Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI

PEMBEDAHAN UMUM PADA KASUS


SINUSITIS

KELOMPOK 4 :

DEA AGASHA 17D10063


KADEK ARY KUMARA 17D10077
LUH GEDE SINTYA PRABAWATI 17D10079
MUTIA FATIKHA 17D10080
MD FITRI SRIMULYANI 17D10081
Pengertian Sinusitis
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai
atau dipicu oleh rhinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyebab utamanya
adalah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya
dapat diikuti oleh infeksi bakteri.
Sinusitis dapat berbahaya karena menyebabkan komplikasi ke orbita dan
intracranial, serta menyebabkan peningkatan serangan asma yang sulit diobati.

Dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:


a. Sinusitis akut : Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama
3 minggu.
b. Sinusitis kronis : Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung
selama 3-8 minggu tetapi dapat juga berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun.
Etiologi
A. Infeksi virus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran pernafasan
bagian atas (misalnya Rhinovirus, Influenza virus, dan Parainfluenza virus).
B. Bakteri
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan
normal tidak menimbulkan penyakit, Jika sistem pertahanan tubuh menurun
atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka
bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan
menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
C. Infeksi jamur
Infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem
kekebalan,
Komplikasi
1. Osteomielitis dan abses sub periostal
Paling sering timbul akibat sinusitis frotal dan biasanya ditemukan pada anak –
anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral.
2. Kelainan orbita
Disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata. Yang paling
sering ialah sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila. Penyebaran
infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. Kelainan yang dapat
timbul ialah edema palpebra, selulitis orbita, abses sub periostal, abses orbita dan
selanjutnya dapat terjadi thrombosis sinus cavernosus.
3. Kelainan intracranial
Dapat berupa meningitis, abses ekstradural atau sub dural, abses otak dan
thrombosis sinus cavernosus
ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus :
Tuan Y datang ke RS tanggal 12 Maret 2019 dengan keluhan nyeri kepala,
hidung tersumbat dan sakit tenggorokan. Nyeri ini telah dirasakan sejak 3 bulan yang
lalu disertai pilek yang sering kambuh dan ingus yang kental di hidung. Nyeri
dirasakan semakin hebat jika pasien menelan makanan dan menundukkan kepala.
Oleh karena itu pasien mengatakan bahwa selera makannya menurun dan juga BB
menurun 1kg. Pasien mengaku pernah mempunyai riwayat penyakit THT
sebelumnya. Setelah melakukan pemeriksaan pasien didiagnosa menderita sinusitis
maxilaris dan disarankan untuk melakukan tindakan operasi.
PRE OPERASI
PENGKAJIAN

Identitas Pasien Penanggung Jawab


Nama : Tn. Y Nama : Ny. P

TTL : Denpasar, 10 Februari 1989 Alamat : Jln. Tukad Balian


no 180, Denpasar Selatan
Umur : 30 tahun
Hubungan dg klien : Istri
Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Hindu

Warga Negara : Indonesia

NRM : 1-07-33-34
RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan Utama Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien datang ke rumah sakit dengan Keluarga tidak ada yang menderita
keluhan nyeri kepala, hidung tersumbat sinusitis.
dan sakit tenggorokan.

Riwayat Kesehatan Sekarang Keadaan Lingkungan

Nyeri kepala, hidung tersumbat dan sakit Pasien bertempat tinggal di lingkungan
tenggorokan dirasakan sejak 3 bulan yang kurang bersih, ventilasi rumah
yang lalu disertai pilek yang sering kurang (tidak adekuat).
kambuh dan ingus yang kental di hidung.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan pernah mempunyai
riwayat THT.
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN B1 – B6
B1 (breathing) : Tidak teratur, suara nafas ronkhi
Keadaan Umum : Compos mentis berhubungan dengan adanya secret kental pada
hidung
Suhu : 38ºC
Nadi : 110 x/menit
B2 (blood) : TD : 130/80 mmHg; Nadi : 110
TD : 130/80 mmHg x/menit ; Akral: Hangat/Merah/Kering

RR : 25 x/menit
BB : 60 kg B3 (brain) : Composmentis ; Pupil : Isokor

Tinggi badan : 170 cm


B4 (bladder) : Kateter tidak terpasang

Pemeriksaan Penunjang
B5 (bowel) : Peristaltik : Normal
Pemeriksaan CT-Scan terdapat sinusitis
maxilaris
B6 (bone) : Kelemahan otot, malaise
Diagnosis : Sinusitis Maxilaris
Status Fisik : ASA I
Rencana Tindakan :
Bedah Sinus Endoskopi Fungsional
(BSEF)
Rencana Anestesi : GA - ETT
Data Masalah Etiologi
ANALISA
DS DATA cemas dan takut pada operasi yang akan dijalaninya.
:Pasien mengatakan Ansietas Kurang pengetahuan dan hospitalisasi
DO :
a. Pasien tampak gelisah dan tegang saat menunggu masuk ke ruang operasi
b. TD : 130/80 mmHg
c. Nadi : 110 x/menit
d. RR : 25 x/menit

DS : Pasien mengatakan nyeri sejak 3 bulan disertai pilek dan ingus di hidung. Ketidakefektifan Sekret yang berlebihan
DO : bersihan jalan napas
a. Suara napas ronkhi
b. Pasien nampak gelisah
c. RR : 25 x/menit
d. CT Scan : Sinus Maxilaris

DS : Nyeri akut Infeksi saluran pernapasan


a. Pasien mengatakan nyeri kepala, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan
b. Pasien mengatakan bahwa terjadi penurunan nafsu makan
DO :
a. BB pasien turun 1kg
b. Pasien gelisah
c. Suhu : 38ºC
d. CT Scan : Sinus Maxilaris
DIAGNOSA

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d sekret yang berlebihan di rongga sinus yang ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri sejak 3 bulan disertai pilek dan ingus di hidung, suara napas
ronkhi, pasien nampak gelisah, RR : 25 x/menit
2. Nyeri akut b/d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi yang ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri kepala, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan, pasien mengatakan bahwa
terjadi penurunan nafsu makan, BB pasien turun 1kg, pasien gelisah, suhu : 38ºC
3. Ansietas b/d kurang pengetahuan dan hospitalisasi yang ditandai dengan, pasien mengatakan
cemas dan takut pada operasi yang akan dijalaninya, pasien tampak gelisah dan tegang saat
menunggu masuk ke ruang operasi, TD : 130/80 mmHg, nadi : 110 x/menit, RR : 25 x/menit
INTERVENSI

No Tanggal/
NOC NIC Rasional TTD
Dx Jam

Setelah diberikan asuhan a. Ajarkan batuk a. Mengeluarkan secret dari jalan nafas
keperawatan selama 30 efektif b. Nebulizing dapat mengencerkan secret
menit pasien diharapkan b. Kolaborasi dan berperan sebagai bronkodilator untuk
Selasa, mampu mempertahankan pemberian melebarkan jalan nafas.
19 Maret patensi jalan nafas, nebulizing c. Untuk mengetahui perkembangan
2019 dengan kriteria hasil pola c. Kaji perubahan kesehatan klien
1 pernafasan normal : pola napas
Pukul a. RR : 16-20 x/menit
13.00 b. Bunyi napas bersih
WITA c. Jalan napas bersih
d. Pasien rileks
Setelah diberikan asuhan a. Lakukan a. Untuk mengetahui perubahan
keperawatan selama 20 menit pengkajian nyeri nyeri
pasien diharapkan mampu b. Gunakan teknik b. Untuk mengetahui
mengurangi nyeri, dengan kriteria komunikasi pengalaman nyeri pasien
hasil : terapeutik c. Untuk mengurangi hal – hal
a. Mampu mengontrol nyeri c. Kontrol yang dapat meningkatkan
Pukul (tahu penyebab nyeri) lingkungan yang nyeri
2 13.30 b. Melaporkan bahwa nyeri dapat d. Untuk mengurangi rasa nyeri
WITA berkurang dengan mempengaruhi
menggunakan manajemen nyeri
nyeri d. Tingkatkan
c. Menyatakan rasa nyaman istirahat
setelah nyeri berkurang
d. Suhu tubuh : 38ºC
3 Selasa, Setelah dilakukan a. Identifikasi tingkat a. Untuk mengetahui
19 tindakan keperawatan kecemasan tingkat kecemasan
Maret selama 10 menit pasien pasien
2019 diharapkan cemas pasien b. Berikan b. Untuk memberikan
berkurang dengan kriteria penjelasan pemahaman terkait
Pukul : tentang prosedur
13.50 a. Pasien tampak rileks pembedahan yang pembedahan yang
WITA b. TD : 120/80 mmHg akan dilakukan. akan dilakukan
c. Pasien menyatakan c. Ajarkan teknik c. Untuk memberikan
siap dioperasi relaksasi : nafas kondisi rileks pada
d. Pasien kooperatif dalam pasien
d. Monitoring TTV d. Untuk memonitoring
tanda – tanda vital
pasien
IMPLEMENTASI

No.D
Hari/Tanggal/Jam Implementasi TTD
x
Selasa, 19 Maret 2019
a. Ajarkan batuk efektif
1 Pukul 13.00 WITA
a. Kolaborasi pemberian nebulizing
Pukul 13.20 WITA
b. Kaji perubahan pola napas
a. Lakukan pengkajian nyeri
Pukul 13.30 WITA b. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
2
a. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Pukul 13.40 WITA b. Tingkatkan istirahat
a. Identifikasi tingkat kecemasan pasien
Pukul 13.50 WITA b. Berikan penjelasan tentang pembedahan yang akan
dilakukan.
3
a. Ajarkan teknik relaksasi : nafas dalam
Pukul 14.00 WITA b. Monitoring TTV
EVALUASI
No.
Hari/Tanggal/Jam Evaluasi TTD
Dx
S : Pasien mengatakan masih sulit untuk bernapas

Selasa, 19 Maret 2019 O:


a. RR : 25 x/menit

Pukul 13.00 WITA b. Suara ronkhi


A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan mampu bernapas lebih mudah
1
O:
a. RR : 20x/menit
b. Suara napas ronkhi
Pukul 13.20 WITA
c. Jalan napas masih terdapat sekret
d. Pasien rileks
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan bahwa nyeri berada di sekitar hidung dan pipi karena sekret yang berlebih
O : Pasien gelisah
Pukul 13.30 WITA
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
2
S : Pasien mengatakan bahwa nyeri mulai berkurang
O : Pasien tampak rileks ; Suhu : 37,5ºC
Pukul 13.40 WITA
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan intervensi
Pukul 13.50 WITA S : Pasien menyatakan sedikit takut akan tindakan pembedahan karena pengalaman pertama dioperasi
O : Pasien tampak cemas
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
Pukul 13.55 WITA S : Pasien menyatakan mengerti tentang yang harus dilakukannya dan prosedur pembedahan yang akan dijalani
O : Pasien terlihat mengerti dan dapat menjelaskan kembali prosedur pembedahan yang akan dijalani

3 A : Tujuan tercapai sebagian


P : Lanjutkan intervensi

Pukul 14.00 WITA S : Pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi


O : TD = 120/80mmHg ; RR : 20 x/menit ; Nadi : 100 x/menit
A: Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi
INTRA OPERASI
Pengkajian
Anamnesa
Pasien dilakukan operasi pada pukul 14.10 – 15.00 WIB dengan diagnosa medis
sinusitis maksilaris dengan Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF).
Sebelum operasi pasien dipuasakan sejak pukul 06.00 WITA, pasien masuk OK
dengan pakaian operasi dan hanya ditutup linen saat operasi di kamar operasi,
pasien tampak pucat pada bagian wajah, ruang operasi terasa dingin dengan
suhu yang rendah. Pasien dilakukan general anestesi. Saat operasi pasien
terpasang infus RL 60 tpm, tidak terjadi pembengkakan, kemerahan atau iritasi
di daerah tusukan infus.
Monitoring pasien selama operasi:
Kesadaran : tidak sadar
Tanda-tanda Vital Berdasarkan Waktu

Waktu (WITA) Nadi x/mnt TD mmHg RR x/mnt Sp O2

14.10 89 120/80 15 82

14.30 90 118/76 22 84

15.00 88 110/77 17 82

Hasil rata – rata :


Nadi : 89 TD : 118/77 mmHg RR : 18 kpm SpO2 : 82
Sirkulasi
Capillary refill 2 detik dan tidak ada sianosis.

Respirasi
Napas spontan 20 kali permenit, suara nafas terdengar suara nafas dengan sekret setelah
dilepas ET. Dilakukan suction

Perdarahan : 400mL
Input Cairan : RL makro 60 tpm
Anastesi :
Premedikasi : Midazolam 7 mg ; Fentanyl 140 µg
Anestesi : O2 2 Liter ; N2O 2 Liter; Sevofluran 2%
ANALISA DATA

N Data Masalah Etiologi


o.
1 Faktor risiko : Potensial komplikasi syok : Efek samping anestesi
DS : - hipovolume
DO :
a. Pasien puasa 8 jam sebelum dilakukan
operasi, sejak pukul 06.00 WITA
b. Perdarahan saat operasi sekitar 400ml
2. DS : Bersihan jalan napas tidak Penumpukan sekret
DO : efektif
a. Terdengar suara nafas dengan sekret
setelah ET dilepas
b. Hilangnya reflek hisap
c. Dilakukan general anestesi dan pasien
keadaan tidak sadar
DIAGNOSA

1. Potensial komplikasi syok: hipovolume berhubungan dengan efek samping anestesi,


ditandai dengan faktor risiko pasien puasa 8 jam sebelum dilakukan operasi, sejak
pukul 06.00 WITA, perdarahan saat operasi sekitar 400ml

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret ditandai
dengan terdengar suara nafas dengan sekret setelah ET dilepas, hilangnya reflek
hisap, dilakukan general anestesi dan pasien keadaan tidak sadar
INTERVENSI

No Tangga
NOC NIC Rasional TTD
Dx l/Jam

1 Selasa, Setelah diberikan asuhan a. Ukur dan catat masukan a. Membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran
19 keperawatan kepada pasien selama dan pengeluaran cairan cairan
Maret 4,5 jam, diharapkan pemenuhan pada pasien b. Mengetahui apabila ada perubahan pada terapi
2019 keseimbangan cairan dan elektrolit b. Tinjau ulang catatan intra cairan
tubuh pasien adekuat dengan operasi c. Menjadikan input cairan elektrolit pasien terpenui
Jam kriteria : c. Atur terapi infus RR 60 tpm sesuai program dan perhitungan balance cairan
14.10 a. Input = output d. Pantau aliran infus d. Menjadikan aliran infus adekuat dan terkontrol
WITA b. Tidak terjadi dehidrasi pada e. Pantau TTV pasien e. Mempermudah pemberian penanganan apabila TTV
pasien berubah
c. TTV normal
d. Turgor kulit baik
e. Membran mukosa lembab
2 Selasa Setelah diberikan asuahan a. Atur posisi a. Posisi ekstensi membuka
, 19 keperawatan selama 60 kepala pasien jalan napas
Maret menit pasien diharapkan ekstensi b. Menurunkan resiko dan
2019 mampu mempertahankan b. Lakukan suction aspirasi dan pola nafas
patensi jalan nafas, c. Observasi normal
Jam dengan kriteria hasil pola frekuensi/irama c. Dapat mengindikasikan
14.50 pernafasan normal : pernafasan terjadinya gagal nafas.
WITA a. Bunyi nafas normal/ perhatikan d. Memantau keadekuatan
tidak terdengar bising d. Kaji warna dasar oksigenasi
atau suara nafas kuku
dengan adanya secret
b. Aspirasi dapat dicegah
IMPLEMENTASI

No.
Hari/Tanggal/Jam Implementasi TTD
Dx
Selasa, 19 Maret a. Mengukur dan mencatat input dan output cairan
2019 b. Mengatur aliran infus RL 60 tpm (mengganti cairan infus
1 Pukul 14.10 WITA jam 14.30 WIB)
c. Memantau aliran cairan infus pada pasien.
d. Memantau TTV pasien.
Pukul 14.50 WITA a. Mengatur posisi kepala pasien ekstensi
b. Melakukan suction
2
c. Mengobservasi frekuensi pola nafas pasien dan mengkaji
adanya sianosis.
EVALUASI
No. Hari/Tanggal/Ja
Evaluasi TTD
Dx m
1 Selasa, 19 Maret S : -

2019 O:
a. Pasien terpasang infus RL 60 tpm pada tangan kiri, infus tidak terlihat macet, aliran lancar, tpm tetap sama (stabil
Pukul 14.10 60 tpm).
WITA
b. Nadi : 89
c. TD : 118/77
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi.Pantau aliran cairan infus, ganti plabot infus saat cairan hampir habis.
Pukul 14.50 S:-
WITA O : Pasien bernafas diintubasi dengan ET, RR : 24x/mnt
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan posisi pasien
Pukul 14.50 S:-
WITA O: Suara nafas menujukkan sudah tidak ada sekret, sekret sebanyak 10 cc
2
A: Tujuan tercapai
P : Pantau pengeluaran sekret dan kaji apakah sekret sudah sepenuhnya keluar.
Pukul 14.50 S:-
WITA O : RR : 18 kpm, tidak ada sianosis.
A: Tujuan tercapai
P : Lanjutkan intervensi tiap 20 menit.
POST ANESTESI
Pengkajian
Keluhan Utama
Terdapat luka di dalam nasal, terdapat tampon di maxila dan nasal. Tampon pada maxila dan
cavum nasi sinistra tampak rembes. Klien menggunakan terapi oksigen 3L.
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran
Tidak sadar (pengaruh anestesi). Setelah selesai operasi klien masih belum sadar, sampai di Recovery
Room klien tetap belum sadar. Pada pukul 15.30 ketika dipanggil namanya klien mengeluarkan suara tapi
terdengar tidak jelas. Klien sadar di RR pukul 16.30 WITA setelah 1,5 jam operasi selesai. KU : Lemah
b. TTV
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 16x/menit
Suhu : 36,5 ºC
TD : 120/70 mmHg
c. Kulit Pucat
d. Bernapas menggunakan mulut
e. Terpasang infus RL 500 cc dengan tetesan 20 tpm di tangan kiri

Analisa data
no data masalah etiologi
1 DS : - Resiko infeksi Prosedur pembedahan
DO : dan prosedur invasif
a. Terdapat luka di dalam nasal
b. Terpasang tampon maxilla
c. Tampon pada maxilla dan cavum nasi
sinistra tampak rembes.
d. Terpasang RL 500 cc di tangan kiri.
Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan yang ditandai dengan terdapat
luka di dalam nasal, terpasang tampon maxilla, tampon pada maxilla dan cavum nasi
sinistra tampak rembes, terpasang RL 500 cc di tangan kiri.
Intervensi
No Hari/Tangg NOC NIC Rasional TTD
dx al/Jam
1 Selasa, 19 Setelah diberi asuhan a. Awasi TTV, a. Demam
Maret 2019 keperawatan selama 30 menit Perhatikan mengindikasik
diharapkan pasien tidak demam, an adanya
Jam 15.00 mengalami infeksi dengan menggigil dugaan infeksi.
WITA kriteria hasil : berkeringat b. Untuk deteksi
a. TTV dalam rentang normal b. Observasi dini adanya
(Nadi: 60-100 x/menit adanya tanda- tanda-tanda
TD:120/80 mmhg, tanda infeksi infeksi
Suhu:36,5-37ºC,
RR:24x/menit)
b. Tidak ada tanda-tanda
infeksi (tumor, dolor, rubor,
kalor, fungsiolesa)
Implementasi
No. Dx Hari/Tanggal/Jam Implementasi TTD

Selasa, 19 Maret a. Mengawasi TTV, memperhatikan demam, menggigil


2019 berkeringat.
Pukul 15.00 WITA b. Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi
Evaluasi
No. Dx Hari/Tanggal/Jam Evaluasi TTD
1 Selasa, 19 Maret S:-
2019 O:
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor,
Pukul 15.00 WITA tumor fungsiolesa)
b. Aliran tetesan infus lancar
c. RR:24x/mnt
d. N: 80x/mnt,
e. TD:120/70 mmHg
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan intervensi. Kolaborasi dengan dokter pemberian
antibiotik dan analgetik.

Anda mungkin juga menyukai