ABST
RAK
Kata Kunci: Distres psikologis adalah kondisi negatif seperti
Resiliensi, kecemasan, depresi, dan rasa sakit yang ditandai oleh
Distres beberapa gejala termasuk mudah gugup, mudah
Psikologis tersinggung, tidak sabar, dan sulit untuk tenang. Ketahanan
Psikologis, adalah mekanisme koping yang efektif dan adaptasi positif
Petani terhadap kesulitan dan kesulitan yang dialami oleh
Tembakau individu. Petani yang memiliki resiliensi lebih tinggi akan
lebih mudah menghadapi masalah dan mengatasi
kesusahan yang dialami. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan distres
psikologis pada petani tembakau di Kabupaten Kalisat,
Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan cluster sampling dan proportional random
sampling dengan sampel 96 petani tembakau. Pengambilan
data dilakukan dengan angket skala-14 dan angket Depresi
Anxiety Stres Scale-21. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ketahanan yang dialami oleh petani memperoleh
skor rata-rata 71,61 yang termasuk dalam kategori tinggi,
sedangkan tekanan psikologis diperoleh sebagai hasil dari
nilai rata-rata 9,74 yang termasuk dalam kategori rendah.
Hasil analisis bivariat dengan korelasi pearson diperoleh
nilai-p <0,01 yang berarti ada hubungan antara ketahanan
dan tekanan psikologis pada petani tembakau di Kabupaten
Kalisat, Kabupaten Jember. Penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan pada petani yang hanya bekerja atau masa
kerjanya tidak selama dalam penelitian ini.
ABST
\ RACT
Psychological distress is a negative condition such as
Keywords: anxiety, depression, and pain charazterized by several
Resilience, symptoms including being easily nervous, irritable,
Psychological impatient, and difficult to calm down. Resilience is an
distress, effective coping mechanism and possitive adaptation to the
Tobacco difficulties and distress experienced by individulas.
Farmers Farmers who have higher resilience will be easier
Hubungan Resiliensi Dengan Distres Psikologis Pada Petani Tembakau Di......
PENDAHULUAN
pada petani di dua Desa Wonogiri, untuk proses pengolahan data dan
didapatkan hasil bahwa rata-rata analisis data statistik. Analisa data
resiliensi petani di kedua desa berupa analisa univariat dan bivariat.
tersebut termasuk dalam kategori Analisa univariat yang menghasilkan
sedang dengan presentase masing- mean, standar deviasi dan frekuensi,
masing 53% dan 63%. Penelitian dan analisa bivariat dengan
yang dilakukan oleh Assefa dan menggunakan uji pearson
Hans-Rudolf (2016), menunjukkan correlation.
bahwa petani yang memiliki banyak
pengalaman dalam mengidentifikasi HASIL PENELITIAN
tingkat keparahan, dinamika dan
penyebab erosi tanah dan penurunan Hasil penelitian menunjukkan
kesuburan tanah serta kerusakan terdapat 96 responden yang
lahan memiliki tingkat resiliensi yang menyetujui informed consent dan
lebih tinggi. Rendahnya tingkat mengisi kuesioner RS-14 dan DASS-
resiliensi pada petani sebagian besar 21 dengan lengkap. Hasil analisis
disebabkan karena petani kecewa distribusi responden tabel 1 dan 2 di
dengan pekerjaan bertani, para petani atas menunjukkan karakteristik
yang memiliki tingkat resiliensi yang responden, tabel 3 dan 4
rendah biasanya dipengaruhi oleh menunjukkan resiliensi petani
beberapa hal, diantaranya adalah tembakau, tabel 5 dan 6
keamanan air pertanian dan menunjukkan distres psikologis
manajemen pengetahuan yang lebih petani tembakau dan tabel 7
baik (Maleksaeidi et al., 2016). menunjukkan hubungan antara
Tujuan penelitian ini yaitu resiliensi dengan distres psikologis.
menganalisis hubungan resiliensi Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa
dengan distres psikologis yang rata-rata usia responden adalah 41
dialami petani tembakau di tahun dengan standar deviasi 13,438.
Kabupaten Jember. jenis kelamin sebagaian besar adalah
laki-laki yaitu sebanyak 54 orang
METODE PENELITIAN (56,3%). Distribusi pendidikan
terakhir petani tembakau yang
Penelitian ini menggunakan menjadi responden dalam penelitian
desai studi cross-sectional pada 96 ini sebagian besar adalah SD/tidak
petani tembakau di 6 desa di sekolah yaitu sebanyak 63 orang
Kecamatan Kalisat Kabupaten (65,6%). Penghasilan/bulan
Jember. Pengambilan data dilakukan responden petani tembakau
dengan kuesioner resilience scale-14 mayoritas kurang dari Rp.
untuk mengukur resiliensi yang telah 1.916.983.99 dengan presentase
diuji validitas dan reliabilitas oleh 85,4% (82 orang). Distribusi lama
Sihombing (dalam Bastian 2015) bekerja responden sebagaian besar
dengan koefisien korelasi 0,95 dan yaitu sebanyak 60 orang (62,5%)
nilai α cronbach 0,87 serta kuesioner bekerja paruh waktu. Mayoritas
DASS-21 untuk mengukur distres petani tembakau yang menjadi
psikologis dengan nilai hasil uji responden dalam penelitian memiliki
validitas 0,947 dan reliabilitas nilai α luas lahan kurang dari sama dengan
cronbach 0,97 (Gani, 2014). Peneliti 0,50 hektar yaitu sebanyak 59 orang
menggunakan aplikasi SPSS 20.0 (61,5%). Tabel 3 menunjukkan
Hubungan Resiliensi Dengan Distres Psikologis Pada Petani Tembakau Di......
Penghasilan/bulan
Kurang dari Rp. 1.916.983.99 82 85,4
(Jajeli, 2017)
Lebih dari sama dengan Rp. 14 14,6
1.966.983.99
Total 96 100%
Lama bekerja
Penuh waktu 36 37,5
Paruh waktu 60 62,5
Total 96 100%
Luas lahan
Tidak memiliki lahan 23 24,0
Kurang dari sama dengan 0,50 59 61,5
Hektar
0,51-0,70 Hektar 1 1,0
0,71-1 Hektar 4 4,2
Lebih dari sama dengan 1,1 Hektar 9 9,4
Total 96 100%
r p value
Resiliensi -0,346 < 0,001