JUDUL MAKALAH:
DISUSUN OLEH:
SEMARANG
2014
DAFTAR ISI
Pada dasarnya terdapat tiga sistem ekonomi yang sekarang di aplikasikan di berbagai
belahan dunia, yaitu sistem ekonomi kapitalis/konvensional, sistem ekonomi sosialis, dan
sistem ekonomi islam. Namun pada makalah ini pembahasan akan lebih difokuskan pada
perbedaan sistem dan pengaplikasian sistem ekonomi kapitalis dengan ekonomi islam.
Sistem ekonomi kapitalis lebih dikenal oleh masyarakat secara global. Dalam konteks
ekonomi, sistem ini telah mampu meningkatkan kemakmuran rakyat dinegara yang
mengaplikasikan sistem ekonomi tersebut. Sistem kapitalis dipengaruhi oleh semangat
mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang. Usaha kapitalis
ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Kebebasan ini
mengakibatkan tingginya persaingan diantara sesamanya untuk bertahan. Sistem ekonomi
kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain: kebebasan memiliki harta secara
perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi.
Berdasarkan pada prinsip yang digunakan, maka kemakmuran tidak bisa tersebar secara
merata, hingga timbul berbagai permasalahan yang tidak terelakkan, pada akhirnya muncul
berbagai solusi untuk meyelesaikan permasalahan tidak meratanya keadilan dalam
mendapatkan kesejahteraan, salah satunya yaitu munculnya Sistem Ekonomi Islam.
Sistem ekonomi islam yang sebenarnya telah ada sejak 14 abad yang lalu, namun
perkembangannya baru sangat pesat pada beberapa dekade ini. Sistem ekonomi didasarkan
atas sumber islam, yaitu al-Qur’an, dan al-Hadits. Adapun prinsip dasar ekonomi islam
adalah kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang
wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan, dan kesejahteraan
individu dan masyarakat.
Perbedaan antara Ekonomi Islam dengan Konvensional bukan hanya pada hal-hal yang
aplikatif, namun terdapat pebedaan yang mendasar secara falsafah yang digunakan pun telah
berbeda. Oleh sebab itu, pemahaman tentang perbedaan kedua sistem ini sangat diperlukan,
untuk mengetahui dan menentukan sistem ekonomi yang paling baik untuk diaplikasikan
dalam kehidupan kita. Karena kehidupan manusia selalu berkaitan dengan permasalahan
ekonomi, baik untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan, maupun sebagai media untuk
melakukan ibadah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Sistem Ekonomi Islam dan Kapitalisme?
2. Apakah perbedaan Konsep Dasar dan Landasan antara Sistem Ekonomi Islam dengan
Kapitalisme?
3. Apakah Keunggulan dan Kelemahan dari masing-masing sistem?
Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah dapat dirasakan oleh berbagai pihak, antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis : memberikan pemahaman mengenai perbedaan antara sistem ekonomi
islam dengan sistem ekonomi kapitalisme.
2. Bagi Pembaca: menambah wawasan dan membantu memahami perbedaan konsep
ekonomi islam dengan ekonomi kapitalisme.
3. Bagi Dosen Pengampu : sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian
terhadap penugasan mahasiswa dalam menyusun makalah, yang dijadikan acuan untuk
menilai kualitas, kapabilitas, serta tingkat pemahaman mahasiswa terhadap dasar-dasar
ekonomi islam yang telah diajarkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian, Prinsip, dan Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Islam
M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik Ekonomi
Islam” menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara itu, H. Halide
berpendapat bahwa yang di maksud dengan ekonomi islam ialah kumpulan dasar-dasar
umum ekonomi yang dii simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah yang ada hubungannya
dengan urusan ekonomi (dalam Daud Ali, 1988:3).
Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan
dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas
landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam:
1. Berbagai sumber daya sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan
untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah SWT di hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Ciri-ciri Ekonomi Islam:
1. Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan
ekonomi.
2. Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi.
3. Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi.
2. Konsep Dasar, Landasan, dan Pilar Sistem Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Islam
Perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak haya pada hal-hal
yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah yang
berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Hal dikarenakan
keyakinan seseorang mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku,
gaya hidup, dan selera manusia. Dalam konteks yang lebih luas, keyakinan juga
mempengaruhi sikap terhadap orang lain, sumber daya, dan lingkungan.
Dalam sistem kapitalis, Tuhan dipensiunkan (retired God). Hal ini direfleksikan dalam
konsep “laissez faire” dan “invisible hand”. Dari falsafah ini kita bisa melihat tujuan ekonomi
kapitalis hanya sekadar pertumbuhan ekonomi. Asumsinya dengan pertumbuhan ekonomi
setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi demi tercapainya kepuasan individu.
Begitu pula dengan norma-norma ekonomi. Karena peran Tuhan sudah ditiadakan, semua hal
diserahkan kepada individu. Akibatnya dalam sistem kapitalis kepemilikian individu menjadi
absolut. Norma-norma yang dibangun berdasarkan pada individualisme dan utilitarianisme.
Setiap barang dianggap baik selama bernilai jual. Tidak ada batasan ataupun norma yang
jelas, baik dan buruk diserahkan kepada individu masing-masing. Dari sinilah kerusakan
berawal. Terjadi kedzaliman terhadap sesama manusia, ketimpangan ekonomi dan sosial,
perusakan alam, dan sebagainya. Semuanya terjadi demi meraih kepuasan individu tanpa
dibatasi oleh norma-norma agama.
Sedangkan pada Ekonomi Islam, falsafah secara umum dapat dilihat dari surat al-
Muthaffifin ayat 1 sampai 6:
Allah berfirman: 1) Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. 2) (Yaitu) orang-
orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. 3) Dan
apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. 4) Tidaklah
orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. 5) Pada suatu
hari yang besar. 6) (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Ayat di atas menunjukkan adanya hubungan yang erat antara agama, keyakinan kepada
Allah, keyakinan kepada hari Akhir, perilaku ekonomi, dan sistem ekonomi. Karena itu, dari
sisi tujuannya, ekonomi Islam bertujuan mencapai kesejahteraan manusia dalam rangka
ibadah kepada Allah. Umat Islam juga meyakini Allah yang menciptakan bumi beserta
isinya. Karena itu, pemilik hakiki bumi dan seisinya adalah Allah. Manusia hanya diberi hak
pakai (sebagai amanah). Karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk mengelolanya sesuai
dengan otorisasi Syara’ (berdasarkan norma-norma Islam). Hal ini karena apapun yang
dilakukan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Dampak
positifnya adalah manusia akan senantiasa hati-hati dalam bertindak dan akan selalu
memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Dari data tabel diatas, dapat dipahami bahwa konsep dari sistem ekonomi kapitalis
menganngap sumber kekayaan sangat langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja keras,
di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan
hidup nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan. Terjadi nya
pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi kapitalis.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua
kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan
yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur
dan success) dan Sa’ada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik di dunia dan
akhirat. Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapat kan nya
dengan usaha yang keras untuk mencapai yang nama nya Islamic Legal Maxim,
yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari
prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada
nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Pilar Sistem Ekonomi Kapitalis
•Negara merupakan salah satu institusi penting dalam perekonomian, bahkan ia menempati
salah satu posisi sentral di dalamnya. Negara berperan sebagai pembuat kebijakan dan
melakukan fugsi pengawasan agar tidak terjadi distorsi di dalam perekonomian, hal ini
dilakukan agar kepentingan ekonomi setiap pelaku ekonomi dapat terlindungi.
•Memiliki sistem yang baik bagi pemerataan dalam distribusi pendapatan melalui instrumen
zakat, infak dan shadaqah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin.
•Setiap individu dalam sistem ekonomi Islam akan termotivasi untuk bekerja keras.
Kesimpulan
Perbedaan sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak haya pada hal-hal
yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah yang
berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Dalam sistem ekonomi kapitalisme, kepentingan individu dijunjung tinggi sehingga
bersifat individualisme dan utilitarianisme, dan menyebabkan ketimpangan dan jurang
pemisah yang sangat besar antara masysarakat kaya dan miskin. Sedangkan dalam Ekonomi
Islam aspek keadilan sangat dijunjung tinggi, karena kepemilikan harta yang mutlak adalah
milik Allah SWT.
Penilaian terhadap sistem ekonomi yang paling baik digunakan sangat bersifat
subjektif, semuanya bergantung pada prinsip hidup dan keyakinan tiap individu yang
memerlukan pengaplikasian sistem ekonomi itu sendiri dengan berbagai kelebihan dan
kekurangannya yang menjadi konsekuensi yang harus diterima.
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.academia.edu/5396356/Makalah_perbedaan_eko_syariah_dan_konvension
al, diakses 3 April 2014)
(http://www.academia.edu/2998321/kelebihan_sistem_ekonomi_kapitalis, diakses 2
April 2014)
(http://hidupberawaldari.blogspot.com/2012/10/perbandingan-ekonomi-islam-
dengan.html, diakses 2 April 2014)
Sami’, Abdul al-Mishri. 2006. Pilar-Pilar Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar