KEPERAWATAN ANAK
PREMATUR
NIM : 185140057
1
LAPORAN PENDAHULUAN PREMATUR
A. Pengertian
Bayi prematur adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram. Bayi prematur adalah neonatus dengan Berat Badan Lahir pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram (Tanto, 2014). Dalam hal ini dibedakan menjadi:
1. Prematuritas murni Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat
badan sesuai.
2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan
B. Etiologi
Prematuritas adalah penyebab utama dari kematian perinatal di negara idiopatik,
meskipun pada beberapa kasus disebabkan oleh infeksi, kelainan uterus,
inkompetensia serviks dan kelainan placenta. Etiologi prematur adalah :
1. Demografi
a. Insidens bertambah
1) Batas usia teratas dan terbawah Mungkin berkaitan dengan campuran faktor
lainnya.
2) Status sosial ekonomi yang rendah
3) Prenatal care yang tidak adekuat
4) Ras. Beberapa penelitian melaporkan kenaikan dua kali lipat kulit hitam.
3. Riwayat Reproduksi
Faktor utama dalam menetapkan resiko pada kehamilan yang sedang berlangsung.
4. Anomali uterus
Lelomiomata pada uterus bisa juga meningkatkan insidens partus prematurus.
6. Anemia
a. Alat prediksi yang paling lemah.
b. Kemungkinan berkaitan dengan faktor resiko lainnya.
C. Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki
sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil
karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain
merupakan pencetus kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih
muda, mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga
menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan
terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayiuntuk keluar sebelum
waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup maka organ tubuh
bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat
khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar (Tanto, 2014)
D. Pathway
E. Tanda atau Gejala bayi Prematur
Karakteristik bayi prematur adalah :
1. Berat badan kurang dari 2500 gram
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
4. Lingkar dada kurang dari 30 cm
5. Kepala lebih besar dari badan
6. Kulit tipis transparan
7. Lanugo (bulu-bulu) banyak terutama di dahi, pelipis dan telinga dan tangan.
8. Lemak subkutan kurang.
9. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada
wanita). Pada laki-laki tester belum turun.
10. Rambut tipis, halus.
11. Tulang rawan di daun telinga masih kurang sempurna.
12. Putting susu belum terbentuk dengan baik.
13. Pergerakan kurang dan lemah.
14. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami
serangan apnae.
15. Reflek tonus lemah, reflek menghisap dan menelan serta reflek batul belum
sempurna.
16. Kulit tampak mengkilat dan licin (Adnyanti, 2011).
Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C
adalah dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada
bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan panas
karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan incubator yang
dilengkapi dengan alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini
ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat
servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada
derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk
bayi dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk
pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit,
pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat
dikenal sedini – dininya dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan
secepatnya.
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan premature.
Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan bersalah, kurang
percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi prematur refleks hisap dan
menelan belum ada atau kurang, energi untuk menghisap kurang, volume
gaster kurang, sering terjadi refluks, peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu
dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras ASI dan
menyimpan ASI perah dan cara memberikan ASI perah kepada bayi
prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa lambung.
1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu gestasi) dapat
langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari – hari pertama kalau
ASI belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok /
cangkir 8 – 10 kali sehari.
2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34 minggu),
refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan
ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 – 12 kali sehari. Bayi prematur
dengan berat lahir 1250 – 1500 gram (30 – 31 minggu), refleks hisap dan
menelan belum ada, perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik
12X sehari.
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas
lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih
kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi kalori
(110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini
lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum
dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5 ml/jam dan
jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya
cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai
200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena
daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk
antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik
oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada
masa perinatal memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan
(nutrisi, kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal
dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta
tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin kebersihannya. Tindakan
aseptik antiseptik harus selalu digalakkan, baik dirawat gabung maupun
dibangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui
para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan
bayi. Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan:
1) Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang
tidak terkena infeksi
2) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi
3) Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi
(paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk
kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik)
4) Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu
5) Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
6) Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah
disediakan
7) Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi
8) Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya
9) Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
e. Minum cukup
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi
prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian
menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi
jarang disentuh.
g. Membantu beradaptasi
2. Perawatan di rumah
a. Minum susu
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang
belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya
lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu
tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu
panas ataupun dingin.
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah
disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak
wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk
kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera membawanya ke
dokter.
G. Lamanya Perawatan
Secara prinsip, semua rumah sakit di tanah air sudah bisa merawat bayi dengan
BBLR kecuali yang disertai ketidakmatangan organ-organ vital seperti paru-paru dan
jantung yang hanya dapat ditangani oleh rumah sakit dengan fasilitas NICU
(Neonatal Intensive Care Unit). Ruang NICU adalah ruang perawatan intensif untuk
bayi baru lahir yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah
dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital. NICU sendiri merupakan
sarana terdapat pada level perawatan 3.
Untuk diketahui, level perawatan pasien di rumah sakit dibagi tiga bagian. Level 1
merupakan perawatan biasa, pasien dirawat di ruang atau kamar biasa dan tidak
memerlukan alat atau fasilitas khusus. Pada level 2, ruang perawatan memerlukan
monitor dan inkubator. Sedangkan di level 3, selain monitor dan inkubator, ruangan
juga mesti difasilitasi ventilator. Monitor berfungsi untuk mengontrol detak jantung
dan otak. Sedangkan ventilator untuk membantu sistem pernapasan. Bayi BBLR
umumnya dirawat di level 2 dan 3. Dokter anak khususnya bagian perinatologi
sangat berperan dalam perawatan dan pengobatan kasus-kasus seperti ini.
Soal lamanya waktu perawatan pasien bayi dengan BBLR tentu tergantung kasus.
Namun biasanya mereka diperbolehkan pulang jika sudah mendekati tanggal
kelahiran idealnya. Contoh bayi yang dilahirkan 6 minggu lebih dini dari seharusnya,
biasanya mesti menjalani perawatan di rumah sakit kurang lebih 4 minggu, atau lebih
cepat dua minggu dari kelahiran idealnya. Pertimbangan lainnya, bayi akan
dipulangkan jika kondisi tubuhnya sudah stabil, organ-organ vitalnya sudah
berfungsi baik, dan berbagai resiko yang mengancam sudah bisa dihindari. Salah satu
indikatornya adalah kemampuan bayi untuk mengisap atau buang air besar dan kecil
sudah baik.
Oleh sebab itu pemulangan paksa pasien bayi dengan BBLR oleh orang tua/keluarga
sangat tidak disarankan karena ia dapat mengalami berbagai resiko kesehatan, seperti
infeksi, gagal napas, gagal jantung dan sebagainya (Tanto, 2014).
H. Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin.
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak.
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah.
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC).
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal (Adnyanti, 2011).
D. Pathway Etiologi
Persalinan Preterm/Prematur
Kekurangan Tidak
cadangan energi Hipoksia terbentuk
surfaktan
Reflek menghisap Tonus otot menurun
Malnutrisi Volume paru
belum sempurna menurun
Intoleransi
aktifitas Ketidakefektifan
Nutrisi kurang dari Hipoglikemi
kebutuhan pola nafas
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI LAHIR PREMATUR
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160
dpm) murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
c. Neurosensori
d. Pernafasan
e. Keamanan
4) Kulit transparan
8) Kuku pendek
f. Seksualitas
2) Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris
menonjol testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada
skrotum
g. Data Penunjang :
1) Pengobatan :
a) Cettrazidine 2 x 75 mg
c) Mikasin 2 x 10 mg
d) Aminosteril 15 cc
2) Perhatian Khusus:
a) O2
b) Observasi TTV
a) Ht : 46 vol %
b) Hb : 15,7 gr/dl
c) Leukosit : 11 900 ul
d) Clorida darah : 112 mEq
e) Natrium darah : 140
f) Kalium : 4,1
g) GDS : 63
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi:
3) Observasi dengan pemantauan O2 catat setiap jam ubah sisi alat setiap 3-4
jam
Intervensi:
1) Observasi frekuensi pernapasan dan pola nafas (pernafasan, tonus otot dan
warna kulit)
Kolaborasi :
1) Berikan O2 ½ liter
Intervensi:
Intervensi:
Kolaborasi :
1) Berikan O2
Intervensi:
4. Evaluasi :
e. Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi
DAFTAR PUSTAKA
Adnyanti, Niti. 2011. Laporan Pendahuluan Pada Bayi Premature. Bali http://niti-
adnyani.blogspot.co.id/2011/09/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan
4945.html (diakses pada tanggal 27 Agustus 2019).
Lia, Dewi VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jogjakarta: Salemba
Medika.
Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius.
Mansjoer Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Euculapcius UI.