralatan-peralatan khusus yang ada pada platform dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu peralatan khusus pada jack-up (mudline suspension system)
dan peralatan khusus pada floating rig (Subsea BOP stack, control system dan
accumulator, riser system, wellhead, dan motion compensator).
Subsea BOP stack biasanya dipakai dengan jumlah yang lebih banyak dari
pada di darat, dengan maksud untuk safety serta agar tidak memerlukan
penggantian ram pada saat menurunkan casing. Ukuran serta pressure rating
dinaikkan dan perlu diperhitungkan kedalaman laut (tekanan hidrostatik air). BOP
lebih banyak, berarti lebih banyak fluida untuk buka atau tutup serta lebih besar
368
pressure drop pada flowline dan hal ini perlu diperhitungkan pada proses well
control. Untuk menghindari pressure drop pada flowline, biasanya cairan/minyak
untuk pengoperasian BOP tidak kembali ke tanki, tetapi langsung dibuang ke laut.
Susunan kill line dan choke manifold tidak sama dengan di darat. Kill line dan
choke manifold yang panjang, serta laut yang dalam berpengaruh pada operasi dan
prosedur well control.
BOP dan semua valve dibuka dan ditutup secara hidraulis dan harus
dapat bekerja dalam waktu singkat. Ada dua cara untuk mengoperasikan BOP,
yaitu secara hydraulic dan electro hydraulic system. Pada hydraulic system, fluida
untuk mengoperasikan BOP stack dicampur, ditekan dan dipompa dari hydraulic
unit. Cairan mengalir lewat hose bundle ke bawah, ke subsea pod. Biasanya
dipasang dua pod, satu sebagai cadangan. Masing-masing pod mempunyai banyak
pilot valve, yang dioperasikan secara hidraulis. Pilot valve inilah yang akan
melaksanakan fungsi untuk membuka atau menutup aliran fluida hidrolik tekanan
tinggi (power fluid) ke masing-masing BOP atau yang lain dengan perintah dari
permukaan. Untuk hydraulic control system perintah ini berupa tekanan hidrolis
melewati hose kecil-kecil yang diikat menjadi menjadi satu (hose bundle).
Sedangkan pada electro hydraulic system, perintah dari atas berupa sinyal listrik
ke solenoid valve. Selanjutnya solenoid valve ini akan mengatur aliran fluida
hidrolik ke pilot valve dan selanjutnya pilot valve ini akan mengatur aliran fluida
hidrolik dengan tekanan tinggi ke BOP.
Riser system meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill dan choke manifold,
dan hydraulic conector. Riser pipe digunakan untuk mengalirkan lumpur ke
permukaan di dalam proses pemboran, serta memudahkan dalam memasukkan
peralatan pemboran seperti pahat dan sebagainya ke dalam lubang bor. Riser
merupakan bagian yang tetap dan merupakan bagian terlemah di atas subsea BOP.
Pada bagian terbawah dari riser dipasang pada ball joint, sedangkan bagian teratas
dipasang slip joint. Kill dan choke manifold dipasang pada riser. Pada riser juga
sering dipasang tabung pengapung (buoyancy can) untuk mengurangi berat riser
di dalam air. Slip joint dipasang pada bagian teratas dari riser pipe, terdiri dari
inner barrel, di mana di atasnya sering dipasang deverter dan digantung pada
369
kapal dengan bantuan riser tensiduer. Di atas riser di bawah slip joint juga sering
dipasang ball joint. Ball joint dipasang di bawah riser, di atas BOP stack,
berfungsi untuk menghilangkan stress pada pipe riser. Ball joint kedua juga sering
dipasang di bawah slip joint. Hydraulic connector berfungsi untuk
menyambungkan casing head atau wellhead dengan BOP stack dan BOP stack
dengan riser system. Hydraulic connector dioperasikan dari permukaan secara
hidraulis.
Sebagai pengganti wellhead dipakai serangkaian casing untuk masing-masing
casing. Masing-masing casing head mempunyai “HUG” yaitu tempat untuk
memasang hydraulic connector dan mempunyai ulir kiri untuk menyambung
dengan running tool pada saat menurunkan casing dan juga penyemenan.
Kapal bergerak vertikal secara terus menerus, karena ombak maupun pasang
surut. Pada bagian bawah atau pahat, gerakan ini harus dinetralisir agar berat
badan pada pahat (WOB) konstan. Untuk maksud tersebut maka dipakai motion
compensator atau heave compensator. Jadi travelling block dengan seluruh beban
tetap tinggal di tempat, meskipun kapal bergerak naik turun. Ada tiga jenis heave
compensator, yaitu bumper sub, crown block compensator, dan travelling block
compensator. Dipakai long stroke bumper sub, yang dipasang pada drill collar.
Tempat pemasangan diusahakan pada titik netral dari drill collar. Berat drill
collar di bawah bumper sub inilah yang merupakan beban pada pahat. Crown
block compensator merupakan suatu perangkat tegangan yang digunakan untuk
menahan crown block dan drillstring. Karena yang digunakan untuk menahan
crown block dengan dikontrol tension pada kompensator, maka gerakan naik
turun dari crown block dapat dihilangkan. Metode ini telah banyak digunakan
dalam operasi pemboran lepas pantai dan sangat efektif penggunaannya.
Travelling block compensator merupakan perangkat tensioner untuk menahan
drill string, dipasang di antara travelling block dan hook. Compensator ini
dipasang dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh gerakan pada travelling
block. Dengan pemasangan compensator pada travelling block ini, maka masalah
pembebanan pada titik tertinggi dapat dihilangkan, sehingga posisinya lebih
370
stabil. Gaya yang bekerja pada platform ada 6 yaitu surge, roll, pitch, sway, yaw
dan heave.
371
9.4. KESIMPULAN
1. Jenis platform diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu fixed platform
(platform tiang pancang, gravity platform, guyed wire platform atau spars,
dan tension leg platform) dan mobile platform (bottom supported platform
yang terdiri dari drilling barge, submersible platform, dan jack up, dan
floating platform yang terdiri dari semisubmersible dan drillship).
2. Peralatan-peralatan khusus yang ada pada platform dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu peralatan khusus pada jack-up (mudline suspension
system) dan peralatan khusus pada floating rig (subsea BOP stack, control
system dan accumulator, riser system, wellhead, dan motion
compensator).
3. Ada dua cara untuk mengoperasikan BOP, yaitu secara hydraulic dan
electro hydraulic system.
4. Riser system meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill dan choke
manifold, dan hydraulic conector.
5. Ada tiga jenis motion compensator yaitu bumper sub, crown block
compensator, dan travelling block compensator.
6. Gaya yang bekerja pada platform ada 6 yaitu :
a. Surge
b. Roll
c. Pitch
d. Sway
e. Yaw, dan
f. Heave.