PROSES MENUA
A. DEFINISI
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari
(Azwar, 2006). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai
(Wahyudi, 2000).
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh.
1
2
memasuki lansia.
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
Setiap orang akan mengalami masa tua, akan tetapi penuaan pada tiap
B. ANATOMI FISIOLOGI
lansia, yaitu:
1. Hilangnya silia serta terjadinya penurunan reflex batuk dan muntah pada
mengalami penurunan.
3. Atrofi otot pernafasan dan penurunan kekuatan otot pernafasan. Kedua hal
yang terjebak pada paru atau biasa disebut dengan peningkatan volume
residu.
10. Penurunan mortilitas esophagus dang aster serta hilangnya tonus sfringter
dewasal.
pada paru-paru lansia menyebabkan respon paru terhadap berubahnya keadaan asam
basa didalam tubuh melambat. Hal ini mengakibatkan fungsi paru sebagai
salah satu organ yang mengkompensasi perubahan asam basa didalam tubuh
terganggu.
C. FISIOLOGI
1. Perubahan Fisik
a) Sel
intraseluler
b) Sistem persarafan
stres
10) Parkinson
8
c) Sistem pendengaran
suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
keratin.
ketegangan jiwa/stres.
d) Sistem penglihatan
e) Sistem kardiovaskuler
normal 90 mmHg.
g) Sistem respirasi
h) Sistem gastrointestinal
saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan
pahit.
3) Eofagus melebar
i) Sistem reproduksi
2) Atrofi payudara
kemampuan seksual
perubahan-perubahan warna.
melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit
proten uria.
3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas
65 tahun.
4) Atrofi vulva
k) Sistem endokrin
l) Sistem kulit
m) Sistem muskuloskeletal
2) Kifosis
2. Perubahan Mental
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan
E. PATOFISIOLOGI
salah satunya dengan menjaga pola makan dan pemakaian krim atau pelembab
untuk melindungi kulit dari sengatan matahari agar kulit tidak cepat kering atau
AS, Proses penuaan terjadi secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi
menjadi 3 fase:
1. Fase 1 Subklinik
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi
tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun, yaitu
radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA, mulai memengaruhi tubuh.
Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan radikal
bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Kerusakan ini biasanya tak tampak
dari luar. Karena itu, pada tahap ini orang merasa dan tampak normal, tidak
15
mengalami gejala dan tanda penuaan. Di fase ini mulai terjadi kerusakan sel
tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus.
2. Fase 2 Transisi
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah
Biasanya pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata mulai
plus, rambut mulai beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila
pada masa ini dan sebelumnya atau bila pada usia muda, kita melakukan
3. Fase 3 Klinik
atas. Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya
keriput, terutama di bagian samping dan di bawah mata kita, juga kulit
tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga menjadi cepat lelah.
penyakit jantung koroner mulai menyerang dan menjadi sesuatu yang sangat
mengerikan.
16
F. KOMPLIKASI
1. Asam urat
2. Osteoporosis
3. Diabetes Mellitus
5. Ginjal
G. PENATALAKSANAAN
1. Pendekatan Fisik
kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik
pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan
progresivitasnya.
2. Pendekatan psikis
pendekatan adukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai
penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat
bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu
memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan service. Bila
17
perawat harus dapat mendukung mental mereka kea rah pemuasan pribadi
perlu diusahakan agar dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa pua dan
bahagia.
3. Pendekatan sosial
menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan lanjut usia maupun
hiburan lain. Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia
luar, seperti menonton tv, mendengar radio, atau membaca majalah dan
4. Pendekatan spiritual
bila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
a. Fisik
Wawancara
b. Pemeriksaan Fisik
Head to toe
Kulit
kasar/bersisik, keriput,
Palpasi: di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak, tekstur :
Rambut
nyeri tekan.
Kuku
2) Pemeriksaan Kepala
3) Mata
Inspeksi: Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau tidak,
ketajaman penglihatan.
4) Hidung
secret
5) Telinga
Telinga luar:
kelenturan kartilago.
Telinga dalam:
Inspeksi: Amati bibir apa ada klainan kogenital (bibir sumbing), warna,
(tonsillitis/amandel).
Palpasi: Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada
dengan kassa dan tekan lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu
tindakan tersebut.
7) Leher
kuduk/tidak
8) Dada/Thorax
9) Jantung/Cordis
Inspeksi: Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang
Perkusi: Menentukkan batas jantung bagian kiri dan kanan batas atas
10) Perut/Abdomen
11) Genetalia
Genetalia laki-laki:
Inspeksi: Amati kulit, ukuran dan kelainan lain, adanya lesi ada
Genetalia wanita:
eritema, keputihan/candidias.
dan ulkus
c. Pemeriksaan Diagnostik
rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteksi dini
gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum
2. Urin rutin
3. Glukosa
4. Profil lipid
I. ANALISA DATA
DO :
Klien tampak lemah,
kunjungtiva pucat, mokusa
kering, BB menurun, klien
tidak menghabiskan
makanannya .
2 DS : Kelemahan umum Intoleransi aktifitas
Klien mengatakan tidak
mampu melakukan kegiatan
sehari-hari karena merasa
lemah.
DO :
Klien tampak lemah, klien
dibantu saat melakukan
aktifitas sehari-hari,
penurunan kekuatan otot.
Kekuatan skala otot:
3 3
2 2
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX
NO TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien
b/d anoreksia diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Anjurkan pasien untuk
terpenuhi. meningkatkan intake Fe
3. Berikan substansi gula
Kriteria Hasil : yakinkan diet yang
INDIKATOR IR ER dimakan mengandung
1. Intake makanan tinggi serat untuk
dan cairan mencegah konstipasi
2. Energi 4. Anjurkan pasien untuk
3. Masa tubuh meningkatkan protein dan
4. Berat badan vitamin C
5. Ukuran 5. Monitor jumlah nutrisi
kebutuhan nutrisi dan kandungan kalori
secara biokimia 6. Monitor adanya
penurunan berat badan
Keterangan : 7. Monitor mual dan muntah
1) Keluhan ekstrem 8. Kolaborasi dengan ahli
2) Keluhan berat gizi untuk menentukan
3) Keluhan sedang jumlah kalori dan nutrisi
4) Keluhan ringan yang dibutuhkan pasien
5) Tidak ada keluhan
2 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan factor-faktor
b/d kelemahan umum keperawatan selama 5 x 24 jam yang berhubungan dengan
diharapkan aktifitas klien penyebab
meningkat 2. Monitor tanda-tanda vital
klien.
Kriteria Hasil : 3. Minimalkan kerja
INDIKATOR IR ER kardiovaskuler dengan
1. HR dalam memberikan posisi dari
rentang yang duduk ke posisi setengah
diharapkan duduk
2. RR dalam 4. Monitor intake nutrisi
rentang yang untuk memastikan
diharapkan kecukupan sumber energy
3. Tekanan darah 5. Dorong klien untuk
dalam rentang mengungkapkan perasaan
yang diharapkan terhadap keterbatasan
4. Langkah berjalan
5. Jarak berjalan
6. Kuat
27
7. Laporan ADL
Keterangan :
1) Keluhan ekstrem
2) Keluhan berat
3) Keluhan sedang
4) Keluhan ringan
5) Tidak ada keluhan