Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang mempunyai
hak yang sama dengan yang lain dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU RI
No 13 tahun 1998). Salah satu berhasilnya pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya
Usia harapan hidup (UHH). Pada tahun 2004 UHH yaitu dari 68,6 menjadi 70,6 pada tahun 2009 dan
dalam perkiraan pada tahun 2014 UHH sudah mencapai 72 tahun. Meningkatnya UHH menyebabkan
adanya peningkatan jumlah lansia, dimana pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 28,8 juta jiwa
(Kemenkes,2008).

Jumlah lansia seluruh dunia yang masuk kedalam kategori umur diatas 60 tahun mencapai 9,1
miliar, dimana 1 miliar berada di Negara berkembang seperti Indonesia (WHO, 2015). Badan pusat
statistic (2017), saat ini Indonesia merupakan lima besar Negara dengan jumlah penduduk lanjut usia
terbanyak di dunia yakni mencapai 23,66 juta jiwa atau 9,03%. Provinsi jawa tengah sendiri menempati
peringkat ke-2 dengan penduduk lansia terbanyak dengan jumlah sekitar 12,59% dari total penduduk
Indonesia (BPS, 2017). Data BPS tahun 2015 di kabupaten Kendal jumlah penduduk lansia yaitu
sebanyak 33.635 jiwa. Jumlah lansia di Desa Blorok sebanyak 250 jiwa (Puskesmas Brangsong 1, 2019)

Saat memasuki usia tua, para lansia mengalami perubahan struktur otak sehingga mengakibatkan
kemunduran kualitas hidup pada lansia yang berdampak pada kemandirian dalam beraktivitas sehari-hari
(Nugroho, 2008). Banyak perubahan dan masalah yang terjadi pada lansia seiring dengan proses penuaan,
seperti halnya mengalami penurunan fungsi biologis, psikologis, social, ataupun ekonomi. Semua
perubahan yang terjadi pada lansia tentunya akan menjadi suatu stressor bagi lansia, dan akan
mempengaruhi kesejahteraan hidup pada lansia. Adanya peningkatan kesejahteraan hidup pada lansia
akan mempengaruhi adanya peningkatan kualitas hidup pada lansia (Quality of life/QOL) karena proses
penuaan, penyakit dan berbagai perubahan yang dialami lansia dapat mengurangi kualitas hidup lansia
secara progresif (Chaichanawirote,2011).

Mengingat kondisi tersebut, lansia merupakan suatu kelompok penduduk yang paling rentan
mengenai masalah baik dalam segi perekonomian, social, budaya, kesehatan maupun dalam psikologisnya
yang nantinya menyebabkan lansia jadi kurang mandiri dan tidak sedikit lansia juga memerlukan bantuan
orang lain dalam pemenuhan aktivitas setiap harinya (Suardiman, 2004). Dalam upaya pembinaan
kesehatan lansia yang terpadu dan berkesinambungan perlu adanya upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan memperhatikan factor lingkungan, social budaya serta potensi yang ada pada
masyarakat dalam Primary Health Care (Suwandono dkk,2000).

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2007) menyebutkan bahwa 45% lansia masih mampu
melakukan fungsi fisik mandiri (tidak dibantu keluarga), 23,6% lansia mempunyai ketergantungan fungsi
fisik ringan, yaitu dalam melakukan aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga, 30 % lansia mengalami
ketergantungan moderat dan 1,4% lansia mengalami ketergantungan berat yang harus dibantu oleh
keluarga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Sedangkan respon psikososial lansia adaptif 55,7% dan
44,3% lansia menunjukan respon maladaptive. Dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara
perubahan fisik denga respon psikososial pada lansia.

Kualitas hidup lansia merupakantingkat kesejahteraan dan kepuasan dengan peristiwa atau
kondisi yang dialami lansia, yang dipengaruhi oleh penyakit atau pengobatan kualitas hidup lansia
didapatkan dari kesejahteraan hidup lansia, emosi, fisik, pekerjaan, kognitif dan kehidupan social. Hal ini
merupakan konsep tingkatan, terangkum secara kompleks mencakup hubungan kepada karakteristik
lingkungan mereka (Larasati, 2012).

Dukungan keluarga yang optimal mendorong kesehatan para lansia meningkat, selain itu
kegiatan kegiatan harian para lansia menjadi teratur dan tidak berlebihan. Bagian dari dukungan social
adalah cinta dan kasih saying yang harus dilihat secara terpisah sebagai bagian asuhan dan perhatian
dalam fungsi efektif keluarga (Stanley dan Beare, 2006)

(Friedman, 1998; Langford et al dalam Johnston et al, 2011) Menyatakan dukungan social secara
alamiah diterima lansia dari interaksi social dengan orang-orang disekitarnya misalnya anggota keluarga,
teman dekat, tetangga, ataupun relasi. Lansia di Indonesia umumnya tinggal bersama dengan keluarga,
sehingga keluarga sebagai salah satu sumber dukungan social memberikan arti penting bagi kehidupan
lansia. Dukungan keluarga yang dapat diberikan pada lansia umumnya mencakup empat aspek yaitu
dukungan social, instrumental, informasional, dan penghargaan.

Bebrapa Lansiayang mengungkapkan keluhan mereka mengenai kurangnya perhatian serta kepedulian
dari anggota keluaraganya membuat dia merasa hidupnya sudah tidak berharga lagi. Hal tersebut
disebabkan karena kesibukan dari anggota keluarga, tingkat pendidikan yang rendah dari anggota
keluarga serta anggota keluarga yang lain tidak mau direpotkan dengan permasalahan dan penyakit yang
di alami oleh lansia (Andri, 2008)
Studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Blorok Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi oleh lansia yaitu
kurangnya dukungan dan kepedulian keluarga terhadap lansia yang mempengaruhi kualitas hidup lansia
sepertihalnya dukungan informasi, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental.

Berdasarkan latarbelakang tersebut, peneliti ingin mengetahui “Gambaran Dukungan Keluarga Dengan
Kualitas Hidup Lansia Di Desa Blorok Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal”

B. Rumusan Masalah

Kebanyakan lansia yang hidup dalam keluarga kurang mendapatkan dukungan keluarga secara
penuh,baik dari perkembangan psikososial, dan mental. Dan kurangnya keluarga dalam mermonitor
tentang kesehatan pada lansia. Dalam pemilahannya adanya lansia yang layak dan tidak layak dalam
melangsungkan berkehidupan, sepertihalnya dalam berpakaian, pengobatan dan perawatan tentang
penyakit, serta mulai berkurangnya dalam bersosial dan berkurangnya pendapatan penghasilan dalam
pemenuhan kebutuhannya.sehingga para lansia nampak merasa masalah tersebut mempengaruhi kualitas
hidupnya.

Masalah penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan dari uraian diatas adalah Bagaimana
“Gambaran Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Desa Blorok Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga dengan kualitas
hidup lansia di Desa Blorok kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kualitas hidup lansia di Desa Blorok Kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal
b. Mengidentifikasi dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

Anda mungkin juga menyukai