Anda di halaman 1dari 1

Sifat Koligatif Larutan Kimia

Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan dilihat berdasarkan jumlah partikel zat terlarut, bukan dilihat dari jenis
zat terlarut. Untuk mempermudah pemahaman pengertian sifat koligatif, mari kita gunakan contoh berikut. Ke
dalam dua buah tabung reaksi masing-masing dilarutkan garam dapur (NaCl) dan gula (C6H12O6). Ada dua sifat yang
dimiliki oleh larutan-larutan tersebut, yakni sifat berdasarkan jenis dan yang kedua sifat berdasarkan jumlah. Contoh
sifat yang didasarkan pada jenis adalah rasa. Tabung reaksi yang berisi larutan gula akan berasa manis, sedangkan
tabung yang berisi larutan gula akan terasa asin. Jika jenis zat terlarut yang kita larutkan adalah asam asetat, maka
rasa dari larutan adalah asam, jika kita masukkan sari daun pepaya, maka larutan akan terasa pahit. Selain rasa,
warna dan aroma juga merupakan sifat larutan dilihat berdasarkan jenis zat terlarut. Tapi yang akan dibahas kali ini
adalah sifat koligatif, sifat larutan yang didasarkan pada jumlah, bukan pada jenis partikel zat terlarut.

Nah, sifat koligatif larutan ada 4 yakni :

1. Penurunan tekanan uap jenuh

Tekanan uap jenuh adalah tekanan pada suhu tertentu akibat tekanan uap suatu larutan. Untuk mempermudah
pemahaman tentang pengertian tekanan uap jenuh kita anggap semua zat menguap pada setiap saat, artinya pada
suhu berapapun zat (terutama zat cair) pasti akan menguap. Sebagai contoh botol mineral yang sebagian isinya
sudah kita minum, lalu kita diamkan, lama kelamaan dinding botol bagian atas akan ada titik embun, semula sedikit,
semakin lama semakin rapat. Titik-titik uap yang mengembun di dinding botol akan mencapai kerapatan tertentu,
sampai seolah-olah tidak ada lagi air yang menguap, padahal sebenarnya penguapan terus terjadi tetapi dibarengi
dengan pengembunan. Keadaan inilah yang disebut sebagai keadaan uap jenuh. Jika tekanan akibat uap jenuh pada
botol tersebut kita ukur dengan alat pengukur tekanan, maka angka hasil pengukuran itulah yang disebut sebagai
tekanan uap jenuh.

Jika ke dalam botol mineral tadi kita larutkan gula atau garam atau sirup, kemudian kita tunggu sampai keadaan uap
jenuh, lalu kita ukur tekanannya, maka hasil pengukuran akan menunjukkan angka yang lebih kecil dari tekanan uap
jenuh air murni. Hal ini menunjukkan bahwa partikel zat terlarut akan menurunkan tekanan uap jenuh. Kenapa terjadi
penurunan tekanan uap jenuh? Hal ini dikarenakan partikel-partikel pelarut murni yang akan menguap, terhalang
oleh partikel-partikel zat terlarut, sehingga hanya sedikit partikel pelarut yang dapat menguap, sehingga tekanan
yang dihasilkan juga sedikit. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada sketsa di bawah ini:

Secara matematis, penurunan tekanan uap jenuh dirumuskan sebagai :

∆P=XB.Po

∆P = penurunan tekanan uap jenuh


XB = fraksi mol zat terlarut
Po = tekanan uap jenuh air murni

P=XA.Po
P = tekanan uap jenuh larutan
XB = fraksi mol pelarut
Po = tekanan uap jenuh air murni

2. Kenaikan titik didih


3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik

Anda mungkin juga menyukai