MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
KKPMT III (Terminologi Medis III)
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Disusun Oleh :
Kelompok : 2 (Dua)
Anggota : WITA NOVIANA 13.303.124
NIDIA RAKHMI P 13.303.115
AGUS PRIYANTO 13.303.153
DESY MERDEKAWATI 13.303.113
RONI ABDUL AZIZ 13.303.129
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2015
LEMBAR
PENILAIAN TUGAS
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Depresi”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah KKPMT III (Terminologi Medis
III) di program studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha
Bandung pada semester ketiga. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi adalah
gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental
(berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan
kehilangan harapan¸yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan,
berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat
nyata dan berkurangnya aktivitas.
4
c. Selama 2 tahun atau lebih mengalami gangguan, orang itu tanpa gejala-gejala
selama 2 bulan.
d. Tidak ada episode manik yang terjadi dan kriteria gangguan siklotimia tidak
ditemukan.
e. Gejala-gejala ini tidak disebabkan oleh efek psikologis langsung darib kondisi
obat atau medis.
f. Signifikansi klinis distress (hendaya) atau ketidaksempurnaan dalam fungsi.
MENURUT PPDGJ :
1. Episode depresif ringan
- Minimal harus ada dua dari tiga gejala utama depresi seperti kriteria PPDGJ
- Ditambah sekurang- kurangnya dua gejala sampingan (yang tidak boleh ada gejala
berat diantaranya)
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya.
6
peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem
limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
b. Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan
gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan
depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25
%.
c. Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang
menyebabkan terjadinya depresi antara lain;
- Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik
menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh
ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
- Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk
kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang
dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe
kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko
yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
- Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan
antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien
depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek
yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk
melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat
melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila
pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-
citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
- Ketidakberdayaan yang dipelajari : Didalam percobaan, dimana binatang
secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat
dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali
untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak
berdaya.
8
b. Gejala lainnya
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
b) Keluhan somatik berupa nyeri kepala, dizzi (puyeng), rasa nyeri, pandangan kabur,
gangguan saluran cerna,gangguan nafsu makan (meningkat atau menurun), konstipasi,
perubahan berat badan (menurun atau bertambah).
c) Gangguan psikomotor berupa aktivitas tubuh meningkat (agitasi atau hiperaktivitas)
atau menurun, aktivitas mental meningkat atau menurun, tidak mengacuhkan kejadian
di sekitarnya, fungsi seksual berubah (mencakup libido menurun), variasi diurnal dari
suasana hati dan gejala biasanya lebih buruk di pagi hari.
d) Gangguan psikologis berupa suasana hati (disforik, rasa tidak bahagia, letupan
menangis), kognisi yang negatif, gampang tersinggung, marah, frustasi, toleransi
rendah, emosi meledak, menarik diri dari kegiatan sosial, kehilangan kenikmatan &
perhatian terhadap kegiatan yang biasa dilakukan, banyak memikirkan kematian &
bunuh diri, perasaan negatif terhadap diri sendiri, persahabatan serta hubungan sosial.
minder, kurang percaya diri untuk membina relasi sosial sekalipun pada anggota
keluarganya dan tidak memedulikan pada situasi.
B. Psikoterapi interpersonal
- Fase pertama, identifikasi pola interpersonal yeng menimbulkan kognisi
depresi. Diharapkan terbentuk hubungan teurapetik.
- Fase kedua, strategi mengubah komunikasi interpersonal.
- Fase ketiga, menerapkan cara-cara untuk mengubah komunikasi
interrpersonal.
C. Terapi perilaku kognitif
- Tujuannya adalah mengurangi sikap menghykum dan menyalahkan diri
sendiri, berpikir selalu positif dan meningkatkan kemampuan sosial.
- Terfokus terapi pada penderita.
- Orang tua juga terlibat.
- Peranan aktif therapis (koolaborasi terapis dan anak).
- Mengajar penderita memantau dan catat pikiran serta perilakunya.
- Kombinasi beberap prosedur.
- Dapat berkelompok.
11
2.5.3. Psikososial
berkurangnya depresi. Pengobatan dilakukan sebanyak 5-7 kali. Aliran listrik bisa
menyebabkan kontraksi otot dan nyeri, sehingga penderita dibius total selama
pengobatan. ECT bisa menyebabkan hilangnya ingatan untuk sementara waktu.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://chieraeray.blogspot.com/2012/08/depresi-pengertian-penyebab-dan.html
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/02/konsep-depresi.htmlv
http://suliszt.wordpress.com/2011/07/24/depresi/
http://psikologi45.blogspot.com/2012/01/pengertian-depresi.html