Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus diatas melaporkan pasien atas nama Tn. D 67 tahun, berjenis
kelamin laki-laki, dari anamnesis didapatkan keluhan pasien datang ke IGD
dengan keluhan susah BAK sejak 3 tahun SMRS dan keluhan semakin memberat
2 minggu terakhir. Setiap kali ingin buang air kecil pasien harus terpasang selang
kencing dulu baru bisa BAK. Pasien mengeluh 2 minggu ini sudah tidak dapat
BAK lagi meskipun harus mengedan.Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak sakit sedang, GCS 456, vital sign : tekanan daarah 120/80 mmHg, nadi
88x/menit, suhu 36,8 oC, pernapasan 20 x/menit. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan tampak distensi pada vesika urinaria, dan didapatkan nyeri tekan pada
regio suprapubis. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan colok dubur didapatkan,
sekitar anus tidak tampak hemorrhoid, tonus sfingter ani cukup, mukosa rectum
licin, Prostat teraba membesar dengan konsistensi kenyal dan permukaan tidak
berdungkul – dungkul. Pada pemeriksaan USG didapatkan pembesaran prostat
dengan ukuran volume 146 ml. Berdasarkan data klinis dan pemeriksaan
penunjang diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab keluhan pada pasien tersebut
disebabkan oleh benign prostat hiperplasia (BPH).

BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang disebabkan oleh


pertumbuhan berlebihan dari epitel dan jaringan fibromuskular dari zona transisi
dan daerah periurethral. Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti
penyebab terjadinya hyperplasia prostat; tetapi beberapa hipotesis menyebutkan
bahwa hyperplasia prostate rat kaitannya dengan peningkatan kadar
dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging (penuaan).

Penatalaksanaan terhadap BPH dibagi menjadi watchful waiting,


medikamentosa, minimal invasive, dan pembedahan (operatif). Pembedahan
biasanya dilakukan terhadap penderita yang mengalami inkontinensia uri,
hematuria, retentio uri berat, infeksi saluran kemih berulang. Pemilihan prosedur

40
pembedahan biasanya tergantung kepada beratnya gejala serta ukuran dan bentuk
kelenjar prostat. Sedangkan pada pasien ini dilakukan pemilihan terapi dengan
Open prostatectomi dikarenakan adanya komplikasi BPH yaitu retensio uri dan
pada USG didapatkan volume prostat berukuran 146 ml dan tampak suatu blood
cloth pada vesica urinaria.

Pasien dipulangkan setelah perawatan hari ke-7 (5 hari setelah Open


prostatectomi) dikarenakan keluhan sudah membaik meskipun timbul keluhan
baru berupa batu. Pasien pulang dengan terpasang kateter urine dan mendapat
obat oral N-Asetil cystein 3x200mg, Ciprofloxacin 2x500mg, PCT 3x500mg. Pasien
juga dianjurkan kontrol ke poli bedah untuk perawatan luka operasi dan evaluasi kateter
urin.

41
BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan seorang pasien atas nama Tn.D usia 67 tahun dengan
retensio urine et causa BPH yang dirawat di ruang Nuri RS Idaman Banjarbaru.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Pasien telah ditatalaksana dengan terapi definitif berupa
operasi open prostatectomy pada tanggal 22 Agustus 2019. Setelah pasien dirawat
selama 7 hari dari tanggal 20 Agustus 2019 sampai dengan 26 Agustus 2019,
pasien mendapatkan perbaikan dan dipulangkan dengan terpasang kateter urine
dan dilanjutkan pemberian obat secara per oral.

42

Anda mungkin juga menyukai