TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pasar
1. Pengertian Pasar
Pasar dalam konsep urban jawa adalah kejadian yang berulang secara ritmik dimana
transaksi sendiri tidak sentral, yang sentral dalam kegiatan pasaran adalah interaksi social dan
ekonomi dalam satu peristiwa, Berkumpul dalam arti saling ketemu muka dan berjual beli
pada hari pasaran menjadi semacam panggilan social perodik, Kata lain dari pasar adalah
Pasar mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kegiatan ekonomi masyarakat, baik
produksi, distribusi maupun konsumsi. Dalam hal ini pasar dapat diartikan sebagai arena
distribusi atau pertukaran barang, dimana kepentingan produsen dan konsumen bertemu dan
Ginanjar (1980) berpendapat bahwa pasar adalah tempat untuk menjual dan memasarkan
barang atau sebagai bentuk penampungan aktivitas perdagangan. Pada mulanya pasar
merupakan perputaran dan pertemuan antar persediaan dan penawaran barang dan jasa. Pasar
dapat didefinisikan sebagai institusi atau mekanisme dimana pembeli (yang membutuhkan)
dan penjual (yang memproduksi) bertemu dan secara bersama - sama mengadakan pertukaran
barang dan jasa (Campbell et al., 1990). Sedangkan menurut Stanton (2000) pasar adalah
sebagai orang - orang yang mempunyai kebutuhan untuk dipuaskan, mempunyai uang untuk
Pasar merupakan akibat dari pola kegiatan manusia yang terjadi karena adanya saling
kebutuhan akan mengakibatkan kompleksitas baik orang, jenis barang, cara pertukaran dan
5
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987 tentang
Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, fungsi pasar yang ada saat ini dapat
Hasil – hasil pertanian seperti ketela, kol, kentang, beras, bawang dan sebagainya,
penjualannya banyak terjadi di pasar. Proses jual beli di lokasi penghasil pertanian
lebih banyak dilakukan oleh Pengumpul, kemudian dilakukan proses jual beli di
pasar.
Di samping hasil pertanian, barang – barang industry tertentu (kelontong dan alat
rumah tangga) yaitu peralatan yang diperlukan sebagai pelengkap dapur dan
kebutuhan sehari - hari, juga disediakan di pasar. Kualitas hasil industry yang
barang (barter). Proses ini sebagai akibat jual beli terjadi kontak langsung antara
penjual dan pembeli, kuatnya factor budaya atau kebiasaan dari penjual.
d. Tempat jual beli barang dan jasa
Pasar sebagai fungsi ekonomis merupakan tempat jual beli barang dan jasa. Jasa disini
tidak selalu berupa barang, tetapi lebih merupakan tenaga keahlian atau pelayanan,
proses perputaran jenis barang, uang dan jasa. Melalui informasi pasar dapat
diketahui jumlah barang atau jenis barang yang beredar atau diperlukan, harga
Berdasarkan pada pengertian – pengertian mengenai pasar dan dengan berkembangnya ragam
6
kegiatan yang terjadi, maka pasar pun mempunyai peranan yang beragam. Dalam Keputusan
demikian dapat diartikan bahwa di dalam pasar dapat ditemukan kebutuhan pokok
yang akan datang. Barang – barang tersebut ditata dan disajikan sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian pengunjung. Orang - orang yang dating ke pasar kadang –
kadang hanya sekedar berjalan – jalan sambil melihat – lihat barang dagangan untuk
akan tergantung pada kondisi pasar, skala pelayanan dan pengelolaan pasar.
d. Pasar sebagai tempat pencaharian atau kesempatan kerja
Berdagang juga merupakan pelayanan jasa, sehingga dalam kegiatan pasar, tidak lagi
sehingga dalam proses jual beli terjadi komunikasi, terjadi interaksi sosial. Pada pasar
mengobrol, mengikat kerukunan yang telah ada dan menyambung hubungan bathin.
Paguyuban ini Nampak akrab karena pembeli (pengunjung) yang dating tidak
dapat dipakai sebagai tempat studi dan pendidikan. Dari pasar dapat diketahui tingkat
7
kebutuhan suatu daerah/kota, tingkat pendapatan, tingkat pelayanan, pola hubungan
B. Konsep Relokasi
Istilah relokasi sebenarnya merupakan suatu istilah yang banyak digunakan namun tanpa
adanya suatu rumusan yang jelas. Sedikit orang yang baru mempergunakan istilah ini, akan
tetapi lebih banyak orang yang mendapat kesulitan dalam merumuskannya. Relokasi dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu proses pemindahan tempat dari tempat
asal ke tempat tujuan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Dan Menurut Kamus bahasa
indonesia kontemporer relokasi adalah “Pemindahan tempat atau pengalihan lokasi’. Selain
itu menurut Kawilarang (Sari : 2006: 2). Relokasi merupakan pemindahan suatu tempat ke
Relokasi adalah salah satu wujud dari kebijakan pemerintah daerah yang termasuk dalam
kegiatan revitalisasi. Revitalisasi dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI) berarti
proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang
terberdaya. Salah satu cara merevitalisasi atau membangun pasar tradisional yang baru adalah
menciptakan pasar tradisional dengan berbagai fungsi, seperti tempat bersantai dan rekreasi
bersama dengan keluarga. Dari konsep-konsep di atas dapat dijelaskan bahwa relokasi
merupakan suatu kegiatan pemindahan tempat dari tempat asal ke tempat tujuan yang baru.
C. Relokasi Pasar
Dalam beberapa hal terkait relokasi pasar, sebenarnya sudah ada ketentuan – ketentuan
dalam melakukan kebijakan tersebut, antara lain (Muhamad Rusmin Nuryadin, dalam
8
d. Adanya jaringan jalan ke lokasi
e. Tersedianya alat angkutan ke lokasi
f. Lokasi lahan yang dekat dengan pemukiman penduduk
g. Lokasi yang mempunyai kepadatan penduduk relatif tinggi ( > 50 jiwa/ha)
h. Ketersediaan sarana pembuangan limbah
i. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Kota
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pertimbangan akan potensi yang
berkembang dan kendala yang ada di lokasi tersebut. Berdasar uraian diatas maka penentuan
a. Tahap pertama, mengidentifikasi terhadap cikal bakal pasar lingkungan, hal ini
dilakukan untuk melihat daya dukung lingkungan dan masyarakat akan keberadaaan
pasar, baik itu Jumlah pasar, luas, tipe dan lokasi pasar yang lama, maupun kunjungan
terhadap hasil kajian tahap pertama baik itu dengan memberi rangking terhadap faktor
Model pengelolaan pasar tradisional yang ideal adalah ditinjau dari dua isi yaitu dari sisi
fisik dan non fisik. Dari sisi fisik ditinjau dari aspek bangunan dan infrastruktur sedang dari
aspek non fisik adalah manajemen pengelolaan pasar. Dari aspek bangunan yaitu: Renovasi
yang tahan lama, arsitektur bangunan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya,
dipergunakan oleh pedagang dan pengunjung dan saluran air kotor dan lancar.
2. Perbaikan sistem drainase yang baik dan memadai, perbaikan dan pemisahan
akses jalan yang dilalui oleh pejalan kaki dari akses kendaraan.
3. Pemisahan arus sirkulasi barang dengan pengunjung yang baik keluar maupun
yang masuk.
9
4. Perbaikan dan pengadaan fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti ATM, P3K,
5. Tersedianya tempat parkir yang memadai dan aman, perlu pengaturan sistem
zoning berdasarkan barang yang dijual, perlu ada pemisahaan antara komoditi
6. Perlu ada papan penunjuk arah zoning yang menjadi panduan bagi pengunjung.
7. Perlu ada tempat penampungan sampah yang belum memadai sesuai kapasitas
yang dibutuhkan, perlu ada fasilitas bongkar muat yang kurang memadai.
Dari aspek non fisik yaitu Manajemen Pengelolaan Pasar adalah: Perlu memikirkan
governance.Pengelola pasar harus memiliki wawasan yang luas kemampuan berfikir secara
holistik serta visi dan misi yang jelas, perlu kemampuan menyusun pengaturan tata letak
pasar (layout).
daya terutama biaya, waktu dan tenaga. Dalam hal ini, proses-proses dilakukan
mendapatkan informasi.
dengan penataan, pengelolaan dan penampilan yang lebih baik berdasarkan standar
yang ada.
10
4) Partisipasi : Ikut serta dalam memanfaatkan sumberdaya pasar dengan
tanggungjawab.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sebuah pasar seperti
pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan air limbah pasar, pengelolaan sampah pasar,
daya pasar dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan sarana
b. Air limbah pasar seringkali dikeluhkan oleh masyarakat yang berada di sekitar lokasi
pasar, disebabkan oleh rasa bau yang menyengat. Pengelolaan limbah yang kurang
air limbah pasar sudah harus dirancang mulai dari perencanaan pembangunan
c. Sampah banyak dipandang sebelah mata, sebagai sesuatu yang menjijikkan, dan perlu
dihindari. Tidak banyak orang menyadari bahwa sampah pasar bila dikelola dan
diolah dapat menjadi barang bernilai ekonomis, terlebih bila manajemen pengelolaan
d. Salah satu faktor yang dapat mendukung kesuksesan pasar adalah kemudahan
aksebilitas menuju dan dari pasar. Sulitnya aksebilitas menuju pasar dapat
mengganggu aktifitas pasar itu sendiri. Keberadaan pasar identik dengan kemacetan.
11
e. Kemacetan yang terjadi disekitar pasar dapat mengakibatkan sepinya pengunjung
pasar yang datang. Pengelola pasar harus dapat mengelola system transportasi
disekitar pasar, sehingga masyarakat yang ingin berkunjung ke pasar dapat dengan
f. Masalah utilitas menjadi masalah utama bagi pasar – pasar, karena jaringan air bersih,
jaringan kabel listrik, dan telepon umumnya belum terpasang/tertata secara baik di
lokasi pasar. Padahal keberadaan utlitas tersebut sangat penting dalam menunjang
aktifitas pasar.
dan arti kata sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan arti kata
ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang
serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan (Astarhadi , 1995: 52).
Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan
pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial
menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan
pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat
dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan
masyarakat (KBBI, 1996: 958). Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut
sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan
orang laindisekitarnya. Sehingga kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan
dengan masyarakat.
Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang berarti
keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka secara garis
besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tanggaatau manajemen rumah tangga. Dalam
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi,
distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan
perdagangan) (KBBI,1996:251).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain
tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi di dalam suatu masyarakat Melly G.
Tan mengatakan adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini Masyarakat
tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi
E. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi dalam penelitian ini dimaksud sebagai taraf perekonomian keluarga
yang dilihat melalui pekerjaan, pendapatan atau jumlah keseluruhan dari kekayaan lainya,
Pendapatan yang dimaksud adalah jumlah pendapatan yang diterima keluarga yang dihitung
rata-rata perbulan, Sementara pekerjaan adalah mata pencaharian atau aktivitas yang
rendah dikarenakan masyarakat yang berada di daerah tersebut sebagian besar tidak
mempunyai lapangan pekerjaan yang baik. Oleh sebab itu akan mempengaruhi kemampuan
masyarakat sendiri dalam memenuhi kebutuhan baik sandang, pangan, papan, kesehatan
dan pendidikan. Kondisi social ekonomi masyarakat rendah terutama yang tidak memiliki
lapangan pekerjaan dengan pengasilan yang baik, akan terbatas pemenuhan kebutuhannya.
(Wirosuharjo,1986:147).
13
Kegiatan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh setiap manusia dengan
menggunakan faktor-faktor produksi yang dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi orang
lain maupun diri sendiri yang dapat berupa imbalan atau balas jasa atau di sebut pula
pendapatan (income), karena dengan pendapatan inilah dapat dipergunakan kembali untuk
memenuhi kebuutuhan hidup dan dapat digunakan kembali untuk melakukan kegiatan
ekonomi. Hal ini terkait juga dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan yang
lainnya setiap orang memerlukan pekerjaan. Dengan bekerja mereka akan memperoleh
mencukupi kebutuhan rumah tangga lainnya maka keluarga tersebut dikatakan makmur
(Todaro, 1997).
Dari teori yang dikemukakan di atas maka dalam arti luas Pekerjaan adalah aktivitas
utama yang dilakukan oleh manusia sedangkan dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan
untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.
Bekerja sudah melekat dalam diri manusia, ada orang yang bekerja untuk menyambung
kehidupan keluarga. Ada yang bekerja untuk melayani orang lain, Ini terutama mereka yang
berjiwa sosial. Ada yang bekerja sebagai perwujudan hobi. Asal batin puas, cukuplah sudah.
Pekerjaan merupakan salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang
sangat evisien sekali dan pada hakekatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan hidup yang
bermacam ragamnya serta tidak terbatas intensitasnya. Banyak cara yang digunakan dalam
F. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penghasilan yang didapat oleh keluarga baik berupa uang
ataupun jasa. Setiap orang berhak untuk mencari nafkah dalam upaya untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehingga pendapatan dapat mempengaruhi seseorang untuk mengejar apa
yang mereka cita-citakan. Untuk masyarakat yang mempunyai penghasilan yang kecil,
14
mereka berupaya hasil dari pekerjaannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk keluarga yang berpenghasilan menengah mereka lebih terarah kepada pemenuhan
kebutuhan pokok yang layak seperti makan, pakaian, perumahan, pendidikan dan lain-lain.
Sedangkan keluarga yang berpenghasilan tinggi dan berkecukupan mereka akan memenuhi
segala keinginan yang mereka inginkan termasuk keinginan untuk menyekolahkan anak
berupa uang maupun barang yang diperolehnya untuk jangka waktu tertentu. Menurut
pendapat Ace Partadireja memberian pengertiian pendapatan sebagai nilai balas jasa atau
kontra prestasi yang diterima oleh seseorang atas kegiatan faktor-faktor produksi yang
dimiliki atau yang dihasilkan. Sedangkan menurut winardi mendefiniskan pendapatan adalah
hasil berupa uang atau hasil materi-materi lainnya yang dicapi daripada penggunaan
kekayaan atau jasa manusia bebas (perusahaan atau individu) dalam produksi.
Pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha (Boediono 1999: 200)
mengemukkan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya kepada sektor produksi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh seseorang
Pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan berupa barang, atau bias
juga berupa uang yang diperoleh dari jasa (pekerjaan) dan penggunaan kekayaannya seperti
modal usaha atau investasi (Boediono, 1999:205). Pendapatan adalah jumlah semua
pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam
bentuk uang dan barang. Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan pendapatan
15
1. Pendapatan berupa barang. Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan
yang bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa dan
diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Barang dan jasa yang diterima/diperoleh
dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi ataupun disertai transaksi uang
oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian juga penerimaan barang
secara cuma-cuma, pembeliabn barang dan jasa dengan harta subsidi atau reduksi dari
pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal. Pendapatan sektor formal
adalah segala penghasilan baik berupa barang atau uang yang bersifat regular dan
diterimakan biasanya balas jasa atau kontrasepsi di sektor formal yang terdiri dari
pendapatan berupa uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan pendapatan
Dengan demikian, penghasilan/pendapatan berupa uang pada umumnya sebagai balas jasa.
Sumber utama diperoleh dari gaji dan upah serta lain-lainnya, balas jasa dari majikan,
pendapatan bersih dari hasil usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan
yang dipelihara dihalaman rumah, hasil investasi seperti bunga modal, uang pension serta
keuntungan. Serta untuk pendapatan berupa barang adalag segala penghasilan yang berbentuk
balas jasa yang diterima dalam bentuk jasa dan barang yang dinilai dengan harga pasar
sekalipun diimbangi atau disertai transaksi yang dinikmati baran atau jasa.
Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan baik berupa barang maupun uang
yang diterima sebagai balas jasa atau kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari
pendapatan dari hasil infestasi, pendapatan yang diperoleh dari keuntungan sosial, dan
16
pendapatan dari usaha sendiri, yaitu hasil bersih usaha yang dilakukan sendiri, komisi dan
Penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah penghasilan berupa
uang yang diterima sebagai balas jasa dari kegiatan baik dari sektor formal dan informal
selama satu bulan dalam satuan rupiah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh setiap
penduduk akan berbeda antara yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh
keadaan penduduk sendiri dalam melakukan berbagai macam kegiatan sehari-hari. Menurut
Sumardi dalam (Abdulsyani: 1994. mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh
penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan
yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk
yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.
Berdasarkan uraian di atas, pendapatan masyarakat antara satu sama lain berbeda-beda
dapat berbeda-beda. Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan ada yang
dibayarkan per hari, mingguan atau bulanan sehingga pendapatan inilah yang akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup baik keperluan makan atau keperluan lain seperti untuk
keberlanjutan pendidikan anak yang merupakan suatu investasi untuk masa depan.
G. Kondisi Sosial
Kondisi sosial dalam penelitian ini adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-
yang terjadi dalam masyarakat. Adanya hubungan-hubungan sosial atau hubungan yang
saling mempengaruhi dengan kata lain terjadi interaksi sosial. Interaksi ini pertama sekali
17
terjadi pada keluarga di mana ada terjadi hubungan antara ayah, ibu dan anak. Dari adanya
interaksi antara anggota keluarga maka akan muncullah hubungan dengan masyarakat luar.
Pola hubungan interaksi ini tentu saja di pengaruhi lingkungan di mana masyarakat
tersebut bertempat tinggal. Dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi yang terjadi
lebih erat di banding dengan di perkotaan. Pada masyarakat yang hidup di perkotaan,
hubungan interaksi lebih di eratkan oleh status, jabatan atau pekerjaan yang di miliki.
Pekerjaan yang bergengsi, dan bergaji tinggi akan menaikan prestise seseorang. Sedang
pekerjaan dengan gaji yang rendah tidak menjanjikan prestise, kehormatan, kerja yang
menarik, kesempatan untuk maju, ataupun imbalan yang lainnya (Suparlan 1984: 175).
Kesejahteraan sering diidentifikasi dengan kesejahteraan masyarakat, atau kesejahteraan
umum. Istilah kesejahteraan dalam kamus besar bahasa indonesia menyebutkan kesejahteraan
artinya aman, sentosa, makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan dan masalah).
dan kemakmuran. Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan kesejahteraan sosial
adalah merupakan keadaan yang sejahtera yangmeliputi keadaan jasmani, rohaniah dan sosial
tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat
sempurna (Suparlan, 1984: 53). Kesejahteraan sosial adalah: sistem yang terorganisir dari
dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-
sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan
berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu
18