Anda di halaman 1dari 4

Praktik keperawatan merupakan pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan

keperawatan. Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada klien, perawat tentunya tidak
dapat terlepas dari kode etik dan moral dalam keperawatan. Kode etik dan moral sangat penting dalam
pemberian pelayanan asuhan keperawatan kepada klien. Kode etik dan nilai-nilai moral dalam
keperawatan dapat dikatakan sebagai acuan bagi perawat dalam melakukan sebuah tindakan. Dengan
memahami dan menerapkan kode etik dalam keperawatan, maka perawat dapat menghindari
penyimpangan atau pelanggaran etik dan moral dalam keperawatan. Namun sayangnya, di Indonesia
masih terdapat perawat-perawat yang melakukan pelanggaran etik dan moral dalam keperawatan.

Dalam menjalankan praktik keperawatan, terdapat beberapa masalah etik yang sering dijumpai oleh
perawat isu mengenai asuhan pasien HIV/AIDS, aborsi, transplantasi organ, keputusan untuk mengakhiri
hidup, isu penekanan biaya yang membahayakan kesejahteraan klien dan akses terhadap pelayanan
kesehatan, serta pelanggaran kerahasiaan pasien. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah
kasus mengenai perawat yang melakukan selfie di depan pasien yang sekarat. Dilansir dari Kompas.com
"Aksi tidak terpuji yang dilakukan dua perawat Puskesmas Blega, Kabupaten Bangkalan, dengan berfoto
selfie di depan pasien yang sedang sekarat dengan luka berlumur darah. Kepala Dinkes Bangkalan,
Muzakki kepada Kompas.com mengatakan, dua perawat tersebut sudah dimintai klarifikasi terkait
dengan aksi selfie di depan pasien sekarat. Mereka mengaku hal itu dilakukan mereka secara spontan
karena diajak oleh temannya yang menemani pasien. Kejadian foto selfie tersebut pada kamis
(11/5/2017) lalu saat Kepala Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, H. Dofir (43) mengalami luka berat
setelah terlibat carok dengan Muhammad Mahdi Muzakki (17). Dofir mengalami luka sepanjang 20 cm di
kepala bagian depan hingga daun telinga dan luka sayatan di lengan kanan. Dofir kemudian meninggal
dunia di puskemas."

Jika melihat dari kasus di atas, dapat saya katakan bahwa kedua perawat tersebut telah melakukan
pelanggaran etik dan moral dalam keperawatan. Sebelum saya lebih lanjut membahas mengenai
pelanggaran tersebut, saya akan membahas terlebih dahulu mengenai etik dan moral dalam
keperawatan itu sendiri. Etik memiliki beberapa pengertian, di antaranya yaitu (a) metode penyelidikan
yang membantu orang memahami moralitas perilaku manusia (ilmu yang mempelajari moralitas), (b)
praktik atau keyakinan kelompok tertentu (misalnya etika kedokteran dan etika keperawatan), (c) standar
perilaku moral yang diharapkan dari kelompok tertentu sesuai yang diuraikan dalam kode etik profesi
resmi kelompok tersebut (Berman et al.,2012). Kode etik yaitu dokumen tertulis yang menggunakan
prinsip-prinsip perilaku yang digunakan dalam membuat berbagai keputusan (Rue & Byars, 2006). Tujuan
dari kode etik profesi keperawatan adalah meningkatkan praktik keperawatan dengan moral dan kualitas
dan menggambarkan tanggung jawab, akuntabilitas serta mempersiapkan petunjuk bagi anggotanya
(Berman et al.,2012). Kode etik keperawatan di Indonesia disusun oleh PPNI yang membahas mengenai:

1.Kewajiban antara perawat dengan klien


a.Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia,
keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan sosial

b.Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien

c.Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan

d.Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.

2.Kewajiban antara perawat dengan praktik

a.Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar terus
menerus

b.Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
klien

c.Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain

d.Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan
perilaku profesional.

3.Kewajiban antara perawat dengan masyarakat

a.Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung
berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

4.Kewajiban antara perawat dengan teman sejawat

a.Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh

b.Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.

5.Kewajiban antara perawat dengan profesi

a.Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan
serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
b.Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan

c.Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang
kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

Sedangkan moralitas mengacu pada standar pribadi atau perorangan tentang benar-salah satu tingkah
laku, karakter, atau sikap (Berman et al.,2012). Prinsip moral dalam keperawatan di antaranya yaitu
otonomi, nonmaleficence, beneficence, justice, fidelity, dan veracity. Otonomi ialah merupakan hak
untuk bagi pasien untuk membuat keputusan mandiri. Pasien berhak untuk menentukan sendiri
pilihannya terkait dengan pengobatan dan perawatan yang akan dijalani olehnya. Nonmaleficence ialah
merupakan kewajiban untuk tidak membahayakan pasien. Bahaya yang dimaksud dapat berarti sengaja
menimbulkan bahaya, membuat orang lain berisiko ke dalam bahaya, serta secara tidak sengaja
menyebabkan bahaya. Beneficence merupakan berbuat baik, yaitu melakukan tindakan yang
menguntungkan pasien dan orang yang mendukungnya. Justice merupakan perlakuan yang adil, di mana
setiap individu mendapatkan tindakan atau perlakuan yang sama. Akan tetapi tindakan yang sama tidak
selalu identik. Fidelity yaitu patuh terhadap kesepakatan dan janji, hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara menepati jani dan menyimpan rahasia pasien. Veracity ialah mengatakan yang sebenarnya dan tidak
membohongi klien. Mengatakan yang sebenarnya sangat penting, karena kebenaran merupakan dasar
dalam membangun rasa saling percaya antara perawat dengan pasien.

Berdasarkan kasus tersebut, kedua perawat itu telah melakukan pelanggaran terhadap kode etik serta
nilai-nilai moral dalam keperawatan. Pada kasus tersebut perawat tersebut telah melanggar kode etik
perawat dengan klien serta kode etik perawat dengan praktik. Perawat tersebut melanggar kode etik
perawat dengan klien dikarenakan perawat tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak
menghargai harkat dan martabat dari pasien itu sendiri. Perawat tersebut juga sudah melanggar
kerahasiaan dari pasien, di mana perawat melakukan selfie dan mempublikasikannya dan hal tersebut
melanggar privasi serta kerahasiaan dari pasien. Selain melakukan pelanggaran kode etik perawat
dengan klien, perawat tersebut juga melakukan pelanggaran kode etik perawat dengan praktik. Perawat
seharusnya senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan
perilaku yang profesional. Akan tetapi, perawat tersebut melanggar kode etik itu dengan menunjukkan
perilaku yang tidak profesional yaitu melakukan selfie di depan pasien yang sedang sekarat. Hal tersebut
dapat merusak nama baik profesi keperawatan. Selain melakukan pelanggaran terhadap kode etik,
perawat tersebut juga melanggar nilai-nilai moral dalam keperawatan di antaranya yaitu otonomi dan
fidelity. Hal tersebut dikarenakan perawat tersebut tidak dapat menyimpan serta menjaga privasi dan
kerahasiaan dari pasien.
Kedua perawat tersebut juga tidak hanya melanggar kode etik dan nilai-nilai moral dalam keperawatan,
tetapi juga melanggar hak-hak asasi pasien. American Hospital Association pada tahun 1973
mengeluarkan Undang-Undak Hak Asasi Pasien dengan harapan agar undang-undang ini dapat
memberikan kontribusi asuhan yang lebih efektif dan didukung oleh rumah sakit atas nama institusi, staf
medis, pegawai, dan pasien. Kedua perawat pada kasus di atas telah melakukan pelanggaran terhadap
undang-undang hak asasi pasien di antaranya yaitu "Pasien berhak mendapatkan perawatan yang penuh
perhatian dengan rasa hormat" dan "Pasien berhak atas setiap pertimbangan privasi".

Setelah penjelasan di atas mengenai pelanggaran etik dan moral dalam keperawatan dapat saya
simpulkan bahwa seorang perawat seharusnya memperlakukan pasiennya dengan menghormati harkat
dan martabat pasien. Seorang perawat juga seharusnya dapat menjaga privasi dan kerahasiaan pasien.
Untuk menghindari tindakan pelanggaran kode etik dan nilai-nilai moral dalam keperawatan, perawat
harus mengetahui, memahami, serta menerapkan nilai-nilai kode etik dan moral dalam keperawatan.
Selain itu sanksi dan hukuman bagi pelanggar etik dan moral dalam praktik keperawatan juga harus
ditegakkan, supaya pelaku tersebut jera dan pelaku pelanggaran etik dan moral akan berkurang. Dengan
menerapkan nilai-nilai tersebut maka perawat tidak akan membahayakan pasien serta dapat
memberikan kesejahteraan bagi pasien. Saya sebagai seorang mahasiswi keperawatan dan calon perawat
yang profesional akan mulai menerapkan nilai-nilai dari kode etik dan moral dalam keperawatan. Selain
itu saya juga akan mulai untuk mengikuti seminar-seminar mengenai keperawatan. Hal tersebut saya
lakukan supaya ketika saya sudah menjadi seorang perawat saya sudah tidak kesulitan lagi untuk
menerapkan nilai-nilai tersebut dan saya bisa memberikan yang terbaik kepada pasien atau klien saya.

Anda mungkin juga menyukai