Gangguan medis dan terutama neurologis sering terjadi di antara pasien dengan gangguan
konversi. Yang biasanya terlihat pada kondisi neurologis atau medis komorbiditas ini merupakan
elaborasi gejala yang berasal dari lesi organik.
Gangguan kepribadian juga sering menyertai gangguan konversi, terutama tipe histrionik (pada
5 hingga 21 persen dari kasus) dan tipe dependen pasif (9 hingga 40 persen dari
kasus).Gangguan konversi dapat terjadi pada orang yang tidak memiliki gangguan medis,
neurologis, atau kejiwaan.
ETIOLOGI
a.Faktor Psikoanalitik
Menurut teori psikoanalitik, gangguan konversi disebabkan oleh represi konflik intrapsikis
bawah sadar dan konversi kecemasan menjadi gejala fisik. Konflik terjadi antara dorongan naluri
(mis., agresi atau seksualitas)dan larangan terhadap ekspresinya. Gejala memungkinkan
sebagian ekspresi dari keinginan atau desakan terlarang tetapi menyamarkannya,
sehingga pasien dapat menghindari secara sadar menghadapi impuls mereka yang tidak dapat
diterima; yaitu, gejala gangguan konversi hubungan simbolik dengan konflik bawah sadar-
misalnya,vaginismus melindungi pasien dari mengekspresikan keinginan seksual yang tidak
dapat diterima. Gejala gangguan konversi juga memungkinkan pasien untuk berkomunikasi
bahwa mereka memerlukan pertimbangan khusus dan perlakuan khusus. Gejala-gejala tersebut
dapat berfungsi sebagai sarana non-verbal untuk mengendalikan atau memanipulasi orang lain.
b. Learning Theory
Pada learning theory, gejala konversi dapat dilihat sebagai bagian dari perilaku klasik dari
perilaku yang sudah dipelajari; gejala penyakit, dipelajari di masa kecil, disebut "forth" sebagai
sarana untuk mengatasi situasi yang mustahil.
c. Faktor Biologi
Peningkatan data berimplikasi biologis dan neuropsikologis faktor dalam pengembangan gejala
gangguan konversi.Studi pencitraan otak awal telah menemukan hipometabolisme hemisfer
dominan dan hipermetabolisme dari hemisfer yang tidak dominan dan berimplikasi gangguan
komunikasi hemisfer dalam penyebab gangguan konversi.Gejala-gejala tersebut mungkin
disebabkan oleh rangsangan kortikal yang berlebihan memicu dampak balik negatif antara
korteks serebral dan pembentukan reticular batang otak. Peningkatan kadar output
kortisofugal,menghambat kesadaran pasien akan sensasi tubuh, yang dapat menjelaskan defisit
sensorik yang diamati dibeberapa pasien dengan gangguan konversi. Tes neuropsikologis
kadang-kadang mengungkapkan gangguan otak halus secara verbal komunikasi, ingatan,
kewaspadaan, ketidaksesuaian afektif, dan perhatian pada pasien ini.