Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PBL KEDOKTERAN KELUARGA

PRURIGO NODULARIS
MODUL KOMPREHENSIF

KELOMPOK 6 (11)
PEMBIMBING
dr. Hans Utama Sutanto, Sp.KK

Anggota Kelompok
1. Hana Putantri (03014077)
2. Hari Eben Ezer (03014080)
3. Harlina Konoras (03014081)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI


JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah PBL kedokteran keluarga dengan topik
“Penyakit Kulit – Prurigo Nodularis”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Khususnya kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Agnes TWR, Sp.
KJ sebagai KPM modul komprehensif sehingga menambah pengalaman dan ilmu
pengetahuan dan dr. Hans Utama Sutanto, Sp.KK sebagai dosen pembimbing
kelompok kami. Kepada Ibu Titin yang telah mengizinkan kami menyambangi
rumahnya dan menanyakan beberapa hal serta melakukan beberapa pemeriksaan ke
Adik Aldino Ibrahim. Dan terimakasih juga kepada Ibu Hasuroh sebagai kader
pendamping kami selama di lapangan.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Akhir kata kami
meminta maaf apabila penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kemajuan bagi kelompok kami.

Jakarta, April 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB IPENDAHULUAN .........................................................................................1


1.1 Latar belakang ......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
1.3.1 Tujuan umum .............................................................................2
1.3.2 Tujuan khusus ............................................................................2
1.4 Manfaat ................................................................................................2
1.4.1 Manfaat bagi mahasiswa ............................................................2
1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan ..............................................2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................3


2.1Keluarga ................................................................................................3
2.1.1 Definisi keluarga ........................................................................3
2.1.2 Fungsi keluarga ..........................................................................3
2.1.3 Struktur keluarga........................................................................4
2.2Prurigo Nodularis ..................................................................................5
2.2.1 Definisi ......................................................................................5
2.2.2 Epidemiologi ..............................................................................6
2.2.3 Etiologi.......................................................................................6
2.2.4Gejala Klinis ..............................................................................6
2.2.5Patofisiologi ................................................................................7
2.2.6Diagnosis ....................................................................................7
2.2.7Diagnosis banding.......................................................................8
2.2.8 Penatalaksanaan .........................................................................9
2.2.9Prognosis ...................................................................................10

BAB III HASIL PBL .............................................................................................11


3.1 Identitas pasien...................................................................................11
3.2 Hasil kunjungan puskesmas ...............................................................11
3.3Anamnesis ...........................................................................................12

iii
3.4Pemeriksaan fisik ................................................................................12
3.5Pemeriksaan penunjang ......................................................................12
3.6Diagnosis kerja....................................................................................12
3.7 Hasil kunjungan rumah ......................................................................12
3.8 Kondisi pasien saat ini .......................................................................12
3.9 Kondisi rumah pasien ........................................................................12
3.10 Analisis kedokteran keluarga ...........................................................13
3.11 Analisis Penilaian keluarga ..............................................................14

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................16


4.1 Diagnosis kedokteran keluarga ..........................................................16
4.2 Fungsi keluarga ..................................................................................16
4.3 Rencana penatalaksanaan...................................................................16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Prurigo nodularis (PN) adalah lesi pada kulit akibat dari garukan berulang karena
rasa gatal yang dipicu oleh berbagai rangsangan pruritogenik.Secara klinis prurigo
nodularis muncul sebagai nodul berbentuk kubah yang sangat gatal dengan
permukaan yang sering terkikis sehingga menimbulkan krusta. Prurigo nodularis juga
ditandai dengan munculnya hiperkeratotik,papula pruritus yang kadang juga diikuti
oleh ekskoriasi atauulserasi, dengan kecenderungan untuk terdistribusi secara simetris
padabahu, punggung, pantat dan anggota gerak atas dan bawah.

Prurigo nodularis dapat terjadi pada semua usia, tapi paling sering terjadi pada
usia 20 hingga 60 tahun dan memiliki prevalensi yang sama antara pria dengan
wanita. Penderita dengan dermatitis atopik biasanya terkena PN pada usia yang lebih
muda (rata-rata berusia 19 tahun).

Penyebab prurigo nodularis masih belum diketahui secara pasti. Masih tidak jelas
apakah PN adalah kelainan kulit primer atau reaksi patologis sekunder akibat garukan
pada kulit yang gatal akibat rangsangan pruritogenik seperti dermatitis atopik ataupun
kelainan sistemik seperti insufisiensi ginjal, hiper atau hipotiroid, gangguan hepar,
penyakit human immunodefisiensi, infeksi parasit atau faktor lingkungan yang
menginduksi gatal seperti cuaca panas dan keringat.Beberapa faktor yang
mempengaruhi timbulnya prurigo nodularis diantaranya yaitu musim panas;
kebersihan atau higiene yang kurang; makanan seperti ikan asin, makanan laut, dan
alkohol sering menyebabkan penyakit bertambah berat; selain itu faktor emosi atau
ketegangan emosi menyebabkan penyakit semakin gatal dan hebat.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah

1. Faktor risiko dan perilaku apa saja yang ditemukan pada pasien sehingga
pasien mengalami prurigo Nodularis?
2. Tatalaksana apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi prurigo
Nodularis?
3. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah prurigo Nodularis?

1.3 Tujuan

Tujuan umum

Dengan cara mengetahui faktor yang mempengaruhi timbulnya urtikaria dari


aspek biologi, psikologi, dan sosial, diharapkan akan menurunkan tingkat
kejadian pruritus Hebra.

Tujuan khusus

• Mengetahui tingkat pola kebersihan pasien

• Mengetahui faktor-faktor pencetus munculnya prurigo nodularis

• Mengetahui hubungan tingkat pola kebersihan dengan timbulnya prurigo


nodularis

• Meninjau keadaan keluarga dan mencari jalan keluar untuk masalah prurigo
nodularis

• Meningkatkan kesadaran anggota keluarga akan kebersihan personal ,


kebersihan lingkungan rumah dan pola makan sehari-hari.

2
1.4 Manfaat

1. Bagi mahasiswa

Mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai penyakit yang dialami.

1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan kasus ini dapat menimbulkan rasa kepedulian dari tenaga kesehatan
kepada masyarakat dan masalah-masalah kesehatan yang timbul didalamnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga
2.1.1 Definisi keluarga

Bailon dan maglaya mendefinisikan sebagai berikut :“keluarga adalah dua


atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan
darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya”
Menurut departemen kesehatan mendefinisikan sebagai berikut :“keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling bergantungan”.

2.1.2 Fungsi Keluarga

Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan
yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara, dan


membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.8

3
2. Fungsi psikologis adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan
kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga .8

3. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-


norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan
meneruskan nilai-nilai budaya.8 Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang
mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan
keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi .9
4. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dimana yang akan datang.8 Fungsi ekonomi merupakan fungsi
keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk
sandang, pangan dan papan .9
5. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa
yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta
mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya .8

2.1.3 Struktur keluarga

Menurut friedman struktur keluarga terdiri atas:10

a. Pola dan proses komunikasi


b. Struktur peran

4
- Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
- Peranan ibu :mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
- Peranan anak :melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual

c. Struktur kekuatan: Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau


aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku orang lain ke arah positif.
d. Nilai-nilai keluarga: Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman
perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan

2.2 Prurigo Nodularis


2.2.1 Definisi
Prurigo nodularis (PN) adalah lesi pada kulit akibat dari garukan berulang
karena rasa gatal yang dipicu oleh berbagai rangsangan pruritogenik. Secara klinis
prurigo nodularis muncul sebagai nodul berbentuk kubah yang sangat gatal dengan
permukaan yang sering terkikis sehingga menimbulkan krusta. Terjadi peningkatan
eosinofil yang mengandung eosinofil kationik protein dan eosinofil turunan
neurotoxin pada dermis.
Prurigo nodularis juga ditandai dengan likenifikasi dan ekskoriasi papula dan
nodul. PN secara umum terdapat pada pasien dengan dermatitis atopik dan penyakit
kulit gatal lainnya seperti skabies, xerosis cutis, dan pemfigoid bulosa. Selain itu, PN

5
sering kali merupakan sinyal akibat kelainan sistemik seperti kekurangan zat besi,
disfungsi hati atau tiroid, penyakit empedu obstruktif, diabetes mellitus, gagal
ginjalkronis, limfoma, leukemia, dan tumor ganas lainnya. Stres emosional atau
penyakit kejiwaan juga dapat menjadi pemicu penyakit ini.

2.2.2 Epidemiologi
Prurigo nodularis dapat terjadi pada semua usia, tapi paling sering terjadi pada
usia 20 hingga 60 tahun dan memiliki prevalensi yang sama antara pria dengan
wanita. Penderita dengan dermatitis atopik biasanya terkena PN pada usia yang lebih
muda (rata-rata berusia 19 tahun) dibandingkan dengan penderita tanpa riwayat
atopik (rata-rata berusia 48 tahun).

2.2.3 Etiologi
Etiologi prurigo nodularis masih belum diketahui secara pasti.Masih tidak
jelas apakah PN adalah kelainan kulit primer atau reaksi patologis sekunder akibat
garukan pada kulit yang gatal akibat rangsangan pruritogenik seperti dermatitis
atopik. Sedangkan pada pasien prurigo nodularis tanpa riwayat atopik, gatal dapat
disebabkan oleh kelainan sistemik seperti insufisiensi ginjal, hiper atau hipotiroid,
gangguan hepar, penyakit human immunodefisiensi ataupun infeksi parasit. Faktor
lingkungan yang menginduksi gatal adalah cuaca panas dan keringat, Gangguan
psikososial seperti depresi dan kecemasan juga diduga sebagai hubungan primer atau
sekunder penyebab gatal pada PN.

2.2.4 Gejala Klinis

Merupakan penyakit kulit kronik dan terutama mengenai wanita.Lesi berupa


nodus,dapat tunggal atau multipel,mengenai ekstremitas terutama pada permukaan
anterior paha dan tungkai bawah.Lesi sebesar kacang polong atau lebih besar,keras

6
dan berwarna merah atau kecoklatan.Bilaperkembangannya sudah lengkap maka lesi
akan berubah menjadi verukosa atau mengalami fisurasi.

2.2.5 Patofisiologi

Secara histologi, PN ditandai dengan hiperkeratosis, biasanya berupa


parakeratosis fokal, dan ditandai dengan acanthosis yang tidak teratur.Karakteristik
perubahan neurologis yang terjadi meliputihipertrofi dan proliferasi persarafan
kulit.Calcitonin gene-related peptidedan substansi peptida meningkat tajam.
Neuropeptida ini dapat memediasi peradangan kulit dan menyebabkan pruritus pada
PN.

Jumlah selmerkel mengalami peningkatan dalamepidermis sebagaikomponen


dari kelainan neurokutaneus.Zat-zat inflamasi seperti limfosit,sel mast, histiosit dan
eosinofil memasuki dermis.Sel mast pada lesi PN meningkat danmengalami
perubahan ukurandan morfologisel menjadi besar dan berbentuk dendritik
dibandingkandengan bentuk normal yang berbentuk bulat atau bulat memanjang.

Sel mast memicu pengeluaran NGF (nerves growth factor) yang menyebabkan
neurohiperplasia. Selain itu NGF juga menciptakan dua komponen : reseptor afinitas
tinggi dan p75 dan reseptor afinitas rendah. Kedua komponen tersebut meningkat di
dalam perineurineum dan sel schwan pada lesi hiperplastik yang ditemukan pada
pasien prurigo nodularis.Pada akhirnya neurohiperplasia dan produk-produk dari sel
mast seperti histamin, tryptase, prostaglandin, leukotrin dan IL 2,4,6 menyebabkan
perasaan sangat gatal pada penderita.Selain itu, peningkatan NGF selain
menimbulkan rasa gatal juga menginisiasi terjadinya inflamasi.

7
2.2.6 Diagnosis
Prurigo noduaris dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan histopatologi serta riwayat keluarga dari penderita.

2.2.7 Diagnosis banding


1. Dermatitis Atopik adalah Peradangan kulit kronis yang residif disertai
gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak.
Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopik pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa
papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,
distribusinya di lipatan. Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa
dapat berupa plak papuler, eritematosa, dan berskuama atau plak
likenifikasi yang gatal.5
2. Pemfigoid nodularis merupakan varian klinis yang jarang dari
pemfigoid bulosa. Hal ini ditandai dengan gambaran klinis berupa
papula eritematosa dan plak dengan ekskoriasi, nodul ekskoriasi, dan
ulserasi superfisial yang menyerupai prurigo nodularis dalam
kombinasi dengan fitur klinis atau imunologi dari pemphigoid. Prurigo
nodularis sering mendahului perkembangan bula, sehingga
menghambat diagnosis dini kecuali pemeriksaan imunofluoresensi
dilakukan.6
3. Liken planus adalah bentuk inflamasi kulit yang unik yang menyerang
kulit, membran mukosa, rambut dan kukudengan gejala klinis sangat
gatal, dan gejala ini bisa menetap hingga waktu 1-2 tahun. Biasanya
lesi ini timbul di ekstremitas sisi fleksor, selaput lendir dan alat
kelamin. Selain itu, terdapat pula lesi patognomonik di mukosa yaitu

8
papul yang poligonal, datar dan berkilauan, serta kadang ditemukan
delle. Liken planus memiliki lima bentuk morfologi: hipertrofik,
folikular, vesikular dan bulosa, erosif dan ulseratif, serta atrofi.
Diagnosis liken planus ditegakan dengan pemeriksaan histopatologi, di
mana papul menunjukkan penebalan lapisan granuloma, degenerasi
mencair membranbasalis dan sel basal. Dapat pula ditemukan infiltrat
seperti pita yang terdiri atas limfosit dan histiosit pada dermis bagian
atas.

2.2.8 Penatalaksanaan
1. Antipruritus topikal
Kortikosteroid topikal paten dapat digunakan. Pengobatan menggunakan
kortikosteroid dapat digunakan guna mengurangi resiko garukan. Penggunanan
triamsinolon acetonide 10-40 mg/ml dapat diberikan. Menthol 0,5 – 2%, urea 2-
10 % dan polidocanol 3 -5%. Topikalcapsaicinbertindak
dengandesensitasiserabut saraf
sensorikdanmengganggutransmisiprurituskulitdannyeri terbakar.
Capsaicindiberikandalam dosisbertahap meningkat(0,025% -0,05% -0.075% -
0,1%). Padanodularisprurigo, konsentrasihingga0,3% dapat ditingkatkan.

2. Antipruritus sistemik
Anti histamin oral efektif untuk pruritus. Obat yang tersediatermasukgenerasi
pertama menenangkanH1-antihistamin seperticlemastine,
hidroksizindanpromethazineyangdapat diberikanuntuk membantutidurpenderita.
Obat nonsedasi sedikitmenenangkangenerasi keduaH1-antihistamin
termasukcetirizine, levocetirizine, loratadin, desloratadine, azelastine,
fexofenadine, ebastine, ataurupatadine. Thalidomeide dengan dosis 100 mg/hari
dilaporkan dapat digunakan akan tetapi efek samping berupa neuropaty perlu
dipertimbangkan.Cyclosporine dilaporkan juga memiliki efek anti pruritus

9
dengan dosis 3-5mg/kgbb perhari dengan mekanisme kerja menghambat fungsi
dari limfosit dan sel mas yang dapat menekan dari pruritus. Anti depresan seperti
mirtazapine dengan dosis 15-30 mg/hari dapat digunakan sebagai anti pruritus.

2.2.9 Prognosis

Prognosis untuk prurigo nodularis bervariasi, tergantung dari penyebab gatal dan
status psikologi dari pasien. Perbaikan pada pruritus dapat diperoleh dengan jalan
terapi penyakit yang mendasari. Penyakit ini bersifat kronis dan setelah sembuh
dengan pengobatan biasanya residif.

10
BAB III
HASIL PBL

3.1 Identitas pasien


Nama : Aldino Ibrahim

TTL : Jakarta, 11 Januari 2014

Usia : 4 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jalan Krendang Selatan RT.09, RW. 06

Pendidikan : Belum sekolah

3.2 Hasil kunjungan puskesmas


Tanggal kunjungan puskesmas terakhir : 1 Bulan yang lalu

3.3 Anamnesis
 Keluhan utama : Gatal-gatal
 Riwayat penyakit sekarang : Gatal di regio ekstremitas bagian tibialis
dextra et sinitra
 Riwayat penyakit dahulu :-
 Riwayat penyakit keluarga :-
 Riwayat perkawinan : Belum menikah
 Aktivitas fisik

11
- Kegiatan sehari-hari : Main dirumah dan dilingkungan sekitar
- Olahraga : pasien tidak melakukan olahraga

- Pola Makan: 1x Sehari (tidak suka makan sayur,buah,ikan dan lebih suka
minum susu SGM 7x sehari )
- Keadaan lingkungan : Buruk
3.4 Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum: Baik.


Kesadaran: Composmentis.
Tanda Vital: TD: 90/60 mmhg, Nadi: 76x/menit, RR: 36x/menit, Suhu: 36oC.
Status Gizi: Normal
Jantung/Paru: BJI/II normal, bunyi paru vesikuler.
Abdomen: bising usus (+).
Ekstremitas:  nodul eritema, erosi (+) pada tibialis dextra et sinistra

 hipopigmentasi dan hiperpigmentasi pasca inflamasi pada antebrachii dextra


et sinistra, femoralis dextra et sinistra, tibialis dextra et sinistra
Kelenjar Getah bening: tidak ada pembesaran.

3.5 Pemeriksaan penunjang


Tidak dilakukan

3.6 Diagnosis kerja


Prurigo Nodularis

3.7 Hasil kunjungan rumah


Tanggal kunjungan rumah I: Senin, 30 April 2018
Tanggal Kunjungan rumah II: Rabu, 1 Mei 2018

12
3.8 Kondisi pasien saat ini
Tampak sehat

3.9 Kondisi rumah pasien

Lokasi: Krendang Selatan RT 09 RW 06


Denah lokasi rumah:
Pembagian ruangan: Terdiri dari 2 lantai
Jenis bangunan: permanen
Luas rumah:
Lantai rumah: Semen.
Penerangan: Buruk.
Kebersihan: Buruk.
Ventilasi: Buruk.
Dapur: Kotor.
Jamban Keluarga: tidak ada (WC Umum)
Sumber air minum: PAM
Sumber pencemaran: Genangan air disekitar rumah
Tempat pembuangan sampah: Got dan karung-karung.
Sanitasi Lingkungan: Buruk.

3.10 Analisis kedokteran keluarga


a. Daftar anggota keluarga yang tinggal serumah
No Nama Jenis Hubungan Status Pendidikan Pekerjaan
Kelamin keluarga
1. Titin Perempuan Nenek Janda SMA Ibu Rumah
Kandung Tangga

13
2. Deni Rinaldi Lak-laki Ayah Menikah SMA -
Kandung
3. Meiyani Perempuan Ibu Menikah SMA Wiraswasta
Kandung
4. Apriyana Perempuan Tante Belum - -
Kandung Menikah
5 Desnaaryani Perempuan Adik Belum - -
Kandung Menikah
b. Genogram

3.11 Analisis penilaian keluarga


1. Identifikasi fungsi keluarga
a. Fungsi Holistik
 Fungsi biologis: Pasien berusia 4 tahun menderita hiperpigmentasi dan
hipopigmentasi pasca inflamasi serta prurigo nodularis dan pasien
tinggal bersama nenek,ibu,adik perempuan dan tantenya. Di keluarga
tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang sama.
 Fungsi Psikologis: Baik.
 Fungsi sosial: pasien hiperaktif (nakal)

14
 Fungsi ekonomi: Pekerjaan ibunya adalah wiraswasta
 Fungsi budaya: Baik.
 Fungsi religious: Baik.
b. Fungsi Fisiologis
 Adaptasi: Hubungan ibu dengan anak baik
 Pertumbuhan: Baik.
 Kasih Sayang: Perhatian ibu dan ayah ke anak kurang.
 Kebersamaan: kurang.
2. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang Kesehatan Dasar anggota
Keluarga
a. Pola makan anggota keluarga
3x sehari
b. Perilaku Kesehatan Keluarga
Cukup
c. Perilaku Hidup Bersih, Usaha pencegahan penyakit
Buruk, karena dilingkungan keluarga termasuk lingkungan padat
penduduk, kumuh dan sanitasinya kurang baik.

15
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisis Kasus
4.1 Diagnosis kedokteran keluarga
Berdasarkan anamnesis yang dilakuka terhdap pasien dan neneknya
serta pemeriksaan fisik terhadap pasien dapat diketahui bahwa Aldino
Ibrahim menderita penyakit prurigo nodularis yang ditandai dengan gatal-
gatal pada tungkai bawah serta terdapat nodul eritema dan erosi.
Dikatakan bahwa penyakit ini didapatkan apabila pasien main air
genangan kotor seperti air comberan.
4.2 Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis: Pasien berusia 4 tahun menderita prurigo nodularis
dan pasien tinggal bersama nenek, ibu, adik perempuan dan tantenya.
Di keluarga tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang sama.
2. Fungsi Psikologis: Baik.
3. Fungsi sosial: Anak Hiperaktif
4. Fungsi ekonomi: Pekerjaan ibunya adalah wiraswasta (Money
changer)
5. Fungsi budaya: Baik.
6. Fungsi religious: Baik.

16
4.3 Rencana penatalaksanaan
a) Promotif
Pengobatan murah puskesmas
b) Preventif
- Hindari pemakaian karpet, boneka berbulu,hewan peliaharaan
- Rutin untuk membersihkan karpet dan gorden
- Hindari makanan yang mengadung banyak pengawet
- Menggunakan pakaian panjang dan berbahan katun agar tidak terkena
debu dan kutu
- Mandi menggunakan air dingin dan tidak menggunakan sabun yang
mengadung antiseptik karena dapat membuat kulit kering.
- Hindari adanya genangan air dilingkungan sekitar
- Menghindari bermain genangan air kotor
c) Kuratif
Pemberian antibiotik topikal dan kortikosteroid topikal, CTM
(chlorfeniramin maleat) 1 mg 3x/hari
d) Rehabilitatif
Tidak menggaruk lesi.

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan observasi di Krendang, kami mendapatkan
beberapa faktor risiko yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kulit
seperti pada pasien. Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan penyakit
kulit Prurigo nodularis adalah sanitasi lingkungan yang buruk, alergi, dan
serangga dari karpet yang jarang dibersihkan.
Oleh karena itu, kami telah membuat beberapa rencana untuk
mencegah, dan menghilangkan faktor risiko sehingga dapat mengurangi angka
kejadian terjadinya penyakit ini. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah
membersihkan rumah, tempat pembuangan sampah dan memakai baju
panjang agar tidak terpapar debu dan kutu.
Kemungkinan keberhasilan penatalaksanaan pada penyakit ini adalah
baik bila pasien teratur menggunakan obat dan tidak menggaruk-garuk luka
sehingga tidak menjadi semakin parah, serta menghindari factor pencetusnya
yaitu bermain di air genangan yang kotor.

B. Saran
a) Mahasiswa:
 Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab, faktor risiko dan
penatalaksaan pada penyakit ini
 Mahasiswa mampu memberikan edukasi mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat guna mencegah terjadinya penyakit ini
di kemudian hari

18
b) Puskesmas:
 Puskesmas dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai PHBS
 Puskesmas dapat melakukan pemantauan pada lingkungan
pemukiman warga untuk membantu masyarakat dalam
pencegahan penyakit ini
c) Pasien dan keluarganya:
 Menerapkan PHBS
 Mencegah faktor pencetus timbulnya penyakit ini

19
20
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. Boediardja SAK, Wiryadi BE. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin;Prurigo.


Edisi Ketujuh. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2015.315-7
2. Djuanda, Adhi, 2007, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Jakarta, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
3. McPhee, Stephen J., et al, 2011, Current Medical Diagnosis & Treatment,
New York, McGraw Hill.
4. Tunggadewi DE. Pengaruh Higiene dan Sanitasi Lingkungan Terhadap
Angka Kejadian Prurigo Pada Pondok Pesantren di Daerah Pantai dan
Pegunungan. Semarang, 2014.211-2
5. Lorenzini D., Lorenzini F.K., Muller K.R., Sanvido S.D. Prurigo. In:
Bonamigo R.R., Dornelles S.I.T. (eds) Dermatology in Public Health
Environments. Springer, Cham, 2018.1299-1309
6. Leung DY, Eichenfild LF, Boguniewicz M. Atopic Dermatitis (Atopic
Ezcema). In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ, editor. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 7 ed. New
York: McGraw-Hill; 2008.146-157.
7. Lehman JS, Kalaaji AN, Roger RS, Stone RA, Pemphigoid nodularis. Cutis.
2011.224-226.
8. Prurigo. In : Principles of Pediatric Dermatology. Didapat dari
:http://www.drmhijazy.com/english/chapters/chapters36.htm

21
Lampiran 1

22
23
Lampiran 2. Plan of action
Tolak Ukur
Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana Waktu Dana Lokasi Metode
Proses Hasil

Edukasi Meningkatkan Masyarakat Petugas Beberapa Dari Kantor Penyuluhan -Pemberian Peserta
mengenai kesadaran diri umum kesehatan bulan puskesmas kelurahan materi mengenai memahami apa
kebersihan diri pentingnya menjaga sekali atau edukasi yang
dan kerbersihan untuk puskesmas kesehatan disampaikan
lingkungan kesehatan kulit terdekat -Sesi tanya oleh petugas
jawab antara kesehatan
presentan/
petugas
kesehatan dan
masyarakat
Pemeriksaan Skrining untuk Masyarakat Petugas Beberapa Dari Puskesmas Observasi -Anamnesis Petugas
kesehatan melihat apakah umum kesehatan bulan puskesmas terdekat langsung -PF kesehatan
terdapat tanda-tanda sekali (anamnesis, mengetahui
mulai terjadinya PF) masalah
masalah kesehatan kesehatan yang
yang dapat diatasi ada di
segera masyarakat
sehingga dapat
ditangani
segera

24
25

Anda mungkin juga menyukai