Anda di halaman 1dari 3

PENGAMATAN UTILITAS AIR KOTOR

PADA BANGUNAN MALL SOLO SQUARE

Disusun Oleh :
Adiel Edo Atmanto (I0217070)
Nugraheni Kartika Putri (I0217070)
Oktarina Nathania Putri (I0217070)

Dosen Pembimbing:

Ir. Suparno, M.T.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Definisi bangunan gedung menurut UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung pasal 1, adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau di dalam tanah
dan atau air , yang berfungsi debagai tempat manusia melakukan kegiatan, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
Berdasarkan pasal 1 diatas, bangunan gedung dapat dibedakan berdasarkan fungsi
dan ketinggiannya. Bangunan gedung berdasarkan ketinggiannya dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis yaitu, bangunan bertingkat tinggi dengan jumlah lebih dari delapan
lantai, bangunan gedung bertingkat sedang (medium rise building) dengan jumlah lantai
lima sampai dengan delapan lantai, dan bangunan gedung bertingkat rendah (low rise
building) dengan jumlah lantai satu sampai dengan empat lantai.
Bangunan gedung bertingkat sedang (medium rise building) pada umumnya
digunakan sebagai mall, perkantoran, kampus, rumah sakit, dan sebagainya.
Mall merupakan pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa departement
store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi
bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yang
merupakan unsur utama dari sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai
sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung
dan pedagang (Maitland dalam Marlina, 2008:215). Untuk menunjang kegiatan dan
pelayanan dalam mall memerlukan adanya utilitas. Utilitas medium rise building berbeda
dengan utilitas low rise building atau high rise building, perbedaan tersebut antara lain,
penggunaan system air bersih dan air kotor yang melalui tahapan berbeda, penggunakan
listrik, jenis dan system pendingin udara, transportasi vertical dan horizontal.
Pada pembahasan kali ini akan dibahas mall dengan medium rise building.
Untuk melengkapi pembahasan utilitas, dilakukan survey guna memperoleh data, yang
kemudian akan dianalisis. Mall yang dipilih sebagai objek survey adalah Solo Square
yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi No.451-455, Pajang, Laweyan, Kota Surakarta,
Jawa Tengah. Bangunan Solo Square memiliki ketinggian dengantotal 5 lantai sehingga
termasuk dalam golongan medium rise building.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai
utilitas pada suatu bangunan, khususnya utilitas air kotor.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

Anda mungkin juga menyukai