Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang membawa balitanya
ke cakupan wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka Banjarbaru yang
sampelnya memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Karakteristik responden dalam
penelitian ini dapat dilihat di tabel 5.1
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik Responden Jumlah Persentase
(%)
A. Ibu
Usia Ibu
<20 – 30 tahun
>30 tahun
Pekerjaan Ibu
Tidak bekerja di luar rumah (Ibu Rumah Tangga)
Bekerja di luar rumah
B. Balita
Jenis Kelamin
Laki – laki
Perempuan
35
5.1 Analisis Univariat
5.1.1 Distribusi Sampel Balita Menurut Status Gizi (TB/U)
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel balita yang
tergolong stunting menurut status gizi (TB/U) sejumlah 55 balita (61%), sedangkan
balita yang tergolong normal sejumlah 35 balita (39%).
Normal
39%
Stunting
61%
36
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Tentang Gizi
1. Baik 49 62 %
2. Kurang 41 38 %
Jumlah 90 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu balita yang memiliki sikap
tentang gizi baik sejumlah 49 responden (62%), sedangkan ibu balita yang memiliki
sikap tentang gizi kurang sejumlah 41 responden (38%).
kurang
38%
baik
62%
37
5.2.5 Hubungan Antara Sikap Ibu tentang Gizi dengan Kejadian Stunting
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan sikap gizi
kurang dan memiliki balita yang menderita stunting berjumlah 32 responden
(35,56%), sedangkan responden dengan sikap gizi kurang dan memiliki balita yang
normal berjumlah 9 responden (10%). Responden dengan sikap gizi baik dan
memiliki balita yang menderita stunting berjumlah 23 responden (25,56%),
sedangkan responden dengan sikap gizi baik dan memiliki balita yang normal
berjumlah 26 responden (28,89%).
35.56%
28.89%
25.56%
10.00%
Gambar 5.13 Grafik Sikap Ibu tentang Gizi dengan Kejadian Stunting
Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel sikap ibu tentang gizi
dengan kejadian stunting diperoleh p = 0,00 (p < 0,05) yang artinya terdapat hubungan
secara signifikan antara variabel sikap ibu tentang gizi dengan kejadian stunting.
Tabel 5.14 Analisis bivariat hubungan antara Sikap Ibu tentang Gizi dengan
Kejadian Stunting
38
5.3 Pembahasan
5.3.1 Hubungan Antara Sikap Ibu tentang Gizi dengan Kejadian Stunting
Sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari mempengaruhi gizi anak, hal
ini dapat dilihat dari konsumsi makanan yang diberikan kepada anak. Sikap ibu disini
maksudnya persepsi masyarakat terhadap penanganan gizi buruk yang nantinya akan
megakibatkan stunting pada anak, serta pandangan masyarakat terhadap manfaat dan
pelayanan yang diberikan posyandu maupun puskesmas. Salah satu penyebab
terjadinya kekurangan gizi pada anak adalah masih rendahnya sikap ibu sebagai orang
tua dalam merawat yang sangat dominan dalam keluarga. 32
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan
tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih
pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai
awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena rendahnya
akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan
buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor ibu dan pola asuh
yang kurang baik terutama pada sikap dan perilaku pemberian makan kepada anak
juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang
cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan,
dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak. 33
Kekurangan gizi dalam waktu lama terjadi sejak janin dalam kandungan
sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena
rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral,
dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein. Faktor ibu dan pola asuh yang
kurang baik terutama pada sikap dan perilaku pemberian makan kepada anak juga
menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang
baik.33
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara sikap
ibu tentang gizi dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Cempaka Banjarbaru pada tahun 2018-2019 (p= 0,00 dan RP= 1,66). Hal ini
menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap gizi kurang baik mempunyai
risiko 1,66 kali lebih besar untuk mengalami kejadian stunting.
39
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitain sebelumnya munthofiah
pada tahun 2008 yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan sikap ibu dan cara
pengasuhan anak dengan status gizi anak balita yang merupakan penyebab stunting
(p=0.000, OR=4.83). Ibu dengan sikap dan cara pengasuhan anak yang baik
mempunyai kemungkinan 5 kali lebih besar agar anak balitanya mempunyai status
gizi yang baik dibandingkan Ibu dengan sikap dan cara pengasuhan anak yang kurang
baik.32
Penelitian lain sebelumnya yang dilakukan oleh Loya pada tahun 2017 juga
menyebutkan bahwa pola asuh pemberian makan pada balita usia 6 – 12 bulan yang
salah berpotensi menyebabkan terjadinya stunting. Tidak ada perlakuan khusus dalam
pola asuh pemberian makan kepada bayi yang terindikasi stunting. Asupan energi
yang tidak memadai menimbulkan perubahan metabolisme dalam tubuh, dimana
terjadi penghematan energi dalam tubuh. Hal ini akan berdampak pada kenaikan berat
badan balita dan pertumbuhan linear yang terhambat sehingga dapat dipastikan bahwa
balita mengalami stunting.52
40