Penyelidikan sebelum lapangan dilakukan dengan tahapan berupa persiapan awal pra lapangan meliputi kegiatan studi literatur geologi daerah peninjauan dari penelitian terdahulu serta penyediaan peta topografi dengan skala 1 : 50.000, peta morfologi dan peta geologi regional daerah penyelidikan untuk kegiatan lapangan dengan skala 1 : 50.000.
3.2 Penyelidikan Lapangan
Kegiatan penyelidikan lapangan dilakukan dengan tahap awal berupa pemetaan permukaan (surface mapping) pada daerah yang berpotensi memiliki endapan batubara dengan cara melakukan pengamatan meliputi ciri-ciri fisik batubara, pengukuran kedudukan lapisan, ketebalan, penyebaran, dan tebal tanah penutup overburden (OB), juga dilakukan pengamatan serta pengukuran roof & floor, untuk mengetahui tebal, panjang, dan lebar dari dimensi batubara. Ketebalan batubara dapat diukur langsung dilapangan jika roof dan floor diketahui, sedangkan yang tidak tersingkap semua dilakukan pengamatan dengan menggunakan sumur uji (test pit) untuk mengetahui roof dan floor serta ketebalannya. Pengamatan juga dilakukan dengan memanfaatkan keterdapatan sungai dengan cara menyusuri aliran-aliran sungai yang diharapkan terdapat singkapan batubara. Selain itu proses pemetaan geologi permukaan juga dilakukan dengan tujuan mendapatkan anomaly geologi, variasi geologi, sebaran litologi dan juga struktur geologi yang ada pada daerah pengamatan. Dari hasil pengamatan akan didapatkan data geologi yang nantinya akan membantu dalam menentukan seam lapisan batubara serta korelasi singkapan batubara dan selanjutnya akan digunakan sebagai data penunjang pada kegiatan eksplorasi selanjutnya. Dari data tersebut diolah dan di evaluasi untuk mengetahui gambaran tentang pola penyebaran seam batubara, gambaran cadangan batubara yang kemudian dapat digunakan untuk data referensi untuk penentuan areal prospek (Prospecting Area) yang selanjutnya digunakan untuk permohonan atau usulan daerah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Izin Usaha Produksi untuk proses pertambangan selanjutnya. 3.2.1 Pemetaan Geologi Pemetaan Geologi permukaan juga dilakukan dengan tujuan mendapatkan variasi dan sebaran litologi serta struktur geologi. Data Geologi ini akan membantu dalam penentuan seam dan korelasi singkapan batubara serta berguna dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi batubara di daerahiniselanjutnya. Data hasil Eksplorasi diolah dan di evaluasi untuk mengetahui pola penyebaran seam batubara, cadanganbatubara yang selanjutnya dapat digunakan untuk penentuan areal prospek (Prospecting Area) untuk permohon peningkatan usulan daerah Kuasa Pertambangan (IUP) Izin Usaha Produksi. a. Lokasi dan Luasan Lokasi pemetaan geologi berada pada Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, dengan luas pengamatan geologi 66.097,52 m2. b. Metoda dan Skala Peta dasar yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah peta topografi skala 1 : 50.000 dari BAKOSURTANAL, sedang pengukuran posisi singkapan batubara, lokasi sumur uji / parit uji, dilakukan dengan alat ukur GPS. c. Pengambilan Conto, Metoda, Lokasi dan Jumlah Lokasi pemetaan geologi berada pada Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu dengan luas 66.097,52 m2 memiliki tujuan utama dari kegiatan pemetaan geologi adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan geologi/jumlah seam dan untuk menentukan titik pemboran. Semua singkapan yang ditemukan dideskripsi, khusus untuk singkapan batubara dideskripsi lebih detail yang meliputi kedudukan lapisan (jurus dan kemiringan lapisan), tebal sebenarnya, jenis roof dan floor, serta jenis parting. Peralatan yang dipergunakan dalam pemetaan geologi diantaranya kompas geologi, palu geologi, GPS, roll meter, pita stasiun pengamatan, alat tulis dan peta dasar skala 1:10.000. Selanjutnya untuk melakukan pengamatan terhadap singkapan batubara, kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Pengamatan sifat fisik batubara (warna, kilap, gores, kekerasan, cleat, pengotor, tingkat pelapukan) 2. Pengamatan roof , floor , parting dan interburden batubara. 3. Pengukuran kedudukan lapisan batubara. 4. Pengukuran ketebalan batubara, roof, floor, parting dan interburden batubara. 5. Pengukuran ketebalan pelapukan vertikal dan horizontal batubara. 6. Pengamatan lapisan tanah penutup (overburden) batubara. 3.2.2 Pemetaan Topografi a. Lokasi dan Luasan Lokasi pemetaan Topografi Lokal berada pada Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, dengan luas 25.491.374,51 m2. b. Metoda dan Skala Peta dasar yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah peta topografi skala 1 : 50.000 dari BAKOSURTANAL, pemetaan topografi digunakan untuk mengetahui kondisi topografi local pada daerah pengamatan dilakukan dengan menggunakan peralatan survey seperti Total Station, GPS, meteran, dan alat ukur penunjang lainnya. 3.2.3 Pengeboran, Sumur Uji dan Parit Uji a. Lokasi dan Luasan Lokasi pembuatan Sumur Uji dan Pengeboran berada pada Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu yang bertepatan pada arah tenggara peta dengan interval sumur uji 510 m yang memiliki luasan pengamatan 42.178,52 m2 dan luasan area pengeboran 5.792.595,413 m2. b. Metoda dan Skala Metode yang digunakan pada eksplorasi langsung pada tahap ini yaitu pembuatan sumur uji dan juga proses pengeboran, penentuan titik digunakan pada peta dasar yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah peta topografi skala 1 : 50.000 dari BAKOSURTANAL. c. Pengambilan Conto, Metoda, Lokasi dan Interval Lokasi pembuatan Sumur Uji dan Pengeboran berada pada Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu yang bertepatan pada arah tenggara peta dengan interval sumur uji 510 m yang memiliki luasan pengamatan 42.178,52 m2 dan luasan area pengeboran 5.792.595,413 m2. Pada beberapa lokasi singkapan batubara yang tertutup tanah akan dilakukan pembuatan sumur uji (test pit). Pembuatan sumur uji dapat menggunakan alat berat atau dengan peralatan sederhana seperti cangkul, ganco, belincong, linggis dan ember. Kegunaan dari sumur uji untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah penutup, lapisan bawah dari lapisan batubara, memperoleh kejelasan posisi jurus dan kemiringan lapisan batubara serta untuk mengukur ketebalan lapisan batubara dan mendapatkan contoh batubara yang masih segar. Sumur uji yang dibuat berukuran 2 m x 2 m dengan kedalaman mencapai batubara 10 m. Lokasi pembuatan sumur uji dipilih yang tepat dan mewakili.Umumnya sumur uji dibuat tidak jauh dari lokasi singkapan dan di lokasi. Selanjutnya dilakukan pemboran dengan titik potensial, tujuan utama pemboran adalah untuk mengetahui secara pasti ketebalan batubara, variasi ketebalan, jumlah lapisan batubara, dan urutan litologi yang ada di daerah penyelidikan. Perencanaan titik pemboran dilakukan berdasarkan data hasil pemetaan geologi lokal terutama pada posisi singkapan batubara sehingga dapat ditentukan jumlah dan penyebaran titik bor. Pola pemboran yang digunakan berupa random dengan kerapatan titik 1500 meter pada saat eksplorasi umum kemudian pada saat eksplorasi rinci menggunakan kerapatan 500 meter.
3.3 Penyelidikan Laboratorium
3.3.1 Analisis Kimia Contoh batubara diambil dari hasil pengamatan lapangan berupa singkapan, sumur uji, dan pemboran dengan sistem coring (hasil pemboran inti). Contoh batubara yang diambil adalah yang mewakili seam, dibersihkan dari lapukan sehingga contoh batubara yang diambil dalam keadaan segar, kemudian dibungkus dengan plastik dengan perekat/lakban agar tidak terpengaruh udara luar. Berat contoh batubara diambil ± 5 kg, kemudian diberi label, nomor, kedalaman dan tanggal pengambilan. Analisa contoh batubara yang diambil dilakukan pada laboratorium Surveyor CCI Samarinda dengan beberapa parameter : Proximate (Moisture, Ash, VolatileMatter, Fixed Carbon), TotalMoisture, Total Sulphur, Berat Jenis dan Calorivic Value dalam kondisi udara kering (adb) dengan standard ASTM. kualitas batubara yang dianalisis diantaranya : 1. Total Moisture (% AR) 2. Moisture (% ADB) 3. Ash Content (% ADB) 4. Volatile Matter (% ADB) 5. Fixed Carbon (% ADB) 6. Total Sulphur (% ADB) 7. Gross Caloric Value (Kcal/Kg ADB) Seluruh parameter kualitas di atas merupakan parameter dasar untuk mengevaluasi sifat-sifat dan mutu batubara.
3.4 Pengolahan Data
3.4.1 Pengolahan Data Geologi Adapun data yang di peroleh dari hasil eksplorasi adalah berupa data singkapan, data pengeboran, data sumur dan data parit uji. Dari data-data inilah kemudian akan dilakukan perhitungan sumberdaya batubara di daerah penelitian. Selanjutnya menjadi pedoman dalam pemodelan tambang dan perhitungan estimasi dari segi ekonomi yang pada akhirnya menjadi suatu data kesatuan yang akan menjadi tolak ukur dalam perhitungan layak tidaknya untuk di tindak lanjuti. 3.4.2 Pengolahan Data Kualitas Pada tahan pengolahan data kualitas kali ini,tidak ada dilakukan. Ini dikarenakan tidak adanya dilakukan kegiatan penyelidikan geofisika. 3.4.3 Pengolahan Data Geofisika Pada tahan pengolahan data geofisika kali ini,tidak ada dilakukan. Ini dikarenakan tidak adanya dilakukan kegiatan penyelidikan geofisika.