Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pasar
1. Pengertian Pasar

Pasar dalam konsep urban jawa adalah kejadian yang berulang secara ritmik dimana

transaksi sendiri tidak sentral, yang sentral dalam kegiatan pasaran adalah interaksi social dan

ekonomi dalam satu peristiwa, Berkumpul dalam arti saling ketemu muka dan berjual beli

pada hari pasaran menjadi semacam panggilan social perodik, Kata lain dari pasar adalah

peken yang kata kerjanya mapeken artinya berkumpul (Wiryomartono, 1995).

Pasar mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kegiatan ekonomi masyarakat, baik

produksi, distribusi maupun konsumsi. Dalam hal ini pasar dapat diartikan sebagai arena

distribusi atau pertukaran barang, dimana kepentingan produsen dan konsumen bertemu dan

pada gilirannya menentukan kelangsungan kegiatan ekonomi masyarakatnya.

Ginanjar (1980) berpendapat bahwa pasar adalah tempat untuk menjual dan memasarkan

barang atau sebagai bentuk penampungan aktivitas perdagangan. Pada mulanya pasar

merupakan perputaran dan pertemuan antar persediaan dan penawaran barang dan jasa. Pasar

dapat didefinisikan sebagai institusi atau mekanisme dimana pembeli (yang membutuhkan)

dan penjual (yang memproduksi) bertemu dan secara bersama - sama mengadakan pertukaran

barang dan jasa (Campbell et al., 1990). Sedangkan menurut Stanton (2000) pasar adalah

sebagai orang - orang yang mempunyai kebutuhan untuk dipuaskan, mempunyai uang untuk

dibelanjakan dan kemauan untuk membelanjakan uang.

2. Fungsi dan Peranan Pasar

Pasar merupakan akibat dari pola kegiatan manusia yang terjadi karena adanya saling

membutuhkan, sehingga terjadi pola pertukaran antara barang dan jasa.Kompleksitas

kebutuhan akan mengakibatkan kompleksitas baik orang, jenis barang, cara pertukaran dan

tempat yang semakin luas (Kottler & Amstrong, 2001).

5
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987 tentang

Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, fungsi pasar yang ada saat ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Tempat pengumpulan hasil pertanian

Hasil – hasil pertanian seperti ketela, kol, kentang, beras, bawang dan sebagainya,

penjualannya banyak terjadi di pasar. Proses jual beli di lokasi penghasil pertanian

lebih banyak dilakukan oleh Pengumpul, kemudian dilakukan proses jual beli di

pasar.

b. Tempat distribusi barang industri

Di samping hasil pertanian, barang – barang industry tertentu (kelontong dan alat

rumah tangga) yaitu peralatan yang diperlukan sebagai pelengkap dapur dan

kebutuhan sehari - hari, juga disediakan di pasar. Kualitas hasil industry yang

dipasarkan juga tergantung pada tingkat pelayanan pasar.


c. Tempat menukar barang kebutuhan
Sering kali terjadi proses jual beli tidak mempergunakan alat tukar (uang) tetapi

barang (barter). Proses ini sebagai akibat jual beli terjadi kontak langsung antara

penjual dan pembeli, kuatnya factor budaya atau kebiasaan dari penjual.
d. Tempat jual beli barang dan jasa
Pasar sebagai fungsi ekonomis merupakan tempat jual beli barang dan jasa. Jasa disini

tidak selalu berupa barang, tetapi lebih merupakan tenaga keahlian atau pelayanan,

misalnya tukang cukur, tukang parut dan pembawa barang dagangan.

e. Tempat informasi perdagangan


Pasar merupakan tempat informasi perdagangan, karena didalam pasar terjadi

proses perputaran jenis barang, uang dan jasa. Melalui informasi pasar dapat

diketahui jumlah barang atau jenis barang yang beredar atau diperlukan, harga

yang berlaku hingga pola distribusi barang.


Pasar terus berkembang perannya sebagai akibat berkembangnya fungsi pasar.

Berdasarkan pada pengertian – pengertian mengenai pasar dan dengan berkembangnya ragam

6
kegiatan yang terjadi, maka pasar pun mempunyai peranan yang beragam. Dalam Keputusan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Bangunan

Indonesia, peranan pasar dijabarkan sebagai berikut:


a. Pasar sebagai tempat pemenuhan kebutuhan
Pasar menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari yaitu sandang danpangan. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa di dalam pasar dapat ditemukan kebutuhan pokok

sehari – hari atau kebutuhan pada waktu – waktu tertentu.


b. Pasar sebagai tempat rekreasi
Pasar menyediakan beranekaragam kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan untuk waktu

yang akan datang. Barang – barang tersebut ditata dan disajikan sedemikian rupa

sehingga menarik perhatian pengunjung. Orang - orang yang dating ke pasar kadang –

kadang hanya sekedar berjalan – jalan sambil melihat – lihat barang dagangan untuk

melepaskan ketegangan atau mengurangi kejenuhan.


c. Pasar sebagai sumber pendapatan daerah/kota
Kegiatan pasar akan mengakibatkan terjadinya perputaran uang. Dari besarnya

penarikan retribusi akan menambah pendapatan daerah. Besarnya penarikan retribusi

akan tergantung pada kondisi pasar, skala pelayanan dan pengelolaan pasar.
d. Pasar sebagai tempat pencaharian atau kesempatan kerja
Berdagang juga merupakan pelayanan jasa, sehingga dalam kegiatan pasar, tidak lagi

sekedar tempat jual beli, tetapi juga tempat kerja.


e. Pasar sebagai tempat komunikasi sosial
Bentuk jual beli, antara pedagang dan pembeli terjadi dengan kontak langsung,

sehingga dalam proses jual beli terjadi komunikasi, terjadi interaksi sosial. Pada pasar

– pasar tradisional yang sifat kemasyarakatannya masih menampakkan sifat

kerukunan, paguyuban, orang dating ke pasar, kadang – kadang hanya untuk

mengobrol, mengikat kerukunan yang telah ada dan menyambung hubungan bathin.

Paguyuban ini Nampak akrab karena pembeli (pengunjung) yang dating tidak

dibedakan status social atau profesi.


f. Pasar sebagai tempat studi dan latihan
Untuk mengetahui seluk beluk kondisi pasar dan perkembangan pasar, maka pasar

dapat dipakai sebagai tempat studi dan pendidikan. Dari pasar dapat diketahui tingkat

7
kebutuhan suatu daerah/kota, tingkat pendapatan, tingkat pelayanan, pola hubungan

antar pasar dengan komponen pelayanan lain.

B. Konsep Relokasi

Istilah relokasi sebenarnya merupakan suatu istilah yang banyak digunakan namun tanpa

adanya suatu rumusan yang jelas. Sedikit orang yang baru mempergunakan istilah ini, akan

tetapi lebih banyak orang yang mendapat kesulitan dalam merumuskannya. Relokasi dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu proses pemindahan tempat dari tempat

asal ke tempat tujuan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Dan Menurut Kamus bahasa

indonesia kontemporer relokasi adalah “Pemindahan tempat atau pengalihan lokasi’. Selain

itu menurut Kawilarang (Sari : 2006: 2). Relokasi merupakan pemindahan suatu tempat ke

tempat yang baru.

Relokasi adalah salah satu wujud dari kebijakan pemerintah daerah yang termasuk dalam

kegiatan revitalisasi. Revitalisasi dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI) berarti

proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang

terberdaya. Salah satu cara merevitalisasi atau membangun pasar tradisional yang baru adalah

menciptakan pasar tradisional dengan berbagai fungsi, seperti tempat bersantai dan rekreasi

bersama dengan keluarga. Dari konsep-konsep di atas dapat dijelaskan bahwa relokasi

merupakan suatu kegiatan pemindahan tempat dari tempat asal ke tempat tujuan yang baru.

C. Relokasi Pasar

Dalam beberapa hal terkait relokasi pasar, sebenarnya sudah ada ketentuan – ketentuan

dalam melakukan kebijakan tersebut, antara lain (Muhamad Rusmin Nuryadin, dalam

“Kajian Pembangunan Pasar Tradisional Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan”: 2011)

1. Faktor-Faktor Penentu Lokasi Pasar


a. Ketersediaan lahan termasuk Iuasannya
b. Kondisi lahan yang relatif datar/ tingkat kemiringan lahan yang relatif rendah
c. Lahan yang bebas banjir

8
d. Adanya jaringan jalan ke lokasi
e. Tersedianya alat angkutan ke lokasi
f. Lokasi lahan yang dekat dengan pemukiman penduduk
g. Lokasi yang mempunyai kepadatan penduduk relatif tinggi ( > 50 jiwa/ha)
h. Ketersediaan sarana pembuangan limbah
i. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Kota

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pertimbangan akan potensi yang

berkembang dan kendala yang ada di lokasi tersebut. Berdasar uraian diatas maka penentuan

lokasi akan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Tahap pertama, mengidentifikasi terhadap cikal bakal pasar lingkungan, hal ini

dilakukan untuk melihat daya dukung lingkungan dan masyarakat akan keberadaaan

pasar, baik itu Jumlah pasar, luas, tipe dan lokasi pasar yang lama, maupun kunjungan

jumlah pedagang, jumlahnya lokasi pembangunan disesuaikan dengan keperluan.


b. Tahap Kedua, mengidentifikasi akan faktor-faktor penentu akan lokasi pembangunan

terhadap hasil kajian tahap pertama baik itu dengan memberi rangking terhadap faktor

penentu maupun melalui pendapat dari stakeholder maupun ahli.

Model pengelolaan pasar tradisional yang ideal adalah ditinjau dari dua isi yaitu dari sisi

fisik dan non fisik. Dari sisi fisik ditinjau dari aspek bangunan dan infrastruktur sedang dari

aspek non fisik adalah manajemen pengelolaan pasar. Dari aspek bangunan yaitu: Renovasi

bangunan sesuai dengan kebutuhan konsumen, konstruksi bangunan menggunakan bahan

yang tahan lama, arsitektur bangunan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya,

pemeliharaan pasar secara berkala. Dari aspek infrastruktur yaitu:

1. Pembuatan maupun perbaikan terhadap saluran air bersih yang dapat

dipergunakan oleh pedagang dan pengunjung dan saluran air kotor dan lancar.

2. Perbaikan sistem drainase yang baik dan memadai, perbaikan dan pemisahan

akses jalan yang dilalui oleh pejalan kaki dari akses kendaraan.

3. Pemisahan arus sirkulasi barang dengan pengunjung yang baik keluar maupun

yang masuk.

9
4. Perbaikan dan pengadaan fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti ATM, P3K,

toilet dan tempat ibadah yang memadai.

5. Tersedianya tempat parkir yang memadai dan aman, perlu pengaturan sistem

zoning berdasarkan barang yang dijual, perlu ada pemisahaan antara komoditi

basah dan kering.

6. Perlu ada papan penunjuk arah zoning yang menjadi panduan bagi pengunjung.

7. Perlu ada tempat penampungan sampah yang belum memadai sesuai kapasitas

yang dibutuhkan, perlu ada fasilitas bongkar muat yang kurang memadai.

Dari aspek non fisik yaitu Manajemen Pengelolaan Pasar adalah: Perlu memikirkan

kepentingan kepentingan pedagang dan pengunjung pasar. Manajemen pengelola harus

transparan dan professional dengan memperhatikan prinsip good corporate

governance.Pengelola pasar harus memiliki wawasan yang luas kemampuan berfikir secara

holistik serta visi dan misi yang jelas, perlu kemampuan menyusun pengaturan tata letak

pasar (layout).

Adapun prinsip pengelolaan pasar adalah sebagai berikut :

1) Efisiensi Dan Efektifitas: suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang

diisyaratkan dengan mengorbankan sumberdaya yang paling minimal. Sumber

daya terutama biaya, waktu dan tenaga. Dalam hal ini, proses-proses dilakukan

selalu menghindari terjadinya pemborosan atau kerugian yang tidak perlu.

2) Akuntabilitas : pertanggung jawaban terhadap efektifitas kegiatan dalam

pencapaian yang ditetapkan. Media pertanggung jawabannya berupa kemudahan

mendapatkan informasi.

3) Profesionalisme : Bentuk komitmen untuk mewujudkan peningkatan kualitas

dengan penataan, pengelolaan dan penampilan yang lebih baik berdasarkan standar

yang ada.

10
4) Partisipasi : Ikut serta dalam memanfaatkan sumberdaya pasar dengan

tanggungjawab.

2. Pedoman Umum Manajemen Pasar

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sebuah pasar seperti

pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan air limbah pasar, pengelolaan sampah pasar,

pengelolaan transportasi dan pengelolaan utilitas pasar.

a. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan proses pendayagunaan semua sumber

daya pasar dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan sarana

dan prasarana pasar dilakukan untuk mendukung aktifitas pasar.

b. Air limbah pasar seringkali dikeluhkan oleh masyarakat yang berada di sekitar lokasi

pasar, disebabkan oleh rasa bau yang menyengat. Pengelolaan limbah yang kurang

baik dapat memimbulkan gejolak dari masyarakat sekitar. Perencanaan pengelolaan

air limbah pasar sudah harus dirancang mulai dari perencanaan pembangunan

konstruksi pasar, dengan merencanakan saluran-saluran pembuangan air limbah pasar.

c. Sampah banyak dipandang sebelah mata, sebagai sesuatu yang menjijikkan, dan perlu

dihindari. Tidak banyak orang menyadari bahwa sampah pasar bila dikelola dan

diolah dapat menjadi barang bernilai ekonomis, terlebih bila manajemen pengelolaan

menggunakan teknologi pengolahan yang baik. Investasi di pengelolaan sampah dapat

bermanfaat dalam meningkatkan kelestarian lingkungan, menyerap tenaga kerja, dan

menambah penghasilan bagi peningkatan pendapatan bagi pengelola pasar.

d. Salah satu faktor yang dapat mendukung kesuksesan pasar adalah kemudahan

aksebilitas menuju dan dari pasar. Sulitnya aksebilitas menuju pasar dapat

menghambat mobilitas masyarakat menuju pasar, yang pada akhirnya dapat

mengganggu aktifitas pasar itu sendiri. Keberadaan pasar identik dengan kemacetan.

11
e. Kemacetan yang terjadi disekitar pasar dapat mengakibatkan sepinya pengunjung

pasar yang datang. Pengelola pasar harus dapat mengelola system transportasi

disekitar pasar, sehingga masyarakat yang ingin berkunjung ke pasar dapat dengan

mudah sampai ke lokasi pasar.

f. Masalah utilitas menjadi masalah utama bagi pasar – pasar, karena jaringan air bersih,

jaringan kabel listrik, dan telepon umumnya belum terpasang/tertata secara baik di

lokasi pasar. Padahal keberadaan utlitas tersebut sangat penting dalam menunjang

aktifitas pasar.

D. Konsep Kehidupan Sosial Ekonomi


Apabilah di lihat dari arti kata kehidupan sebenarnya adalah cara atau keadaan hidup,

dan arti kata sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan arti kata

ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang

serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan (Astarhadi , 1995: 52).
Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan

pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial

menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan

pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat

dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan

masyarakat (KBBI, 1996: 958). Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut

sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan

orang laindisekitarnya. Sehingga kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan

dengan masyarakat.
Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang berarti

keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka secara garis

besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tanggaatau manajemen rumah tangga. Dalam

12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi,

distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan

perdagangan) (KBBI,1996:251).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain

sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan

tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan

dilakukan. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi di dalam suatu masyarakat Melly G.

Tan mengatakan adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini Masyarakat

tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi

(Koentjaraningrat, 1981: 35).

E. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi dalam penelitian ini dimaksud sebagai taraf perekonomian keluarga

yang dilihat melalui pekerjaan, pendapatan atau jumlah keseluruhan dari kekayaan lainya,

Pendapatan yang dimaksud adalah jumlah pendapatan yang diterima keluarga yang dihitung

rata-rata perbulan, Sementara pekerjaan adalah mata pencaharian atau aktivitas yang

dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah bagi kelangsungan hidup mereka.

Kondisi ekonomi masyarakat adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi tergolong

rendah dikarenakan masyarakat yang berada di daerah tersebut sebagian besar tidak

mempunyai lapangan pekerjaan yang baik. Oleh sebab itu akan mempengaruhi kemampuan

masyarakat sendiri dalam memenuhi kebutuhan baik sandang, pangan, papan, kesehatan

dan pendidikan. Kondisi social ekonomi masyarakat rendah terutama yang tidak memiliki

lapangan pekerjaan dengan pengasilan yang baik, akan terbatas pemenuhan kebutuhannya.

(Wirosuharjo,1986:147).

13
Kegiatan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh setiap manusia dengan

menggunakan faktor-faktor produksi yang dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi orang

lain maupun diri sendiri yang dapat berupa imbalan atau balas jasa atau di sebut pula

pendapatan (income), karena dengan pendapatan inilah dapat dipergunakan kembali untuk

memenuhi kebuutuhan hidup dan dapat digunakan kembali untuk melakukan kegiatan

ekonomi. Hal ini terkait juga dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan yang

lainnya setiap orang memerlukan pekerjaan. Dengan bekerja mereka akan memperoleh

pendapatan, apabila pendapatan tersebut dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan

mencukupi kebutuhan rumah tangga lainnya maka keluarga tersebut dikatakan makmur

(Todaro, 1997).

Dari teori yang dikemukakan di atas maka dalam arti luas Pekerjaan adalah aktivitas

utama yang dilakukan oleh manusia sedangkan dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan

untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.

Bekerja sudah melekat dalam diri manusia, ada orang yang bekerja untuk menyambung

kehidupan keluarga. Ada yang bekerja untuk melayani orang lain, Ini terutama mereka yang

berjiwa sosial. Ada yang bekerja sebagai perwujudan hobi. Asal batin puas, cukuplah sudah.

Pekerjaan merupakan salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang

sangat evisien sekali dan pada hakekatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan hidup yang

bermacam ragamnya serta tidak terbatas intensitasnya. Banyak cara yang digunakan dalam

mensistematiskan kebutuhan hidup mereka.

F. Pendapatan

Pendapatan adalah semua penghasilan yang didapat oleh keluarga baik berupa uang

ataupun jasa. Setiap orang berhak untuk mencari nafkah dalam upaya untuk mencukupi

kebutuhan hidup sehingga pendapatan dapat mempengaruhi seseorang untuk mengejar apa

yang mereka cita-citakan. Untuk masyarakat yang mempunyai penghasilan yang kecil,

14
mereka berupaya hasil dari pekerjaannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk keluarga yang berpenghasilan menengah mereka lebih terarah kepada pemenuhan

kebutuhan pokok yang layak seperti makan, pakaian, perumahan, pendidikan dan lain-lain.

Sedangkan keluarga yang berpenghasilan tinggi dan berkecukupan mereka akan memenuhi

segala keinginan yang mereka inginkan termasuk keinginan untuk menyekolahkan anak

mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Karsidi, 2007: 92).

Pengertian income/pendapatan/penghasilan adalah seluruh pendapatan seseorang baik

berupa uang maupun barang yang diperolehnya untuk jangka waktu tertentu. Menurut

pendapat Ace Partadireja memberian pengertiian pendapatan sebagai nilai balas jasa atau

kontra prestasi yang diterima oleh seseorang atas kegiatan faktor-faktor produksi yang

dimiliki atau yang dihasilkan. Sedangkan menurut winardi mendefiniskan pendapatan adalah

hasil berupa uang atau hasil materi-materi lainnya yang dicapi daripada penggunaan

kekayaan atau jasa manusia bebas (perusahaan atau individu) dalam produksi.

Pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha (Boediono 1999: 200)

mengemukkan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang

dimilikinya kepada sektor produksi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh seseorang

dalam suatu periode tertentu.

Pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan berupa barang, atau bias

juga berupa uang yang diperoleh dari jasa (pekerjaan) dan penggunaan kekayaannya seperti

modal usaha atau investasi (Boediono, 1999:205). Pendapatan adalah jumlah semua

pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam

bentuk uang dan barang. Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan pendapatan

menjadi dua yaitu:

15
1. Pendapatan berupa barang. Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan

yang bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa dan

diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Barang dan jasa yang diterima/diperoleh

dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi ataupun disertai transaksi uang

oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian juga penerimaan barang

secara cuma-cuma, pembeliabn barang dan jasa dengan harta subsidi atau reduksi dari

majikan merupakan pendapatan berupa barang.

2. Pendapatan berupa uang. Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi

pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal. Pendapatan sektor formal

adalah segala penghasilan baik berupa barang atau uang yang bersifat regular dan

diterimakan biasanya balas jasa atau kontrasepsi di sektor formal yang terdiri dari

pendapatan berupa uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan pendapatan

berupa barang-barang meliputi: beras, pengobatan, transportasi, perumahan, maupun

yang berupa rekreasi (Boediono, 1999: 201).

Dengan demikian, penghasilan/pendapatan berupa uang pada umumnya sebagai balas jasa.

Sumber utama diperoleh dari gaji dan upah serta lain-lainnya, balas jasa dari majikan,

pendapatan bersih dari hasil usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan

yang dipelihara dihalaman rumah, hasil investasi seperti bunga modal, uang pension serta

keuntungan. Serta untuk pendapatan berupa barang adalag segala penghasilan yang berbentuk

balas jasa yang diterima dalam bentuk jasa dan barang yang dinilai dengan harga pasar

sekalipun diimbangi atau disertai transaksi yang dinikmati baran atau jasa.

Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan baik berupa barang maupun uang

yang diterima sebagai balas jasa atau kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari

pendapatan dari hasil infestasi, pendapatan yang diperoleh dari keuntungan sosial, dan

16
pendapatan dari usaha sendiri, yaitu hasil bersih usaha yang dilakukan sendiri, komisi dan

penjualan dari hasil kerajinan rumah. (http.scribd.com).

Penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah penghasilan berupa

uang yang diterima sebagai balas jasa dari kegiatan baik dari sektor formal dan informal

selama satu bulan dalam satuan rupiah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh setiap

penduduk akan berbeda antara yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh

keadaan penduduk sendiri dalam melakukan berbagai macam kegiatan sehari-hari. Menurut

Sumardi dalam (Abdulsyani: 1994. mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh

penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan

yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan

pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk

yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.

Berdasarkan uraian di atas, pendapatan masyarakat antara satu sama lain berbeda-beda

tergantung jenis/profesi pekerjaan yang dilakukan sehingga variasi tingkatan pendapatannya

dapat berbeda-beda. Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan ada yang

dibayarkan per hari, mingguan atau bulanan sehingga pendapatan inilah yang akan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup baik keperluan makan atau keperluan lain seperti untuk

keberlanjutan pendidikan anak yang merupakan suatu investasi untuk masa depan.

G. Kondisi Sosial
Kondisi sosial dalam penelitian ini adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-

lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.

Termasuk didalamnya nilai, sikap dan pola perilaku didalam masyarakat.


Dalam kehidupan sosial yang di kemukakan di atas mengartikan bahwa adanya interaksi

yang terjadi dalam masyarakat. Adanya hubungan-hubungan sosial atau hubungan yang

saling mempengaruhi dengan kata lain terjadi interaksi sosial. Interaksi ini pertama sekali

17
terjadi pada keluarga di mana ada terjadi hubungan antara ayah, ibu dan anak. Dari adanya

interaksi antara anggota keluarga maka akan muncullah hubungan dengan masyarakat luar.
Pola hubungan interaksi ini tentu saja di pengaruhi lingkungan di mana masyarakat

tersebut bertempat tinggal. Dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi yang terjadi

lebih erat di banding dengan di perkotaan. Pada masyarakat yang hidup di perkotaan,

hubungan interaksi lebih di eratkan oleh status, jabatan atau pekerjaan yang di miliki.

Pekerjaan yang bergengsi, dan bergaji tinggi akan menaikan prestise seseorang. Sedang

pekerjaan dengan gaji yang rendah tidak menjanjikan prestise, kehormatan, kerja yang

menarik, kesempatan untuk maju, ataupun imbalan yang lainnya (Suparlan 1984: 175).
Kesejahteraan sering diidentifikasi dengan kesejahteraan masyarakat, atau kesejahteraan

umum. Istilah kesejahteraan dalam kamus besar bahasa indonesia menyebutkan kesejahteraan

artinya aman, sentosa, makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan dan masalah).

Sedangkan kesejahteraan artinya keselamatan, keamanaan, ketentraman, kesenangan hidup

dan kemakmuran. Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan kesejahteraan sosial

adalah merupakan keadaan yang sejahtera yangmeliputi keadaan jasmani, rohaniah dan sosial

tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat

yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadian secara

sempurna (Suparlan, 1984: 53). Kesejahteraan sosial adalah: sistem yang terorganisir dari

pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu

dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-

relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya

sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan

masyarakat (Muhidin, 1992: 98).


Dari defenisi di atas dapat di ambil pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup

berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu

dibidang fisik, mental, emosional sosial, ekonomi ataupun kehidupan spiritual.

18

Anda mungkin juga menyukai