Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI PENYAKIT INFEKSIUS

“INFLUENZA”

Nama:

Muhammad Firza Kurnia Robbi (P1337433115094)

Elisa Dhani Saputri (P1337433115095)

Riska Auliyah (P1337433115096)

Desy Muktiati (P1337433115098)

Kelas/Semester: II B / 4

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


I. EPIDEMIOLOGI UMUM
Penyakit Influenza merupakan suatu penyakit virus akut yang menyerang saluran
pernafasan ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, mialgia, lesi, coryza, sakit
tenggorokan dan batuk. Penyakit ini sembuh dalam waktu 2 – 7 hari. Influenza termasuk
suatu penyakit infeksi emerjing (Emerging Infectious Diseases). Influenza pada manusia
adalah penyakit saluran pernafasan akut yang disebabkan infeksi virus famili
orthomyxoviridae dengan subtype A, B atau C.

Influenza tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B
biasanya hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang saja
sampai mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk
manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja.

Faktor resiko

1. Faktor host

Host dari penyakit ini adalah manusia. Faktor manusia meliputi imunitas seseorang yang
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan status gizi manusia. Walaupun ringan penyakit ini
tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat muda dan orang dewasa dengan fungsi
kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien yang berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik
atau gangguan metabolik endokrin dapat meninggal akibat penyakit yang dikenal sebagai
penyakit yang tidak berbahaya ini. Manusia merupakan reservoir utama untuk infeksi yang
terjadi pada manusia, namun demikian reservoir mamalia seperti babi dan burung merupakan
sumber subtipe baru pada manusia yang muncul karena pencampuran gen (gene reassortmen).

2. Faktor Agent

Penyebab ada tiga tipe virus influenza yaitu A,B dan C. Type A terdiri dari 15 subtipe,
dimana hanya dua (H1 dan H3) yang dikaitkan dengan terjadinya epidemis dan pandemis
secara luas. Type B jarangmenyebabkan terjadinya KLB. Tipe C dikaitkan dengan timbulnya
kasus sporadis dan KLB kecil yang terlokalisir.

3. Faktor lingkungan

Resiko penularan flu tentu lebih tinggi di tempat yang ramai, seperti di dalam kelas atau
sekolahan, asrama, bus, tempat kerja dan lain-lain. Gejala flu akan mulai berkembang mulai
dari satu hingga empat hari setelah terinfeksi virus. Faktor resiko terjadinya influenza dalam
segi lingkungan ialah dekat dengan peternakan unggas, seperti ayam atau itik.
II. EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
1. Lingkungan fisik

Lingkungan fisik dari influenza ialah seperti gagang pintu, mengapa? Karena
seseorang yang menderita influenza bisa saja menutupi bersinnya dengan tangan lalu
memegang gagang pintu dan dari situlah penyebaran influenzanya.

2. Lingkungan biologi

Lingkungan biologi dari influenza ialah penyebaran virusnya, tempat tinggal dari
virus influenzanya. Virus ini bisa sangat mudah ber mutasi menjadi virus yang
mematikan seperti flu burung, flu babi. Virus influenza ini berasal dari hewan unggas.

3. Lingkungan phsycosocial

Lingkungan phsycosocial dari influenza ialah cara kita menangani influenza itu
sendiri dan disini ada beberapa cara untuk meminimalisir penularan influenza:

1) Rajin cuci tangan dengan sabun


2) Makan makanan yang bergizi
3) Memakai masker di dalam peternakan dan diluar peternakan

Lingkungan phsycosocial juga bisa dikategorikan dalam penyuluhan informasi yang


terkait dengan influenza kepada masyarakat yang di sampaikan oleh tenaga
kesehatan.

III. REKOMENDASI PENYELESAIAN


1) Pengendalian Infeksi

Cara yang cukup efektif untuk menurunkan penularan influenza salah satunya adalah
menjaga kesehatan pribadi dan kebiasaan higienis yang baik: seperti tidak menyentuh
mata, hidung dan mulut; sering mencuci tangan (dengan air dan sabun, atau dengan cairan
pencuci berbasis alkohol); menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin, menghindari
kontak dekat dengan orang yang sakit; dan tetap berada di rumah sendiri saat sedang sakit.
Tidak meludah juga disarankan.Walaupun masker wajah dapat membantu mencegah
penularan saat merawat orang yang sakit terdapat bukti-bukti yang bertentangan
mengenai manfaat hal tersebut pada masyarakat.Merokok meningkatkan risiko penularan
influenza, dan juga menimbulkan gejala penyakit yang lebih berat. Selain itu pemberian
vaksin influenza yang mengandung virus A dan B juga membantu.
2) Pengobatan
Orang yang menderita flu disarankan untuk banyak beristirahat, meminum banyak cairan,
menghindari penggunaan alkohol dan rokok, dan apabila diperlukan, mengonsumsi obat
seperti asetaminofen (parasetamol) untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang
berhubungan dengan flu. Anak-anak dan remaja dengan gejala flu (terutama demam)
sebaiknya menghindari penggunaan aspirinpada saat infeksi influenza (terutama influenza
tipe B), karena hal tersebut dapat menimbulkan Sindrom Reye, suatu penyakit hati yang
langka namun memiliki potensi menimbulkan kematian. Karena influenza disebabkan
oleh virus, antibiotik tidak memiliki pengaruh terhadap infeks kecuali diberikan
untukinfeksi sekunder seperti pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif,
namun sebagian galur influenza dapat menunjukkan resistensi terhadap obat-obat
antivirus standar.

Anda mungkin juga menyukai