PADA GERIATRI
JOHANES CHRISTIAN M
201704200274
PEMBIMBING : DR.M. SOLIKHIN , SP.KFR
LATAR BELAKANG
• Lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60
tahun keatas
• Sekitar 99% diantaranya mengkonsumsi obat dan
sebagian besar menghabiskan hidupnya dengan
beristirahat tanpa melakukan aktivitas. Pada fisiologis
tubuh lansia memungkinkan terjadinya penurunan
anatomis fungsional yang sangat besar yang berkaitan
dengan kemampuan gerak dan fungsi pada tubuh. Pada
lansia terjadi penurunan kekuatan sebesar 80%, fungsi
pendengaran 67%, penglihatan 72%, daya ingat 61%, serta
2 kelenturan tubuh yang menurun sebesar 64%
GERIATRI DAN LANSIA
• Kata geriatri berasal dari kata dalam bahasa Yunani,
geron, yang berarti orang tua, dan iatreia yang berarti
penanganan terhadap penyakit. Dalam dunia medis,
kesehatan geriatri adalah cabang ilmu kesehatan yang
berfokus pada diagnosis, penanganan, serta pencegahan
penyakit dan gangguan kesehatan tertentu akibat penuaan
• Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan
KLASIFIKASI LANSIA
a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59
tahun
b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
PERUBAHAN FISIOLOGIS
PADA LANSIA
Sistem endokrin Toleransi glukosa terganggu
Insulin serum meningkat, HbA1C
meningkat, IGF-1 berkurang
Penurunan hormon testosteron
Penurunan hormon tiroid dan
paratiroid
Penurunan produksi vitamin D di
kulit
Penurunan hormon ovarium
Urgensi Pengeluran urin akibat ketidakmampuan Non-neurogenik: inflamasi (batu, keganasan, Urgensi a, frekuensib, nokturiac,
menunda berkemih ketika timbul sensasi infeksi, vaginitis-uretritis atrofik), obstruksi,
keinginan untuk berkemih. Masalah ter proses penuaan, idiopatik
Neurogenik:
Lesi suprapontin, lesi medula spinalis,
medikamentosa, kelainan metabolik
Overflow Pengeluaran urin akibat kekuatan Inadekuat detrusor (obat-obatan, antikolinergik, Pancaran urin lemah, rasa tidak
mekanik pada kandung kemih neuropati), obstruksi outflow (BPH, impaksi fekal) lampias, hesitancyd, straininge,
overdistensi atau faktor lain yang berefek intermittencyf,dapat disertai
pada retensi urin dan fungsi sfingter frekuensi dan urgensi
Campuran Adanya inkontinensia yang berkaitan Kombinasi dari tipe stres dan urge
dengan urgensi disertai pencetus
(misalnya: OAB dan kelemahan otot
dasar panggul)
TERAPI
INKONTINENSIA URIN
Tipe inkontinesia Terapi
urin
Tipe urgensi Lini pertama Intervensi perilaku: bladder training, bladder drill
Lini kedua Medikamentosa: antikolinergik dan antispasmodik (bladder relaxant)
Pembedahan
Lini ketiga Intervensi perilaku: senam Kegel, bladder training
Tipe stres Lini pertama Medikamentosa: agonis adrenergik alfa dan/atau estrogen atau
Lini kedua antidepresi
Injeksi periuretra, pembedahan
Lini ketiga Pembedahan, katerisasi intermitten
Tipe overflow Lini pertama Katerisasi menetap jangka panjang
Lini kedua Katerisasi suprapubik
Lini ketiga Intervensi perilaku
Tipe fungsional Lini pertama Manipulasi lingkungan
Lini kedua Pemakaian underpad (alas ompol)
Lini ketiga
IMMOBILISASI
• Imobilisasi diartikan sebagai kehilangan gerak anatomi
akibat perubahan fungsi anatomis.
• Penyebabnya beragam, termasuk faktor psikologis
(depresi, kecemasan), perubahan fisik (kardiovaskuler,
neurologi, muskuloskeletal, nyeri), dan lingkungan (tidak
adanya alat bantu).
• Dari beberapa data epidemiologi, masalah
muskuloskeletal, arthritis, dan nyeri menunjukkan angka
kejadian yang tinggi pada populasi lanjut usia
PENYEBAB
IMMOBILISASI
Gangguan muskuloskeletal
Artritis
Osteoporosis
Fraktur (terutama tulang panggul dan femur)
Masalah podiatrik
Lain-lain (misal: penyakit Paget)
Gangguan neurologis
Stroke
Parkinson
Neuropati
Normal Pressure Hydrocephalus
Demensia
Lain-lain (disungsi serebelar, neuropati)
Penyakit kardiovaskuler
Gagal jantung kongestif (berat)
Penyakit arteri koroner (angina yang sering)
Penyakit pembuluh darah perifer (klaudikasio yang sering)
Penyakit paru
PPOK (berat)
Faktor sensori
Gangguan penglihatan
Penurunan sensasi kinestetik
Penurunan sensasi perifer
Penyebab lingkungan
Imobilisasi yang dipaksakan (di rumah sakit atau rumah perawatan)
Kurangnya alat bantu
Nyeri akut dan kronis
INSTABILITAS DAN
JATUH
• Jatuh merupakan masalah yang serius pada populasi
lanjut usia.
• Setiap tahun, sekitarsepertiga populasi usia usia diatas 65
tahun dan 50% dari populasi diatas 80 tahun pernah
mengalami jatuh.
• Setengah dari populasi tersebut mengalami jatuh
berulang. Sekitar 7% dari populasi di atas 75 tahun masuk
ke unit gawat darurat setiap tahun dan lebih dari 40% dari
kunjungan tersebut perlu dirawat di rumah sakit.
• Kejadian lebih banyak pada wanita daripada pria
PENYEBAB JATUH
TATALAKSANA JATUH
• Target pertama: Penatalaksanaan pada insiden jatuh dengan
komplikasi fraktur panggul.Perlu adanya usaha untuk terus
memperbaiki kondisi pada pasien dengan fraktur panggul
tidak stabil baik pada prognosis, waktu operasi, lama
perawatan, maupun pencegahan pasca perawatan
• Target kedua: Penatalaksanaan pada insiden jatuh tanpa
komplikasi fraktur.Dalam menata laksana pasien jatuh, perlu
melibatkan berbagai disiplin ilmu karena penilaian
multidisiplin dalam pencegahan kejadian jatuh berulang akan
menurunkan angka kejadian jatuh di masa yang akan datang.
Memberikan terapi fisik dan edukasi berupa latihan cara
berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang
sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih aman seperti
pencahayaan yang cukup, pegangan, dan lantai yang tidak
licin dapat mencegah terjadi jatuh berulang
• Target ketiga: Penatalaksanan atau intervensi awal pada
kelompok risiko tinggi. Perlunya identifikasi multifaktor
risiko, seperti yang telah disebutkan diatas, pada lanjut
usia kelompok risiko tinggi serta penanganan segera
terhadapat faktor-faktor risiko tersebut.
• Target keempat: Pencegahan primer insiden jatuh.Proses
penuaan tidak dapat dicegah, oleh karena itu diperlukan
intervensi sejak awal (sebelum masuk usia lanjut) untuk
menahan atau mencegah terjadinya faktor predisposisi
jatuh. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
aktivitas fisik yang sehat, memodifikasi gaya hidup, dan
mengurangi faktor risiko yang berasal dari eksternal.
PENURUNAN
INTELEKTUAL
• Delirium
• Delirium merupakan kondisi dimana terjadi fluktuasi akut
dari kesadaran, atensi, dan kognitif. Delirium merupakan
penyebab yang sering, serius, berpotensi menyebabkan
morbiditas dan mortalis pada lanjut usia namun delirium
juga merupakan gangguan yang dapat dicegah atau
reversibel.
Karakteristik demografi
Usia 65 tahun atau lebih
Jenis kelamin laki-laki
Status kognitif
Demensia
Gangguan kognitif
Riwayat sindrom delirium
Depresi
Status fungsional
Ketergantungan fungsional
Imobilisasi
Aktivitas terbatas
Riwayat jatuh
Gangguan sensorik
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran
Menurunnya asupan oral
Dehidrasi
Malnutrisi
Obat-obatan
Obat psikoaktif multipel
Polifarmasi
Penyalahgunaan alkohol
Penyakit penyerta
Penyakit berat
Penyakit ginjal atau hati kronik
Riwayat stroke
Penyakit neurologi
Gangguan metabolik
Fraktur atau trauma
Penyakit terminal
Infeksi HIV
PENCEGAHAN
Faktor Risiko Program intervensi