Komunikasi T.HLD
Komunikasi T.HLD
OLEH :
NAMA:NUR HIDAYANTI
NIM :70300117043
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH S.W.T yang telah
memberikan kita kesehatan dan ilmu sehingga kita masih sempat membuat makalah ini
walaupun kurang dari kesempurnaan.
Tak lupa juga kita mengirimkan sholawat atas Nabiullah Muhammad S.A.W sebab
berkat beliaulah yang telah memperjuangkan islam sehingga kita masih dapat mengetahui
islam yang sesungguhnya serta yang telah membawa kita dari kurangnya ilmu pengetahuan
atau pada zaman jahiliyyah menuju masa ilmu pengetahuan yang sangat banyak, sehingga
kita masih bisa merasakan ilmu-ilmu hingga menuju kesuksesan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin yarobbal ‘alamin.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga bila ada kesalahan dan kekurangan
mohon diberi kritikan dan masukan, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah
SWT semata. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian komunikasi
B. Pengertian penyakit kronik
C. Prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Klien Penyakit Kronik
D. Langkah-Langkah Menyampaikan Berita Buruk
E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Penyakit Kronik
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan komunikasi efektif merupakan salah satu kompetensi yang
mendapat sorotan dalam pelayanan kesehatan. Keterampilan ini dinilai sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan pendekatan patientcentered.
Komunikasi dalam bentuk verbal dan non verbal yang baik tidak hanya memberikan
pemahaman pasien mengenai penyakitnya, tetapi juga memberikan kepuasan pasien
terhadap perawatan yang dilakukan. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi kualitas
hubungan dokter-pasien dan meningkatkan efektivitasterapi pasien (Al-Mohaimeed et
al. 2013).
Seseorang dengan penyakit kronik akan megalami rasa berduka dan
kehilangan. Sebagai seorang perawat kita harus mampu memahami hal tersebut.
Komunikasi dengan klien penyakit terminal dan kronis merupakan komunikasi yang
tidak mudah. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang penyakit yang mereka
alami serta pengetahuan tentang proses berduka dan kehilanga.
Informasi mengenai penyakit, termasuk kondisi yang buruk adalah hak pasien.
Hal ini terkait dengan otonomi seseorang untuk mengetahui dan menentukan nasibnya
sendiri. Dengan informasi tersebut, pasien dapat mempertimbangkan langkah
selanjutnya, baik terkait dengan penatalaksanaan penyakit maupun terkait dengan
kehidupan pribadinya. Harapan pasien terhadap proses penyampaian berita buruk
bervariasi. Sebuah penelitian di Iranmenunjukkan bahwa 93% pasien yang menderita
penyakit kanker ingin mengetahui penyakitnya dan sebanyak 75,5% pasien ingin
menjadi orang pertama yang mengetahui penyakitnya (Arbabi, 2014). Sebuah
penelitian di Arab Saudi menemukan bahwa hanya 16% pasien kanker yang
memperoleh informasimengenai penyakitnya dari dokter sedangkan pada 69% kasus
lainnya, dokterlebih memilih menyampaikan berita buruk tersebut kepada
keluarganya (Al Mohaimeed et al., 2013).
Menyampaikan berita buruk dinilai sebagai salah satu tugas yang paling
kompleks dan dianggap sulit oleh para dokter praktik. Seorang dokter tidak hanya
bertugas menyampaikan berita yang buruk, tetapi juga mengelola emosi pribadi dan
pasiennya selama proses komunikasi berlangsung. Seorang dokter sering menjadi
emosional ketika menghadapi reaksi pasien dan merasa bersalah karena tidak dapat
memenuhi harapan pasien. Proses tersebut dapat membawa dokter dan pasien atau
keluarganya ke dalam situasi yang menyedihkan dan sering menjadi pengalaman
emosional yang buruk (Barnett et al., 2007).
Kompleksitas menyampaikan berita buruk dapat membuat seorang perawat
merasa cemas bahkan dapat menimbulkan efek fisiologis. Proses ini diketahuidapat
meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Kecemasan yangdirasakan sering
terkait dengan ketidaknyamanan dalam menghadapi reaksi pasienatau keluarganya
yang timbul selama proses berlangsung (Hulsman et al., 2010).
B. Rumusan masalah
1. Pengertian komunikasi
2. Apa pengertian penyakit kronik
3. Apa Prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Klien Penyakit Kronik
4. Sebutkan Langkah-Langkah Menyampaikan Berita Buruk
5. Bagaimana Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Penyakit
Kronik
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui mengapa komunikasi itu perlu
2. Dapat menjelaskan pengertian penyakit kronik
3. MengetahuiPrinsip Komunikasi Terapeutik Pada Klien Penyakit Kronik
4. Mengetahui Langkah-Langkah Menyampaikan Berita Buruk
6. Memahami Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Penyakit
Kronik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
komunikasi berasal dari bahasa latin communicare,communication dan
communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan proses
pertukaran,penyampaian,dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke
orang lain.
Oleh karena itu didalam profesi keperawatan,komunikasi sangat penting karena
komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan suatu proses keperawatan.melalui
komunikasi perawat bisa berintraksi secara efektif dengsn pasien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar yang
bertujuan untuk membantu pasien memperjelas dan mengurangi perasaan
cemas,mengetahui keluh kesah pasien,sehingga perawat bisa mengambil tindakan apa
yang akan dilakukan terhadap pasien melalui komunikasi.
Adapun tahap komunikasi teraupetik yaitu:
1. tahap praintraksi(persiapan) merupakan tahap persiapan sebelum berintraksi
secara langsung dengan pasien, jadi seorang perawat haruslah dapat
mempersiapakan dirinya sebelum melakukan suatu tindakan.
2. Tahap perkenalan(orientasi),ditahap ini para tenaga kesehatan memiliki
kesempatan untuk menjalin hubungan yang baik dengan pasiennya.karena di
fase inilah perawat akan membentuk sikapnya terhadap pasiennya.
3. Tahap kerja,merupakan tahap yang paling penting karena setiap melakukan
tindakan seorang perawat harus tetap menerapkan komunikasi,membantu
meyakini si pasien bahwa tindakan yang akan dilakukan dapat membantu
proses penyembuhannya.
4. Tahap terminasi merupakan tahap akhir dalam berkomunikasi.
B. Pengertian penyakit kronik
Menurut WHO penyakit kronik adalah penyakit yang berdurasi lama dengan
progress kemajuan yang lambat, penyakit kronis termasuk dalam golongan penyakit
tidak menular. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatu tahapam proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi
individu.
Berita buruk adalah berita (informasi) yang secara drastis dan negatif
mengubah pandangan hidup pasien tentang masa depannya. Berita buruk sering
diasosiasikan dengan suatu diagnosis terminal, namun seorang dokter keluarga
mungkin akan menghadapi banyak situasi yang termasuk dalam bagian berita buruk,
seperti hasil USG seorang ibu hamil yang menunjukkan bahwa janinnya telah
meninggal, atau gejala polidispi dan penurunan berat badan seorang remaja yang
terbukti merupakan onset diabetes.
Menyampaikan berita buruk pada pasien adalah salah satu tanggung jawab
seorang petugas medis yang harus dikerjakan dalam praktek pelayanan kesehatan.
Menyampaikan berita buruk merupakan keterampilan komunikasi yang penting dan
menantang. Terdapat kewajiban secara sosial dan moral bagi petugas medis untuk
bersikap sensitif dan tepat dalam menyampaikan berita buruk. Secara medikolegal
petugas medis berkewajiban menyampaikan atau menginformasikan diganosis yang
secara potensial berakibat fatal. Jika petugas medis tidak menyampaikan dengan
tepat, komunikasi tentang berita buruk akan berakibat pada munculnya perasaan
ketidak percayaan, kemarahan, ketakutan, kesedihan atau pun rasa bersalah pada diri
pasien. Hal-hal tersebut dapat berefek konsekuensi emosional jangka panjang pada
keluarga pasien. Terdapat hubungan yang kuat antara persepsi pasien yang menerima
informasi adekuat tentang penyakit dan pengobatannya dengan penyesuaian
psikologis pasien dalam jangka waktu yang lebih lama. Pasien yang menyadari
mereka menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi mempunyai risiko lebih
besar untuk mengalami stress atau berkembang menjadi cemas dan atau depresi.
Mengingat bahwa menyampaikan berita buruk merupakan salah satu bagian
dari komunikasi, maka dengan mempelajari dan melatih keterampilan berkomunikasi
petugas medis akan mampu menyampaikan berita buruk dengan cara yang dapat
mengurangi ketidak nyamanan dan lebih memuaskan pasien dan keluarganya.
Penyampaian berita buruk dengan sikap dan cara yang tepat dapat meningkatkan
penerimaan pasien dan keluarga tentang penyakitnya dan rencana terapi lebih lanjut,
pendorong pencapaian tujuan terapi yang realistis, memberi dukungan mental serta
menguatkan hubungan pada pasien.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kronik adalah penyakit yang berdurasi lama dengan progress
kemajuan yang lambat, penyakit kronis termasuk dalam golongan penyakit tidak
menular.Berita buruk adalah berita (informasi) yang secara drastis dan negatif
mengubah pandangan hidup pasien tentang masa depannya.
Menyampaikan berita buruk pada pasien adalah salah satu tanggung jawab
seorang petugas medis yang harus dikerjakan dalam praktek pelayanan kesehatan.
Menyampaikan berita buruk merupakan keterampilan komunikasi yang penting dan
menantang. Terdapat kewajiban secara sosial dan moral bagi petugas medis untuk
bersikap sensitif dan tepat dalam menyampaikan berita buruk.
Langka-langka menyampaikan berita buruk yaitu, persiapan, membuat
hubungan, berbagi cerita, dan akibat dari berita.
DAFTAR PUSTAKA
58-113-1-SM.pdf 3264-6297-1-SM.pd
f