Anda di halaman 1dari 21

Minyak bumi (Bahasa Inggris: petroleum) dijuluki sebagai emas hitam.

Minyak bumi adalah


cairan kental, berwarna hitam atau kehijauan, mudah terbakar, dan berada di lapisan atas dari
beberapa tempat di kerak bumi. Minyak bumi merupakan salah satu bentuk hidrokarbon, yaitu
senyawa kimia yang mengandung hidrogen dan karbon. Minyak bumi yang belum diolah disebut
minyak mentah (crude oil) dan belum dapat digunakan. Minyak mentah diolah dengan cara
dipisah-pisahkan berdasarkan titik didihnya. Hasil pengolahan minyak mentah berupa bensin,
solar, avtur, minyak tanah, aspal, plastik, oli, dan LPG.

1. Pengertian Minyak Bumi


Minyak bumi adalah istilah yang meluas dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya orang
menggunakan istilah minyak tanah atau minyak yang dihasilkan dari dalam tanah namun istilah
yang lazim dipakai sekarang adalah miyak bumi sementara kata ‘minyak tanah’ lazim digunakan
untuk menyebut bahan bakar kompor minyak atau bahasa Inggrisnya kerosene. Secara harfiah,
minyak bumi berarti ‘minyak di dalam perut bumi’. Istilah minyak bumi lebih tepat karena
minyak ini terdapat didalam perut bumi bukan didalam tanah.

Bahasa Inggris minyak bumi adalah petroleum yang berasal dari bahasa Yunani πέτρα
(petra) yang berarti ‘batu’ dan ἔλαιον (elaison) yang berarti minyak. Kata petroleum pertama kali
digunakan dalam karangan De Natura Fossilium yang dikarang pada tahun 1546 oleh Georg
Bauer yang berkebangsaan Jerman.

2. Sejarah Minyak Bumi


Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih
merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah
ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan
meningkatnya penggunaan plastik.

Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan
sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak lubang-lubang minyak di dekat
Ardericca (dekat Babylon). Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu
anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa
kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak
Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China.

Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi
minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada
harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian minyak Bumi untuk
keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara. Sumur minyak komersial pertama di
dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian
berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia
berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia
pada akhir abad ke-19.
Tiga negara yang memproduksi minyak terbanyak adalah Arab Saudi, Rusia, dan Amerika
Serikat. Sekitar 80 persen minyak dunia dihasilkan dari Timur Tengah, dengan 62,5 persennya
berasal dari Arab 5: Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, Qatar, dan Kuwait.

Pada tahun 1950-an, biaya pengangkutan minyak menggunakan kapal tangker mencapai 33
persen dari harga minyak di teluk Persia, tetapi pada saat pengembangan supertangker pada tahun
1970-an, biaya pengangkutan menurun menjadi hanya 5 persen.

3. Komposisi Minyak Bumi


Penampakan fisik minyak bumi sangat beragam, tergantung dari komposisinya. Pada umumnya,
minyak bumi yang baru dihasilkan dari sumur pengeboran berupa lumpur berwarna hitam atau
cokelat gelap, meskipun ada juga minyak bumi yang berwarna kekuningan, kemerahan, atau
kehijauan. Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, terkadang ada juga
kandungan gas di dalamnya Karena tekanan di permukaan Bumi lebih rendah daripada di bawah
tanah, beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran.

Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak Bumi sebagian besar terdiri dari alkana,
sikloalkana, dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian kecil
elemen-elemen lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur, ditambah beberapa jenis logam
seperti besi, nikel, tembaga, dan vanadium. Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari
minyak yang satu ke minyak yang lain.

3.1. Komposisi Hidrokarbon pada Minyak Bumi

Minyak bumi tersusun dari senyawa hidrokarbon yang berbeda-beda. Perbedaan ini tergantung
dari faktor umur, suhu pembentukan, dan cara pembentukan. Minyak dari Indonesia mengandung
banyak senyawa aromatik seperti benzena, sedangkan minyak bumi dari Rusia mengandung
banyak senyawa sikloalkana seperti sikloheksana. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, diketahui bahwa dalam minyak bumi terdiri atas bermacam-macam senyawa
hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut sebagai berikut.

3.1.1. Alkana

Golongan alkanan yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah n-alkana dan isoalkana. n-
alkana adalah alkana jenuh berantai lurus dan tidak bercabang, contoh n-oktana.

Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya mempunyai atom C tersier dan bercabang,
contoh isooktana.
Alkana disebut juga parafin. Parafin adalah senyawa hidrokarbon tersatuasi yang mengandung
rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya terdiri atas atom karbon (C) dan hidrogen
(H).

3.1.2. Sikloalkana

Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon berantai tunggal dan berbentuk cincin. Golongan
sikloalkana yang terdapat dalam minyak bumi adalah siklopentana seperti metil siklopentana dan
sikloheksana seperti etil sikloheksana.

Sikloalkana juga dikenal dengan nama naptena. Naptena adalah


senyawa hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya.
Naptena memiliki rumus umum CnH2n dan mempunyai ciri-ciri mirip alkana tetapi mempunyai
titik didih yang lebih tinggi.

3.1.3. Hidrokarbon Aromatik

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon yang tidak tersaturasi, memiliki satu atau lebih cincin
planar karbon-6 atau cincin benzena. Pada struktur ini, atom hidrogen berikatan dengan atom
karbon dengan rumus umum CnHn. Jika hidrokarbon aromatik dibakar, akan menimbulkan asap
hitam pekat dan beberapa bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Senyawa hidrokarbon
aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa benzena, contoh etil benzena.

3.2. Kandungan Unsur Kimia dalam Minyak Bumi

Secara umum, komponen minyak bumi terdiri atas lima unsur kimia, yaitu 83-87% karbon, 10-
14% hidrogen, 0,05-6% belerang, 0,05-1,5% oksigen, 0,1-2% nitrogen, dan < 0,1% unsur-unsur
logam.

3.2.1. Sulfur (Belerang)

Minyak mentah mempunyai kandungan belerang yang lebih tinggi. Keberadaan belerang dalam
minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan
korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau basah), karena terbentuknya asam yang dihasilkan
dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.

3.2.2. Oksigen

Oksigen dapat terbentuk karena kontak yang cukup lama antara minyak bumi dengan atmosfer di
udara. Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah antara 0,05 sampai 1,5 persen dan
menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu
terlalu lama berhubungan dengan udara. Senyawa yang terbentuk dapat berupa: alkohol, keton,
eter, dll, sehingga dapat menimbulkan sifat asam pada minyak bumi. Oksigen dapat
meningkatkan titik didih bahan bakar.

3.2.3. Nitrogen

Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-2%. Kandungan
tertinggi terdapat pada tipe asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat
membentukgum (getah) pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik
didih tinggi.

3.2.4. Unsur-Unsur Logam

Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking
mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak
gas, dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas
turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine.
Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium
dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur
campuran sehingga merusakkan refractory itu.

3.3. Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam Minyak Bumi


Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, naptena, aspaltena, dan aromatik.
Komposisi molekul hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berdasarkan beratnya
adalah sebagai berikut:

No. Hidrokarbon Rata-Rata Rentang


1. Naptena 49% 30-60%
2. Parafin 30% 15-60%
3. Aromatik 15% 3-30%
4. Aspaltena 6% sisa-sisa

Berdasarkan komponen terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu parafin, naftalena, dan campuran parafin-naftalena.

3.3.1. Minyak Bumi Golongan Parafin

Sebagian besar komponen dalam minyak bumi jenis parafin adalah senyawa hidrokarbon rantai
terbuka. Minyak bumi jenis ini dimanfaatkan untuk bahan bakar karena merupakan sumber
penghasil gasolin.

3.3.2. Minyak Bumi Golongan Naftalena

Komponen terbesar dalam minyak bumi jenis naftalena berupa senyawa hidrokarbon rantai siklis
atau rantai tertutup. Minyak bumi jenis ini digunakan untuk pengeras jalan dan pelumas.

3.3.3. Minyak Bumi Golongan Campuran Parafin-Naftalena

Minyak bumi golongan ini komponen penyusunnya berupa senyawa hidrokarbon rantai terbuka
dan rantai tertutup.

4. Teori Pembentukan Minyak Bumi


Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak
bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak
sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 3. teori
pembentukan minyak bumi.

4.1. Teori Biogenesis (Organik)

Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat
bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763)
juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh sarjana lain seperti, Nem
Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari
organisme laut yan telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam
perut bumi.” Minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Pembentukan minyak bumi dimulai dan bangkai makhluk hidup laut kecil dan tumbuhan yang
mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur. Semuanya membentuk fosil. Endapan ini mendapat
tekanan dan panas yang besar. Secara alami akan berubah menjadi minyak bumi dan gas alam.
Massa jenis air lebih besar sehingga minyak bumi akan terdorong dan terapung. Kemudian
minyak bumi bergerak dan mencari tempat yang lebih baik untuk berhenti dan terperangkap
dalam batuan yang kedap atau kadang-kadang merembes keluar ke permukaan bumi. Hal ini
dapat menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut petroleum. (Petroleum berasal dan bahasa
latin petrus” artinya batuan dan “oleum” artinya minyak). Untuk rnemperoleh minyak bumi atau
petroleum dilakukan pengeboran. Pengeboran menjadi lebih mudah dilakukan karena massa jenis
minyak bumi lebih kecil daripada air. Hal ini mengakibatkan minyak terapung di atas air.

Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfer dengan permukaan bumi,
yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, di mana karbon diangkut
dalam bentuk karbon dioksida (C02)(gambar 1.1). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir
berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada
arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup
(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).

Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dari mahluk hidup akan
kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0.1 % senyawa karbon
terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa
fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio minyak bumi mengalami
perpindahan dan akan menumpuk di salah satu yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada
yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut. Karena perbedaan
tekanan di bawah laut, embrio tersebut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan
ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.

4.2. Teori Abiogenesis (Anorganik)

Barth Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam
keadaan bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan denagn C02 membentuk asitilena.
Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya
pengauh kerja uap pada kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah
pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zamn
prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan besamaan dengan proses terbentuknya
bumi.pernyataan itu berdasar fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir bebeapa planet lain.

4.3. Teori Duplex

Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori Duplex
yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari
berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak bumi
berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.
Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan Lumpur berubah menjadi batuan
sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal
sebagai batuan induk (Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju
tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat tertentu yang disebut
dengan perangkap (Trap).

Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak, gas, dan air, (2) minyak dan air,
(3) gas dan air. Jika gas terdapat bersama-sama dengan minyak bumi disebut dengan Associated
Gas. Sedangkan jika gas terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut Non Associated Gas.
Karena perbedaan berat jenis, maka gas selalu berada di atas, minyak di tengah, dan air di bagian
bawah. Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak
bumi digolongkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable).

5. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme
jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut
tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan
serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak
senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses
penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan
waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.

Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi
gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa
bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di
dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah
menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena
terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di
dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga
mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai
mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak
yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang
dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan
dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.

Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai tempat akan
bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu
kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan
dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas
minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan
terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum.
Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut
cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air asin,
sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di
lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi.
Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial
menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil
dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur
minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur
sumber.

Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi beserta gamar ilustrasi:

1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari dengan
fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan
membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung karbon
(High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta,
maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas
bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak
mungkin dimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan
tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun
batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu
gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika
daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan
yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi,
maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100
derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga
diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada
menjadi gas.
4.
Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak yang
dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa
cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah
berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat
jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih
rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan
yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
6. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan
membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampunga dalam kapal tanker atau
dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.

Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan berbau tidak sedap. Minyak mentah
belum dapat digunakan sebagai bahan baka maupun keperluan lainnya, tetapi haus diolah terlebih
dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom C-1
hingga C-50. Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimanaminyak
mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan rentang titik didih tertentu.

Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada suhu 400oC,
kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi pemisahan berdasarkan
perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan
turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian
atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.

Sementara itu, semakin ke atas, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali komponen dengan titik
didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang itik didihnya
lebih rendah akan terus naik ke bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai
puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi
disebut gas proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, gas proteleum dicairkan sehingga
diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)

Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya.
Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu
dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending.

Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan
viskositasnya (kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil dari distilasi minyak bumi
menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi seperti berikut.

6.1. Residu

Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan
dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan
pelapis antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi
yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi lainnya.

Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama aspal adalah senyawa
karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per
molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa unsur lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah
karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi,
nikel, dan vanadium.

6.1. Oli

Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi gesekan. Oli
dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500oC. Itu dikarenakan oli tidak
dapat menguap di antara suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan
menguap dan menuju ke atas untuk diolah kembali.

6.3. Solar

Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara
250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan
terbawa ke atas untuk diolah kembali.

Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar
dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau
terbakarnya suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi
bahan bakar solar ramah lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment
Extra). Angka setana DEX dirancang memiliki angka setana minimal 53 sementara produk solar
yang ada di pasaran adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan tersebut memiliki kandungan
sulfur maksimum 300 ppm atau jauh lebih rendah dibandingkan solar di pasaran yang kandungan
sulfur maksimumnya mencapai 5.000 ppm.

6.4. Kerosin dan Avtur

Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan bakar pesawat
terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara
170-250oC. Kerosin dan avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.

Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang
digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak disebut minyak tanah, sedangkan untuk bahan
bakar pesawat disebut avtur.

6.5. Nafta

Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada
suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.

6.6. Petroleum Eter dan Bensin

Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah bahan
bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan dari pemanasan minyak bumi
pada suhu antara 35-75oC. Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan
bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.

Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar
kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan
oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah
ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.

Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan isooktan.
Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di pasaran dengan
bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin
super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana.
Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan
bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan
bilangan oktan 95.

Penambahan zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan
bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain dengan ditambahkan MTBE (Metyl Tertier
Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid yang
merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan
10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke
udara. Timbal (Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing,
anemia, bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril
(-SH) dari protein sehingga menghambat kerja enzim untuk biosintesis hemoglobin.

Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat
dilakukan dengan cara:

1. Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-


molekul kecil. Contoh:
2. Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai
bercabang.
3. Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar.
Seperti dan
6.7. Gas

Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan bahan baku LPG (Liquid
Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang
lebih kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud cair.

Sebenarnya, senyawa alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas pada suhu kamar. LPG
dibuat dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Wujud gas LPG diubah menjadi cair dengan cara
menambah tekanan dan menurunkan suhunya.
7. Hasil Olahan Minyak Bumi
Dari skema di halaman sebelumnya kita dapat melihat hasil-hasil dari proses destilasi minyak
mentah. Diatnaranya yaitu :

7.1. LPG

Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI, merupakan gas hasil
produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas
propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana
(C5H12) yang dicairkan

7.2. Bahan bakar penerbangan

Bahan bakar penerbangan salah satunya avtur yang digunakan sebagai bahan bakar persawat
terbang.

7.3. Bensin

Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat
ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya
bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan.

7.4. Minyak tanah ( kerosin )

Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil penyulingan minyak bumi dengan titik
didih yang lebih tinggi daripada bensin; minyak tanah; minyak patra.

7.5. Solar

Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu produk akhir yang digunakan
sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan
oleh Charles F. Kettering.

7.6. Pelumas

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan
dua permukaan yang berhubungan

7.7. Lilin

Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat.
Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin

7.8. Minyak bakar


Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum membentuk residu
akhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah hitam
chrom. Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel

7.9. Aspal

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan,
tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat
pada campuran beraspal yang digunakan sebagai bahan pelapis jalan raya.

7.10. Plastik

Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk, lebih ringan dari kayu, dan tidak
berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik selain harganya murah, juga dapat digunakan sebagai
isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat dihancurkan
(degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex, Loalin), poliester
(Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax), polivinil asetat.

Polietilena atau PE (Poly Eth, Tygothene, Pentothene) adalah polimer dari etilena (CH2 = CH2)
dan merupakan plastik putih mirip lilin, dapat dibuat dari resin sintetik dan digolongkan dalam
termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai sifat daya tekan baik, tahan bahan
kimia, kekuatan mekanik rendah, tahan kelembapan, kelenturan tinggi, hantaran elektrik rendah.
Berdasar kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE dengan kerapatan rendah (digunakan sebagai
pembungkus, alat rumah tangga dan isolator) dan yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan sebagai
drum, pipa air, atau botol).

Plastik disamping mempunyai kelebihan dalam berbagai hal, ternyata limbahnya dapat
menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya yaitu sifat plastik yang tidak dapat
diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasi masalah ini para pakar lingkungan dan ilmuwan dari
berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan, diantaranya yaitu
dengan cara mendaur ulang limbah plastik, Namun cara ini tidak terlalu efektif karena hanya
sekitar 4% yang dapat didaur ulang. sisanya menggunung di tempat penampungan
sampah. Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik
polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low density
polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik minuman, sedangkan LDPE
untuk kantong plastik.

Pemanasan polietilena menggunakan metode pirolisis akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon
cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai adalah
sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang dimiliki senyawa hidrokarbon
cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi.
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa minyak pelumas yang saat ini beredar di
pasaran berasal dari pengolahan minyak bumi. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil
pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak
mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil
pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi. Minyak
pelumas buatan ini diharapkan dapat digunakan untuk kendaraan bermotor dengan kualitas yang
sama dengan minyak bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus
ekonomis.

8. Dampak Penggunaan Minyak Bumi


Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di lingkungan
tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran,
ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit
adalah bukti bahwa minyak Bumi bisa ada secara natural.

8.1. Pemanasan global

Ketika dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas rumah
kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak Bumi adalah penyumbang
bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah CO2ini meningkat dengan cepat di udara semenjak
adanya revolusi industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari
sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global.

8.2. Ekstraksi

Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak. Minyak Bumi biasanya
diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan digunakan senyawa kimia khusus yang
namanya demulsifier untuk memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal
dan terkadang merusak lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan
mengganggu keseimbangan lingkungan di lautan.

8.3. Pencemaran Air

Eksploitasi miyak bumi dengan menggunakan kapal tangker, tidak menutup kemungkinan adanya
kebocoran pada kapal tangker tersebut. Karena kapal tangker itu bocor, maka minyak mentah
yang ada di dalamnya akan keluar dan jatuh keair sehingga mengakibatkan pencemaran air.

9. Bahan Pengganti Minyak Bumi


Sumber energi alternatif mulai populer di seluruh dunia, menggantikan sumber energi fosil yang
perlahan-lahan mulai habis. Berdasarkan kebijakan Amerika Serikat tentang sumber energi, ada
delapan sumber energi alternatif yang berpotensi untuk menggantikan peran minyak dan gas.

9.1. Ethanol

Merupakan bahan bakar yang berbasis alkohol dari fermentasi tanaman, seperti jagung dan
gandum. Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan
kualitas emisi. Namun, ethanol memiliki dampak negatif terhadap harga pangan dan
ketersediannya.
9.2. Gas Alam

Gas alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk bidang properti dan
bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan akan lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan minyak.

9.3. Listrik

Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, seperti baterai. Tenaga listrik dapat
diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini menghasilkan tenaga tanpa ada
pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari sumber tenaga ini masih tercipta dari batu bara
dan meninggalkan gas karbon.

9.4. Hidrogen

Hidrogen dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar untuk kendaraan.
Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya.
Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.

9.5. Propana

Propana atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan gas alam dan
minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar. Propana
menghasilkan emisi lebih sedikit dibandingkan bensin, namun penciptaan metananya lebih buruk
21 kali lipat.

9.6. Biodiesel

Biodiesel merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak binatang. Mesin kendaraan
dapat menggunakan biodiesel yang masih murni, maupun biodiesel yang telah dicampur dengan
minyak. Biodiesel mengurangi polusi yang ada, akan tetapi terbatasnya produk dan infrastruktur
menjadi masalah pada sumber energi ini.

9.7. Methanol

Methanol yang juga dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif pada kendaraan.
Methanol dapat menjadi energi alternatif yang penting di masa depan karena hidrogen yang
dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang ini produsen kendaraan tidak lagi
menggunakan methanol sebagai bahan bakar.

9.8. P-Series

P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-
series sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup tinggi. Penggunaannya pun
sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan teknologi lain. Akan tetapi, hingga
sekarang belum ada produsen kendaraan yang menciptakan kendaraan dengan bahan bakar
fleksibel.
10. Mengurangi Pemakaian Minyak Bumi
Banyak orang telah bertanya apa yang bisa mereka lakukan untuk menggunakan sedikit minyak,
dan mengurangi permintaan untuk cairan hitam kental yang telah merusak banyak pantai dan
kehidupan laut dan juga penyebab utama dari pemanasan global di Bumi yang kita cintai ini.
Berikut adalah sepuluh hal yang bisa anda lakukan untuk mengurangi pemakaian minyak bumi:

1. Bepergian bersama dalam satu kendaraan, dengan sistem antar jemput dan
pastikan tidak hanya anda sendiri yang ada di dalam kendaraan, atau menggunakan
kendaraan umum untuk pergi bekerja. Dan jika saat ini anda telah menggunakan sepeda
untuk bepergian, anda telah menjadi contoh yang terbaik.
2. Bila memungkinkan, pilih produk yang dikemas tanpa plastik dan apabila
terpaksa menggunakan plastik, daur ulanglah atau gunakan kembali kemasan tersebut,
jangan langsung dibuang.
3. Beli buah-buahan dan sayuran organik (pupuk dan pestisida yang beredar saat ini
banyak mengandung minyak bumi).
4. Belilah produk kecantikan (sampo, sabun, peralatan kecantikan) berdasarkan
bahan-bahan alami, bukan yang mengandung minyak.
5. Jika memungkinkan pilih produk yang diproduksi di dalam negeri karena akan
mengurangi minyak bumi yang digunakan untuk transportasi barang dan selain itu dapat
meningkatkan ekonomi dalam negeri Indonesia
6. Beli pakaian yang terbuat dari kapas organik atau rami - bukan dari produk
turunan minyak.
7. Gunakan barang barang yang tidak hanya untuk sekali pakai ketika akan piknik,
jalan jalan,ataupun berkegiatan sehari hari
8. Stop membeli air mineral dalam botol. Lebih baik selalu membawa tempat
minum sendiri dan isi ulang.
9. Kurangi bepergian dengan pesawat terbang, untuk jarak yang tidak terlalu jauh,
lebih baik gunakan kereta api.
10. Menuntut Pemerintah Indonesia untuk mendorong pengembangan energi
terbarukan yang potensinya sangat besar di Indonesia, dan bukan menghabiskan uang
pada subsidi minyak.
8 Hasil Olahan Minyak Bumi dan
Kegunaannya
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang dalam proses pembentukan minyak
bumi memerlukan waktu yang sangat lama. Butuh waktu yang lama untuk menghasilkan minyak bumi
yang kemudian diolah menjadi bahan siap jadi. Minyak bumi ini tersusun atas minyak mentah,
dimana proses pengolahan minyak mentah inilah yang nantinya akan menghasilkan bahan siap jadi.
Dan berikut adalah hasil olahan minyak bumi tersebut:

1. LPG
LPG adalah hasil dari penyulingan minyak bumi yang berupa gas cair. Adapun unsur yang
terkandung dalam LPG ini antara lain propana ( C3H8 ), butana ( C4H10 ), etana ( C2H6 ) dan
pentana ( C5H11 ). Pada umumnya LPG pada era saat ini banyak digunakan sebagai bahan bakar
untuk industri dan rumah tangga. Perlu diketahui bahwa sebelum LPG ini dipasarkan, LPG ini sudah
diberi zat pembau tambahan yaitu senyawa merkaptan (ethyl mercaptan).

Tujuan dari penambahan zat tersebut adalah untuk memberi tanda kepada konsumen apabila terjadi
kebocoran gas. Apabila tidak diberi zat tambahan tersebut maka akan sangat membahayakan,
karena pada dasarnya sifat gas dapat terlepas ke udara dan mudah terbakar. Tidak hanya digunakan
dalam keperluan rumah tangga, LPG ini juga digunakan sebagai bahan baku maupun campuran di
pabrik-pabrik petrokimia untuk dihasilkan beberapa produk. Beberapa hasil dari pabrik petrokimia
tersebut antara lain adalah produk kosmetik, pupuk dan biji plastik.

Artikel terkait : Penyebab Pencemaran Udara – Sifat-sifat Udara

2. Aviator Turbine (Avtur)


Avtur merupakan bahan bakar untuk pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin. Avtur ini
sering disebut sebagai Jet-A1. Bahan bakar avtur ini terbuat dari bahan kerosin, karena terbuat dari
kerosin maka karakteristik avtur ini mirip dengan kerosin dimana salah satunya adalah sama-sama
memiliki rantai karbon dan senyawa hidrokarbon (parafinik dan naftenik) yang sama.

Kelebihan dari bahan bakar avtur dibanding dengan bahan bakar yang lain adalah avtur memiliki
volalitas yang lebih kecil, dimana volalitas yang kecil pada bahan avtur ini memiliki keunggulan, yaitu
dapat meminimalisir kemungkinan akan kehilangan bahan bakar dalam jumlah yang banyak yang
terjadi karena penguapan pada saat pesawat terbang. Selain itu keunggulan dari avtur yang lainnya
adalah memiliki kandungan energi per volume yang lebih tinggi sehingga dapat menyalurkan
energinya pada pesawat untuk melakukan penerbangan pada jarak yang lebih jauh.

Mutu dari avtur ini dinilai dari beberapa aspek seperti kemurniannya, performa pada suhu yang
rendah dan model pembakaran pada turbin. Berdasarkan aspek tersebut maka avtur harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebelum digunakan seperti titik beku pada suhu
maksimal -47 derajat Celcius dan titik nyala minimal pada suhu 38 derajat Celcius.
Artikel terkait : Kekurangan dan Kelebihan Bahan Bakar Fosil

3. Aviation Gasoline (Avgas)


Avgas ini hampir sama dengan avtur, bedanya avgas ini merupakan bahan bakar minyak yang dibuat
secara khusus untuk pesawat terbang dengan mesin yang memiliki ruang pembakaran internal dan
mesinnya berupa piston (piston engine). Avgas ini juga digunakan untuk bahan bakar mobil balap
ataupun pesawat tempur. Avgas merupakan hasil dari pengembangan bensin (gasoline) dimana
pengembangannya berdasarkan titik beku, titik nyala dan volality, yang mana titik bekunya maksimal -
58 derajat Celcius.

Kualitas dari avgas dapat dilihat dari karakteristiknya yang anti ketukan (anti knock) yang ditunjukkan
oleh jumlah bilangan oktan. Perlu diketahui bahwa avgas ini memiliki kandungan timbal yang memiliki
dampak buruk terhadap lingkungan. Akan tetapi timbal yang ada dalam avgas ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya ketukan di dalam sebuah mesin yang artinya timbal tersebut berfungsi untuk
meningkatkan bilangan oktan. Meski demikian sebenarnya sudah ditemukan zat yang dapat
meningkatkan bilangan oktan pada avgas yaitu etanol, dimana etanol ini faktanya lebih ramah
lingkungan ketimbang timbal.

Artikel terkait : Proses Terjadinya Hujan Asam – Hujan Asam

4. Kerosin
Kerosin atau minyak tanah merupakan cairan yang mudah terbakar. Kerosin ini didapat dari proses
destilasi minyak bumi pada suhu 150-275 derajat Celcius dengan rentang rantai karbon antara C12-
C15. Untuk mengurangi kadar pengkaratan dan kadar belerang pada kerosin ini maka kerosin ini
perlu diolah lebih lanjut pada unit Merox atau Hydrotreater dan juga kualitasnya sebagai bahan bakar
akan ditingkatkan di unit Hydrocracking.

Sebelum dipasarkan, biasanya kerosin ini diberi zat pewarna terlebih dahulu dan umumnya zat
pewarna tersebut berwarna kuning yang tujuannya agar masyarakat dapat membedakan antara
minyak tanah dengan air. ( baca : Sifat Sifat Air ) Kerosin ini untuk saat ini sulit ditemukan
keberadaannya, sehingga perlu upaya untuk melestarikannya agar tetap terjaga dan dapat dinikmati
dimasa mendatang.

5. Bensin
Bensin atau gasoline adalah salah satu hasil olahan minyak bumi yang terkenal di masyarakat
sekitar. Komponen utama yang terdapat pada bensin adalah oktana dan n-heptana. Bensin yang
sering digunakan sebagai bahan kendaraan bermotor maka kualitasnya ditentukan berdasarkan
karakteristik jumlah bilangan oktan. Dimana apabila semakin tinggi jumlah bilangan oktan pada
bensin tersebut maka semakin tinggi pula kualitas dari bensin tersebut. Agar jumlah bilangan oktan
pada bensin bertambah maka perlu dilakukan penambahan zat aditif seperti TEL (Tetra Ethyl Lead)
dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

Artikel terkait : Ciri-ciri Udara yang Bersih dan Sehat – Cara Menjaga Kelestarian Udara
6. Solar
Solar atau diesel pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar dalam pembakaran mesin diesel,
baik itu mesin kendaraan ataupun mesin industri. Solar didapat dari proses destilasi pada suhu 200-
300 derajat Celcius, dimana titik nyalanya berada diantara 40-100 derajat Celcius. Solar ini tidak
mudah menguap seperti LPG pada suhu yang normal, akan tetapi solar memiliki kandungan sulfur
yang lebih tinggi dibandingankan dengan bensin atau kerosin.

Kualitas solar berdasarkan dari aspek pembakarannya, kekentalannya, kandungan sulfurnya dan
kestabilannya (apabila disimpan dalam jangka waktu yang lama). Solar termasuk bahan bakar yang
mudah dicari keberadaannya, selain harganya yang terjangkau juga manfaatnya dalam sehari-hari
tidaklah buruk. Sebagian dari mereka yang memiliki pencaharian sebagai supir angkutan umum
terkadang menggunakan bahan bakar ini.

Artikel terkait : Jenis-jenis Sumber Daya Alam

7. Aspal
Aspal merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki sifat yang kental dan melekat, umumnya
berwarna coklat kehitaman dan tahan terhadap air serta mengandung sulfur, oksigen dan klor yang
tinggi. Aspal merupakan hasil dari fraksi minyak bumi yang diolah menjadi 2 jenis, yaitu aspal cair dan
aspal padat. Aspal ini sering digunakan untuk memperhalus jalan raya yang fungsi utamanya adalah
untuk mengikat batuan agar tidak terlepas dari permukaan jalan, untuk mengisi ruang yang kosong,
sebagai bahan perekat dan pelapis.

Aspal ini memiliki keunggulan dalam penyerapan air hujan, dimana apabila hujan turun maka air akan
meresap secara perlahan ke dalam aspal dan nantinya akan diteruskan ke sungai. Akan tetapi hal
tersebut membuat jalanan menjadi cepat rusak sehingga dalam jangka waktu tertentu aspal yang ada
di jalan perlu diperbaiki ulang. ( baca : Resapan Air Hujan )

8. Parafin
Parafin merupakan nama umum dari hidrokarbon alkan. Bentuk padat dari parafin adalah lilin parafin.
Parafin ini sering digunakan diberbagai industri sebagai bahan utama seperti dalam furnitur yang
menggunakan palpis berbahan dasar parafin sebagai cat dan tinta. Parafin ini juga dapat digunakan
sebagai bahan dasar malam untuk membatik, selain itu parafin juga dapat digunakan sebagai bahan
kecantikan. Parafin yang digunakan sebagai bahan kecantikan perlu diolah terlebih dahulu agar aman
ketika digunakan, apabila tidak diolah secara khusus maka yang terjadi nantinya akan menimbulkan
efek yang buruk bagi wajah.

Anda mungkin juga menyukai