Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK KOSMETOLOGI

KELOMPOK ALAS BEDAK

“M FOUNDATION LIQUID”

Dosen Pembimbing :

Rahmi Hutabarat, MSi, Apt

DISUSUN OLEH :

1. Maria Megawaty 13334709


2. Dian Oktarina 13334707
3. Vera Harmelia 13334710

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FARMASI
2014

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mengenai StickFoundation
sebagai salah satu tugas Teknologi Kosmetika. Adapun makalah ini berisi informasi yang kami
peroleh secara tertulis dari berbagai macam sumber.

Ucapan terima kasih kami berikan kepadaibu Rahmi Hutabarat, MSi, Apt selaku Dosen
Pembimbing Teknologi Kosmetika serta rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Segala kritik dan saran yang dapat membangun selalu diharapkan penulis.

Jakarta, Desember 2014

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Masalah ................................................................................................ 5
1.3.Tujuan .................................................................................................. 5
1.4.Manfaat ................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Foundation/ alas bedak ........................................................................ 6
2.2 Kulit .................................................................................................... 9
2.3 Komponen Alas Bedak ......................................................................... 10
2.4 Karakteristik dan evaluasi sediaan ....................................................... 11
2.5 Data Praformulasi ................................................................................. 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Formula pembanding Sediaan Alas Bedak atau Foundation ....... 15
3.2 Karakteristik Formula Pembanding ..................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Formula Sediaan Alas Bedak ................................................................ 17
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dilihat dari tujuan utama penggunaan kosmetik adalah untuk kebersihan pribadi,
meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan
tenang, melindungi kulit dan rambut dari keruskana sinar uv, polusi dan factor lingkungan
yang lain, mencegah penuaan dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan
menghargai hidup. Tak salah jika dikatakan apabila saat ini kosmetik sudah menjadi
kebutuhan sehari-hari, terutama bagi kaum wanita.
Apalagi mengingat banyaknya aktivitas yang sering dilakukan diluar ruangan maka
wajar apabila dibutuhkan bahan yang dapat berguna sebagai pelindung kulit. Bahan tersebut
dapat melindungi dari polutan sehingga kulit dapat terlindungi, salah satu produk kosmetik
yang menjadi kebutuhan wanita yaitu alas bedak atau sering disebut juga foundation.
Foundation atau alas bedak merupakan riasan dasar yang penting, sebelum mengaplikasikan
semua make up pada wajah. Melalui daya covering dari alas bedak atau foundation bukan
hanya bertindak sebagai pelindung namun juga mampu menutupi kekurangan yang ada pada
wajah.
Meningkatnya penggunaan kosmetik dan didukung dengan kemajuan teknologi
membuat para industry kosmetik terus bersaing menghasilkan produk-produk yang dapat
menarik perhatian wanita. Mulai dari bentuk-bentuk sediaan dan kesesuaian jenis kulit yang
dimilki menjadi modal utama mereka untuk memodifikasi produk sesuai kebutuhan.
Berdasarkan hal tersebut, munculah berbagai macam bentuk sediaan alas bedak yang
beredar saat ini seperti liquid, cream, cake atau stick. Dilihat dari komposisi sebenarnya
hampir sama, hanya saja perbedaanya terdapat pada komposisi tambahan yang disesuaikan
dengan jenis kulit serta kondisi iklim penduduknya. Sehingga pemilihan alas bedak yang
tepat dapat memberikan perlindungan yang tepat, hasil riasan yang akan tampak lebih halus
dan mulus dalam waktu singkat, dan akhirnya mendapatkan hasil riasan pada wajah yang
nampak sempurna.
Alas bedak cair paling cocok digunakan untuk semua jenis kulit. Selain mudah
digunakan dan diaplikasikan ke wajah, foundantion jenis liquid juga lebih tahan diwajah dan
dapat menutupi kekurangan wajah.

4
1.1 Masalah
Dari berbagai jenis alat makeup, foundation merupakan dasar yang menentukan
hasil akhir dari riasan. Berbagai label kosmetik menawarkan banyak jenis dan ragam alas
bedak dengan kegunaannya dan manfaatnya masing-masing. Komposisinya sebenarnya
hampir sebagian besar sama, yang membedakan hanya komposisi tambahan yang
disesuaikan dengan kondisi jenis kulit serta iklim penduduknya. Terutama bagi kulit wanita
Indonesia yang beriklim tropis, memiliki kecenderungan kulit berminyak sehingga
pemilihan alas bedak yang tepat dapat membuat riasan wajah menjadi tidak mudah luntur
akibat terpapar sinar matahari.Bentuk sediaan dan kemasan yang lebih praktis juga dapat
memudahkan kaum wanita dalam mengaplikasikan alas bedak tersebut, semakin praktis
kemasannya maka semakin disukai oleh konsumen yang mayoritas adalah wanita.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis sediaan serta bentuk kemasan alas bedak yang sesuai dengan
jenis kulit wanita Indonesia
2. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan alas bedak yang baik bagi wanita
3. Untuk mengetahui cara aplikasi serta penyimpanan alas bedak yang baik

1.3 Manfaat
Dan adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Pemilihan jenis alas bedak yang baik yang dibutuhkan wanita
2. Mengetahui fungsi dan manfaat penggunaan alas bedak pada wajah
3. Selektif dalam menentukan jenis komposisi dan bentuk kemasan alas bedak
4. Mengetahui aplikasi penggunaan serta penyimpanan alas bedak yang baik.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Foundation/Alas Bedak


Foundation atau alas bedak merupakan sediaan alas rias yaitu sediaan kosmetika yang
digunakan untuk mengalasi kulit wajah sebelum dilekati sediaan dekoratif sesuai dengan
estetika yg dikehendaki dalam tata rias. Gunanya untuk memberikan selaput penutup sangat
tipis yg tidak nampak atau sangat serasi dengan warna kulit wajah sehingga dapat berfungsi
sebagai pelindung terhadap / bagi sediaan dekoratif yg dilekatkan, terhadap hembusan angin
dan gerakan, dan mencegah terjadi reaksi iritasi yang disebabkan komponen sediaan rias
dekoratif. Selain itu foundation/alas bedak juga memiliki kegunaan lain yaitu :
1. Meratakan warna kulit.
Warna kulit disekitar wajah sering kali tidak rata dan foundation memegang peranan penting
untuk menutupi kekurangan tersebut.

2. Menutupi kekurangan yang ada di wajah.


Flek dan bekas jerawat menimbulkan kesan wajah yang kotor sedangkan pori-pori yang besar
menimbulkan kesan wajah yang selalu berminyak dan juga mengakibatkan kulit wajah
nampak tak halus. Dengan penggunaan foundation dapat menyamarkan ke tiga hal tersebut.

3. Membuat tekstur wajah lebih halus dan bercahaya.


Dengan pemilihan warna foundation yang tepat dapat memberikan kesan natural dan rona
wajah menjadi terlihat lebih cerah. Apabila digunakan pada kulit wajah yang terlihat kusam
dan lelah, foundation akan menutupi bayangan gelap sehingga tercipta kesan segar dan
bercahaya.

Sediaan ini mempunyai sifat :


 Mudah dioleskan merata pada permukaan kulit
 Tidak terlalu lembut
 Dapat memberikan selaput penutup tipis yang tidak nampak, sangat lekat pada kulit
dan tidak berkilau.
 Tidak boleh menyebabkan iritasi.

6
Alas bedak atau foundation merupakan kosmetika yang melindungi kulit terhadap
polusi. Bentuk sediaan kosmetika ini dapat berbentuk
1. bebas minyak (oil free), dengan bahan dasar air
2. minyak dalam air (water based), yaitu krim o/w
3. air dalam minyak (oil based), yaitu krim w/o
4. bebas air (water free/anhydrous), yaitu minyak mineral, minyak nabati

Untuk memberikan nuansa kulit ditambah dengan warna pigmen yang larut dalam
bahan dasar tersebut dan untuk meningkatkaan daya absorpsi (oil controlled) ditambah
dengan bedak atau/dan kaolin. Bahan pengawet ditambahkan dengan tujuan untuk
memberikan perlindungan pada kosmetik terhadap mikroba dan parfum untuk menambah
daya tarik serta menyegarkan.
Berdasarkan bahan dasarnya dapat diperkirakan waktu pengeringan (play
time) dan daya tahan pakai kosmetika. Setelah dioles waktu pengeringan dari alas bedak atau
foundation yang bebas minyak lebih cepat dari minyak dalam air, lebih cepat daripada air
dalam minyak dan paling lama yang bebas air. Sejajar denagn itu, daya tahan pakai
kosmetika dasar yang bebas air lebih lama dari air dalam minyak, minyak dalam air, dan air.
Daya tahan kosmetika dapat
1. sangat singkat (< 2 jam)
2. singkat (3 jam)
3. sedang (4 jam)
4. lama (sampai 8 jam)

Jenis-jenis alas bedak/foundation


1. Foundation cair
Jenis yang paling banyak digunakan sehari-hari karena merupakan alas bedak yang paling
ringan dan dapat digunakan untuk jenis kulit berminyak karena tidak terlalu menutup pori-
pori. Hasil akhirnya bisa tipis maupun sedang. Biasanya dibubuhkan dengan
menggunakan spons yang dibasahkan atau dengan ujung jari. Dari sekian pengguna,
banyak yang memilih menggunakan jari, karena selain lebih praktis, juga panas alami
yang ada pada jari memudahkan foundation untuk menyebar lebih rata pada kulit. Contoh
: Oriflame Beauty Whitening Foundation, Oriflame Beauty Matte Foundation.
2. Foundation Cream

7
Jenis ini untuk jenis kulit normal atau kering karena memberikan efek menutupi pori-pori.
Contoh Oriflame Giordani Gold Rejuvenation Foundation.
3. Foundation Stick
Alas bedak dalam bentuk batangan ini memang praktis untuk digunakan. Cukup
dibubuhkan kemudian diratakan dengan jari tangan. Foundation jenis ini mampu untuk
menutup pori lebih tebal dibanding jenis cair. Selain itu, foundation jenis ini umumnya
juga mampu untuk sekaligus berfungsi sebagai concealer. Contoh : Oriflame Beauty Dual
Core Foundation.
4. Compact Foundation
Bentuknya padat seperti bentuk bedak padat. Foundation jenis ini menutup pori-pori
paling tebal dibanding jenis yang lain. Umumnya dibubuhkan dengan menggunakan spons
basah. Jika menggunakan spons kering maka hasilnya akan seperti jika menggunakan
bedak biasa. Biasanya digunakan pada acara-acara istimewa di malam hari.

2.2 Kulit
Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindunginya terhadap berbagai macam
rangsangan dan kerusakan dari luar seperti halnya kehilangan kelembapan kulit. Daerah
permukaankulit orang dewasa kurang lebih 1,6m2. Ketebalan kulit bervariasi, tergantung usia,
jenis kelamin, dan tempat. Umumnya kulit pria lebih tebal dibnadingkan wanita. Tetapi
wanita memiliki lapisan lemak subkutan yang lebih tebal. Kulit pada kelopak mata
merupakan bagian kulit yang paling tipis dan kulit telapak kaki adalah yang paling tebal.

Anatomi kulit
Kulit tersusun atas tiga bagian lapisan,yaitu lapisan terluar bias disebut lapisan ari
atau epidermis, dibawah lapisan ari adalah lapisan jangat atau dermis, dan lapisan terdalam
dari kulit adalah lapisan lemak atau hypodermis. Secara skematik, susunan dan anatomi kulit
dapat dilihat pada gambar dibawah.

8
Lapisan kulit epidermis
Epidermis tersusun dari stratum germinativum, stratum granulosum, dan stratum
corneum. Pada lapisan sel keratinosit yang berperan aktif dalam regenerasi sel kulit dan sel
pembentuk melamin. Didalam sel pembentuk pigmen melamin terdapat melanosom.
Melanosom merupakan tempat terjadinya melaminisasi, proses pembentukan pigmen
melanin.
Melamin berfungsi dalam mewarnai kulit dan sebagai pelindung kulit dari sengatan
matahari dan ultra violet. Orang kulit hitam memiliki pigmen melamin lebih banyak daripada
orang kulit, sehingga kulitnya lebih mampu menahan pengaruh ultra violet sinar matahari
disbanding orang kulit putih.

Lapisan kulit dermis


Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar minyak
(glandula sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera), serabut saraf, dan lapisan lemak
subkutans. Lapisan ini mengandung banyak serat kolagen dan elastin. Kolagen dan elastin
memberikan pengaruh besar terhadap elastisitas kulit.
Pembuluh darah bertugas mentransfer kebutuhan oksigen dan nutrisi yang akan
digunakan oleh jaringan epidermis dan dermis. Pembuluh darah merupakan bagian penting
dalam system mengatur suhu tubuh.
Kelenjar keringat menghasilkan keringat untukmembawa zat sisa atau senyawa hasil
metabolisme keluar dari tubuh melalui pori-pori. Keringat yang keluar membawa sebagian
panas tubuh.

9
Folikel rambut merupakan tempat akar rambut, dimana rambut dapat tumbuh dan
berwarna. Sedangkan warna rambut ditentukan oleh pigmen melamin. Rambut dapat tumbuh
terus selama mendapat nutrisidari pembuluh darah disekitar folikel rambut. Kelenjar minyak
berfungsi menghasilkan minyak untuk melumasi kulit dan rambut agar tidak kering.

Hypodermis
Hypodermis terletak dibawah lapisan dermis. Lapisan ini mengandung banyak lemak
dengan berbagai fungsinya. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan. Sebagian berperan
dalam melindungi tubuh dari berbagai pengaruh buruk lingkungan luar seperti benturan,
tekanan sinar matahari, kimiawi, mikroorganisme. Lemak juga akan menjamin suhu tubuh
selalu dalam kondisi normal.

2.3 Komponen Alas Bedak


R/ Basis atau bahan dasar
Bahan aktif
Bahan tambahan
- Pewarna
- Texture agent
- Pengawet
- Pembasah
- Pengemulsi
- Pelarut

 Basis atau bahan dasar


Bahan dasar sebagai pelarut atau merupakan tempat dasar bahan lain sehingga
umumnya menempati volume jauh yang lebih besar dari bahan lainnya. Dari
bahan dasar yang digunakan tersebut bentuk sediaan alas bedak dapat ditentukan
dalam bentuk cair, krim, bedak kocok, cake atau batang (stick).
 Bahan aktif
Merupakan bahan kosmetika terpenting dan mempunyai daya kerja diunggulkan
dalam kosmetika tersebut.
 Bahan tambahan

10
Bahan-bahan yang dapat menstabilkan campuran sehingga kosmetika tersebut
dapay lebih lama baik dalam warna, bau, dan bentuk fisik. Contoh bahan
tambahan : emulgator, pengawet, antioksidan, pembasah

2.4 Karakteristik dan Evaluasi Sediaan


2.4.1 Karakteristik Sediaan
Beberapa karakteristik sediaan alas bedak secara umum yaitu,
1. Organoleptis
2. Viskositas
3. pH
4. homogen
5. stabil

2.4.2 Evaluasi Sediaan


 Evaluasi fisik
Tujuan: Memeriksa kesesuaian bau dan warna di mana sedapat mungkin mendekati
dengan spesifikasi sediaan yang telah ditentukan selama formulasi.
Prinsip: pemeriksaan bau dan rasa menggunakan panca indera.
• Homogenitas (FI ed III, hal 33; Diktat Teknologi Farmasi Likuida dan
Semisolida,hal 127)
Tujuan : Menjamin distribusi bahan aktif yang homogen
Prinsip : Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok
harus menunjukkan susunan yang homogen
Penafsiran hasil : Distribusi bahan aktif pada lapisan sediaan di permukaan kaca
terlihat merata
• Penetapan pH (destruktif) (FI IV <1071> hal 1039)
Alat : pH meter
Tujuan : mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
Prinsip : pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
 Viskositas (destruktif) (Modul Praktikum Farmasi Fisika, 2002, hal 17-18 )
Tujuan : Menjamin kemudahan penggunaan/pengolesan sediaan
Prinsip : Sediaan semisolid termasuk sistem non-newton, jadi viskositasnya diukur
dengan viskometer Brookfield Helipath stand. Pengukuran konsistensi gel dilakukan

11
pada suhu kamar dengan menggunakan viskometer Brookfield Helipath stand yang
memakai spindel dan pada kecepatan (RPM) tertentu.
 Stabilitas krim (destruktif)
Dilakukan uji percepatan dengan :
Agitasi atau sentrifugasi (mekanik) (Lachman, Teori dan Praktek Far. Ind., Hal
1081).
Prosedur : sediaan disentrifuga dengan kecepatan tinggi (+ 30000 RPMO). Amati
adanya pemisahan atau tidak.
Menurut Becher : sentrifugasi 3750 rpm, radius 10 cm, 5 jam sebanding dengan
efek gravitasi 1 tahun. Ultrasentrifugassi 25000 rpm atau lebih sebanding dengan efek
yang tidak diamati selama umur normal emulsi/krim.
Manipulasi suhu (termik) (Lachman, hal 1081).
Prosedur : krim dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30, 40, 50, 60
dan 70 oC. Amati dengan bantuan indikator (ex. Sudan merah), mulai suhu berapa
terjadi pemisahan. Makin tinggi suhu, krim makin stabil.
 Isi minimum (nondestruktif) (FI IV <861 >, hal 997)
Prosedur : Ambil contoh 10 wadah berisi zat uji, hilangkan etiket yang dapat
mempengaruhi bobot saat isi wadah dikeluarkan. Bersihkan dan keringkan dengan
sempurna bagian luar wadah dengan cara yang sesuai dan timbang satu per satu.
Keluarkan isi secara kuantitatif dari masing-masing wadah, potong ujung wadah, jika
perlu cuci dengan pelarut yang sesuai. Hati-hati agar tutup dan bagian lain wadah
tidak terpisah. Keringkan dan timbang kembali masing-masing wadah kosong dan
bagian-bagiannya. Perbedaan antara kedua penimbangan adalah bobot bersih isi
wadah. Bobot bersih rata-rata isi dari 10 wadah tidak kurang dari bobot yang tertera
pada etiket dan tidak satupun yang bobot bersihnya kurang dari 90% bobot yang
tertera pada etiket untuk bobot 60 g atau kurang. Jika persyaratan tidak dipenuhi,
tetapkan bobot bersih isi 20 wadah tambahan. Bobot rata-rata 30 wadah tidak kurang
dari bobot yang tertera di etiket dan hanya satu wadah yang kurang dari 90% untuk
bobot 60g atau kurang dan tidak kurang dari 95% harga yang tertera di etiket untuk
bobot lebih dari 60 g dan kurang dari 150 g.
 Penentuan tipe emulsi (destruktif)
Uji kelarutan zat warna (Martin, Farfis, Hal 1144-1145)

12
Sedikit zat warna larut air, misal metilen biru atau biru brillian CFC diteteskan pada
permukaan emulsi. Jika zat warna terlarut dan berdifusi homogen pada fase eksternal
yang berupa air, maka tipe emulsi adalah M/A. Jika zat warna tampak sebagai tetesan
di fase internal, maka tipe emulsi adalah A/M. Hal yang terjadi adalah sebaliknya jika
digunakan zat warna larut minyak (Sudan III).
 Uji pengenceran (Martin, Farfis, Hal 1145)
Uji ini dilakukan dengan mengencerkan emulsi dengan air. Jika emulsi tercampur baik
dengan air, tanpa memperlihatkan ketidakcampuran, maka tipe emulsi adalah M/A.
Hal ini dapat dilakukan dengan mikroskop untuk memberikan visualisasi yang baik
tentang tidak adanya ketidakcampuran.

2.5 PraFormulasi
1. Aqua Purificata
Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi.
Pemerian : Cairan Jernih, tidak berwarna dan tidak berbau
pH : antara 5,0-7,0
2. Xanthan Gum
Kelarutan : Larut dalam air
Pemerian : White or yellowish-white, free-flowing powder.
3. Gliserin
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap.
4. Iron Oxide
Pemerian : Serbuk merah, kuning, coklat atau hitam
Kelarutan : Larut dalam air dan pelarut organik; larut dalam asam mineral pekat
Fungsi : Pewarna
5. Setil Alkohol
Pemerian : seperti lilin, butiran atau serpihan putih
Kelarutan : Bebas larut dalam etanol (95%) dan ether, kelarutan meningkat
dengan meningkatnya suhu; praktis tidak larut dalam air. Larut bila
dilelehkan dengan lemak, cairan dan parafin padat, dan isopropil
miristat.
13
6. Dimethicone
Pemerian : Cairan bening, berwarna tersedia dalam berbagai viskositas.
Kelarutan : Larut dengan etil asetat, metil etil keton, minyak mineral, eter,
kloroform, dan toluena; larut dalam isopropylmyristate; sangat
sedikit larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam gliserin,
propilen glikol, dan air.

2.6 Cara Pembuatan Sediaan


Fase A : Air, glyserin Xantan Gum
Fase B : Vit E, Dimethicone, Setil Alkohol, Coconut oil
Fase C : Titanium diokside, Talk, Iron Oxide
Fase D : Paraben
 Masukkan Fase A dalam beaker glass, aduk sampai homogen.
 Campurkan Fase B dalam beakerglass lain dan panaskan hingga 150oF/ 66oC untuk
melelehkan bahan.
 Campur fase C dalam mortir dan gerus hingga homogen, tambahkan massa fase C ke
fase B dan terdispersi. Tambahkan fase B / C untuk fase A dan aduk sampai terbentuk
krim homogen. Setelah suhu telah turun menjadi 90oF / 32oC tambahkan fase D dan
aduk lagi. Penambahan titanium dioksida untuk membuat warna lebih cerah atau
menambahkan lebih banyak pigmen campuran untuk membuatnya lebih gelap.. Isi
makeup cairan ke botol tuba.

14
BAB III
METODOLOGI

3.1 Formula pembanding Sediaan Alas Bedak atau Foundation


Bahan F1 F2 F3 F4 Fungsi
Bentonite dan Xanthan 4% Suspending agent
gum
Xanthan Gum 1% 1% 0.50% Suspending agent
Air 77,97 75.45% pelarut
% 81.90% 66.00%
Propanediol 5%
Pentylene Glycol 5% 5% pelarut
Glycerin 3% 2% pembasah
1-Methylhydantoine-2-
imide 0.10%
CI 77492; Iron Oxide 0,40% 0.85% 0,40% pewarna
kuning
CI 77491; Iron Oxide 0,10 % 0.30% 0,10 % pewarna
red
CI 77499; Iron Oxide 0,03 % 0.10% 0,03 % pewarna
Black
CI 77891;CI 77019; 1.30% Pewarna
Trimethoxycaprylsilane
Titanium Dioxide 3,50% 4% 2% 6% sunscreen agent
Silica Silylate 5% 5% Texturing agent
Mica 4% Texturing agent
Talk 4% Texturing agent
Cetearyl Alcohol 5% Pelembab
PEG-14 Dimethicone 1% 1% Pembasah
Vitamin E 0,5% Antioksidan
Coconut Oil 10.00% Emolien
Preservative Qs QS Qs Qs Antimikroba
Skin-conditioning
Dimethicone 3% 3% 5% agent — occlusive
Cetyl Alcohol 2% Surfaktan

15
3.2 Karakteristik formula pembanding
No Evaluasi F1 F2 F3
1 Organoleptis
a. Bentuk Liquid Liquid Liquid
b. Bau - - -
c. Warna Campuran warna Campuran warna Putih
kuning, merah dan kuning, merah
hitam dan hitam
2 Homogenitas warna Homogen Homogen Homogen
3 Uji iritan pada kulit - - -
4 Viskositas

16
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Formulasi sediaan alas bedak/foundantion yang akan dibuat (F4)


Bahan % Fungsi
Xanthan Gum 0.50% Pengental
Air 70.00% Pelarut
Glycerin 2% Humektan,emolient
CI 77492; Iron Oxide kuning 0,40% Pewarna
CI 77491; Iron Oxide red 0,10 % Pewarna
CI 77499; Iron Oxide Black 0,03 % Pewarna
Titanium Dioxide 6% sunscreen agent
Talk 4% Pengisi/tektur
Vitamin E 0,5% Antioksidant
Coconut Oil 50 Emolient, oinmet base
Dimethicone 5% Skin-conditioning agent — occlusive
Cetyl Alcohol 2% Surfaktan
methylparaben Qs Antimikroba

 Xanthan gum tidak beracun, cocok dengan bahan farmasi lain dan mempunyai
stabilitas dan viskositas yang baik.
 titanium oksida memiliki kemampuan sebagai tabir surya sehingga dimanfaatkan
sebagai bahan pewarna putih dan penangkal cahaya.Cakupan dari cahaya yang
menyebar dapat diubah oleh variasi ukuran partikel dari serbuk titanium oksida.
 Fungsi gliserin dikategorikan yaitu antimikroba preservative, kosolven,
humektan, emolien, solven, agen tonisitas. Pada formulasi kosmetik, gliserin
digunakan sebagai bahan humektan dan emolient. Gliserin sebagai moisturizer
untuk meningkatkan kelembaban kulit.
 Vitamin E juga memiliki sifat anti-inflamasi,karena itu vitamin e baik untuk kulit.
Minyak vitamin E memiliki efek anti-penuaan pada kulit
 Dimeticone memiliki berbagai viskositas yang sering digunakan dalam produk
kosmetik.
 Dalam lotion, krim, dan ointments cetyl alkohol digunakan karena emolien yang,
air serap, dan sifat pengemulsi. Hal ini meningkatkan stabilitas, memperbaiki
tekstur, dan meningkatkan konsistensi. Sifat emolien adalah karena penyerapan
dan retensi setil alkohol di epidermis, di mana ia melumasi dan melembutkan
kulit.

17
 Talk digunakan sebagai bahan pengisi pada sediaan alas bedak. Penggunaan talk
bersama titanium oksida dapat memberikan efek merata pada kulit wajah,
sehingga dapat menyamarkan noda-noda di wajah atau menutupi warna kulit
wajah yang kurang rata.
 Air digunakan sebagai pembasah untuk bahan-bahan tak terlarut seperti titanium
oksida, besi oksida dan talk. Penggunaan air pada alas bedak menghasilkan
sediaan yang lebih cepat kering, tidak lengket dan mudah kontak dengan
permukaan kulit. Alas bedak tipe air dalam minyak merupakan sediaan yang
paling banyak diproduksi di pasaran.

18
BAB V
KESIMPULAN

 Karakteristik umum alas bedak yaitu:


1. Organoleptis
2. Viskositas
3. pH
4. homogen
5. stabil

 Metode pembuatan sediaan


1. Pencampuran
2. Homogenizer
3. Dispersing (penyebaran)
4. Pengisian kedalam botol tuba

 Karakteristik sediaan yang dirancang


1. Sediaan berbentuk liquid dalam botol tuba
2. Berwarna natural
3. Tidak mengiritasi
4. pH disesuaikan dengan pH kulit (4,5-6,5)
5. tidak berbau tengik
6.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Fatimah. Sediaan Rias Wajah. www.ocw.usu.ac.id


Novianty, Tri. 2008. Pengaruh Formulasi Literatur. www.lib.ui.ac.id
Wasitaamadja, Sjarif M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press
http://female.kompas.com/read/2010/11/11/10225316/10.jenis.foundation.yang.perlu.anda.ta
hu
http://ardra.biz/kesehatan/kesehatan-kulit-dan-wajah/
Rowe, C Raymond . Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth edition. 2009. London.
Departemen Kesehatatan RI, 2010, Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta
---------------, British Pharmacopoeia 2009, London

20

Anda mungkin juga menyukai