Anda di halaman 1dari 4

Nama : Albertus Allo

NIK : 186114012
Panggilan Gideon
Hakim-hakim 6 : 11 – 24
I. Elemen-elemen panggilan Gideon

A. Konfrontasi
6:13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa
semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang
diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah
TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami
dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Pada bagian ini konfrontasi Allah
diperlihatkan kembali Gideon dalam keluhannya.

B. Perutusan
6:14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu
ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus
engkau!"

C. Penolakan / keragu-raguan
6:13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa
semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang
diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN
telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan
menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian."

6:15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan
orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun
seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku."
D. Jaminan / Kepastian dari Tuhan
6:12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian:
"TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani."

6:16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab
itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis."
6:17 Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu,
maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku.
6:18 Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa
persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu." Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai
engkau kembali."

6:19 Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang
tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk,
dibawanya itu kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya.

6:20 Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti yang tidak beragi
itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian.
Dua ayat di atas ayat 19 dan 20, masih menjadi bagian dari jaminan, karena mengisahkan
bagaimana Gideon telah memperoleh tanda dari Allah, bahwa Allah akan menjamin hidupnya.

6:23 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau
tidak akan mati."
6:24 Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu
keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer.

E. Tanda
6:21 Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya
disinggung-Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging
dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya.

6:22 Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku,
Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan
muka."
II. Refleksi Pribadi Terhadap Panggilan Gideon

Secara kesuluruhan, bagi saya panggilan Gideon, sungguh suatu kisah panggilan yang
sangat menarik. Bahkan cara Gideon menanggapi panggilan Allah adalah sebuah cara yang
sungguh reflektif dan filosofis. Di mana Gideon mulai mempertanyakan ke-Allahan Tuhan yang
dulunya pernah disaksikan oleh leluhur mereka. Ia mempertentangkan Allah yang dahulu
menyertai leluhurnya lari dari Mesir yang sekarang seakan-akan membiarkan keturunan mereka
mengalami penderitaan dan penindasan dari bangsa Midian. Di situ Gideon apakah Allah yang
menyertai, yang dikatakan oleh malaikat Allah sungguh menyertai mereka. Akan tetapi buktinya
adalah mereka mengalami pendritaan. Sperti dalam kutipan ini ; “13 Jawab Gideon kepada-Nya:
"Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah
segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada
kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi
sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian."
Jika melihat perkataan Gideon, ia sesungguhnya ingin membuka pemikirannya tentang
bagaimanakah Allah yang menyertai. Apakah Allah biasa dikatakan Allah yang menyertai bila
umatnya hidup dalam penindasan dan penderitaan.
Alasan kedua menagapa panggilan Gideon ini menjadi sangat manarik bagi saya, karena
saya sempat mengalami hal serupa. Di mana saya juga mempertanyakan Allah yang melindungi,
memberkati, dan mahakuasa, seakan-akan tidak berbuat apa-apa dalam hidup saya. Bahkan saya
pernah sampai pada titik di mana Allah itu bukanlah lagi Allah bagiku. Kehadiran-Nya sungguh
tidak saya rasakan dalam hidup saya, bahkan ketika saya berusaha membangun kedekatan dengan-
Nya melalui devosi. Dan di sana saya tidak merasakan Allah yang hadir menyapa. Namun dalam
perjalananku itu, situasi itu membuatku selalu bertanya bahwa apakah yang saya lakukan adalah
hasil kerjaku sendiri ataukah ada partisipasi Allah. Pada akhirnya, dalam perjalanan saya sadar
bahwa apa yang saya alami merupakan proses pencarian eksistensi iman saya. Saya beajar
mempertanggungjawabkan iman saya terhadap diri dan aktivitas saya. Pada saat itu saya
mengatakan pada diri saya, bahwa kalaupun banyak orang yang tidak percaya akan adanya Allah,
saya dapat meyakinkan diriku bahwa Allah sungguh ada. Melalui peristiwa atau pengalaman
hidupku, banyak hal yang tidak pernah terpikirkan dan mustahil terjadi, dapat terjadi. Itlah tanda
bahwa Allah hadir. Walaupun orang atheis akan mengatakan bahwa itu adalah sebuah kebetulan,
tetapi bagi saya itu karena intervensi Allah. Jadi apa yang dialami Gideon sangat kontekstua,
artinya sesuai dengan apa yang juga dihadapi orang-orang saat ini, yang mempertanyakan Allah
yang menyelamatkan dan menyertai, di tengah-tengah banyaknya kekacauan dan bencana.

Anda mungkin juga menyukai