Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUGAS EKONOMI ISLAM

JUDUL MAKALAH:

PERBEDAAN SISTEM EKONOMI ISLAM DENGAN SISTEM EKONOMI


KAPITALIS

DISUSUN OLEH:

1. SYAFRIANA FADILLAH (31401305095) Angkatan 2013

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2014
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................. 1
Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
Pengertian, Prinsip, dan Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Islam .............................. 3
Konsep Dasar, Landasan, dan Pilar Sistem Ekonomi Kapitalis dan
Sistem Ekonomi Islam ................................................................................. 4
Kekurangan dan Kelebihan Masing-masing Sistem.................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
Kesimpulan .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya terdapat tiga sistem ekonomi yang sekarang di aplikasikan di berbagai
belahan dunia, yaitu sistem ekonomi kapitalis/konvensional, sistem ekonomi sosialis, dan
sistem ekonomi islam. Namun pada makalah ini pembahasan akan lebih difokuskan pada
perbedaan sistem dan pengaplikasian sistem ekonomi kapitalis dengan ekonomi islam.
Sistem ekonomi kapitalis lebih dikenal oleh masyarakat secara global. Dalam konteks
ekonomi, sistem ini telah mampu meningkatkan kemakmuran rakyat dinegara yang
mengaplikasikan sistem ekonomi tersebut. Sistem kapitalis dipengaruhi oleh semangat
mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang. Usaha kapitalis
ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Kebebasan ini
mengakibatkan tingginya persaingan diantara sesamanya untuk bertahan. Sistem ekonomi
kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain: kebebasan memiliki harta secara
perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi.
Berdasarkan pada prinsip yang digunakan, maka kemakmuran tidak bisa tersebar secara
merata, hingga timbul berbagai permasalahan yang tidak terelakkan, pada akhirnya muncul
berbagai solusi untuk meyelesaikan permasalahan tidak meratanya keadilan dalam
mendapatkan kesejahteraan, salah satunya yaitu munculnya Sistem Ekonomi Islam.
Sistem ekonomi islam yang sebenarnya telah ada sejak 14 abad yang lalu, namun
perkembangannya baru sangat pesat pada beberapa dekade ini. Sistem ekonomi didasarkan
atas sumber islam, yaitu al-Qur’an, dan al-Hadits. Adapun prinsip dasar ekonomi islam
adalah kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang
wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan, dan kesejahteraan
individu dan masyarakat.
Perbedaan antara Ekonomi Islam dengan Konvensional bukan hanya pada hal-hal yang
aplikatif, namun terdapat pebedaan yang mendasar secara falsafah yang digunakan pun telah
berbeda. Oleh sebab itu, pemahaman tentang perbedaan kedua sistem ini sangat diperlukan,
untuk mengetahui dan menentukan sistem ekonomi yang paling baik untuk diaplikasikan
dalam kehidupan kita. Karena kehidupan manusia selalu berkaitan dengan permasalahan
ekonomi, baik untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan, maupun sebagai media untuk
melakukan ibadah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Sistem Ekonomi Islam dan Kapitalisme?
2. Apakah perbedaan Konsep Dasar dan Landasan antara Sistem Ekonomi Islam dengan
Kapitalisme?
3. Apakah Keunggulan dan Kelemahan dari masing-masing sistem?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Sistem Ekonomi Islam dan Kapitalisme.
2. Mengetahui perbedaan Konsep Dasar dan Landasan antara Sistem Ekonomi Islam
dengan Kapitalisme.
3. Mengetahui Keunggulan dan Kelemahan dari masing-masing sistem.

Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah dapat dirasakan oleh berbagai pihak, antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis : memberikan pemahaman mengenai perbedaan antara sistem ekonomi
islam dengan sistem ekonomi kapitalisme.
2. Bagi Pembaca: menambah wawasan dan membantu memahami perbedaan konsep
ekonomi islam dengan ekonomi kapitalisme.
3. Bagi Dosen Pengampu : sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian
terhadap penugasan mahasiswa dalam menyusun makalah, yang dijadikan acuan untuk
menilai kualitas, kapabilitas, serta tingkat pemahaman mahasiswa terhadap dasar-dasar
ekonomi islam yang telah diajarkan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian, Prinsip, dan Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Islam

1. Sistem Ekonomi Kapitalis


Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi
barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam
ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan
bebas dengan berbagai cara.
Prinsip-prinsip Sistem Ekonomi Kapitalis:
Sistem kapitalis adalah sistem sekuler, yang mengkaji alat pemuas kebutuhan manusia dari
aspek materi murni, dan berpedoman pada kaidah pemisahan agama dari kehidupan secara
final. Menurut Adam Smith, terdapat tiga prinsip dalam Sistem Ekonomi Kapitalis, yaitu:
1. Freedom, kebebasan ekonomi bermakna tidak adanya tekanan dari pihak tertentu
terhadap inisiatif individu untuk menjalankan kegiatan ekonomi.
2. Self Interest, setiap manusia memilik kebutuhan untuk memenuhi kepentingan
pribadinya.
3. Competion, yaitu hak untuk bersaing dalam produksi dan perdagangan. Persaingan
menjadi kata kunci untuk menjaga kebebasan individu.
Ciri-ciri sistem Ekonomi Kapitalis :
1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingann (keuntungan) sendiri
4. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut
hedonisme)
2. Sistem Ekonomi Islam

M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik Ekonomi
Islam” menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara itu, H. Halide
berpendapat bahwa yang di maksud dengan ekonomi islam ialah kumpulan dasar-dasar
umum ekonomi yang dii simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah yang ada hubungannya
dengan urusan ekonomi (dalam Daud Ali, 1988:3).

Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan
dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas
landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam:
1. Berbagai sumber daya sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan
untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah SWT di hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Ciri-ciri Ekonomi Islam:
1. Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan
ekonomi.
2. Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi.
3. Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi.

2. Konsep Dasar, Landasan, dan Pilar Sistem Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Islam

Perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak haya pada hal-hal
yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah yang
berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Hal dikarenakan
keyakinan seseorang mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku,
gaya hidup, dan selera manusia. Dalam konteks yang lebih luas, keyakinan juga
mempengaruhi sikap terhadap orang lain, sumber daya, dan lingkungan.

Dalam sistem kapitalis, Tuhan dipensiunkan (retired God). Hal ini direfleksikan dalam
konsep “laissez faire” dan “invisible hand”. Dari falsafah ini kita bisa melihat tujuan ekonomi
kapitalis hanya sekadar pertumbuhan ekonomi. Asumsinya dengan pertumbuhan ekonomi
setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi demi tercapainya kepuasan individu.
Begitu pula dengan norma-norma ekonomi. Karena peran Tuhan sudah ditiadakan, semua hal
diserahkan kepada individu. Akibatnya dalam sistem kapitalis kepemilikian individu menjadi
absolut. Norma-norma yang dibangun berdasarkan pada individualisme dan utilitarianisme.
Setiap barang dianggap baik selama bernilai jual. Tidak ada batasan ataupun norma yang
jelas, baik dan buruk diserahkan kepada individu masing-masing. Dari sinilah kerusakan
berawal. Terjadi kedzaliman terhadap sesama manusia, ketimpangan ekonomi dan sosial,
perusakan alam, dan sebagainya. Semuanya terjadi demi meraih kepuasan individu tanpa
dibatasi oleh norma-norma agama.

Sedangkan pada Ekonomi Islam, falsafah secara umum dapat dilihat dari surat al-
Muthaffifin ayat 1 sampai 6:

Allah berfirman: 1) Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. 2) (Yaitu) orang-
orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. 3) Dan
apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. 4) Tidaklah
orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. 5) Pada suatu
hari yang besar. 6) (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.

Ayat di atas menunjukkan adanya hubungan yang erat antara agama, keyakinan kepada
Allah, keyakinan kepada hari Akhir, perilaku ekonomi, dan sistem ekonomi. Karena itu, dari
sisi tujuannya, ekonomi Islam bertujuan mencapai kesejahteraan manusia dalam rangka
ibadah kepada Allah. Umat Islam juga meyakini Allah yang menciptakan bumi beserta
isinya. Karena itu, pemilik hakiki bumi dan seisinya adalah Allah. Manusia hanya diberi hak
pakai (sebagai amanah). Karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk mengelolanya sesuai
dengan otorisasi Syara’ (berdasarkan norma-norma Islam). Hal ini karena apapun yang
dilakukan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Dampak
positifnya adalah manusia akan senantiasa hati-hati dalam bertindak dan akan selalu
memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.

Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Islam

Tabel 1. Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Islam

Konsep Kapitalis Islam


Sumber kekayaan Sumber kekayaan sangat Sumber Kekayaan alam semesta dari
langka( scarcity of resources) ALLAH SWT
Kepemilikan Setiap pribadi di bebaskan Sumber kekayayan yang kita miliki
untuk memiliki semua adalah titipan dari ALLAH SWT
kekayaan yang di peroleh nya
Tujuan Gaya hidup Kepuasan pribadi Untuk mencapai ke makmuran/sucess
perorangan (Al-Falah), di dunia dan akhirat

Dari data tabel diatas, dapat dipahami bahwa konsep dari sistem ekonomi kapitalis
menganngap sumber kekayaan sangat langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja keras,
di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan
hidup nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan. Terjadi nya
pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi kapitalis.

Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua
kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan
yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur
dan success) dan Sa’ada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik di dunia dan
akhirat. Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapat kan nya
dengan usaha yang keras untuk mencapai yang nama nya Islamic Legal Maxim,
yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari
prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada
nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Pilar Sistem Ekonomi Kapitalis

Sistem Ekonomi Kapitalis dibangun berdasarkan 3 pilar utama, yaitu:


1. Problem kelangkaan relative (an-Nadrah an-Nisbiyah) atau scarcity problem, dengan
kata lain barang dan jasa yang ada, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan manusia yang bermunculan dan beranekaragam. Menurut kaum kapitalis,
inilah problem ekonomi yang dihadapi masyarakat.
2. Nilai (value) suatu barang yang diproduksi, menjadi dasar penting dalam mengkaji
setiap permasalahan ekonomi yang timbul.
3. Harga (price) serta fungsinya yang dimainkan dalam produksi, konsumsi, dan
distribusi. Bagi kaum kapitalisme, harga adalah alat pengendali dalam system
ekonomi kapitalis.

Pilar Sistem Ekonomi Islam

Menurut Abdul Sami’ al-Mishri dalam Pilar-Pilar Ekonomi Islam, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2006), pilar Ekonomi Islam secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepemilikan (Property/ Tamalluk)


Harta hakikatnya merupakan milik Allah SWT yang kemudian memberikan izin
kepada manusia untuk memanfaatkan harta tersebut. Posisi manusia hanyalah sebagai
pelaku atas izin yang diberikan kepadanya. Konsekuensinya, setiap kepemilikan serta
sebab atau cara kepemilikan hanya ditentukan berdasarkan ketetapan dari As-Syari’
yaitu Allah SWT. Adapun konsep kepemilikan dalam ekonomi Islam adalah sebagai
berikut: Pertama, kepemilikan hanya ada dalam area yang tidak menimbulkan
kedzaliman bagi orang lain. Kedua, tidak semua barang bisa dimiliki individu.
Barang-barang yang menyangkut kebutuhan orang banyak tidak bisa dimiliki, seperti
padang rumput, sumber air dan sumber energi. Ketiga, terdapat hak milik orang lain
atas barang yang dimiliki oleh seorang muslim, dan harus ditunaikan sesuai dengan
ketentuan Allah (zakat, infak, shadaqah, dan sebagainya). Keempat, kepemilikan
harus didapatkan dengan jalan halal.
2. Pengelolaan (At-Tasharruf) Kepemilikan
Setiap muslim yang telah secara sah memiliki harta tertentu maka ia berhak
memanfaatkan dan mengembangkan hartanya. Hanya saja dalam memanfaatkan dan
mengembangkan harta yang telah dimilikinya tersebut ia tetap wajib terikat dengan
ketentuan-ketentuan Islam yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengembangan
harta. Dalam memanfaatkan harta milik individu yang ada Islam memberikan
tuntunan bahwa harta tersebut pertama-tama haruslah dimanfaatkan untuk nafkah
wajib seperti nafkah keluarga, infak fi sabilillah, membayar zakat dan lain-lain.
Kemudian nafkah sunnah seperti sedekah, hadiah dan lain-lain. Baru kemudian
dimanfaatkan untuk hal-hal yang mubah. Dan hendaknya harta tersebut tidak
dimanfaatkan untuk sesuatu yang terlarang seperti untuk membeli barang-barang yang
haram seperti minuman keras, babi dan lain-lain. Demikian pula pada saat seorang
muslim ingin mengembangkan harta yang telah dimiliki, ia terikat dengan ketentuan
Islam berkaitan dengan pengembangan harta. Secara umum Islam telah memberikan
tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-beli, kerja sama
syirkah yang Islami dalam bidang pertanian ,perindustrian maupun perdagangan.
Selain Islam juga melarang pengembangan harta yang terlarang seperti dengan jalan
aktivitas Riba, Judi, serta aktivitas terlarang lainnya.
3. Distribusi Kekayaan di Tengah-tengah Manusia
Syara’ melarang perputaran kekayaan hanya di antara orang-orang kaya. Kemudian,
syara’ mewajibkan perputaran tersebut terjadi di antara semua orang. Allah SWT
berfirman : “Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu.” (QS. Al-Hasyr : 7) Di samping syara’ juga telah mengharamkan
penimbunan emas dan perak, meskipun zakatnya tetap dikeluarkan. Dalam hal ini
Allah SWT berfirman : “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah : 34. Demikianlah
gambaran umum dasar-dasar sistem ekonomi Islam.

3. Kekurangan dan Kelebihan Masing-masing Sistem

Sistem Ekonomi Kapitalis


Kebaikan-kebaikan Ekonomi Kapitalisme:
•Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang- barang.
•Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang
terbaik
•Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan
lebih kecil.
Kelemahan-kelemahan Ekonomi Kapitalisme:
•Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan
monopolistik.
•Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-
faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
•Tidak meratanya kesejahteraan masyarakat (tidak menggunakan prinsip keadilan)
•Adanya kecenderungan yang kaya semakin kaya, yang miskin makin miskin.

Sistem Ekonomi Islam


Kebaikan-kebaikan Ekonomi Islam:
•Nilai-nilai yang tertanam dalam sistem ekonomi Islam sangat kuat, sehingga setiap pelaku
ekonomi dalam menjalankan aktivitasnya tidak akan pernah melakukan aktivitas yang dapat
menyebabkan pencapaian tujuan perekonomian dengan cara-cara yang penuh intrik dan tipu
daya.

•Sangat memperhatikan kepemilikan individu, namun tetap memberikan batasan-batasan


yang diatur sesuai syariat Islam. Karena konsep inti kepemilikan dalam Islam adalah milik
absolut dari Allah SWT. Dimana manusia hanya diberi amanah untuk mendayagunakannya
sesuai dengan kemaslahatan masyarakat.

•Negara merupakan salah satu institusi penting dalam perekonomian, bahkan ia menempati
salah satu posisi sentral di dalamnya. Negara berperan sebagai pembuat kebijakan dan
melakukan fugsi pengawasan agar tidak terjadi distorsi di dalam perekonomian, hal ini
dilakukan agar kepentingan ekonomi setiap pelaku ekonomi dapat terlindungi.

•Memiliki sistem yang baik bagi pemerataan dalam distribusi pendapatan melalui instrumen
zakat, infak dan shadaqah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin.

•Setiap individu dalam sistem ekonomi Islam akan termotivasi untuk bekerja keras.

Kelemahan-kelemahan Ekonomi Islam:


•Kelemahan utama dalam sistem ekonomi Islam saat ini adalah masih belum sistematisnya
pembahasan sistem ekonomi Islam secara keilmuan. Hal ini menyebabkannya belum mampu
memberikan pembahasan yang terstruktur secara baik seperti sistem ekonomi konvensioanl.
Selain itu, masih banyak konsep dalam sistem ekonomi Islam yang belum mampu
diaplikasikan secara keseluruhan, karena belum ada negara yang mengaplikasi sistem
ekonomi Islam secara penuh dalam perekonomiannya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak haya pada hal-hal
yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah yang
berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Dalam sistem ekonomi kapitalisme, kepentingan individu dijunjung tinggi sehingga
bersifat individualisme dan utilitarianisme, dan menyebabkan ketimpangan dan jurang
pemisah yang sangat besar antara masysarakat kaya dan miskin. Sedangkan dalam Ekonomi
Islam aspek keadilan sangat dijunjung tinggi, karena kepemilikan harta yang mutlak adalah
milik Allah SWT.
Penilaian terhadap sistem ekonomi yang paling baik digunakan sangat bersifat
subjektif, semuanya bergantung pada prinsip hidup dan keyakinan tiap individu yang
memerlukan pengaplikasian sistem ekonomi itu sendiri dengan berbagai kelebihan dan
kekurangannya yang menjadi konsekuensi yang harus diterima.
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Ahmad. Makalah Perbedaan Ekonomi Syariah dan Konvensional. (Online),

(http://www.academia.edu/5396356/Makalah_perbedaan_eko_syariah_dan_konvension
al, diakses 3 April 2014)

Muslim, Herianto. Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis. (Online),

(http://www.academia.edu/2998321/kelebihan_sistem_ekonomi_kapitalis, diakses 2
April 2014)

No Name. Perbandingan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvensional. (Online),

(http://hidupberawaldari.blogspot.com/2012/10/perbandingan-ekonomi-islam-
dengan.html, diakses 2 April 2014)

No Name. Al Muthaffifin 1 – 6,Tafsir Al Azhar,Tafsir Al Qur'an Oleh Buya HAMKA.

(Online), (http://tafsir.cahcepu.com/almuthaffifin/al-muthaffifin-1-6. diakses 3 April


2014)

Prawiranegara , Sjafruddin. 2011. Hakikat Ekonomi Islam. Semarang : UNISSULA

Sami’, Abdul al-Mishri. 2006. Pilar-Pilar Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai