Anda di halaman 1dari 7

TAFSIR TARBAWI<

Badruzzaman M. Yunus
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H. Nasution 105 Cibiru Bandung 40614, Indonesia.
E-mail: badr.yunus@yahoo.com
_________________________

Abstract
Tafsir of education (tafsi>r tarbawi>) emerges to accommodate academic need to develop local and national
curriculum at Islamic higher education. Its aims is to enrich Islamic education faculty to prepare educators an
Islamic perspective of education based on Alquran and Hadis. However, this kind of tafsir yet to become an
independent study but merely an approach or a model created to accommodate the need on specific dicipline of
study.The reason for this is because tafsir of education still need perfection in its concept compared to already
established tafsir like tafsi>r ahka>m (tafsir of legal issues).
Keywords:
Tafsi>r tarbawi>; education; curriculum; academic; approach; method.
__________________________

Abstrak
Tafsir pendidikan atau tafsi>r tarbawi> lahir untuk memenuhi kebutuhan akademik dalam rangka pengayaan
kurikulum lokal atau kurikulum Nasional di PTAI, dengan harapan bahwa jurusan tarbiyah diharapkan mampu
mempersiapkan calon pendidik dalam wilayah pendidikan Islam. Oleh karena itu, agar pendidikan Islam mampu
mewarnai profesi yang disandang oleh pendidik secara professional, yaitu menuju pendidikan Islami yang mampu
mengembalikan paradigma pendidikan kepada sumber dasar ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis, maka lahirlah
disiplin tafsir sebagai alternatif kajian yang mempunyai relasi dengan pendidikan yang kemudian disebut. Namun
persoalan yang kemudian timbul adalah apakah ini dianggap sebagai disiplin ilmu secara mandiri atau hanya
merupakan sebuah metode pendekatan atau lebih spesifik lagi merupakan corak atau model penafsiran yang
dikondisikan dengan kebutuhan.Tafsir pendidikan belum mempunyai perangkat, metode dan pendekatan yang
proporsional, sebagaimana layaknya sebuah disiplin ilmu tafsir. Istilah tafsir pendidikan baru sebagai wacana dan
manifestasi ijtihad para akademisi yang peduli dengan pendidikan Islam untuk memenuhi kebutuhan akademik
dalam rangka penyempurnaan kurikulum pada perguruan Tinggi. Maka agak sulit rasanya jika memposisikan tafsir
pendidikan sebagai bagian dari kajian tafsir yang sudah dianggap mapan, apalagi jika dibandingkan dengan tafsir-
tafsir lain seperti tafsi>r ahka>m dan lain-lain.
Kata Kunci:
Tafsi>r tarbawi>; pendidikan; kurikulum; akademik; pendekatan; metode.
__________________________

A. PENDAHULUAN “Maka apakah mereka tidak


Alquran adalah kalamulla>h yang diturunkan memperhatikan Alquran?Kalau kiranya
kepada Nabi Muhammad sebagai mukjizat Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah
yang ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan mereka mendapat pertentangan yang banyak
dengan mutawatir serta membacanya adalah di dalamnya. (QS. Al-Nisa,>[4]:82).
ibadah. Alquran diturunkan tidak hanya Juga firman Allah, “Maka apakah mereka
kepada manusia tetapi juga jin agar bisa tidak memperhatikan Alquran ataukah hati
dijadikan petunjuk (hudan) dan pembeda mereka terkunci (QS. Muhammad,[47]:24).
(furqa>n) antara kebenaran dan kesesatan.1 Alquran adalah sumber ajaran Islam yang
Allah menurunkan Alquran untuk dibaca berhubungan dengan totalitas kehidupan
dengan penuh penghayatan (tadabbur), manusia.Dalam kenyataan empirik, tidak
meyakini kebenarannya dan berusaha untuk dapat dipungkiri, bahwa ketika sumber ajaran
mengamalkannya.Allah berfirman, itu hendak dihapami dan dikomunikasikan
dengan kehidupan manusia yang pluralistik,
diperlukan keterlibatan pemikiran yang
merupakan kreatifitas manusia.
1
QS. Al-Baqarah,[2]:185.
Badruzzaman M. Yunus Pengantar Tafsir Tarbawy

Alquran sebagai kitab suci ummat Islam, ْ ‫ َو ْا ِِل‬mengungkap dan


berarti )ْ‫ظهَارْ اَ ْل َك ْشف‬
4
selalu memberi bimbingan dan mengajak umat menampakkan). Kata tafsir juga berarti
manusia untuk mencapai kebajikan dan menerangkan sesuatu yang masih samar serta
kesentosaan dalam kehidupan melalui dialog menyingkap sesuatu yang tertutup. Dalam
sesuai dengan strata, status dan kemampuan kaitannya dengan kata, tafsir berarti
masing-masing. Kesemuanya ikut merasa menjelaskan makna kata yang sulit dipahami
memiliki dan mengambil bagian dari isi dan sehingga kata tersebut dapat dipahami
petunjuk yang dikandung Alquran sesuai maknanya.5Dalam pendapat yang lain, kata
dengan human interest, spesialisasi serta tafsir ini diambil dari kata tafsiroh yang
subjektifitas masing-masing, baik awam, berarti suatu perkakas yang dipergunakan
cendekiawan, kaya, miskin, berpangkat, rakyat tabib untuk mengetahui penyakit orang lain.6
jelata dan lain sebagainya. Alquran selalu Dengan demikian, secara etimologis kata
berupaya menunjukkan manusia kepada tujuan tafsir adalah digunakan untuk menunjukkan
yang ingin dicapai dalam kehidupan. Oleh maksud (menjelaskan, mengungkap,
karenanya Alquran sering menyifati dirinya menerangkan) suatu masalah yang masih
sebagai petunjuk (huda>), rahmat, peringatan kabur, samar dan belum jelas.
(al-dzikr),nasehat (mau’izhah) dan lain-lain.2 Berdasarkan pengertian etimologis tersebut
Tidak terlalu asing dalam tataran dapat dipahami bahwa suatu kata tidak dapat
pemahaman kitab suci Alquran kalau muncul dikatakan telah mengalami proses penafsiran
berbagai pendekatan yang dikenal dengan jika tidak terdiri dari kata yang masih samar
istilah tafsir.Dalam dunia tafsir muncul dan belum jelas maknanya. Jika ada orang
berbagai terminologi pendekatan dengan yang mendengar suatu ucapan yang memiliki
berbagai variasi disiplin ilmu yang makna zhahir yang secara spontan dapat
menghampirinya.Pada abad awal dunia Islam, dipahami kemudian memberitahukan makna
kehadiran ilmu tafsir merupakan terminologi dari ucapan tersebut, maka makna yang
tunggal dan ideal untuk memaknai Alquran— disampaikannya itu bukanlah penafsiran. Hal
yangberpredikat sebagai proper noun of itu karena pada hakikatnya ia tidak
understanding Alquran (memayungi nama- mengungkapkan atau menjelaskan sesuatu
nama disiplin keilmuan yang berhubungan yang sebelumnya masih samar. Sesuatu dapat
dengan Alquran). dikatakan telah mengalami suatu proses
Tafsi>r Tarbawi,> yang merupakan ijtihad penafsiran jika seseorang telah berusaha dan
akademisi tafsir, berupaya mendekati Alquran bersungguh-sungguh untuk mengungkap dan
melalui sudut pandang pendidikan, baik dari menjelaskan ucapan yang masih terlihat samar
segi teoretik maupun praktik. Ijtihad ini atau rancu.
diharapkan dapat mewacanakan sebuah Sedangkan kata tarbiyah, secara
paradigma tentang konsep pendidikan yang leksikaltidak ditemukan dalam Alquran.Akan
dilandaskan kepada kitab suci dan mampu tetapi ditemukan bahwa Alquran
untuk diimplementasikan sebagai nilai-nilai mempergunakan kata-kata yang akar katanya
dasar dalam pendidikan.3 mempunyai sumber derivasi (isytiqa>q) yang
B. HASIL DAN PEMBAHASAN sama dengan al-tarbiyyah. Kata-kata yang
1. Terminologi Tafsir Pendidikan (tarbawi>) dimaksudialah al-rabb, rabbaya>ni, nurabbi>,
Kata tafsir (ْْ‫ )تَ ْف ِسيْر‬adalah bentuk masdar dari
4
kata ‫ّر‬َْ ‫( فَس‬fassara) yang secara etimologis Muhammad Husein Al-Zahabi, at-Tafsi>r wa al-
Mufassiru>n, Juz I,(Mesir: Da>r al-Maktu>b al-Hadi>tsah,
1976),13.
2
Sayyid Muhammad Husin al-Thaba-Thaba>’i>, Al- 5
Tim Penyusun, Ensiklopedia Alquran; Kajian Kosa
Qur’an Fi> al-Isla>m(Beirut: Jam’iyyah al-Tsaqa>fiyyah Kata, Ed. Sahabuddin, (Jakarta: Lentera Hati, 2007),
al-Ijtima>’iyyah, 1973), 73. 975.
3
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi: Mengungkap Pesan 6
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy dkk.,
Al-Qur’an Tentang Pendidikan, cet. I,(Yogyakarta; Sejarah dan Pengantar Ilmu Alquran dan Tafsir,
Teras; 2008), 8. (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putera, 1999), 172.

2 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 1-7
Badruzzaman M. Yunus Pengantar Tafsir Tarbawy

ribbi>n, rabba>ni. Demikian pula, dalam hadis a. Muhammad Jamaluddi>n al-Qa>simi


ditemukan penggunaan istilah rabba>ni. berpendapat bahwa al-tarbiyyah ialah
Meskipun kelihatannya semua istilah proses penyampaian sesuatu sampai pada
tersebut mempunyai pola akar kata yang sama, bataskesempurnaan yang dilakukan secara
namun masing-masingmempunyai konotasi tahap demi tahap.11Pendapat senada
makna yang berbeda-beda. dikemukakan oleh al-
Apabila istilah al-tarbiyyah dilacak Ashfaha>niyangmenyatakan bahwa
maknanya dari kata al-rabb, maka ditemukan pengertian tarbiyyah adalah proses
berbagai konotasi makna yang diketengahkan menumbuhkan secara bertahap yang
oleh para pakar bahasa sebagai berikut : dilakukan secara bertahap sampai pada
a. Louis Ma’luf mengartikan al-Rabb dengan batas kesempurnaan.12
tuan, pemilik, memperbaiki, perawatan, b. Abdul Fatta>h Jala>l mendefinisikan istilah
tambah, mengumpulkan, dan al-tarbiyyahsebagaiproses persiapan dan
memperindah.7 pemeliharaan anak pada masa kanak-kanak
b. Abi> Abdilla>h Muhammadbin Ahmad al- di dalam
Anba>ri al-Qurthu>bi> memberikan arti al- keluarga.13http://ibrah78bahasaarab.blogsp
rabb dengan pemilik, tuan, Yang Maha ot.com/2010/03/tafsir-tarbawi.html - _ftn13
Memperbaiki, Yang Maha Pengatur, Yang c. Isma>il Haqi> al-Barusa>wi> berpendapat
Maha Menambah, dan Yang Maha bahwa al-tarbiyyah bermakna proses
Menunaikan.8Pengertian di atas merupakan pemberian nafsu dengan berbagai
interpretasi dari kata al-rabb dalam surah kenikmatan, pemeliharaan hati nurani
al-Fa>tihah, yang merupakan nama dari dengan berbagai kasih sayang, bimbingan
nama-nama Allah Swt. jiwa dengan hukum-hukum syari’ah, serta
c. Imam Fakhruddin al-Ra>zi berpendapat pengarahan hati nurani dengan berbagai
bahwa al-rabb merupakan kata yang seakar etika kehidupan dan penerangan rahasia
dengan al-tarbiyyah yang mempunyai hati dengan hakikat pelita.14
makna al-tanmiyyah (pertumbuhan dan d. Mustafa> al-Ghula>yaini berpendapat bahwa
perkembangan).9 al-tarbiyyahadalah penanaman etika yang
d. Al-Jauharari memberikan makna al- mulia pada jiwa anak yang sedang tumbuh
tarbiyyah, rabba>n dan rabba, adalah: dengan cara memberi petunjuk dan nasihat,
Memberi makan, memelihara, dan
10
mengasuh.
11
Sedangkan secara terminologi, para ahli Muhammad Jama>luddi>n al-Qa>simí, Tafsí>r
memiliki cara yang beragam dalam Maha>sin al-Ta’wí>l,Cet. II,(Beirut: Da>r al- Fikr, 1978),
8.
memberikan makna al-tarbiyyah. Hal itu dapat 12
Abdurrahma>n al-Nahla>wí, Ushu>l al-Tarbiyyah al-
dilihat sebagai berikut: Isla>miyyah wa Asa>libiha> fí> al-Baiti wa Madra>sati wal
Mujtama’, Cet. I, (Beirut; Da>r al-Fikr, 1979), 13.
13
Abdul Fatta>h Jala>l, Min al-Ushu>l al-Tarbawiyah fí>
7
Louis Ma’luf, al-Munjid fi>> al-Lughah wa al-A’la>m, al-Isla>m,diterjemahkan oleh Herry Noer Ali dengan
Cet. XXVII,(; Beirut: Da>r al- Masyriq, 1984),243-244. judul Asas-Asas Pendidikan IslamCet.I, (Bandung:
8
Abí Abdilla>h Muhammad bin Ahmad al-An،a>rí al- CV.Dipenogoro, 1988), 28.Pengertian-pengertian
Qurthubí, al-Ja>mi’ li-Ahka>mi al-Qur'a>n,Jilid I (t.t), 136- tersebut di atas, digali dari maksud QS. al-Isra>’[17]:24
137. dan QS. al-Syu’ara>’[26]:18. Objek kedua ayat tersebut
9
Ima>m Fakhruddín al-Ra>zi, Tafsi>r al-Kabi>r, Jilid X. diperuntukkan bagi bayi dan fase kanak-kanak.
14
Juz XX,Cet. I, (Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyah, Isma>i>l Ha>qi Al-Barusa>wi, Tafsí>r Ru>hul al-Baya>n,
1990),153. Jilid I, Juz I (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th),2.Pengertian
10
Syed Muhammad al-Naquib Al-Attas, The tersebut khusus diperuntukkan bagi manusia yang
Concept of Education in Islam: A Frame Work for an mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian al-
Islamic Philosophy of Education. Diterjemahkan oleh tarbiyyah yang dikaitkan dengan alam raya,
Haidar Baqir dengan judul “ Konsep Pendidikan Dalam mempunyai arti pemeliharaan dan memenuhi segala
Islam: Suatu Rangka Pikir Pembinaan Filsafat yang dibutuhkan, serta menjaga sebab-sebab
Pendidikan Islam”,Cet. I,(Bandung: Mizan, 1984),66. eksistensinya.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 1-7 3
Badruzzaman M. Yunus Pengantar Tafsir Tarbawy

sehingga ia memiliki potensi-potensi dan STAIN, PTAI, dan lain sebagainya,


kompetensi-kompetensi jiwa yang mantap, khususnya fakultas atau jurusan Tarbiyah.
yang dapat membuahkan sifat-sifat bijak, Hemat penulis masih terlalu dini untuk
baik, cinta akan kreasi, dan berguna bagi memposisikan tafsir pendidikan sebagai
tanah airnya.15 bagian dari kajian tafsir yang sudah dianggap
e. Ahmad Musthafa Al-Maragi memberikan mapan, apalagi jika dibandingkan dengan
definisi al-tarbiyyahdengan membaginya tafsir-tafsir lain seperti tafsi>r ahka>m dan lain-
kepada dua kategori: 1) Tarbiyyah lain.Hal ini karena tafsir pendidikan belum
Khalqiyyah, yaitu pembinaan dan mempunyai perangkat, metode dan
pengembangan jasad, jiwa dan akal dengan pendekatan yang proporsional sebagaimana
berbagai petunjuk; 2) Tarbiyyah Di>niyyah layaknya sebuah disiplin ilmu tafsir.Istilah
Tahqibiyyah, yaitu pembinaan jiwa dengan tafsir pendidikan baru sebagai wacana dan
wahyu untuk kesempurnaan akal dan manivestasi ijtihad para akademisi yang peduli
kesucian jiwa.16 dengan pendidikan Islam untuk memenuhi
f. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi kebutuhan akademik dalam rangka
berpendapat bahwa al-tarbiyyahadalah : penyempurnaan kurikulum pada perguruan
Upaya mempersiapkan individu untuk Tinggi.
kehidupan yang lebih sempurna, Kedinian terminologi tafsi>r tarbawi> yang
kebahagiaan hidup, cinta tanah air, diposisikan sebagai tafsir akan terlihat ketika
kekuatan raga, kesempurnaan etika, materi yang disajikan oleh para akademisi
sistematik dalam berpikir, tajam tafsir sebagaimana yang ada dalam kurikulum.
berperasaan, giat dalam berkreasi, toleransi Antara ayat yang dicangkok, dengan topik
pada yang lain, berkompetensi dalam yang direncanakan, masih banyak yang
mengungkapkan bahasa tulis dan bahasa tumpang tindih. Kerancuan tersebut
lisan, serta terampil berkreativitas.17 menimbulkan kebingungan dan kejanggalan
Berdasarkan makna kata tafsir dan secara metodologis. Oleh karena itu, klaim
tarbiyah tersebut, maka istilah tafsir kedinian ini penulis utarakan karena masih
pendidikan (tafsi>r tarbawi>) dapat diartikan banyak hal yang masih belum kongkrit yang
sebagai tafsir yang menitikberatkan pada memerlukan pembenahan sehingga
masalah tarbiyah dalam rangka membangun terminologi tafsi>r tarbawi> ini layak disebut
peradaban yang sesuai dengan petunjuk dan sebagai disiplin ilmu tafsir yang
spirit Alquran. Iamerupakan proper dan dipersembahkan sebagai salah satu materi
abstract noun dari term tafsi>r, yang termasuk kurikulum pada perguruan tinggi.
kategori disiplin keilmuan yang baru. Tetapi Di antara masalah yang perlu mendapatkan
menempati posisi yang strategis, karena perhatian dalam terminologi ini adalah,
dijadikan sebagai wadah kajian akademik apakah ini dianggap sebagai disiplin ilmu
dalam institusi perguruan tinggi, seperti IAIN, secara mandiri atau hanya merupakan sebuah
metode pendekatan atau lebih spesifik lagi
merupakan corak atau model penafsiran yang
15
Mustafa Al-Ghula>yaini, I§hatun Na>syi,í>n (Cet.VI;
dikondisikan dengan kebutuhan.
Beirut Maktabah ‘Ariyah,1949 ),185
16
Ahmad Mustafa Al-Mara>ghi, Tafsí>r al-Mara>ghi>, Sesuai dengan latar belakang munculnya,
Jilid I ( Cet.IV; Mesir: Mu،a>fa al-Ba>b al- terminologi tafsir pendidikan hanya untuk
Halaby,1969),30. Dari kedua pengertian tersebut, dapat memenuhi kebutuhan akademik dalam rangka
disimpulkan bahwa al-tarbiyyah adalah proses pengayaan kurikulum lokal atau kurikulum
pembinaan dan pengembangan potensi manusia melalui Nasional di PTAI. Dengan harapan bahwa
pemberian berbagai petunjuk, sehingga menyebabkan
potensi yang dimiliki manusia dapat tumbuh dengan jurusan tarbiyah mampu mempersiapkan calon
produktif dan kreatif tanpa menghilangkan etika Ilahi pendidik dalam wilayah pendidikan Islam.
yang telah ditetapkan dalam wahyu-Nya. Oleh karena itu, agar pendidikan Islam
17
Muhammad ‘A<iyah Al-Abrasyi, Ru>h al-Tarbiyyah mampu mewarnai profesi yang disandang oleh
wa al-Ta’lí>m, (Saudi ‘Arabiah : Da>r al- Ahya>’, t.t.), 7.

4 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 1-7
Badruzzaman M. Yunus Pengantar Tafsir Tarbawy

pendidik secara profesional yaitu menuju transfering sifat-sifat Allah kepada hamba-
pendidikan yang Islami yang mampu Nya, Adam. Manusia diunggulkan Allah atas
mengembalikan paradigma pendidikan kepada mahluk-Nya yang lain karena pada Adam
sumber dasar ajaran Islam yaitu Alquran dan terdapat proses pengajaran sehingga ia
al-Hadis, maka lahirlah disiplin tafsir sebagai diamanahkan untuk memakmurkan bumi ini.
alternatif kajian yang mempunyai relasi Melalui proses pengajaran, potensi manusia
dengan pendidikan yang kemudian disebut dioptimalkan agar mengerti cara berinteraksi
tafsi>r tarbawi>. dengan kehidupan dunia dan bersikap yang
Tafsi>r tarbawi> yang merupakan ijtihad benar terhadapnya. Pengajaran Allah kepada
akademisi di bidang tafsir, berupaya manusia dilakukan melalui dua cara: Pertama
mendekati Alquran melalui sudut pandang secara langsung melalui wahyu yang
pendidikan.Baik dari segi teoretik maupun disampaikan kepada Nabi dan Rasul. Kedua,
praktik, sehingga diharapkan paradigma melalui fitrah yang ditanamkan pada jiwa
pendidikan dapat dilandaskan kepada kitab manusia untuk selalu berkeinginan menyam-
suci, dan petunjuk kitab suci mampu paikan dan mencari kebenaran. Pengajaran
diimplementasikan sebagai dasar pendidikan. yang pertama merupakan informasi yang
Tafsir dalam wacana keilmuan sebenarnya dapat diakses manusia melalui ajaran agama,
tidak jauh berbeda dengan disiplin ilmu sedangkan pengajaran yang kedua merupakan
lainnya. Hanya saja sebagian masyarakat konfirmasi yang diusahakan manusia melalui
masih memberikan perhatian yang lebih eksplorasi terhadap fenomena alam. Baik
dibanding dengan yang lain. Sehingga upaya pengajaran berupa informasi maupun kon-
dan terobosan penyegaran pemahaman kitab firmasi, keduanya merupakan proses
suci, kadang-kadang justeru difahami sebuah pencarian kebenaran yang saling melengkapi
pendangkalan.Kondisi ini kalau dicermati untuk menuju kebahagiaan hidup di dunia dan
wajar, karena dalam pembagian corak akhirat.
tafsirpun dibedakan antara tafsi>r bi al-ma’tsu>r Untuk itulah, maka Allah mengutus Rasul
dan tafsi>r bi al-ra’yi.Tafsi<r bi al-ma’tsu>r sebagai pendidik yang dalam Alquran
dianggap tafsir yang paling autentik, disebutkan bertugas sebagai penyampai
sementaratafsi>r bi al-ra’yi dianggap masih informasi Tuhan (yatlu> 'alaihim a>yatih),
membawa banyak masalah yang harus menyucikan yang berarti mendidik
diselesaikan. (yuzakki>him) dan mengajar yang tidak lain
Dengan demikian upaya pemahaman menanamkan pengetahuan (yuallimuhum) baik
Alquran yang diyakini keuniversalannya telah yang berkaitan dengan alam fisika maupun
memunculkan berbagai terminologi yang metafisika. Tujuan pendidikan Islam
berkaitan dengan pemahaman Alquran. (tarbiyyah) tidak hanya bersifat immanen,
Hadirnya terminology Tafsi>r Tarbawi> dalam tetapi juga transenden. Sebab target yang
hal ini merupakan sebuah metode pemahaman ditetapkannya adalah melahirkan kesempurna-
kitab suci (tafsir) yang dilihat dari sisi an manusia agar tercipta mahluk dwidimensi
pendidikan dengan lebih memperhatikan corak dalam satu keseimbangan, dunia-akhirat, atau
pendidikan dalam memberikan analisisnya.18 ilmu dan iman.
2. Relasi Tafsir dan Pendidikan Dalam pendidikan Islam, sasaran yang
Tarbiyyah merupakan satu dari sekian ingin dicapai adalah melakukan pengaturan
cabang tugas kekhalifahan manusia di muka dan pembinaan atas segenap aspek potensial
bumi seperti diungkap dalam Alquran. Pada manusia agar mencapai kesempurnaan.19 Di
awalnya, tarbiyyah dalam pengertian
pengajaran ('allama) merupakan proses 19
Kamrani Buseri menyebut pendidikan sebagai
upaya untuk memanusiakan manusia, terkait dengan
nilai-nilai mengenai manusia itu sendiri yakni apa itu
18
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi: Mengungkap manusia, apa tujuan dari penciptaan manusia,
Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan,8. bagaimana manusia yang ideal, bagaimana hubungan

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 1-7 5
Badruzzaman M. Yunus Pengantar Tafsir Tarbawy

sisi lain, manusia sebagai mahluk multi keimanan (informatif) dalam pendidikan
dimensi memiliki banyak aspek potensial dari Islam dan pengetahuan ekploratif harus
mulai aspek material (jasmani), hingga saling menguatkan dan membenarkan.
immaterial (akal dan jiwa). Untuk itulah, maka 3. Tafsir berfungsi sebagai pelengkap dan
Allah mengutus Rasul sebagai pendidik yang penyempurna akan pengetahuan eksploratif
dalam Alquran disebutkan bertugas sebagai yang belum tuntas. Artinya tafsir harus
penyampai informasi Tuhan, menyucikan dapat memberi penjelasan tentang
yang berarti mendidik (yuzakki>him) dan fenomena-fenomena yang tidak dapat
mengajar yang tidak lain menanamkan dijelaskan oleh ilmu pengetahuan
pengetahuan (yu’allimuhum) baik yang eksploratif.
berkaitan dengan alam fisika maupun 4. Tafsir berfungsi sebagai pengisi nilai
metafisika. (value filler) terhadap pengetahuan
Tujuan pendidikan Islam (tarbiyyah) tidak eksploratif. Artinya tafsir dimaksudkan
hanya bersifat immanen, tetapi juga sebagai pengetahuan yang dapat mewarnai
transenden. Sebab target yang ditetapkannya pengetahuan ekspolaratif agar tidak bebas
adalah melahirkan kesempurnaan manusia nilai melalui penanaman nilai-nilai
agar tercipta mahlukdwidimensi dalam satu transenden dan etika/moral.
keseimbangan, dunia-akhirat, atau ilmu dan 5. Tafsir berfungsi sebagai jembatan yang
iman. Karena tujuan itu, maka pendidikan menghubungkan pesan-pesan ketuhanan
Islam menjadikan pemahaman akan kitab suci agar dapat ditangkap oleh manusia. Dengan
sebagai salah satu syarat mutlak dalam proses kata lain, tafsir merupakan sarana untuk
pelaksanaannya. Hal demikian dikarenakan memberikan kesan membumi (indegenous)
target menciptakan manusia dengan keilmuan terhadap pesan-pesan Ilahi yang bersifat
dan keimanan yang mantap tidak akan dapat suci dan transenden.
diwujudkan hanya sebatas melalui penge- 6. Tafsir dalam wacana ilmiah yang
tahuan kognitif yang relatif. Lebih dari itu, konstruktif, adalah merupakan lembaga
kebenaran pengetahuan kognitif harus ilmiah yang sudah diterima oleh mayoritas
dikonfirmasikan kepada pengetahuan akan kelompok sesuai dengan corak dan versi
informasi transenden yang mutlak dan absolut. masing-masing. Sebagai konsekuensi
Pengetahuan transenden yang dimaksud logisnya akan muncul berbagai polaritas
adalah pengetahuan akan pesan-pesan kitab dan pluralitas pendekatan sesuai dengan
suci Alquran, dan pengetahuan tersebut kecenderungan yang dapat dipandang
dinamakan tafsir. sebagai bias subyektifitas mufassirnya.
Kebutuhan pengetahuan akan kitab suci Oleh karena itu, dalam dunia Islam
(tafsir) dalam ilmu pendidikan didasarkan didapati tafsir yang bermacam corak, hal
pada aspek-aspek berikut. ini tentu karena berdasarkan displin ilmu
1. Tafsir sebagai basis keimanan yang dan subjektifitasnya masing-masing, tidak
merupakan pengetahuan tertinggi nilainya, terkecuali para ahli pendidikan dengan
dan terdasar kedudukannya dalam susunan tafsir tarbawinya.20
pengetahuan manusia sebelum pengetahuan
keilmuan yang lain. 3. SIMPULAN
2. Tafsir sebagai konfirmasi terhadap Istilah tafsi>r telah lazim digunakan untuk
kebenaran yang diungkap dalam pengeta- memahami Alquran dengan berbagai corak
huan eksploratif. Artinya pengetahuan dan jenisnya. Namun setelah sekian lama ilmu
dan metode tersebut digunakan dan telah
menghasilkan berbagai karya, ternyata masih
antar manusia, manusia dengan alam semesta, serta
bagaimana hubungannya dengan sang pencipta. Lihat
terfokus pada corak dan ragam tertentu,
Kamrani Buseri, ReinventingPendidikan Islam:
20
Mengagas kembali pendidikan Islam yang lebih baik, Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi: Mengungkap
cet. Ke-1, (Banjarmasin: Antasari Press, 2010),7. Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan,10.

6 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 1-7
Badruzzaman M. Yunus Pengantar Tafsir Tarbawy

seperti bahasa, hukum, tasawuf dan lain lain. kemoderenan.Cet. 2.Jakarta: Yayasan
Dalam dunia pendidikan Islam, tafsir tidak Wakaf Paramadina, 1992.
pernah luput dari pengajarannya. Namun ada Al-Dzahabi, Muhammad Husein.al-Tafsi>r wa
pertanyaan mendasar, mengapa dalam al-Mufassiru>n, Juz I.Mesir: Da>r al-Maktu>b
pendidikan Islam yang mengajarkan tafsir al-Hadi>tsah, 1976.
tidak ada yang membahas tafsir Alquran Munir, Ahmad.Tafsir Tarbawi: Mengungkap
berbasis pada konstruks teori pendidikan.Dari Pesan al-Qur’an Tentang Pendidikan.
pertanyaan ini, muncul tawaran pendekatan Yogyakarta; Teras; 2008.
dalam memahami Alquran dengan menggu- al-Nahla>wí, Abdurrahmn.Ushu>l al-Tarbiyyah
nakan pendekatan pendidikan yang al-Isla>miyyah wa Asa>libiha> fí> al-Baiti wa
diijtihadkan namanya dengan tafsi>r tarbawi>. Madrasati wal Mujtama’, cet. 1. Beirut;
Hal itu dimaksudkan agar para mahasiswa Da>r al-Fikr, 1979.
mampu mendekati dan memahami Alquran Nata, Abuddin.Al-Qur’an dan Hadits:
melalui sudut pandang pendidikan (education Dirasah Islamiyah I.Jakarta: Rajawali Pers,
perspctive), baik secara teoretik maupun 1993.
praktik, yang berhubungan dengan kepen- ____________. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan:
didikan, melalui kajian kritis terhadap tafsir Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy. Jakarta: PT
ayat-ayat dengan metodologi dan pendekatan Rajagrafindo Persado, 2010.
tafsi>r tarbawi> hingga mampu mengambil Al-Qa>simí,Muhammad Jama>luddi>n. Tafsí>r
simpulan serta mengaplikasikannya dalam Maha>sin al-Ta’wi>l.Cet. II. Beirut: Da>r al-
praktik pendidikan nyata. Fikr, 1978.
Qutub,Sayyid.Tafsí>r Fí>Dhila>l al-Qur'a>n. Jilid
DAFTAR PUSTAKA IV. Juz. XV. Cet. XVII.Al-Qa>hirah: Da>r al-
Al-Ashfaha>ni>, al-Raghi>b.Mu’jam Mufrada>t Syurq, 1992.
Alfradat Alfazdal-Qur’a>n. Beirut: Dar al- Al-Ra>zi,Ima>m Fakhruddí>n.Tafsí>r al-Kabí>r,
Fikr, t.t.. Jilid X. Juz XX. Cet. I. Beirut: Da>r al-
Al-Munawar, Said Agil.Alquran Membangun Kutub al-’Ilmiyah, 1990.
Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta: Ciputat Al-Shiddiqy, Teungku Muhammad Hasbi,
Press, 2003. dkk.Sejarah dan Pengantar Ilmu Alquran
Al-Qaththa>n, Manna>’.Maba>his fi>‘Ulu>mul al- Dan Tafsir. Semarang: PT. Pustaka Rizki
Qur’a>n. Kairo: Maktabah Wahbah, 2004. Putera, 1999.
Bukha>ri>,Ima>m.Shahí>h al-Bukha>ri>, Juz I. Shihab, M. Quraish.Membumikan Alquran:
Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyah, 1992. Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Buseri, Kamrani. Reinventing Pendidikan Kehidupan Masyarakat.Bandung: PT.
Islam:Mengagas kembali pendidikan Islam Mizan Pustaka, 2009.
yang lebih baik. Banjarmasin: Antasari Tim Penyusun.Ensiklopedia Alquran: Kajian
Press, 2010. Kosa Kata.Ed. Sahabuddin. Jakarta:
Jala>l, Abdul Fatta>h.Min al-Ushu>l al- Lentera Hati, 2007.
Tarbawiyyah fí> al-Isla>m, diterjemahkan Zayd,Nashr Hamid Abu.MetodeTafsir
oleh Herry Noer Ali dengan judul Asas- Kesasteraan atas al-Qur’an.Yogyakarta:
Asas Pendidikan Islam.Cet.1. Bandung: Bina Media, 2005.
CV.Dipenogoro, 1988.
Ma’luf,Louis.Al-Munjid fi> al-Lughah wa al-
‘Ala>m. Cet. XXVII. Beirut: Da>r al-
Masyriq, 1984.
Majid, Nurkholis. Islam Doktrin dan
Peradaban: sebuah telaah kritis tentang
masalah keimanan, kemanusiaan dan

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 1-7 7

Anda mungkin juga menyukai