LAPORAN KASUS
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Oleh :
Preseptor :
dr. Mufrizal, Sp.B (K) Onk
Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Basalioma“. Penyusunan laporan kasus ini sebagai salah satu tugas dalam
menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Bedah di Rumah
Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Mufrizal, Sp.B (K) Onk
selaku preseptor selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF
Ilmu Bedah atas waktu dan tenaga yang telah diluangkan untuk memberikan
bimbingan, saran, arahan, masukan, semangat, dan motivasi bagi penulis sehingga
laporan kasus ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan
di masa yang akan datang. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kanker kulit secara umum terbagi atas dua yaitu melanoma dan non
melanoma. Non melanoma sendiri terdiri atas karsinoma sel squamos, karsinoma
sel basal, dan karsinoma adneksa kulit. Kanker kulit yang paling umum
ditemukan adalah basal sel karsinoma. Walaupun demikian basal sel karsinoma
ini jarang menyebar ke seluruh tubuh, biasanya keganasan ini hanya akan
menyebabkan destruksi lokal apabila tidak ditangani dengan baik. Kanker kulit
adalah jenis kanker yang paling sering di US. Lebih dari 1 juta kanker kulit
didiagnosa setiap tahun.
1 dalam 5 orang Amerika diperkirakan akan menderita kanker kulit selama
hidupnya. Di Netherland tiap tahun terdapat kira-kira 500,000 penderita baru ini
berarti sekitar 1 tiap 1000 penduduknya. Distribusi kanker kulit nenurut jenisnya
menunjukkan bahwa : karsinoma sel basal ± 60 %, karsinoma sel squamosa ± 30
%, melanoma maligna 5 – 7 %, dan tumor sel Merkel 1 – 2 %, dari seluruh kanker
kulit yang ditemukan. 2,4,5,6,7,8
Kanker kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada umumnya yang
ditemukan di Indonesia. Jaman sebelum penjajahan tumor ganas kulit lebih
banyak ditemukan pada rakyat atau petani (banyak trauma, tidak memakai sepatu
pada golongan pribumi). Setelah penjajahan (sesudah tahun 1945) ternyata tumor
ganas sudah berubah, tidak lagi di tungkai. Basal sel karsinoma ternyata banyak
ditemukan di sekitar mata. Kelompok umur ( 50-59 tahun) tetap merupakan
golongan terbanyak menanggung risiko tumor ganas kulit. Perbedaan antara pria
dan wanita tidak bermakna.2,4,5,6,7,8
Pada kanker kulit, interaksi antara gen dan lingkungan memegang faktor
penting. Pada tingkat molekuler, kanker kulit diperkirakan timbul oleh karena
perubahan genetik. Yang mana hal ini disebabkan kebanyakan oleh karsinogen,
seperti yang paling umum adalah paparan sinar matahari.
1
Basalioma atau yang dikenal juga sebagai karsinoma sel basal adalah
keganasan pada kulit yang paling sering ditemukan di seluruh dunia, meliputi
lebih dari 75% kanker kulit di Amerika Serikat. Berdasarkan beberapa penelitian,
orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini.
Bahkan beberapa jenis tumor kulit didiagnosa pada lebih dari satu juta orang
pertahun di Amerika Serikat. Tumor kulit merupakan salah satu dari beberapa
jenis tumor pada manusia yang dapat diikuti secara dini karena dapat dilihat dan
diraba sejak permulaan. Pengawasan dan penemuan tumor kulit dapat dilakukan
lebih dini dan teliti apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan
pengetahuannya.1,2,3,4,5
2
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama : Mr. MH
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. rekam medis : 12.70.20
Umur : 74 tahun
Alamat : Nibong
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Suku : Aceh
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal Masuk : 11 September 2019
Tanggal Pemeriksaan : 14 September 2019
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama :Tahi lalat di atas bibir kiri yang nyeri dan makin membesar
Keluhan Tambahan : kepala pusing
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarga dengan keluhan Tahi lalat di
atas bibir kiri yang nyeri dan makin membesar ± 5 hari sebelumnya. Nyeri pada
tahi lalat dirasakan semakin sakit apabila tertekan, tahi lalat dengan kesan tumor
imombile dan lunak serta nyeri ketika tertekan. Nyeri dirasakan pada sekitar
tumor.
3
Diabetes militus type II : (+)
Right bundle branch block keempat : (+)
Hipertensi Stadium 1 : (+)
Alergi obat dan makanan : (-)
4
6
B. Status Generalisata
Kepala Normosefali, tanpa tanda trauma
Konjungtiva anemis -/-
Mata Sklera ikterik -/-
Pupil bulat isokor, diameter 3 mm / 3 mm
Refleks cahaya langsung +/+,
reflex cahaya tidak langsung +/+
Visus OD/OS: tidak ada kelainan
Telinga Bentuk normal, tidak ada luka, perdarahan, ataupun cairan
Hidung Septum nasi tidak deviasi, tidak ada perdarahan aktif, sekret tidak
ada
Hidung- Massa (+), Imobile(+) Ukuran 1,27 cm Nyeri(+)
Mulut
Mulut Tidak ada ulkus, gigi-geligi baik, mukosa (+).
Thorax Dinding dada terlihat simetris kanan dan kiri,.
Jantung Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di interkostal V linea midklavikula
sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan pada linea parasternal interkostal
III dekstra, batas jantung kiri pada 2 cm medial dari linea
midklavikula interkosta V sinistra, batas atas jantung pada linea
parasternal interkosta III sinistra
Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris saat statis dan
dinamis
Palpasi : Vokal fremitus teraba sama di kedua lapang paru
Perkusi : Bunyi perkusi sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, ronchi -/-,
wheezing -/-
2.5 Diagnosa
a. Diagnosa Banding :
1. Tumor ar palatum
b. Diagnosa Kerja:
Basalioma ar palatum oris
2.6 Follow Up
Tanggal S O A P
11/9/19 Os KU : sakit sedang Basalioma ar Th/
mengeluhkan Kes: compos mentis palatum oris - IVFD RL
tahi lalat di VS: 1500cc/24j
atas bibir kiri (TD:130/90; - iv. Vicilin 1gr/12j
yang semakin HR:110x/I; RR:22x/I, -ivRanitidin
membesar, T: 37,3°C) 50mg/12j
yang sakit Status lokalis ar palato -iv.Ketorolac
oris: 30mg/8j
Inspeksi :tahi lalat
yang besar , muliple -Observasi K/U
nodule. -Amlodipin Tab
Palpasi :,nyeri tekan 1x5
seluruh massa(+), -Glimepiride tab
1x2
-Simvastatin tab 1x
10
Anamnesis
Pasien pada laporan kasus ini datang dengan keluhan tahi lalat di atas bibir
kiri yang nyeri dan makin membesar. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
bahwa nyeri abdomen merupakan gejala yang hampir selalu ada pada peritonitis.
Nyeri biasanya datang dengan onset yang tiba-tiba, hebat dan pada penderita
dengan perforasi nyerinya didapatkan pada seluruh bagian abdomen.10,22
44
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil yang bermakna berupa
distensi, defense muscular (+), nyeri tekan seluruh lapang abdomen (+), nyeri lepas
seluruh lapang abdomen (+), nyeri saat perkusi (+) di seluruh lapang abdomen, serta
pada auskultasi didapatkan bising usus menurun dan pemeriksaan ekstremitas teraba
benjolan di lipatan paha. Berikut penjelasan manifestasi klinis tersebut.
45
internus, jari ketiga diletakkan pada anulus inguinalis eksternus dan jari ke
empat diletakkan pada fossa ovalis, pasien disuruh mengejan maka timbul
dorongan pada salah satu jari. Bila dorangan pada jari kedua berarti hernia
inguinalis lateralis, bila jari ketiga hernia inguinalis medialis, dan bila jari
keempat hernia femoralis.22
Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa
manifestasi klinis yang muncul pada pasien dengan peritonitis didapatkan pada pasien ini
46
45
.Pemeriksaan Penunjang
- Retensi dari gas dan fluid level di usus kecil dan usus besar.
- Tanda-tanda inhibisi, penurunan pergerakan usus.
- Perubahan pola mukosa, edema usus.
- Perkaburan dari “flank stripe,” retroperitoneal fat
- Pertanda retiuklasi pada lemak subkutan
- Terbatasnya pergerakan diafragma
- Perubahan sekunder pada paru dan pleura.2
Penatalaksanaan
Pada pasien ini dilakukan tindakan laparotomi eksplorasi. Sebelumnya
pasien diberikan obat-obatan pre operatif yang sudah sesuai dengan teori yang
dikemukakan pada bab sebelumnya. Lalu pada pasien ini diberikan terapi post
operatif berupa pemberian obat antibiotic spectrum luas, analgetik dan obat-
obatan simptomatis lainnya yang disertai dengan observasi ketat di ruang ICU.
Prinsip-prinsip penatalaksanaan peritonitis telah dilakukan pada pasien ini
diantaranya; resusitasi cairan untuk stabilisasi hemodinamik, pemberian antibiotic
untuk mengatasi infeksi serta tindakan operatif sebagai terapi definitive.
Pada pasien ini juga dilakukan tindakan loop ileostomi dan hernia repair
with mesh.
BAB 5
KESIMPULAN
Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari
pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit Penyebabnya
belum pasti diketahui. Lebih dari 90% penyebab basalioma yaitu terpapar sinar
matahari atau penyinaran ultraviolet lainnya. Lokalisasi kanker kulit lebih banyak
terdapat di daerah kulit yang terbuka, terpapar sinar matahari misalnya kulit
muka. Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa, halus dan seperti mutiara,
bagian tengah mengalami ulserasi dan perdarahan, meninggi dan memiliki
pembuluh telangiektatik pada permukannya.
Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus segera diambil karena
setiap keterlambatan akan menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya
tergantung dari kemampuan melakukan analisis pada anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.1
Basalioma yang tidak diobati secara menyeluruh dapat timbul kembali,
semua pengobatan yang telah dilakukan harus terus-menerus dimonitor,
mengingat 20 % dari kekambuhan yang ada biasanya terjadi antara 6-10 tahun
pasca operasi.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
12. Bader, RS. 2011. Basal Cell Carcinoma. Diakses tanggal 10 Juli 2015
(http://www.emedicine.com)
13. Hidayat N,Asnawi. 2003. Karsinoma Sel Basal. Dalam Tumor dan Bedah
Kulit, Edisi Pertama. Editor Amiruddin Dali. Makassar . Unhas, hal 195-206
14. Rubin AI.et al. 2003. Basal Cell Carcinoma. Diakses tanggal 10 Juli 2015
(http://www.nejm.org)
15. Wong CSM. et al. 2005. Basal Cell Carcinoma. Diakses tanggal 10 Juli 2015.
http://www.bmj.com/cgi/content/full.
16. Santacroce L. 2005. Epitheliomas, Basal Cell. Diakses tanggal 10 Juli 2015
(http://www.emedicine.com/med/topic722.htm)
17. Ponten F,Lundeberg J. 2003. Principles of Tumor Biology and pathogenesis
of KSB and SCC. In : Horn TD et al,Editors. Dermatology. Philadelphia.
Elsevier Mosby. pp:1663-1670
18. Ramsey ML.9 May 2006. Basal Cell Carcinoma. Diakses tanggal 10 Juli
2015 (http://www.emedicine.com)
19. Hanjono D. 2003. Protokol pelaksanaan kanker kulit. In: Albar ZA,
Tjindarbumi D, Ramli M, etc, Editors. Protokol Peraboi. Bandung. Peraboi. p
: 74-97.
20. Soultar DS, Robertson AG. 2002. Skin cancer other than melanoma. In:
Souhami RL, Tannok I, Hohenberger P, Horiot JC, Editor. Oxford textbook of
oncology. 2nded. Oxford press.
21. Soon SL et al. 2005. Electrosurgery, Cryosurgery. In : Robinson JK, Hanke
CW. Sengelman RD, Siegel DM, Editors. Surgery of The Skin. Phildelphia.
Elsevierr Mosby, p:177-202
49