A A.Gede Rama Aswinata 17D10004 Muhamda Abel Prayoga 17D10038
Carles Takandjandji 17D10009 Muh. Nur Ihsan R 17D10042 Dhiemas Prajasaputra 17D10011 Ni Ketut Ayu Putri S 17D10044 Gusti Hamdani 17D10015 Ni Ketutu Erika Primadewi 17D10045 I Komang Adi Suhendra 17D10018 Ni Putu Putri Cintya Dani 17D10047 I Nengah Yogi Suryawan 17D10020 Nyoman Bagus Swa Saguna 17D10048 I Wayan Agus Eka W 17D10023 Putu Linda Novi yanti 17D10051 I Wayan Swantara N 17D10026 Rita Maria Rumaekeuw 17D10053 Jica Helma 17D10027 Susan aurelia Firsnanda 17D10055 Made Wina Mika D 17D10036
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATANANESTESIOLOGI TAHUN 2019 KASUS 3: Wanita berusia 56 tahun menjalani mastektomi, karena kanker payudara kanan dengan metastase paru dan atelektasis. Pada pemeriksaan jalan napas, edentulous pasien dapat membuka mulut dengan ukuran tiga jari, dengan jarak thyro-mental 6 cm, dan pasien memiliki gerakan sendi leher dan tympano mandibula yang normal. Pemeriksaan tulang belakang normal. Pemeriksaan laboratorium seperti tes darah rutin, kadar gula darah, elektrolit, tes fungsi ginjal dan profil koagulasi berada dalam kisaran normal. Pasien diberikan cairan I.V Ringer Laktat. Pasien didorong masuk ke ruang operasi. Pemantauan termasuk 3-lead electrocardiogram, pulse oximetry, dan tekanan darah non-invasif. Akses intravena diperoleh dengan menggunakan IV-kateter18G pada ekstremitas atas dan diberikan cairan intravena, yaitu Ringer laktat 500 ml sebelum anestesi spinal lumbal dilakukan. Profilaksis anti-aspirasi diberikan Inj. Ranitidine (50 mg) dan Inj. Metoclopramide (10 mg). Inj. Midazolam (1 mg) diberikan untuk mengurangi kecemasan. Oksigen diberikan melalui kanula nasal dengan laju aliran 3 liter per menit. Meja operasi bagian kepala diturunkan dengan sudut sekitar 15-20° dengan sisi yang sakit berada dibawah (misalnya lateral kiri untuk mastektomi kiri). Blok sub-arachnoid unilateral diberikan dalam posisi lateral kanan atau kiri (tergantung pada payudara yang akan dioperasi) dengan pendekatan midline dengan jarum spinal berukuran 25-27G di L2-L3 / L3-4, dengan 2,5 ml bupivacaine 0.5% heavy dan adjuvan fentanyl 25 mcg (0,5 ml), setelah dipastikan dengan jelas dan aliran bebas cairan serebrospinal dan aspirasi darah negatif. Obat-obatan diberikan sangat lambat selama 2-2,5 menit. Dermatom diperiksa sampai setinggi T2, kemiringan meja operasi dikoreksi setelah tinggi blok yang diharapkan tercapai. Pasien dipertahankan dalam posisi lateral selama 10 menit setelah itu pasien terlentang untuk meminimalkan risiko blok spinal tinggi atau total spinal. Tingkat anestesi yang adekuat dicapai hingga level T2. Durasi operasi berkisar 1-1,5 jam, dengan kehilangan darah 100-250 ml dan output urin 100-150 ml. 500-1000 ml kristaloid (ringer's lactate) diberikan sepanjang prosedur. Untuk analgesia pasca operasi, ketorolac 30 mg dan parasetamol 1000 mg diberikan serta fentanyl 100mcg/jam. Paska operasi, pasien diamati di post anaesthesia care unit (PACU) selama 2 jam. Di PACU, pasien tidak mengeluh nyeri, sesak, nyeri kepala, mual / muntah dan dysaesthesia lengan atau tangan atau kelumpuhan, namun pasien tidak berhenti mengeluarkan keringat, kulit pucat, bibir kering dan kelopak mata lebih dalam. 1. Pengkajian pasien a) Keluhan/ Gejala : Pasien di rawat dengan diagnose kanker payudara kanan b) Riwayat penyakit : Kanker payudara kanan dengan metastase paru dan atelektasis c) Riwayat pengobatan : d) Tanda-tanda vital : TD : 126/72 mmHg,
HR : 84 x/menit,
RR : 18 x/menit,
SUHU : 36,7 oC
e) Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan darah rutin tidak ada kelainan,
Gula Darah : Normal, Elektrolit : Normal, Tes Fungsi Ginjal : Normal, Profil Koagulasi : Normal f) EKG : Normal Sinus Ritme g) Radiologi : X-ray Thorax : Nodul paru pada lapangan tengah paru, Metastasis tumor. Atelectasis h) Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan jalan napas : Edentulous pasien dapat membuka mulut dengan ukuran 3 jari, jarak thyro-mental 6 cm, dan pasien memiliki gerakan sendi leher dan timpani mandibula normal, Pemeriksaan tulang belakang : Normal Penurunan suara vesicular pada paru kanan
2. Diagnose Kanker payudara dengan tindakan mastektomi. 3. Analisa
Fase Obat DRP (Drug Relative Keterangan
Problem) Pre op 1. Inj.IV Ranitine (50 mg) 2. Inj.IV Metoclopramide (10mg) 3. Inj.IV Midazolam (1 mg)\ Intra op Bupivacaine 0,5 %, (2,5 ml) Fentanyl 25 mcg (0,5 ml) Post op 1. Ketorolac (30 mg) Pasien tidak berhenti 1. Efek samping obat dari ketorolac 2. Paracetamol (1000 ml) mengeluarkan keringat, kulit 2. Efek samping dari pemberian fentanyl 25 mcg/0,5 3. Fentanyl (100 mcg/jam) pucat, bibir kering, dan ml pada intra anestesi sebagai adjuvan pemberian bupivacain 0,5% 2,5 ml untuk analgetik, dan kelopak mata lebih dalam. pemberian fentanyl 100 mcg/jam, ketorolaac 30 mg pada post op ,( lama aksi fentanyl 1-2 jam dan lama operasi 1,5 jam). menurut sumber : pemberian ketorolac dapat menurunkan/mengurangi penggunaan dosis opioid 25-50% Kesimpulan : efek sisa pemberian fentanyl 25 mcg pada intra op di tambah lagi pemberian fentanyl 100 mcg pada post op dan di perkuat interaksi obat pemberian ketorolac 30 mg pada post op yang menyebabkan pasien tidak berhenti mengeluarkan keringat, kulit pucat, bibir kering, dan kelopak mata lebih dalam 4. Monitoring dan Evaluasi Post op : monitoring tanda-tanda dehirdasi Hipotensi : sistolik : <100 mmHg Diastolik : <60 mmHg Takikardi : HR >80 x/menit Elastisitas kulit Monitoring urine output Monitoring pemberian cairan intravena Monitoring kehilangan elektrolit dalam tubuh : berkeringat terus menerus, badan lemas, takikardi, gangguan irama jantung, mual muntah