Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

FARMAKOLOGI

1. Vitamin B1 (Tiamin)
 Tujuan reaksi
Fungsi metabolik tiamin antara lain pada reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA,
rekasi oksidasi α- ketoglutarat dan reaksitransketolasi – HMP
(HeksosaMonofosfat). Di dalam otak dan hati, segera diubah menjadi TPP
(thiaminpyrohosphat) oleh enzim thiamin difosfotransferase, dimana reaksinya
membutuhkan ATP. Berperan penting sebagai koensim dekarboksilasisenyawa
asam-keto. Beberapaenzim yang menggunakan TPP sbg koensim adalah pyruvate
decarboxylase, pyruvate dehydrogenase, dan transketolase.
Tiamin penting sebagai koensim pyruvate dan α-ketoglutaratedehydrogenase,
sehingga jika terjadi defisiensi, maka kapasitas sel dalam menghasilkan energi
menjadi sangat berkurang Juga diperlukan untuk reaksi fermentasi glukosa menjadi
etanol, di dalam yeast.
 Reaksi Biokimia

2. Vitamin B2 (Ribovlafin)
 Tujuan reaksi
Vitamin B2 berperan sebagai komponen Koenzim Flavin Mononukleotida dan
Flavin Adenine Dinukleotida. Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi
energi bagi tubuh, dan oxsidasi asam lemak dan juga berperan dalam pembentukan

1 |FARMAKOLOGI
sel darah merah serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit,
rambut, dan kuku.
Riboflavin mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis koenzim
FMN dan FAD. Kedua jenis koenzim ini berperan dalam reaksi oksidasi –reduksi
dalam sel sebagai pembawa hidrogen dalam sitem transpor elektron dalam
mitokondria. Keduanya juga merupakan koenzim dehidrogenase yang
mengkatalisis langkah pertama dalam oksidasi berbagai tahap metabolisme glukosa
dan asam lemak. FMN digunakan untuk mengubah piridoksin(vitamin B6) menjadi
koenzim fungsional nya, sedangkan FAD berperan dalam perubahan triptofan
menjadi niasin.FMN dan FAD berfungsi sebagai gugus prostetik enzim
oksidoreduktase,di mana gugus prostetiknya terikat erat tetapi nonkovalen dengan
apoproteinnya. Enzim-enzim ini dikenal sebagai flavoprotein. Banyak enzim
flavoprotein mengandung satu atau lebih unsur metal seperti molibneum serta besi
sebagai kofaktor esensial dan dikenal sebagai metaloflavoprotein. Enzim-enzim
flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa enzim oksidoreduktase yang
penting dalam metabolisma mamalia, misalnya oksidase asam á amino dalam
reaksi deaminasi asam amino, santin oksidase dalam penguraian purin, aldehid
dehidrogenase, gliserol 3 fosfat dehidrogenase mitokondria dalam
prosespengangkutan sejumlah ekuivalen pereduksi dari sitosol ke dalam
mitokondria,suksinat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, Asil ko A
dehidrogenase, serta flavoprotein pengalih electron dalam oksidsi asam lemak dan
dihidrolipoil dehidrogenase dalam reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat serta
áketoglutarat, NADH dehidrogenase merupakan komponen utama rantai
respiratorikdalam mitokondria. Semua system enzim ini akan terganggu pada
defisiensi riboflavin. Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein mengalami
reduksi reversible cincin isoaloksazin hingga menghasilkan bentuk FMNH2 dan
FADH2.
 Reaksi Biokimia

2 |FARMAKOLOGI
3. Vitamin B3 (Niasin)
 Tujuan reaksi
Sebagai koenzim (NAD+, NADP+) beberapa reaksi dehidrogenasi Laktat dehidrogenase
(sitosol), Malat dehidrogenase (Mitokondria Karbohidrat). Berperan dalam reaksi
redoks:Transfer elektro atau hidrogen erat -> hubungannya dengan fungsi FMN, FAD, dan
enzim dehidrogenase. Laktat dehidrogenase (LD, LDH) adalah enzim intraseluler yang
terdapat pada hampir semua sel yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi
dijumpai di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak, dan sel darah merah.
 Reaksi Biokimia

4. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)


 Tujuan reaksi

3 |FARMAKOLOGI
Fungsi vitamin B5 antara lain yaitu berperan dalam reaksi Enzim di dalam
tubuh dan reaksi pemecahan nutrisi makanan. Selain itu fungsi lain dari vitamin
ini adalah sebagai neurotransmiter antara sistem saraf pusat dan otak serta
membantu memproduksi senyawa asam lemak dan hormon tubuh. Asam
pantotenat terdapat dalam alam sebagai komponen dalam molekul koenzim A.
vitamin ini diperlukan oleh tubuh sebagai faktor pertumbuhan. Koenzim A
berperan penting sebagai pembawa gugus asetil, khususnya dalam biosintesis
asam lemak.

 Reaksi Biokimia

5. Vitamin B6 (Piridoksin)
 Tujuan reaksi
Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu piridoksin,
piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang bersesuaian. Bentuk aktif dari
vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari
dalam intestinum , tetapi hidrolisis tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama
proses pencernaan. Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam
plasma .
Sebagian besar jaringan mengandung piridoksal kinase yang dapat mengkatalisis
reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang belum terfosforilasi menjadi
masing- masing derivat ester fosfatnya. Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada
beberapa enzim dalam metabolisme asam aimno pada proses transaminasi,
dekarboksilasi atau aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses
glikogenolisis yaitu pada enzim yang memperantarai proses pemecahan glikogen.
 Reaksi Biokimia

4 |FARMAKOLOGI
6. Vitamin B9 (Asam Folat)
 Tujuan reaksi
Asam folat ini terdiri dari basa pteridin yang terikat dengan satu molekul masing-
masing asam P- aminobenzoat acid (PABA ) dan asam glutamat. Tetrahidrofolat
merupakan bentuk asam folat yang aktif. Makanan yang mengandung asam folat akan
dipecah oleh enzim-enzim usus spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi
. kemudian oleh adanya enzim folat reduktase sebagian besar derivat folat akan direduksi
menjadi tetrahidrofolat dala sel intestinal yang menggunakan NADPH sebagai donor
ekuivalen pereduksi.
Tetrahidrofolat ini merupakan pembawa unit-unit satu karbon yang aktif dalam
berbagai reaksi oksidasi yaitu metil, metilen, metenil,formil dan formimino.

5 |FARMAKOLOGI
 Reaksi Biokimia

a. Menuliskan reaksi kimiawi tubuh yang membutuhkan vitamin C, salah satu vitamin
A, vitamin D3, vitamin E
1. Vitamin C (Ascorbic acid)
Asam askorbat melakukan banyak fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh
manusia. Fungsi-fungsi ini termasuk sintesis kolagen, karnitina dan
neurotransmitter, sintesis dan katabolisme tirosina dan metabolisme microsome.

6 |FARMAKOLOGI
Ascorbate bertindak sebagai reduktor (yaitu elektron donor, anti-oksidan) dalam
sintesis dijelaskan di atas, mempertahankan besi dan tembaga atom di negara-
negara mengurangi mereka.
Vitamin c bertindak sebagai donor elektron untuk delapan enzim.Reaksi
menambah gugus hidroksil asam amino prolina atau lisin dalam kolagen molekul
melalui prolyl enzim dan lysyl hidroksilase, kedua memerlukan vitamin c sebagai
suatu kofaktor. Hidroksilasi memungkinkan molekul kolagen menganggap
struktur tiga helix dan membuat vitamin c penting untuk pembangunan dan
pemeliharaan jaringan parut, pembuluh darah dan tulang rawan.

2. Vitamin A(Retinoic acid (salah satu Vitamin A)


Retinol berfungsi untuk reproduksi, dalam penglihatan dibantu oleh retinal
(komponen rhodopsin pada sel batang di retina). Pada sel batang dalam keadaan gelap
11cis-retinal secara spontan dan spesifik terikat pada opsin, yaitu suatu protein
penglihatan membentuk rhodopsin. Bila ada sinar rhodopsin membentuk all-trans retinal
dan opsin kembali. Reaksi ini disertai perubahan yang menginduksi jalur ion Ca pada
membran sel batang sehingga merangsang syaraf pada mata dan signal dapat diterima di
otak.

7 |FARMAKOLOGI
3. Vitamin E
Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh adalah sebagai antioksidan alami yang
mambuang radikal bebas dan molekul oksigen. Secara partikular, vitamin E juga
penting dalam mencegah peroksidasi membran asam lemak tak jenuh. Vitamin E
dan C berhubungan dengan efektifitas antioksidan masing-masing. Alfa-tokoferol
yang aktif dapat diregenerasi dengan adanya interaksi dengan vitamin C yang
menghambat oksidasi radikal bebas peroksi. Alternatif lain, alfa tokoferol dapat
membuang dua radikal bebas peroksi dan mengkonjugasinya menjadi glukuronat
ketika ekskresi di ginjal.
Sebagai antioksidan, vitamin E berfungsi melindungi senyawa-senyawa yang
mudah teroksidasi, antara lain ikatan rangkap dua pada UFA (Unsaturated Fatty
Acid), DNA dan RNA dan ikatan atau gugus – SH (sulfhidril) pada protein.
Apabila senyawa-senyawa tersebut teroksidasi, maka akan terbentuk ”radikal
bebas”, yang merupakan hasil proses peroksidasi. Radikal bebas yang terjadi akan
mengoksidasi senyawa-senyawa protein, DNA, RNA dan UFA. Vitamin E akan
bertindak sebagai reduktor dan menangkap radikal bebas tersebut. Vitamin E
dalam hal ini berperan sebagai scavenger. Scavenger yang lain selain vitamin E
adalah vitamin C, enzim glutation reduktase, desmutase dan perosidase, yang
bersifat larut dalam air. Scavenger yang larut dalam lemak adalah vitamin E dan
ß-karoten.

8 |FARMAKOLOGI
4. Vitamin D3
Vitamin D dari makanan diserap pada bagian proksimal usus halus. Baik anak-
anak maupun orang dewasa dapat menyerap sampai 80% dari jumlah vitamin D
yang dikonsumsi, tergantung faktor-faktor yang membantu atau menghambat
penyerapan. Setelah diserap, vitamin D digabungkan dengan kilomikron dan
diangkut dalam sistem limfatik. Dari sistem limfatik, vitamin D dilepaskan, dari
kilomikron dan masuk ke saluran darah. Di dalam plasma darah, vitamin D diikat
oleh suatu protein pentransport, yaitu vitamin D-binding protein (DBP) atau
globulin. Melalui saluran darah tersebut, vitamin D ditransportasikan ke hati dan
oleh mikrosom/mitokondria hati, vitamin D3 dihidroksilasi pada posisi ke-25,
menjadi kalsidiol (calcidiol, atau 25-hidroksi-kolekalsiferol/ 25-hidroksi vitamin

9 |FARMAKOLOGI
D3 ) dengan bantuan enzim 25-D3-hidroksilase. Selanjutnya 25-hidroksi vitamin
D3 memasuki sirkulasi menuju ginjal.
Bila kadar kalsium darah rendah, kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon
parathormon yang akan merubah kalsidiol menjadi kalsitriol. Proses ini terjadi di
mitokondria tubulus proksimalis ginjal, dimana 25-hidroksi vitamin D3
mengalami hidroksilasi pada posisi ke-1 menjadi 1α- 25-dihidroksi vitamin D3,
dengan bantuan enzim 1α-hidroksilase. Senyawa 1α-25-dihidroksi vitamin D3
inilah yang merupakan metabolit vitamin D3 yang paling kuat dan berperan dalam
meningkatkan absorbsi kalsium dalam usus dan reabsorbsi kalsium dalam ginjal.
Bila kadar kalsium darah tinggi, kelenjar gondok (tiroid) mengeluarkan
hormon kalsitonin (calcitonin) yang akan mengubah kalsidiol menjadi 24,25-
dihidroksi vitamin D3 dengan adanya peran enzim 24-hidroksilase yang
menghidrolisis 25-hidroksi vitamin D3 pada posisi 24. Metabolit 24,25-dihidroksi
vitamin D3 ini adalah bentuk vitamin D inaktif, berkepentingan dalam
peningkatan absorbsi kalsium dari usus, tetapi menurunkan kalsium dan fosfor
serum untuk meningkatkan mineralisasi tulang.

10 |FARMAKOLOGI

Anda mungkin juga menyukai