LANDASAN TEORI
2.1. Perancangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perancangan adalah proses, cara,
perbuatan merencanakan (merancangkan). Sementara menurut Krismiaji dalam
bukunya Sistem Informasi Akuntansi menyebutkan bahwa perancangan terdiri dari
dua kategori. Pertama adalah perancangan logis, dimana proses ini menerjemahkan
kebutuhan atau syarat dari user ke dalam skema konseptual. Kedua adalah
perancangan fisik, dimana proses yang dilakukan adalah mengubah perancangan
konseptual ke struktur yang secara fisik tersimpan[9].
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada proses perancangan,
yang pertama kali dilakukan adalah menerjemahkan kebutuhan apa saja yang harus
ada, kemudian baru selanjutnya digambarkan kebutuhan itu harus seperti apa.
2. Prosedur-prosedur
3. Data
II-1
II-2
4. Software
abstrak, struktur logis atau konsep yang berisi prosedur atau langkah-langkah acuan
tertentu yang dapat dijadikan pedoman penelitian yang memungkinkan peneliti
mendapatkan penemuan baru.
Adapun dalam dunia arsitektur enterprise, dikenal istilah architectural
framework. Dikutip dari pendapat Roger Sessions dalam artikelnya yang berjudul
“A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture Methodologies”
pengertian dari kerangka kerja enterprise architecture adalah “A skeletal structure
that defines suggested architectural artifacts, describes how those artifacts are
related to each other, and provides generic definitions for what those artifacts
might look like.”[5]
Dari pengertian di atas didapatkan beberapa poin penting mengenai kerangka
kerja arsitektur enterprise, bahwa kerangka kerja merupakan pola terstruktur yang
menentukan artefak apa saja yang dibutuhkan, menjelaskan bagaimana antara
artekaf yang satu berhubungan dengan yang lain, serta menjelaskan bagaimana
seharusnya artefak tersebut dibuat.
Tujuan utama dari digunakan suatu kerangka kerja acuan adalah untuk
menghasilkan suatu blueprint. Suatu blueprint merupakan alat bantu yang
digunakan dalam menerapkan suatu teknologi ke dalam organisasi atau perusahaan.
Di dalamnya terdapat rincian proses bisnis, informasi dan teknologi yang sebaiknya
digunakan sebagai usulan atau masukan bagi organisasi atau perusahaan tersebut.
Selain itu, dengan adanya blueprint, akan membantu pihak-pihak terkait
untuk lebih memahami jika ada perubahan yang dilakukan pada salah satu unsur
yang disebutkan di atas—proses bisnis, informasi dan teknologi.
Seiring dengan berkembangnya istilah enterprise architecture dalam kurun
20 tahun terakhir, selama itu itu pula berbagai framework yang dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan arsitektur enterprise bermunculan. Pada bagian ini penulis
akan membandingkan dua kerangka kerja yang paling umum digunakan oleh pihak
organisasi atau perusahaan. Pertama adalah The Zachman Framerok for Enterprise
Architecture, kedua adalah The Open Group Architecture Framework(TOGAF).
lebih banyak konten ke arsitektur organisasi. Perlu diketahui, bahwa tahapan yang
dilakukan dalam implementasi TOGAF ADM adalah tergantung dari kematangan
disiplin arsitektur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Atau dapat juga
tergantung pada prinsip bisnis yang dimiliki oleh organisasi itu sendiri, sehingga
setelah fase B : Business Architecture dapat saja diikuti oleh fase C : Information
Architecture atau oleh fase D : Technology Architecture.
TOGAF ADM merupakan elemen kunci dari framework yang memberikan
gambaran spesifik mengenai proses pengembangan arsitektur enterprise. ADM
menyediakan 8 fase sekuensial dan 1 fase awal seperti gambar berikut.
sesuai dengan yang diinginkan oleh para pemangku kepentingan. Dan untuk di
KPRI Wiyata Karya sendiri, pemangku kepentingan di sini adalah seluruh
komponen koperasi mulai dari pengurus, pihak pengawas dan juga seluruh anggota
aktif koperasi.
Secara keseluruhan, artefak-artefak yang dihasilkan dari seluruh rangkaian
proses pembangunan arsitektur dengan TOGAF ADM digambarkan dalam ilustrasi
sebagai berikut[10].
Keseluruhan fase pada ADM digambarkan secara seragam mencakup hal-hal berikut :
a. Objective : mendefinisikan hasil yang diharapkan.
b. Approach : menyedikan guide dan strategi rekomendasi.
c. Input & Output : menentukan apa yang diperlukan dalam setiap fase dan bagaimana modifikasinya.
d. Steps : menyediakan langkah-langkah kunci yang disarankan oleh The Open Group dalam mengembangkan arsitektur enterprise dengan
TOGAF.
Berikut rincian dari setiap fase, mulai dari fase A sampai dengan fase F dalam TOGAF ADM.
Tabel 2.1 Rincian Fase TOGAF ADM
Di dalam TOGAF ADM, ada dua jenis diagram UML yang digunakan.
Pertama adalah use case diagram dan kedua adalah class diagram.
1. Use Case Diagram
Use case diagram merupakan salah satu jenis behavioral diagram yang
digunakan untuk menggambarkan serangkaian aksi(use case) yang harus atau dapat
sistem lakukan saat adanya interaksi dengan satu atau lebih user(actor). Setiap use
case harus menggambarkan suatu proses yang hasilnya terlihat nyata dan memiliki
nilai.
Use case diperkenalkan di dalam Rational Unified Process(RUP) untuk
menggambarkan fungsi bisnis, proses, atau aktivitas yang dilakukan dalam suatu
model bisnis. Adapun aktor merepresentasikan sebuah peran yang dilakukan oleh
orang atau sistem eksternal terhadap sebuah sistem, serta berinteraksi dengan sistem
tersebut. Secara detail, berikut adalah fungsi dari use case diagram dalam sebuah
perancangan sistem :
a. Penentuan kebutuhan atau requirements, dengan use case diagram akan
memudahkan proses analisis dalam menangkap apa yang harus ada dalam sistem
b. Dari segi fungsionalitas, menjelaskan apa yang sistem dapat lakukan ketika ada
aksi dari aktor
c. Mendefinisikan bagaimana lingkungan sistem seharusnya berinteraksi, sehingga
sistem mampu melakukan fungsinya dengan benar.
2. Class Diagram
Class diagram adalah salah satu jenis diagram struktural yang
menggambarkan struktur dari sebuah sistem pada level class dan interface,
memperlihatkan fitur, batasan serta relasi di dalamnya. Relasi-relasi yang dimaksud
di dalam class diagram adalah association, generalization, dependencies, dan
lainnya.
Di TOGAF, class diagram digunakan untuk menggambarkan model
konseptual data berupa entitas, atribut berikut dengan relasinya. Melalui class
diagram akan diperlihatkan hubungan antarkelas dalam suatu sistem yang bertujuan
untuk mendefinisikan kebutuhan entitas, namun tidak berhubungan dengan
perancangan database.
Principle catalog berbentuk suatu tabel yang berisi prinsip bisnis atau
arsitektur beserta dengan tujuan kenapa menggunakan prinsip tersebut.
2.5.3. Flowchart
Teori mengenai value chain atau rantai nilai dikemukakan oleh Porter(1985)
untuk menggambarkan serangkaian aktivitas utama dan pendukung dari suatu
organisasi atau proses bisnis[4].
II-19
Secara umum, process flow diagram tidak jauh berbeda dengan flowchart,
yaitu untuk menggambarkan model proses dan yang ada dalam suatu organisasi.
Namun, secara detail diagram ini menunjukkan aliran kontrol antara aktivitas
dan dapat memanfaatkan teknik swim-lane yang mewakili aktor atau kepemilikan
dan realisasi langkah proses.
Selain menampilkan urutan aktivitas, diagram ini juga dapat digunakan untuk
detail kontrol proses, peristiwa yang memicu atau hasil dari penyelesaian proses,
dan juga produk-produk yang dihasilkan dari proses yang dieksekusi. Selain itu,
juga berguna dalam menguraikan arsitektur dengan spesialisasi subjek, karena
menggambarkan "bagaimana pekerjaan dilakukan" untuk setiap fungsinya[11].
II-23
Katalog ini dibuat untuk identifikasi daftar semua teknologi yang akan
digunakan oleh organisasi, berupa hardware, infrastruktur software beserta
aplikasinya. Sebuah portfolio mendukung siklus hidup produk teknologi beserta
versinya, dan juga menjadi dasar dari definisi standar teknologi di sebuah
organisasi/perusahaan[1].
Technology portfolio catalog digambarkan melalui sebuah tabel yang berisi
rincian informasi daftar teknologi yang akan digunakan organisasi.
Roadmap arsitektur adalah sebuah panduan atau arahan bagi pihak organisasi
yang akan mengembangkan arsitektur yang bersifat strategis, berskala besar serta
disertai durasi tertentu. Esensinya adalah tersedianya jalur-jalur pengembangan
arsitektur untuk diikuti. Roadmap ini disusun setelah melalui proses perancangan
arsitektur yang menyeluruh. Berikut contoh dari sebuah roadmap.