Nim : 14401.16.17042
( Pembimbing ) ( Mahasiswa )
LAPORAN PEDAHULUAN
DENGAN FRAKTUR SERVICAL
I. DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
Trauma servikal adalah suatu keadaan cedera pada tulang belakang servikal
dan medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi, subluksasi, atau fraktur
vertebra servikalis dan ditandai dengan kompresi pada medula spinalis daerh
servikal. Dislokasi servikal adalah lepasnya salah satu struktur dari tulang
lepas. Fraktur servikal adalah terputusnya hubungan dari badan tulang vertebra
Fraktur tulang leher sangat berbahaya karena bisa mengganggu sistem saraf
neurologis. Bahkan fraktur pada tulang leher bisa menyebabkan seorang anak
mengalami lumpuh.
II. ETIOLOGI
a. Faktor Presipitasi
1) Kekerasan Langsung
kekerasan atau kekuatan kekuatan yang tiba-tiba dan yang dapat berupa
dari tempat terjadinya kecelakaan atau kekerasan, dan biasanya yang patah
b. Faktor Predisposisi
1) Faktor ekstrinsik adalah gaya dari luar yang bereaksi pada tulang serta
tergantung dari besarnya, waktu atau lamanya dan arah gaya tersebut dapat
2) Faktor instrinsik adalah beberapa sifat penting dari tulang yang menentukan
daya tahan timbulnya fraktur , yaitu kapasitas absorbsi dari sendi, daya
elastisitas, daya terhadap kelelahan dan aktivitas atau kepadatan, usia lanjut
(Ivones, 2011).
Vertebra servikal VII merupakan processus spinosus yang besar, yang biasanya
dapat diraba sebagai processus spinosus columna vertebralis yang tertinggi,
oleh karena itu dinamakan vertebra prominens (Syaifuddin, 2003).
V. PATOFISIOLOGI
menyebabkan patah, maka sel-sel tulang akan mati. Perdarahan biasanya terjadi
disekitar tempat patah dan kedalam jaringan lunak disekitar tulang tersebut. Jaringan
lunak biasanya juga mengalami kerusakan. Reaksi peradangan hebat timbul setelah
fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mati berakumulasi menyebabkan peningkatan
aliran darah di tempat tersebut. Fagositosis dan pembersihan sisa-sisa sel mati
dimulai. Di tempat patah terbentuk bekuan fibrin (hematom fraktur) dan berfungsi
sebagai jalan untuk melekatnya sel-sel baru. Aktifitas osteoblas segera terangsang
dan membentuk tulang baru imatur yang disebut kalus. Bekuan fibrin di reabsorbsi
dan sel-sel tulang baru secara perlahan lahan mengalami remodeling untuk tulang
sejati. Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami kalsifikasi.
1. Sinar X spinal
Menentukan loksi dan jenis cedera tulang (fraktur, disloksi) untuk kesejajaran,
2. CT scan
3. MRI
4. Mielografi
tidak jelas atau di curigai adanya oklusi pada ruang subarakhnoid medulla
spinalis.
anterlektasis).
6. GDA
VII. PENATALAKSANAAN
Menurut Brunner & Suddarth (2001) penatalaksanaan pada pasien truama
servikal yaitu :
Mengatur posisi kepala dan leher untuk mendukung airway : headtil, chin
belakang.
oksimetri.
spinal cord : steroid dengan dosis tinggi diberikan dalam periode lebih dari
pasien.
kesehatan.
cervical)
a. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
1.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan gangguan neurologis (cidera
cervical)
C. Rencana Keperawatan
Kriteria Hasil :
a) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
b) Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
Kriteria Hasil :
a) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
b) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
c) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
d) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
e) Tanda vital dalam rentang normal
X. INTERVENSI