Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II

TENTANG

ASKEP PADA PASIEN SYOK

OLEH :

NAMA : KHAIRUL H. MAASILY

NPM : 123050912062

KELAS : A1 ( PAGI)

SEMESTER : VII (Tujuh)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKes


MALUKU HUSADA
KAIRATU
2015
KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan gawat darurat II yang berjudul
Askep pada pasien syok tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Dosen mata kuliah keperawatan gawat darurat II


2. Pihak perpustakaan yang telah meminjamkan buku kepada kami

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masi jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.

Kairatu, 25 April 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................................

A. LATAR BELAKANG ...........................................................................................................................


B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................................
C. TUJUAN .................................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................................................

A. DEFENISI .............................................................................................................................................
B. PENYEBAB ...........................................................................................................................................
C. JENIS .......................................................................................................................................................
D. MANIFESTASI .....................................................................................................................................
E. PATHWAY ............................................................................................................................................
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG.........................................................................................................
G. PENATALAKSANAAN .......................................................................................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................................................

A. KESIMPULAN ......................................................................................................................................
B. SARAN ...................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang penderita dikatakan syok, bila terdapat ketidakcukupan perfusi oksigen
dan zat gizi ke sel-sel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi menyebabkan kematian sel
yang progresif, gangguan fungsi organ, dan akhirnya kematian penderita(Boswick,
2014). Syok merupakan sindroma gangguan perfusi dan oksigenasi sel secara
menyeluruh sehingga kebutuhan metabolisme jaringan tidak terpenuhi. Syok bukanlah
suatu penyakit dan tidak selalu disertai kegagalan perfusi jaringan. Syok dapat terjadi
setiap waktu pada siapapun dan bukanlah merupakan suatu diagnosis (Moor, 2013
dalamAsyariyah et al, 2014)
Pada penderita syok umunya pernapasan cepat. Karena penurunan curah
jantung dan vasokontriksi, biasanya kulit pucat dan dingin, tetapi membran mukosa dan
palung kuku mungkin sianosis. Rangsangan simpatis berlebihan menyebabkan sekresi
keringat, yang menyebabkan kulit basah. Denyutan nadi umumnya lemah dan cepat,
sering hampir tak teraba. Tekanan darah sistolik biasanya rendah dan dalam kasus syok
berat sering tidak dapat teraba sama sekali. Bila penderita dibaringkan, tekanan darah
cenderung sedikit membaik dan memburuk bila penderita yang berbaring didudukkan.
Tekanan nadi arterial (sistolik-diastolik) mencerminkan perubahan isi sekuncup dan
biasanya turun jauh sebelum tekanan sistolik turun. Pengeluaran urina biasanya
menurun atau tak ada. Kesadaran menjadi berkabut sangat dini, penderita ini konfusi,
dan gelisah. Lazim terdapat rasa haus, khususnya bila ditanyakan ke pasien (Boswick,
2014).
Penanganan syok merupakan hal penting untuk menyelamatkan pasien. Oleh
karena itu, perawat sebagai tenaga kesehatan harus mampu menguasai dan memahami
pengetahuan tentang asuhan keperawatan dan tindakan-tindakan yang dilakukan pada
pasien dengansyok. Sehingga pada tatanan praktiknya, perawat mampu
mengaplikasikan teori dengan baik dan terampil
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
a. Apa pengertian dari syok
b. Apa penyebab syok
c. Jenis-jenis syok
d. Manisfestasi dari syok
e. Pathway syok
f. Apa pemeriksaan penunjang dari syok
g. Bagaimana penatalaksanaan dari syok

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui proses terjadinya syok serta penanganannya, baik secara
medis maupun berdasarkan asuhan Keperawatan.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Konsep Dasar Syok.
Mengetahui definisi Syok secara umum.
Mengetahui penyebab syok
Mengetahui jenis-jenis dari Syok.
Mengetahui manifestasi dari syok.
Mengetahui pathway dari Syok.
Mengetahui pemeriksaan penunjang dari Syok
Mengetahui penatalaksanaan Syok
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI
Syok adalah suatu keadaan klinis akibat perfusi jaringan yang tidak adekuat.
(Eliastam,1998)
Syok didefenisikn sebagai perfusi jaringan yang tidak adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolik sel, biasanya sebagai akibat dari tekanan darah yang rendah.
(Bresler & sternbach,2007)
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik
dan metabolik dengan ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi dan oksigenasi yang adekut ke organ-organ vital tubuh akibat
gangguan hemostatis tubuh yang serius. (hardisman,2014).

B. PENYEBAB
Menurut (Bresler & sternbach, 2007), Syok disebabkan oleh gangguan satu atau
lebih dari tiga komponen tekanan darah normal:
1. Volume darah rendah
2. Disfungsi jantung
3. Perubahan diameter lumen pembuluh darah.
Syok disebabkan oleh penurunan SV,HR,dan/atau PVR.
Menurut (hardisman,2014), beberapa penyebab syok antara lain : hipovolemia
(perdarahan, luka bakar, dehidrasi, analfilaksis); kardiogenik (infark miokard, gagal
jantumg kongestif, distrimia); obstruktif (temponade perikardial, emboli pulmonal,
diseksi aorta); distributif (infeksi, sepsis,keracunan, cidera spinal).

C. JENIS
Menurut (lesmana, no year), membagi syok menjadi beberapa jenisa antara lain :
1. Syok hemoragik/hipovolemik
Keadaan ini merupakan kehilangan volume darah yang sangat banyak. Syok
hipovolemik adalah bentuk syok yang paling ditemukan pada pasien trauma.
a. Penyebab : kekurangan volume darah karena laserasi pada pembuluh darah
besar; perdarahan gastrointestinal; dehidrasi berat; ruptur organ; aneurisma
yang mengalami perdarahan; dan faktor pembekuan yang buruk.
b. Tanda dan gejala : hipotensi; tekanan nadi yang sempit; takikardi; dan
perubahan tingkat kesadaran
2. Syok anafilaktik
Syok anafilaktik merupakan respon sistemik antigen antibodi terhadap suatu reaksi
alergi yang disertai dengan gangguan napas berat yang mendadak.
a. Penyebab : tidak diketahui tetapi berbagai pemicu dapat merangsang reaksi
alergi yang berat termasuk makanan laut; iodium; antibiotik tertentu; gigitan
serangga; kacang-kacangan; dan berbagai obat atau makanan .
b. Tanda dan gejala : edema laring; bronkospasme; wheezing; angioedema; dan
hipotensi akibat vasodilatsi periver.
3. Syok kardiogenik
Pada syok kardiogenik terjadi kegagalan jantung untuk memompa darah secara
efektif.
a. Penyebab : infark miokard; gagal jantung; atau kontusio miokard.
b. Tanda dan gejala : hipoksia; ansietas; diaforesis dan denyut nadi yang lemah
secara cepat; aritmia; distensi vena jugularis; hipotensi; edema paru; dan
takipnea.
4. Syok septik
Suatu infeksi sistemik sepsis yang berat. Pasien yang masih sangat muda, pasien
yang berusia lanjut dan pasien dengan defisiensi imunitas merupakan pasien yang
lebih beresiko.
a. Penyebab : secara khas disebabkan oleh bakteri gram-negatif atau gram-positif.
Infeksi biasanya berasal dari suatu sumber dan kemudian menyebar ke bagian
tubuh lain lewat akiran darah. Respon inflamasi yang masif dilancarkan oleh
tubuh dan respon inimengakibatkan vasodilatasi serta hipontensi
b. Tanda dan gejala : demam yang muncul sejak awal; keadaan afebris pada
stadium lanjut; kebingungan; hipotensi dan kelemahan.
5. Syok neurogenik
Bentuk syok ini berupa gangguan pengaturan vasomotor yang bersifat simpatik
a. Penyebab : cedera batang otak; anestesia spinalis; atau cedera medula spinalis.
Penyebab lainya dapat meliputi pengguanaan obat seperti obat penenang,
barbiturat atau preparat anestesi.
b. Tanda dan gejala : vasodilatasi perifer; gangguan neurologi; kulit yang hangat
atau mengalami flushing; dan hipotensi berat.
D. MANIFESTASI
Menurut (hardisman,2014) manifestasi dari syok adalah sebagai berikut :
1. Gejala awal syok
Pada keadaan awal, gejala syok dapat ditemui sebagai berikut :
a. Takipnea
Napas yang cepat adalah kompensasi tubuh untuk mengeluarkan sisa
metabolisme berupa CO2 yang menumpuk dalam tubuh. Pada orang dewasa,
lebih dari 24x/menit sudah harus diwaspadai. Pada anak, pemakaian energi
untuk bernapas cepat menyebabkan anak kelelahan dan berhenti bernapas.
b. Takikardia
Takikardia adalah gejala yang paling sering ditemui pada keadaan awal. Takirdi
adalah frekuensi jantung yang lebih dari normal. Normalnya pada orang dewasa
jantunng berdenyut 60-100x/menit. Apabila frekuensi nadi melebihi
220x/menit, maka dapat terjadi fibrilasi, yang sangat membahayakan, tetapi
dapat pula berubah jadi bradikardi (frekuensi jantung < 60x/menit).
c. Penurunan refilling kapiler
Pembuluh darah di perifer dan kulit akan bervasokontriksi sebagai mekanisme
kompensasi dan darah akan dialirkan terutama organ-organ vital seperti otak,
ginjal dan jantung. Hal tersebut menampakan pasien yang pucat, dingin, kulit
kasar dan penurunan refilling kapiler. Refilling kapiler normal adalah kurang
dari atau sama dengan 2 detik. Saat vasokontriksi terjadi maka refilling kapiler
akan meningkat menjadi 3 detik atai lebih atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
2. Gejala lanjutan syok
Apabila keadaan syok terus berlanjut maka, dapt ditemui tanda dan gejala sebagai
berikut :
a. Penurunan pulsasi nadi
Pulsasi perifer yang lemah atau hilang mengindikasikan kegagalan pompa
jantung yang berat dan/atau hilangnya volume cairan yang ekstrim.
b. Perubahan neurologi
Otak akan sangat cepat terpengaruh karena penurunan kardiak output dan
asidosis. Penurunan kesadaran dapat segera terjadi. Gejalanya dapat bervariasi,
maka mulai dari iritabel, agitasi, letargi, diikuti konfusi dan kehilangan
kesadaran
c. Aritmia jantung
Sebagai respon terhadap asidosis berat dan kurangnya kardiak output, dapat
terjadi bradikardi, yang merupakan fre-arrest dengan rearrest arrhythmia, yang
terjadi pada onset syok selanjtnya.
d. Hipotensii
Hipotensi digambarkan bila tekanan darah kurang dari 90 mmHg namun tidak
terlalu menggambarkan keadaan syok. Pada anak, penurunan tekanan darah
dapat terjadi setelah kehilangan lebih dari 20-25% volume vaskuler
e. Cardiac arrest
Pengenalan dini dan dukungan air way yang agresif sangat diperlukan untuk
mencegah terjadinya cardiac arrest. Bila telah cardiac arrrest, maka rsusitasi
harus dilaksanakan
f. Arunia
Produksi urun berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah
60 mL/jam ( 1/5-1 mL/kgBB/jam).
E. PATHWAY

Pendarahan Infeksi Ima: Temponade Jantung;


(Interna/Eksterna) Emboli Pulmoner

Volume Darah Gangguan Metabolisme Sel Gangguan Fungsi Jantung

Tekanan Darah Sistolik Suplai Glukosa & O2 dalam Penurunan Suplai Darah
darah Inadekuat

Syok Hipovolemik Kebocoran Kapiler Intertisial Nekrosis Miokard

Kapasitas Vaskuler Syok Kardiogenik

Syok Septik

Curah Jantung

Suplai Oksigen Jaringan Anoxia Faktor Humoral :


Seluler Vasokontriksi: Aliran darah

Metabolisme Aerob Ventilasi : O2 dalam Arteri


menjadi Anaerob
Ketidakefektifan
Perfusi Akumulasi Asam Laktat Respirasi;
JaringanPerifer memperbaiki
ventilasi Alveola

Fatigue

Nyeri Sendi Pola Napas


Tidak Efektif

Intoleransi Aktivitas
Bleeding pada Otak Gigitan/keracunan

Iskemia Otak Respon Inflamasi

O2 Otak Pelepasan Histamin & Bradikinin

Syok Neurogenik Bronkospasme

Kegagalan Pusat Vasomotor Sesak

Penimbunan Darah O2

Efektivitas Sirkulasi Volume Plasma Syok Anafilaktik

Disfungsi Miokard Pelebaran Pembuluh Darah

Maldistribusi Volume Sirkulasi

Aliran darah Balik (Venous Return)

Tekanan Darah

Curah Jantung

Suplai Oksigen Jaringan Anoxia Faktor Humoral :


Seluler Vasokontriksi: Aliran darah

Metabolisme Aerob Ventilasi : O2 dalam Arteri


menjadi Anaerob
Ketidakefektifan
Perfusi Akumulasi Asam Laktat Respirasi; memperbaiki
JaringanPerifer ventilasi Alveola

Fatigue

Nyeri Sendi Ketidak Efektifan


Pola Napas

Intoleransi Aktivitas
F. PEMERIKSAN PENUNJANG
a. LAB
- Tes kehamilan.
Tes kehamilan sebaiknya dilakukan padasemua pasien perempuan usia
subur. Jika pasien hamil dan sementara mengalami syok, konsultasi bedah dan
ultrasonografi pelvis harus segera dilakukan pada pelayanan kesehatan yang
memiliki fasilitas tersebut. Syok hipovolemik akibat kehamilan ektopik sering
terjadi. Syok hipovolemik akibat kehamilan ektopik pada pasien dengan hasil
tes kehamilan negatif jarang,namun pernah dilaporkan (Dewi et al, 2010)
b. Radiologi
- USG
Pemeriksaan USG (pre scanning) vena cava inferior dilakukan untuk
melihat indeks kolapsibilitas, sekaligus dilakukan pemasangan kateter vena
sentral dan kateter hemodialisis serta arteri line untuk pemantauan
hemodinamik, terutama untuk menilai delivery oksigen (DO2), curah jantung
(cardiac output = CO) dan isi sekuncup (stroke volume = SV) serta tahanan
vaskuler sistemik (systemic vascular Resistance = SVR). Pemantauan
hemodinamik ini dapat membantu menegakkan, diagnosis syok septik yaitu
dengan dapat menjelaskan adanya nilai SVR yang rendah karena bila hanya
melihat keadaan klinis yaitu tanda bendungan dan overload yang nyata /
bermakna maka klinisi akan ragu untuk melakukan resusitasi cairan. (Irawani,
2012)

- Endoskopi
Endoskopi dapat dilakukan (biasanyasetelah pasien tertangani) untuk
selanjutnyamencari sumber perdarahan. (Dewi et al 2010)

- CT-Scan
CT-Scan umumnya dilakukan pada pasienyang stabil. Jika dicurigai
fraktur tulang panjang,harus dilakukan pemeriksaan radiologi.Hasil
pemeriksaan yang dapat mendukungdiagnosis, diantaranya: penurunan
HCT,penurunan Hb, penurunan RBC dan jumlahplatelet, peningkatan serum
potassium, sodium,lactate dehydrogenase, creatinin, dan BUN,peningkatan
berat jenis urin (> 1.020) danosmolalitas urin; sodium urin < 50
mEq/L,penurunan creatinin urin, penurunan pH,peningkatan PaCO2,
gastroskopi, X-Ray, aspirasiisi lambung melalui NGT, pemeriksaan
koagulasipada disseminated intravascular coagulation(DIC) (Dewi et al 2010).
Merupakan sejenis alat pemantau hemodinamik non-invasif yang
menggunakan gelombang ultrasonik Doppler untuk mengukur kecepatan aliran
darah yang melewati katup aorta atau pulmonal.Ultrasound cardiac output
monitoring dapat mengukur isi sekuncup (indeks isi sekuncup), laju jantung,
curahjantung, dan tahanan vaskular sistemik (systemic vascular
resistance).Pemeriksaan USCOM pada keadaan syok menunjukkan IIS yang
rendah dan dapat disertai perubahan tahanan vaskular sistemik. Pemberian
resusitasi cairan yang efektif dapat terlihat pada pemeriksaan USCOM dengan
peningkatan IIS 10% (Danusantoso, 2014)

G. PENATALAKSANAAN
Menurut (Hardisman,2014) penatalaksanaan pada penderita syok adalah sebagai
berikut :
1. Assessment dan Prioritas penatalaksanaan
a. Pastikan keamanan lokasi kejadian
b. Jaga jalan napas dan berikan bantuan napas bila dibutuhkan. Pikirkan terjadinya
cedera spinal.
c. Administrasi oksigen menggunakan peralatan yang tepat sesuai dengan indikasi
klinik
d. Tentukan stabilitas dan tanda-tanda hemodinamik pasien. Nilai tingkat
kesadaran, ABC dan tanda vital secara kontinu.
e. Lakukan anamnesa yang tepat sesuai dengan kejadian.
f. Monitor dan catat tanda vital dan EKG.
g. Tangani syok (jaga temperatur tubuh)
h. Transportasi pasien secepat mungkin
2. Penatalaksanaan syok
a. Prosedur dasar
1) Kontrol atau hentikan perdarahan (penekanan langsung, penekanan
proksimal, dll)
2) Posisikan pasien dengan posisi terlentang dengan kaki dielevasikan, kecuali
korban dengan gangguan pernapasan yang membahayakan.
3) Lakukan advance life suport (ALS) bila diperlukan dan peralatan tersedia.
4) Transportasi pasien secepat mungkin dengan atau tanpa ALS
5) Hubungi rumah sakit penerima.
b. Prosedur lanjutan
1) Lakukan manajemen air way bila terindikasi
2) Administrasi normal saline intra vena selamaperjalanan ke rumah sakit
3) Bila tekananan darah turun sampai dibawah 100 mmHg: administrasikan
250 mL saline intra vena.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Syok adalah suatu sidromklinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan

metabolik dengan ditandai kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan

perfusidan oksigenasi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh akibat hangguan

hemostatis yang srius. Beberapa penyebab syok antara lain : Hipovolemik (perdarahan,

luka bakar, dehidrasi, anafilaksis); Kardiogenik (infark miokard,gagal jantung kongestif,

disritmia); Obstruktif (temponade perikardial, emboli pulmonal, diseksi aorta);

Distributif (infeksi, sepsis, keracunan, cedera spinal)

Tubuh dapat merespon keadaan syok dengan beberapa mekanisme kompensasi.

Bila meknisme kompensasi gagal, maka keadaan syok akan semakin parah da bila tidak

diperbaiki maka akan menjadi ireversible. Respon fisiologi terhadap diaktifkan melalui

sistem saraf simpatik-adrenal (neuro hormonal).

B. Saran
Penulis ingin memberi sedikit masukan kepada pihak kampus terutama bagian
perpustakaan untuk lebih memperbanyak buku-buku referensi diperpustakaan demi
mempermudah pengerjaan tugas-tugas selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hardisman, 2014. GawatDaruratMedisPraktis. Yogyakarta : Gosyen Publishing


Buettner, No Year. Fast Facts KedaruratanMedikuntukPerawat&Paramedik. Tangerang
Selatan : BinarupaAksara Publisher
Bresler&Sternbach, 2007. Manual KedokteranDaruratEdisi 6. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai